.

Sinopsis Drama Sassy Go Go (Cheer Up) Episode 1 part 1

Sinopsis Drama Sassy Go Go (Cheer Up) Episode 1 part 1

Adegan pertama kita di suguhkan seorang perempuan dengan gaya rambut di kepang yaitu Kang Yeon Doo yang berjalan tengah malam di gedung sekolahnya. Kang Yeon Doo ini menceritakan bahwa masa-masa SMA adalah masa romansa remaja. Yeon Doo masuk ke dalam kelas dan tertawa bahagia melihat hasil rapornya yang sepertinya memuaskan. Ya, Yeon Doo mendapat peringkat ke 4 dari 200 siswa di kelasnya,namun dari dari belakang. Tepatnya peringkat 196 dari 200 siswa. Tertawa namun menangis.

Yeo Doo terlihat bersandar lemas, meratapi hasil rapotnya. Ia merasa hal itu sangat memalukan baginya. Ia bertekad untuk meningkatkan nilainya agar benar-benar bisa memuaskan. Ia belajar 15 jam tiap harinya. Kadang ia merasa iri dengan teman-temannya yang lebih pandai, cantik dan kaya.
" Bukan hanya dalam akademik saja, mereka juga lebih baik soal olahraga dan mempunyai kepribadian yang baik pula. Lebih pintar, cantik dan juga kaya, gumam Yeon Doo".

Menapaki jalan menuju kesekolahnya, Yeon Doo masih saja meratapi peringkatnya. Ia merasa bahwa ia mungkin bodoh,belum lagi berasal dari keluarga yang sederhana.
Sesampai di sekolah, Yeon Doo melihat hingar bingar di dalam kelasnya. Teman-temannya duduk berkumpul seperti sudah menunggu kedatangan Yeon Doo. Teman-teman Yeon Doo sudah duduk bersila melingkari meja dengan masing-masing memegang kertas kecil.
Teman Yeon Doo,”Baiklah 196”, teman Yeon Doo yang lain berkata,”198..”. Min Hyo-Sik (teman Yeon Doo),”Oh itu benar ? 200”.  Seo Ha-Joon,”Kenapa ? Seorang disini mendapat peringkat 198..”. Ternyata semua teman Yeon Doo itu saling memperlihatkan peringkat mereka. Dan rata-rata mereka mendapat peringkat mendekati angka 200. Yeon Doo,”Sebuah tempat dimana orang yang berada di peringkat 200 nyaman dengan berada di peringkat 196….

Yeon Doo mulai merasa nyaman dengan peringkatnya setelah mengetahui hasil dati teman-temannya. Apa mau dikata memang sebatas itu kemampuannya. Yeon Doo mempunyai tim dance. Yang mana anggota dari timnya itu rata-rata dari temannya mempunyai kemampuan menengah ke bawah. Tapi mereka mempunyai bakat di bidang lain, yaitu dance. Satu tahun kemudian gerakan menari mereka sudah nampak lebih kompak dan lincah.

Saat mereka sedang asyik latihan dance, ada seorang murid yang tiba2 mencopot kabel listrik radionya. Sontak saja Yeon Doo dan teman-temannya langsung menghentikan gerakan mereka. Ternyata yang memegang kabel itu adalah seorang laki-laki bernama Kim Yeol. Kim Yeol dan teman-temannya merasa terganggu dengan suara bising radio tim Yeon Doo, karna Kim Yeol dan teman-temannya sedang konsentrasi belajar di dalam kelas. 

Setelah Kim Yeol kembali kedalam kelasnya dan membaca bukunya kembali, ternyata suara bising radio itu kembali terdengar.
Tae Pyung ( Anggota tim Kim Yeol) meminta Kim Yeol melakukan sesuatu sebagai ketua tim. 

Kemudian terlihat pertemuan orang tua yang dilakukan oleh guru dari sekolah SMA Sevit Im Soo-Yong.

