.

Sinopsis Drama Yong Pal Episode 4 Part 2

Sinopsis Drama Yong Pal Episode 4 Part 2


Tae Hyun kembali ke ruangannya, betapa kagetnya karena Chae Young sudah kembali duduk disofa mengatakan sudah tidak merokok sambil memoles bibirnya dengan lipstik. Tae Hyun berdiri dari bangkunya, Chae Young menatap Tae Hyun dan terlihat polesan make yang tebal.

Pikiran Tae Hyun kembali ke malam sebelumnya, setelah mereka minum soju, maka pindah ke tempat kedua di bar dengan minum wine bersama, sampai akhirnya ia jatuh tertidur diatas meja bar. Setelah itu seorang pelayan pun membawanya ke hotel dan menidurkan diatas ranjang. 


Chae Young melihat wajah Tae Hyun seperti ada sesuatu yang dicemaskan, Tae Hyun mencoba berdiri dengan bersandar di ujung meja lalu mengaku yang terjadi semalam adalah kesalahan besar jadi meminta untuk dimengerti, lalu kalau memang Chae Young bisa melupakanya, maka ia akan... Tae Hyun  berhenti berbicara, Chae Young bertanya apa yang akan dilakukannya.

“Jika aku membiarkannya saja, apa yang akan kau lakukan untukku?” ucap Chae Young sengaja memancing

“Ah, apa saja yang bisa aku lakukan untuk nyonya?” jelas Tae Hyun


“Tae Hyun.... Biarkan aku bertemu dengan saudara iparku, Han Yeo Jin.”kata Chae Young berjalan kearah jendela

Di depan meja receptionist, Cynthia dibisikan sesuatu oleh pengawal, dengan wajah panik bertanya pada perawat keberadaan Chae Young. Perawat memberitahu sedang ada diruangan Tae Hyun. Cynthia langsung pergi begitu saja, si perawat berteriak memberitahu kalau Chae Young tak ingin diganggu.


Di dalam ruangan
Tae Hyun  pikir Tae Hyun harus berbicara dengan PresDir dan  meminta izin terlebih dulu. Chae Young merasa dirinya itu  hanya sebagai istri PresDir Yang menghabiskan malamnya di Hotel dengan  pegawai tetap rendahan.

“Nyonya, apa yang kau maksud dengan, menghabiskan malam bersama? Aku hanya mabuk...” ucap Tae Hyun merasa tak melakukan apaun

“Aku tahu tidak terjadi apa-apa. Tapi apa kelihatannya seperti itu dalam  kamera CCTV? Kita masuk kedalam kamar hotel bersama. Maafkan aku, Tae Hyun karena memanggilmu  pegawai tetap rendahan, Tapi tolong mengerti kalau aku putus asa dan Sekarang ini, Yeo Jin dalam bahaya”kata Chae Young menjelaskan

Tae Hyun binggung menanyakan maksudnya, tiba-tiba Cynthia datang dengan salah satu pengawal mengatakan  Chae Young harus ikut bersamanya sekarang. Chae Young berteriak bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Si pengawal memberitahu ada Tanda Bahaya, jadi ia harus dievakuasi sekarang. Tae Hyun kaget mendengar evakuasi.


Cynthia yang berjalan dengan cepat diikuti oleh Tae Hyun, memerintahkan untuk Ikuti panduan manual dan evakuasi Nona Young Ae ke halaman parkir di bawah dan Seharusnya petugas keamanan sudah berada disana. Tae Hyun bertanya apa sebenarnya yang terjadi. Cynthia mengatakan tak tahu.

Tae Hyun menahan Cynthia didepan area terlarang, tak terima dengan jawaban “tidak tahu” karen melihatnya berjalan cepat tanpa ada alasannya. Cynthia hanya menjelaskan kalau tidak seorangpun  bisa keluar dari gedung ini sampai istri PresDir dan Nona Young Ae dievakuasi. Tae Hyun masih binggung.