Tim dari guru SMA Sevit itu menjelaskan kepada kumpulan orang tua murid bagaimana sekolah SMA Sevit berhasil meloloskan 43 siswa siswi mereka ke Universitas Seoul tahun lalu. Guru Soo Yong menjelaskan bagaimana SMA Sevit sebagai salah satu SMA yang paling banyak meloloskan murid mereka ke Universitas ternama di Korea. Dan Guru Soo Yong menargetkan pada tahun depan yakni 2016 SMA Sevit bisa meloloskan murid mereka hingga 50% ke 3 Universitas SKY College (istilah yang dipakai buat 3 Universitas paling bergengsi di Korea Selatan yakni Universitas Seoul, Universitas Korea, dan Universitas Yonsei). Orang tua pun bertepuk tangan atas program dari guru Im Soo-Yong. Orang tua murid bertanya akan kegiatan klub di SMA Sevit. Im Soo-Yong menanggapi,”Buat yang terbaik ujian  Su Shi, aktifitas klub penting..”. Orang tua murid itu mengadu,”Anakku bilang salah satu klub sering membuat gaduh..”. Tak ingin membuat sekolah SMA Sevit popularitasnya turun, maka Kepala Sekolah Gyung Ran pun angkat bicara. Gyung Ran,”Kebijakan sekolah kami adalah menghapus klub manapun yang menggangu yang lain..”.

Wali murid merasa lega dengan penjelasan dari Gyung Ran. Sebaliknya klub dance dari Yeon Doo tetap tak berhenti latihan dance. Meskipun Hyo Sik harus tersiksa mengayuh sepeda agar radio tetap bisa menyala. Namun klub anak cerdas besutan Kim Yeol tak ingin kalah. Tim Kim Yeol pun memutarkan lagu klasik, sehingga hal itu menyebabkan  latihan dance dari teman2 Yeon Doo menjadi sangat terganggu. Namun Yeon Doo tetap tak ingin kalah. Untuk mengeraskan suara musik dari radionya, Yeon Doo pun membantu Hyo Sik agar bisa mengalirkan aliran listrik dalam jumlah besar ke radio, sehingga bunyi musik radio mereka bisa mengalahkan tim Kim Yeol. Yeon Doo,”Kita tidak akan pernah kalah!”. Hyo Sik,”Ini adalah perang..”. Yeon Doo berteriak,”Real King! Real King”.

Namun tim Kim Yeol tetap tak ingin kalah, Kim Yeol bersama temannya pun mengeraskan suara lagu klasik dari mereka. Teman Kim Yeol,”lagi-lagi…”. Suara lagu klasik semakin keras terdengar. Namun tim dari Yeon Doo tetap tak ingin kalah. Meskipun Hyo Sik sudah kehabisan tenaga. Dengan bantuan dari teman klubnya Da Mi, Yeon Doo pun tetap mengayuhkan sepeda dengan tangan. Yeon Do dan Da Mi terus berkata dan bersemangat,”Lets Go..!!!”. Karena terlalu bersemangat inverter listrik sekolah Sevit  terpaksa harus meledak, karena tak bisa menahan arus listrik yang berlebihan. Yeon Doo pun marah.

Sebaliknya guru Soo Yong serta kepala sekolah Gyung Ran membawa para orang tua murid untuk memperkenalkan fasilitas dari sekolah Sevit. Salah seorang orang tua murid meminta untuk melihat ruangan yang lain. Sebaliknya tim Yeon Doo dan Kim Yeol saling berhadapan2 satu sama lain . Soo A mendapat sms dari ibunya bahwa sang ibu akan segera mendatangi ruangannya. Sebaliknya Kim Yeol sebagai ketua tim angkat bicara. Kim Yeol,”Apakah kami memutuskan listriknya ? Kemudian kalian enak2an belajar… Yeon Doo,”Itulah mengapa kami tidak pandai dalam belajar dan dilarang menggunakan AC, kulkas,  penyaring air, dan listrik ?”.  Yeon Doo mengakui mereka adalah kumpulan siswa yang tak pandai dalam nilai ujian akademik.  Kim Yeol mengejek tim Yeon Doo yang terdiri dari anak2 bodoh.