Cynthia meminta Tae Hyun cepat bergerak jadi mereka bisa keluar segera dan apabila mereka bergerak lambat, maka mereka semua bisa mati. Tae Hyun melihat sekeliling lantai 12 masih terlihat tenang tanpa ada yang terlihat panik dan akhirnya masuk ke dalam ruangan Yeo Jin.


Sementara di ruang pipa besar, si pasien sudah berdiri didepan box, dua orang pegawai berteriak panik mengedor-gedor pintu meminta untuk membukanya karena mereka bisa mati. Seorang pria berdasi bertanya melalui walkie talkie apakah pasien VVIP sudah turun semua, lalu memerintah tak ada yang boleh turun sebelum pasien VVIP turun.

Di ruang Yeo Jin, Perawat Hwang sudah melepaskan semua kabel dan menegur Tae Hyun yang baru datang. Tae Hyun mencoba membantu dengan melepaskan cairan berwarna putih, Perawat Hwang langsung melarangnya, akhirnya Tae Hyun memilih untuk membantu mengambil meja trolinya.

Perawat Hwang kembali memanggilnya, ia menarik sebuah rak obat dan dibaliknya ada sebuah lift dengan kunci yang dipegang olehnya, didalamnya sudah ada meja trolly. Tae Hyun terpana melihat semuanya karena dalam ruangan itu memiliki lift khusus yang tidak diketahui oleh orang banyak. 


Walaupun agak sedikit terpana, Tae Hyun berusaha membantu dengan menggendong Yeo Jin dan memindahkanya, lalu masuk ke dalam lift. Dalam lorong khusus, Tae Hyun dan Perawat Hwang mendorong meja dengan cepat, dua penjaga pun sudah menunggu didepan pintu parkir.

Ponsel Tae Hyun berbunyi, Perawat Hwang melirik sinis seperti ada kecurigaan, Tae Hyun melihat adiknya yang menelp lalu teringat semalam kalau meminta supaya adiknya untuk cuci darah. Dengan cepat mengangkat telp dan menanyakan keberadaan adiknya, So Hyun binggung dengan pertanyaan kakaknya saat mengangkat telp .

“Aku bertanya kau ini ada dimana?” ucap Tae Hyun panik, So Hyun makin bertanya-tanya dengan kakaknya yang tidak terbiasa.

“Kau ingin membolos lagi hari ini, kan?”pikir Tae Hyun seperti berharap

“Apa? Tidak! Aku dirumah sakit  sedang cuci darah”kata So Hyun yang ada diatas ranjang.


Tae Hyun menutup telpnya dengan tatapan kosong dan lemas, salah satu pengawal melaporkan “Pasien VVIP ada didalam mobil. Bagaimana keadaannya disana?” mata Tae Hyun melihat Yeo Jin yang sedang dipasang sabuk pegaman dalam mobil ambulance, sementara Perawat Hwang memperhatikannya.

Akhirnya ia berjalan ke arah kemudi dan sengaja mematikan mobil dengan mengambil kuncinya, Dua pengawal berteriak meminta Tae Hyun mengembalikan kuncinya tapi Tae Hyun berlari kepinggir gedung dan mengulurkan tangannya dan siap menjatuhkan kuncinya.

“Jangan mendekat, brengsek! Katakan padaku apa yang terjadi Kalau tidak, kalian akan mencari kunci ini  dibawah sana” ancam Tae Hyun, perawat Hwang dan pengawal terlihat ketakutan.


Tae Hyun sudah berlari dan masuk ke dalam klinik bagian anak-anak, banyak anak-anak yang sedang sakit dan main-main di lingkungan rumah sakit, ada yang senang karena akan segera keluar.

Saat berjalan ke lobby, Direktur  lebih dulu turun dan terlihat acuh saat melihat Tae Hyun, lalu Seo Yoon dengan beberapa pengawal dan juga Chae Young dengan Cynthia keluar dari rumah sakit dengan langkah yang cepat. Sementara disisi lain, ada orang tua yang terlihat bahagia  dengan anaknya dan sepasang kakek dan nenek tanpa tahu apa yang terjadi didalam rumah sakit.

Tae Hyun teringat sesuatu lalu ia berlari kebagia klinik cuci darah, lalu melihat ke gedung sebelah, akhirnya ia meninggalkan adiknya dan berlari ke gedung sebelah. Dengan cepat ia  masuk ke ruang mesin dan area terlarang untuk beberapa orang. 


Ketika sampai didepan pintu, seorang petugas menahannya untuk mendekat karena tempat itu area terlarang. Tae Hyun menyuruhnya minggir karena harus melihatnya, petugas menolak dan meminta supaya Tae Hyun cepat pergi. 

“Maaf... Aku dokternya!” ucap Tae Hyun
“Tidak ada yang boleh masuk kesana” kata Petugas
“Baik...kalau begitu pergi dan beritahukan kepada  orang yang bertanggung jawab disini. Aku akan menhubungi polisi, pemadam kebakaran dan  stasiun TV Dan mengatakan kepada mereka apa yang terjadi disini!” ucap Tae Hyun mengancam, seorang pria berdasi pun akhirnya bertanya apakah benar Tae Hyun adalah dokternya.

Akhirnya semua berada di ruang CCTV, dilayar terlihat pasien dengan wajah biru legam ada disana. Si pria berdasi menjelaskan keadaan Siklotronnya tidak akan bertahan lama dan sekarang tertahan oleh sistim penyaringannya, Tapi sebentar lagi mungkin sesuatu yang buruk akan terjadi, Tae Hyun pikir mereka bisa mendobrak pintunya.

“Membutuhkan waktu beberapa jam untuk meledakkan pintunya” jelas Si pria berdasi
“Memangnya kenapa jika kita membutuhkan beberapa jam?” tanya Tae Hyun
“Sistim penyaringannya akan berakhir sebelum pintu terbuka Maka radiasi akan keluar Sehingga semua orang di dalam RS akan....” ucap Si pria tanpa bisa melanjutkanya.
“Apa maksud yang kau katakan kalau tidak ada jalan keluar?” kata Tae Hyun
“Ada. Dia harus mematikan tombolnya sekarang, tadi Kau bilang kau dokternya? Apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya?” keluh Si pria

Tae Hyun bertanya apakah ia bisa bicara dengan pasien didalam, si pria memberitahu kalau pasien tidak menjawab melalui interkom tapi ia bisa bicara dengan speakernya. Si pria keriting meminta Tae Hyun cepat berbicara karena mereka hampir kehabisan waktu.

Tae Hyun memanggil pasien bernama Hae In, lalu bertanya apakah ia bisa mendengar suaranya dan memberitahu kalau ia adalah dokter yang merawatnya. Hae In mendengarkan suara Tae Hyun yang menggema.  Tae Hyun merasa mengerti dengan perasannya jadi meminta untuk mengajaknya bicara bersama.

“Tidak ada orang lain yang tahu, tapi aku tahu semuanya Karena aku ada di tempat kejadian Aku akan masuk dan membuat pernyataan darimu dan akan memastikan Cha Se Yoon untuk mendapat hukuman yang setimpal. Jika kau diam seperti itu disana, kau akan  mendapat masalah besar! Jadi, keluarlah dan mari kita bicara” ucap Tae Hyun membujuknya

“Ketua Lee tidak memiliki sopan santun saat dia  bicara tadi pagi! Membuatmu jadi kesal, kan? Dan Membuatku jadi marah!”kata Tae Hyun meluapkan emosinya. Hae In melirik sinis lalu berjalan kearah telp.

“Semuanya harus mati!!” ucap Hae In lalu membanting telp begitu saja. Tae Hyun hanya bisa memejamkan matanya karena gagal.


“Ya..kau akan mati” kata Tae Hyun, si pria berdasi langsung mematikan micnya mengumpat Tae Hyun sudah gila berkata seperti itu. Tae Hyun tak peduli kembali menyalakan micnya.