Teman Yeon Doo marah karena Kim Yeol memandang remeh mereka. Yeon Doo merelai temannya. Yeon Doo,”Kami hanya ingin berbagi listrik. Kalian bahkan tak bisa melakukannya ?”. Kim Yeol,”Kenapa ? Karena orang seperti kalian tak punya takut, sehingga mereka tidak menyelesaikan apapun..”. Kim Yeol tetap tak ingin berbagi listrik dengan tim dance dari Yeon Doo. Akhirnya baik tim Yeon Doo serta Kim Yeol saling berhadap2-an. Tim Yeon Doo harus melawan tim Kim Yeol yang bernama Baekho. Mereka semua terdiri dari orang2 pintar dari sekolah Sevit. Sementara itu tim Yeon Doo bernama Real King yang terdiri dari para siswa-siwi yang memiliki peringkat paling bawah di SMA Sevit. Mereka boleh dikatakan adalah murid2 yang memalukan SMA Sevit. Karena tak tahan Kim Yeol terus mengatai tim dance Yeon Doo adalah orang bodoh, Yeon Doo pun berkelahi diikuti dengan perkelahian anggota tim yang lain. Hanya satu siswi yang tak berkelahi yakni Soo A. Dia hanya terdiam karena orang tuanya akan datang.

Tak lama guru Tae Bum datang dan merelai mereka. Akhirnya kedua anggota tim masuk ke ruangan kelas, dan tak lama orang tua murid pun lewat. Orang tua murid pun tak melihat perkelahian kedua klub tersebut. Guru Tae Bum mempersilahkan para orang tua murid untuk melihat ruangan SMA Sevit yang lain. Sebaliknya guru Soo-Yong memeriksa ruangan lain, dan menemukan tim Yeo Doo merusak inverter listrik. Guru Soo-Yong,”Kalian merusak benda yang paling mahal di sekolah”. Guru Soo-Yong mengancam jika dance tim “Real King” kembali membuat ulah, maka klub mereka akan dibubarkan. Keluar dari ruang belajarnya, Kim Yeol mendapat panggilan telepon dari sang yah, namun Kim Yeol tak ingin mengangkatnya.

Sebaliknya Soo A bertemu dengan ibunya di taman SMA Sevit, sang ibu bertanya persiapan Soo A dalam menghadapi ujian tengah semester. Soo An menanggapi,”Yah ibunda. Saya sudah belajar keras..”. Ibu Soon A berharap anaknya bisa meraih peringkat kedua. Ibu Soon A,”Saya tak ingin melihat kartu laporan yang lain seperti itu lagi..”. Kemudian Yeon Doo serta Soon A berlatih bernyanyi bersama. Yeon Do kesal karena klub dancenya selalu diancam akan dibubarkan. Soo A,”jika kita tetap berkelahi, kalian hanya akan menjadi satu2 yang menderita..”. Yeon Doo,”Apakah kamu pikir Saya bisa berkomunikasi dengan pria seperti itu ?”. Tak lama Soo A mendapatkan SMS untuk sebuah pertemuan siswa.

Yeon Doo pun menawarkan dirinya untuk membersihkan ruangan Soon A yang berantakan. Soo A merasa tak enak, karena Yeon Doo membersihkan kamarnya. Namun Yeon Doo tetap ingin melakukannya, karena Soo A juga sudah banyak membantunya. Saat hendak pergi, teman Soo A memberitahukan bahwa ruang belajar klub Baekho hancur berantakan. Saat Kim Yeol, Soo A, serta tim lain datang melihat, mereka menemukam ruang belajar mereka sudah hancur berantakan.