“Kau akan mati... Tapi tidak hari ini, Karena kau akan mati setelah mengalami rasa sakit yang amat sangat. Aku tidak tahu bagaimana kau menemukan  ruangan ini, tapi..Ledakan yang kau bayangkan tidak akan terjadi. Aku sedang bicara soal ledakan yang bisa  menghancurkan  dirimu dan RS ini, Tidak ada hal seperti itu dan tidak akan terjadi” ucap Tae Hyun, Hae In melirik sinis kearah CCTV lalu mengatakan semua ucapan Tae Hyun  bohong.

“Tidak, itu benar. Ledakan disini tidak akan seperti yang kau bayangkan Ketika "Cyclone" yang ada dibelakangmu berhenti, maka tempat ini akan diselimuti oleh awan radiasi. Seperti itulah ledakannya. Lalu Kau dan semua orang di RS akan terkontaminasi oleh radiasi dari ruangan itu Dan kita akan mati secara perlahan, pastinya. Semua orang yang ada di RS Tapi Cha Seo Yoon tidak termasuk dari mereka Karena dia sudah kabur” cerita Tae Hyun.


Ia mengingat sebelumnya saat di lobby, Direktur dan Seo Yoon sudah pergi lebih dulu meninggalkan rumah sakit dan juga Chae Young.

“Orang-orang besar yang ingin kau singkirkan  sudah melarikan diri bersamanyaYa, orang yang berkuasa di dunia ini  tidak akan mudah untuk disingkirkan. Apa yang ku katakan sebelumnya, merupakan  pernyataan untuk memberikan hukuman kepada mereka. Semua itu omong kosong” jelas Tae Hyun

Lalu ia mengingat dengan orang biasa yang tak tahu menahu masih ada didalam rumah sakit tanpa mengetahui apapun dan sepasang kakek nenek yang ada disana dan anak-anak kecil yang sedang sakit.

“Sebaliknya, orang yang akan menghadapi  kematian yang mengerikan Adalah mereka yang tidak bersalah yang datang ke RS untuk berobat. Mereka masih disini karena mereka tidak mendengar adanya peringatan untuk evakuasi Dan diantara mereka yang tidak bersalah yang akan menjadi korban..Ada seorang gadis yang aku kenal”kata Tae Hyun

Tae Hyun teringat dengan senyuman adiknya walaupun harus cuci darah tetap masih bersemangat.

“Karena dia masih kecil, dia sering sakit, Jika keluarganya lebih memperhatikan dan jika orangtuanya lebih peduli kepadanya dan jika dia tidak memiliki saudara laki-laki  yang bodoh maka Dia tidak akan menjadi seperti ini. Dia sudah mendapatkan transplantasi ginjal dari  kakak laki-lakinya Tapi ternyata sia-sia karena tubuh gadis itu menolaknya, Belakangan ini ginjalnya semakin memburuk Jadi dia harus cuci darah” cerita Tae Hyun dengan mata memerah berkaca-kaca.

 

“Ayahnya seorang penjahat, Setiap kali dia pulang kerumah setelah mabuk-mabukan..Dia menghancurkan apa saja. Ketika tidak ada  barang yang bisa dihancurkannya lagi.. lalu dia memukuli istrinya. Ibunya bertahan untuk dipukuli demi  melindungi putri kecilnya.” cerita Tae Hyun

Ia mengingat ayahnya yang memecahkan kaca jendela lalu vas bunga, Tae Hyun yang masih kecil berusaha untuk menyelamatkan adiknya dan ibunya pun jadi sasaran tendangan oleh ayahnya.

“Lalu suatu hari setelah anaknya sudah bertambah dewasa dan akhirnya kehidupannya sudah membaik tapi Si ibu meninggal karena kecelakaan. Kakak sulungnya seorang pegawai magang di RS saat itu dan dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Bahkan dia tidak bisa melakukan operasi untuk ibunya sendiri” cerita Tae Hyun dengan air mata tertengang mengingat ibunya meninggal didepan matanya.
“Pria itu akan menjadi dokter dan menghasilkan uang yang banyak, serta akan memenuhi kebutuhan kehidupan bagi  ibu dan  adik perempuannya” ucap Tae Hyun, air mata Hae In mengalir mendengar cerita Tae Hyun.

“Apa yang dilakukan Cha Seo Yoon sungguh mengerikan tapi kau juga melakukan kesalahan dengan masuk ke dalam kamar hotel, supaya menjadi seorang selebriti dari sebuah perkumpulan dan untuk menutupi kesalahanmu. Seharusnya kau tidak membiarkan orang yang tidak  bersalah mati tanpa alasan.

Mungkin saat ini.. Kau sedang memegang kartunya, dan mencoba untuk mengontrol situasi dengan membunuh orang-orang yang tidak bersalah” ucap Tae Hyun. Hae In masih menangis lalu berteriak dirinya itu bukan orang yang seperti itu dan duduk lemas.

Direktur dan Cynthia sudah pergi dengan mobil menjauh dari rumah sakit, terlihat wajah panik dari Direktur. Tiba-tiba Cynthia meminta untuk menurunkan di tempat itu. Direktur terlihat makin panik mendengarnya.

Cynthia merasa harus kembali ke rumah sakit, Direktur benar-benar kaget karena itu sangat berbahaya. Cyhntia tetap meminta untuk menurunkannya di pinggir jalan. Mobil pun berhenti, ia pun dengan kekuatan hatinya berlari untuk kembali ke rumah sakit.


Hae In berjalan perlahan dari ruang mesin, si pria berkeriting teriak sudah berhasil mengelambuhi komputer dengan begitu menjadikan tingkat radiasi sedikit lebih tinggi daripada yang sebenarnya dengan begitu maka Programnya akan membuat sistim mati secara otomatis lalu mesinnya akan berhenti sebelum sistim penyaringannya berhenti.

Tae Hyun sengaja membiarkan micnya masih menyala lalu kembali berbicara pada Hae In yang masih didalam ruangan.

“Kau dengar itu, kan? Tidak ada alasan bagimu untuk berada disana lagi, jadi Keluarlah. Ayo kita pergi ke lantai lain bersamaku, Lantai 12 tidak cocok bagimu” ucap Tae Hyun membujuk

Hae In menuruni tangga, tapi saat itu terlihat lampu sirine menyala, si pria berdasi panik karena mungkin sudah saatnya meledak. Si pria berkeriting menjelaskan kalau sistem mendeteksi kemungkian adanya  kebakaran sehingga langsung menyemprotkan gas helium tapi kemungkinan Hae In  tidak bisa membuka pintunya dari dalam. Tae Hyun panik menanyakan alasannya.

“Jika ruangan itu menunjukkan kadar  radiasi yang tinggi Maka program akan mengunci pintunya secara otomatis” jelas is pria keriting.

“Hae In, cepat keluar... Cepatlah!” teriak Tae Hyun, Hae In dengan lemas menuruni tangga dan terbatuk-batuk

Ia sempat terjatuh dan terbatuk-batuk, Tae Hyun meminta supaya Hae In harus segera membuka pintunya, lalu mematikan mic bertanya apa yang terjadi apabila Hae In tidak bisa membuka pintunya. Si pria keriting  mengatakan tidak akan ada oksigen didalam ruangan jadi kemungkinan akan mati.


Tae Hyun berteriak meminta Hae In berdiri dan tetap sadar. Hae In berusaha berdiri tapi tubuhnya terlihat sangat lemas dan jatuh lagi dan akhirnya pingsan. Tae Hyun mengingat saat pertama kali melihat Hae In yang tergeletak dilantai dengan luka dibagian perutnya, lalu menahan tangisnya diruang rawat, serta sempat diacuhkan setelah bertemu dengan Do Chul.