Klub tim  Baek Ho pun menuduh klub tim Real King yang melakukan hal tersebut. Sebaliknya saat klub tim Real King datang ke ruangan mereka, mereka juga menemukan ruangan mereka sudah penuh coretan. Coretan itu bertuliskan,”Real King Keluar..”. Yeon Doo tertawa melihat tulisan tersebut. Ruang dance Real King juga hancur berantakan. Akhirnya Yeon Doo serta Kim Yeol pun saling bertemu sebagai pimpinan masing2 tim. Yeo Doo,”Hanya untuk sekarang, jika kita tetap bertengkar, kita mungkin akan dibubarkan”. Namun Kim Yeol ingin dirawat layaknya seorang tamu yang datang ke rumah tuan. Akhirnya Yeon Doo berusaha menjadi tuan rumah yang ramah sembari kesal. Kim Yeol meminta minuman coca cola. Yeon Doo memberikan minuman itu, Yeon Doo,”Klub kita cukup mirip, namun hanya kami yang selalu dikutuk dan didiskriminasikan…”. Kim Yeol menanggapi hal itu dengan meniru perkataan dari Bill Gates bahwa hidup ini memang seperti tak adil adanya.

Yeon Doo menjadi marah mendengarnya, dan saat marah Yeon Doo terjatuh. Yeon Doo saling berpapasan muka dengan Kim Yeol.  Keduanya saling salah tingkah. Namun seorang murid menfoto mereka dengan pose yang hampir berciuman. Murid itu menyebarkan foto itu dan menuliskan bahwa Yeon Doo serta Kim Yeol sudah melakukan tingkah laku yang tak bermoral. Foto hampir berciuman ala Yeon Doo serta Kim Yeol itupun dikirim ke hp guru Tae Bum. Foto pose ciuman ala Yeon Doo serta Kim Yeol itu dipampang di mading sekolah. Karena hal itu klub tim Yeon Doo yakni “Real King”  akhirnya dibubarkan oleh pihak SMA Sevit. Da Mi yakin klub tim Baek Ho berada dibalik semuanya. Hyo Sik heran,”Siapa yang mengambil fotonya ?”. Akhirnya Yeon Doo hendak marah ke kepala sekolah Sevit. Yeon Doo merasa adanya ketidakadilan karena hanya klubnya yang dibubarkan.

Namun di depan kantor kepala sekolah Yeon Doo malah dicegat. Sementara itu Kim Yeol lebih dulu berada di ruangan kepala sekolah, Kim Yeol berkata ke kepala sekolah,”Kami berciuman bersama, namun hanya klubnya yang dibubarkan. Hmm, dia seharusnya memiliki ayah yang kaya atau belejar lebih keras lagi. Jika hanya kasus seperti itu, akan baik2 saja. Seperti aku”.  Kim Yeol menyombongkan dirinya yang berasal dari keluarga kaya. Karena Kim Yeol yang memiliki peringkat tinggi di Sevit serta ayah yang berkuasa, makanya Kepala Sekolah Gyung-Ran memberikan keringanan kepada Kim Yeol. Sementara itu, Yeon Doo harus bertengkar dengan guru Soo-Yong, karena dia ingin bertemu dengan kepala sekolah. Guru Soo-Yong mengancam jika Yeon Doo tetap ingin masuk, maka  semua anggota klubnya akan dikeluarkan dari sekolah Sevit.

Yeon Doo,”Ngomong2, setidaknya beritahukan padaku siapa yang mengambil fotonya..”. Tak lama Kim Yeol keluar dari ruangan kepala sekolah. Yeon Doo ingin bertemu dengan kepala sekolah, namun Kim Yeol langsung membawanya pergi dari hadapan kepala sekolah. Mereka pun berbicang secara empat mata. Yeon Doo meminta Kim Yeol untuk memberitahukan kepala sekolah bahwa mereka tidak pernah berciuman, dan tak ada lasan membubarkan klub “Real King”. Namun Kim Yeol ragu kepala sekolah akan mempercayainya. Kim Yeol yakin orang yang memfoto mereka berdua adalah orang yang ingin menjatuhkan Yeon Doo, serta ingin membuat Kim Yeol dihukum. Kim Yeol hanya cuek dan pergi. Yeon Doo meminta agar Kim Yeol dapat mengatakan yang sebenarnya kepada kepala sekolah. Namun Kim Yeol tak ingin melakukannya. Kim Yeol menjelaskan kerugiannya jika dia kembali ke hadapan kepala sekolah, sembari memandang muka Yeon Doo.