“Matikan komputernya! Aku bilang, matikan komputernya!! Sehingga pintunya akan terbuka” perintah Tae Hyun dengan nada tinggi.

“Omong kosong macam apa ini! Demi menyelamatkan satu orang gadis, haruskah kita semua mati?” ucap si pria berdasi.


“Tidak, Kita hanya mengelabui komputernya, Kadar radiasi belum mencapai batas maksimum bagi sistem penyaringannya, kan?” kata Tae Hyun

“Itu benar, tapi.. Begitu komputernya di normalkan, Aku tidak bisa  memanfaatkannya lagi” jelas si pria berkeriting.

Tae Hyun bertanya bagaimana jika mereka mematikannya secara manual menurutnya akan jauh lebih cepat daripada menunggu untuk mematikannya. Si pria berdasi setuju lalu bertanya siapa yang akan masuk ke dalam karena  kadar radiasi kemungkinan tinggi dan Orang bisa mati lemas didalam. Tae Hyun mendapat ke ruangan dari CCTV, si pria berdasi merasa tidak ada gunanya, mengorbankan  orang lain untuk menyelamatkan satu orang

“Biarkan saja komputernya menyala, Aku akan masuk ke dalam, hentikan programnya. Tolong...” ucap Tae Hyun penuh keyakinan. 

Tae Hyun berlari ke arah pintu yang masih dijaga petugas, dalam ruangan terlihat sudah banyak gas, lalu meminta ke arah CCTV untuk membuka pintu. Dua orang yang ada diruang CCTV mulai mengumpat Tae Hyun itu sudah gila. Tae Hyun berteriak meminta untuk membuka pintu, sebelum pintu terbuka dua petugas berlari menghindar.

Akhirnya Tae Hyun masuk memanggul Hae In dan membawanya keluar, setelah itu kembali masuk denga menutup hidungnya,  untuk menyalakan tombol ON. Tiba-tiba tubuhnya terasa lemas dan akhirnya tak sadarkan diri, saat itu juga Cynthia dan yang lainnya berlari masuk kedalam.

Sementara didalam mobil, petugas sudah mendapatkan kabar kalau keadaan rumah sakit membaik jadi mereka bisa kembali. Di belakang, Pelayan Hwang memegang tangan Yeo Jin lalu menghela nafas lega, saat itu terlihat tangan Yeo Jin yang sengaja mengenggam selang infus dan obat pun tak masuk ke dalam tubuhnya.


Tae Hyun berjalan keluar rumah lalu menghirup udara malam dalam-dalam, lalu melihat ada bayangan didepan dapur rumahnya, saat masuk ke dalam melihat ibunya yang sedang menyiapkan makan malam. Tae Hyun tersenyum memanggil ibunya, sang ibu langsung menyuruh Tae Hyun duduk dan makan karena nanti supnya dingin.

“Ibu...apa aku mati?” ucap Tae Hyun menatap ibunya.

“Apa? Kau ini bodoh! Ayo.... Cepat makanlah”kata ibunya, Tae Hyun mencoba masakan ibunya lalu mengatakan itu sangat enak dengan mata menahan tangis.


“Maafkan aku, Tae Hyun. Hanya ini yang bisa aku lakukan untukmu” kata ibunya dengan mata berkaca-kaca

“Aku benar-benar ingin memakannya, Itu adalah bagian yang paling menyedihkan. Sup kacang kedelai yang kau buat”kata Tae Hyun dengan air mata mengalir

Ibunya pun ikut menangis memuji kerja anaknya yang sangat baik dan meminta maaf karena  telah mengalami hari-hari yang sulit  dalam merawat So Hyun. Tae Hyun mengaku kalau itu memang sulit dengan air mata terus mengalir, ibunya memegang wajah Tae Hyun lalu menghapus air matanya dan meminta maaf.

Tae Hyun sudah terbaring diruangan mengigau memanggil ibunya dan tubuhnya diperiksa oleh alat dan si pria berkeriting memberitahu kalau Tae Hyun tak terkontaminasi. Tae Hyun tiba-tiba membuka matanya, Cynthia yang melihatnya khawatir tapi mengumpat Tae Hyun sudah tak waras.
“Bagaimana dengan So Hyun? Apa Hae In baik-baik saja?” tanya Tae Hyun panik dan langsung duduk diatas tempat tidurnya.

“Dia sedang dikarantina dan tidak baik-baik saja, tapi dia tidak akan mati” jelas si pria berdasi, Tae Hyun pun bisa bernafas lega.

Tae Hyun masuk ke dalam ruang cuci darah dan berusaha memperlihatkan senyumanya. So Hyun binggung melihat kakaknya datang dengan nafas terengah-engah. Tae Hyun mengaku sengaja berlari karena sangat rindu dengan adiknya.

“Kau sedang berbohong. Apa Tae Yong mengatakan sesuatu lagi kepadamu?” kata So Hyun, Tae Hyun tak menjawab hanya memegang tangan adiknya.

“Ada apa? Apa benar-benar terjadi sesuatu?” tanya So Hyun penasaran, Tae Hyun mengatakan ia hanya bermimpi

“Apa? Apa aku mati dalam mimpimu?” komentar So Hyun, Tae Hyun menyangkalnya dan mengomel karena adiknya selalu berpikiran buruk saja

“Itu sebabnya kau berlari kesini. Jangan khawatir, Oppa. Mimpi itu biasanya berlawanan dengan kenyataan” ucap So Hyun, Tae Hyun tersenyum membenarkan apa yang dikatakan oleh adiknya itu.


Lantai 12
Beberapa pasien kembali ke tempat perawat, saat itu Tae Hyun baru keluar dari lift, Seo Yoon yang sedang berbicara dengan Cynthia berusaha menyapanya. Tapi saat mendekat, ia langsung memberikan pukulan diwajahnya.

Cynthia sampai kaget melihat Tae Hyun melakukan itu pada kliennya. Beberapa orang yang ada disana pun kaget, termasuk Don Chul dan akan buahnya.

“Aishh.. Dia tahu benar cara menggunakan tinjunya.” komentar si anak buah Don Chul
“ Sekarang dia terlihat seperti Yong Pal.” ucap Don Chul.


Tae Hyun kembali masuk ke ruangan Yeo Jin yang masih kosong, mencoba memejamkan matanya seperti ingin menenangkan diri. Saat itu Perawat Hwang terlihat akan keluar dari lift  lalu berteriak pada Tae Hyun yang masih berdiri tanpa membantunya. Dengan cepat Tae Hyun membantu menariknya.

“Jika kau melakukan seperti itu lagi, Aku akan melaporkannya ke bos” kata Perawat Hwang mengancam

Tae Hyun memindahak kembali Yeo Jin ketempatnya, memasang alat di jarinya dan dibelakang kursi terlihat monitor kembali menyala lalu perawat Hwang akan keluar untuk membawa cairan infusnya lagi.


Saat itu ponselnya berdering, seperti Man Shik karena ia mengumpat untuk tak menelpnya sebelum ia yang menhubunginya. Tiba-tiba Tae Hyun terkejut dan menanyakan harganya, setelah itu kembali mengumpat Man Shik maling.

“Berapa besar jumlah uang yang sudah aku berikan kepada mereka? Dasar brengsek, bagaimana aku bisa membayarnya kembali?Aku bahkan tidak bisa bekerja paruh waktu  akhir-akhir ini” ucap Tae Hyun di telp, saat itu Yeo Jin membuka matanya

 “Aku akan membuang ponsel yang kau berikan kepadaku. Lakukan saja sesuka hatimu. ”kata Tae Hyun menutup ponselnya lalu ia berkata “ini hanya satu diantara yang lainnya”

“Haruskah aku memberikan uangnya?” ucap Yeo Jin, Tae Hyun yang mendengar suara dari belakang langsung mendelikan matanya.