Yeon Doo terus merasa jengkel karena sebenarnya dia tak pernah mencium Kim Yeol. Kemudian Yeon Doo yang sedang kebingunan mendatangi pertandingan basket temannya Dong Jae. Saat itu, Dong Jae banyak mendapat dukungan dari penggemar ceweknya.  Para penggemar Dong Jae menjadi tergila2 saat memandang Dong Jae menggiring bola. Namun Dong Jae sempat dimarahi oleh temannya karena membuat kesalahan, dan membuat tim lawan mendapatkan skor. Melihat Dong Jae ditegur oleh temannya, Yeon Doo datang merelai. Anggota tim basket memperingati Dong Jae, Anggota tim basket,”Jika kamu tidak bermain lagi dengan benar, pergilah..” Dong Jae menanggapi,”Saya bermain dengan benar, Saya mendapat 15 dari 30 poin skor yang kita peroleh. Jika saya tidak ditangkap karena kalian, kita pasti menang”. Yeon Doo pun merelai perkelahian antara Dong Jae bersama temannya.

Di ruang latihan, Dong Jae pun kembali berlatih melempar bola basket. Yeon Doo heran Dong Jae yang masih tetap ingin masuk klub basket, padahal memiliki katerbatasan fisik. Yeon Doo,”Kamu sungguh menyukai bola basket ?”. Dong Jae,”yah. Saya menyukainya”. Kemudian Yeon Doo memberitahukan keluh kesahnya di sekolah. Yeon Doo tak yakin dia bisa bertahan bersekolah di sekolah SMA Sevit. Yeon Doo merasa frustasi dengan semua masalahnya. Untuk menghilangkan rasa frustasi, keduanya pun minum sejenak. Tak lama ibu Yeon Doo menelpon, namun Yeon Doo tak ingin mengangkatnya. Ibu Yeon Doo kesal dengan anaknya yang sudah membuat onar di sekolah. Ayah Kim Yeol dan Ibu Yeon Doo pun makan bersama di restoran.

Ibu Yeon Doo terlihat penuh perhatian dengan ayah Kim Yeol karena tak membiarkan ayah Kim Yeol makan sendirian. Ibu Yeon Doo memandang ayah Kim Yeol yang sedang makan. Ibu Yeon Doo berharap Yeon Doo dapat berjumpa dengan pria seperti ayah Kim Yeol. Tak lama Yeon Doo mendapat sms dari Da Mi bahwa ruang latihan “Real King” sudah dikosongkan. Yeon Doo bergegas pergi,  kemudian Soo A mengapus foto di hpnya. Ternyata yang menfoto pose ciuman Yeon Doo serta Kim Yeol adalah Soo A. Seluruh barang anggota tim Real King pun dikeluarkan. Yeon Doo merengek agar barang dari klub “Real King” tak jadi dikeluarkan. Di depan kepala sekolah, Yeon Doo berjanji bahwa Real King tidak akan membuat ulah lagi.

Yeon Doo,”Kami tak bisa hidup tanpa ini. Kami tak bisa bernafas tanpa ini. Kepala Sekolah menanggapi,”Apa kamu bilang sekolah ini menyesakkan kamu ?. Sekolah lain mungkin lebih cocik dengan kalian”. Kemudian Kepala Sekolah pun pergi. Semua anggota klub “Real King” merenung di depan sekolah. Hyo Sik,”Saya minta maaf Yeon Doo..”. Ha Joon,”Saya tak ingin hidup sebagai orang rendahan (orang yang dihina) di sekolah ini lagi”. Da Mi meminta Yeon Doo menyerah karena nasib Real King sudah berahir. Yeon Doo berusaha untuk tegar dan meminta para anggota Real King untuk kembali belajar seperti siswa lainnya di SMA Sevit. Anggota Real King sempat lemas mendengarnya.