.

Sinopsis She Was Pretty Episode 13 Part 1

Sinopsis She Was Pretty Episode 13 Part 1

Setelah Sung Joon mencium Hye Jin kemudian ia memeluknya. Hye Jin merasa sedih kenapa Sung joon terlihat kurus. Seberapa susah pekerjaannya hingga ahirnya ia kelelahan dalam berkerja hingga jatuh pingsan. Sung Joon mencoba menenangkan Hye Jin bahwa ia baik-baik saja. kemudian Sung Joon melihat syal miliknya di pakai oleh Hye Jin.

"ini aku ambil dari princess, kapan kau datang?, tanya sung joon."

“Semalam, aku ke sana karena merindukanmu, tapi sudah terlalu larut, jadi kutahan. Sekarang tak akan kutahan, jika menyukaimu, merindukanmu, ingin memelukmu, Takkan lagi kutahan.” ucap Sung Joon sambil mengelus rambut Hye Jin.

Keduanya kembali berpelukan, Sung Joon tersenyum bahagia mengungkapkan rasa yang sangat menakjubkan. Tiba-tiba terdengar jeritan “Oh! Mamma mia!”, Hye Jin menjerit panik karena yang datang itu Nyonya Kim.

Nyonya Kim mengintip dari jendela pintu lalu masuk ke dalam, Sung Joon berpura-pura sedang membaca buku dan duduk diatas tempat tidurnya. Tangan Nyonya Kim langsung menyentuh wajah Sung Joon yang terlihat pucat, dari balik lemari terlihat baju Hye Jin yang sedikit keluar, akhirnya bisa dimasukan kembali.

“Wajahmu seperti kulit jeruk yang mengering. Kepalamu yang sudah kecil seperti kacang akan menghilang!” jerit Nyonya Kim berlebihan sambil memegang wajah Sung Joon, untuk melepaskanya Sung Joon mengaku baik-baik saja.
“Apa maksudmu kau baik-baik saja? Melihatmu seperti ini, membuat hatiku hancur.” jerit Nyonya Kim lalu mendengar suara gigi bergertak.

Ia mencoba mendekat lemari, Sung Joon panik langsung mengatupkan mulutnya seperti yang biasa dilakukan Hye Jin saat panik, mengaku karena merasa kedinginan dan badannya tidak sehat. Nyonya Kim makin panik ingin memberikan pelukan supaya hangat. Sung Joon buru-buru mengipas wajahnya karena berubah menjadi kepanasan. Nyonya Kim sekarang ingin membuka baju Sung Joon apabila kepanasan. Sung Joon memegang bajunya agar tak dibuka semua kancingnya.

“Dengan kemampuanmu, menurutku semua demi Most sungguh akan berhasil. Jadi, jangan kerja terlalu keras. Tentu saja aku akan mendukungmu juga. Keponakanku yang menakjubkan, sempur...” jerit Nyonya Kim lalu terhenti karena tak ingin membuka rahasianya.

Sung Joon mengucapkan terimakasih, Nyonya Kim mengaku ingin meminjatnya semalaman tapi tak bisa karena ada rapat, akhirnya pamit pergi. Baru sampai didepan pintu ia berbalik, Sung Joon yang akan turun langsung duduk seperti akan minum teh, Nyonya Kim berkomentar, Sung Joon memakai pakaian rumah sakit bukan MOST, jadi berharap agar lekas sembuh dan kembali untuk berpakaian MOST.

Sung Joon akhirnya membuka pintu lemarinya, Hye Jin dengan wajah panik menanyakan apakah Nyonya Kim sudah benar-benar pergi. Sung Joon menganguk lalu tersenyum mengejek Hye Jin itu maniak-lemar karena dulu pernah bersembunyi di lemari ruanganya.

Hye Jin mengaku masih benar-benar terkejut, keduanya saling menatap dan akan berciuman. Sung Joon tersenyum melihat Hye Jin yang sudah menutup matanya dan bibirnya yang lebih maju. Sung Joon membuka matanya lalu mengoda.

“Sedang apa kau? Kenapa dengan mata dan mulutmu? Aku mau kau pegangkan ini. Aku ini kan pasien. Oh ya ampun, jadi kau kira aku mau menciummu? Sepertinya Kim Hye Jin bukan hanya maniak-lemari tapi juga maniak-ciuman.” goda Sung Joon,

“Tidak.... bukan seperti itu.... Alasanku menutup mata... “ ucap Hye Jin langsung menutup mulutnya dan berusaha menyangkalnya.

Sung Joon tersenyum langsung memberikan kecupan dibibirnya, Hye Jin sedikit kaget, Sung Joon mengecup kening dan pipinya. Hye Jin tersenyum bahagia, begitu juga Sung Joon, keduanya tertawa bersama.

Hye Jin masuk ke dalam lift, melihat Shin Hyuk yang berdiri disampingnya menyapanya dengan senyuman, tapi wajah Hye Jin masih merasa tak enak hati. Saat lift berjalan naik, Shin Hyuk mengeluarkan suara seperti kentut dan menunduh Hye Jin, semua yang ada didalam langsung mengarahkan pandanganya pada Hye Jin.

Shin Hyuk berkomentar pencernaan Hye Jin sedang tidak baik, Dengan wajah kaget, Hye Jin berusaha menyangkalnya. Shin Hyuk kembali mengeluarka suara kentut yang lebih besar, pandangan langsung tertunju pada Hye Jin. Kembali Hye Jin berusaha menyangkal tapi seperti semua tak percaya, Shin Hyuk pun tersenyum berhasil menjahil Hye Jin kembali.

“Apa yang kau lakukan, Reporter Kim? Semuanya mengira aku. Kenapa kau begitu?” teriak Hye Jin kesal saat akan masuk kantor

“Itu dia! Begitulah, Jackson!!! Ayo buat diri kita saling nyaman. Jangan menyesal, canggung, dan menjauh dariku. Jangan bersikap begitu, itu kekanakan.” tegas Shin Hyuk

Hye Jin masih merasa tak enak hati, Shin Hyuk pikir apabila kehilangan adiknya sebaik Jackson itu lebih memalukan, jadi memintanya agar membuat situasnya menjadi senyaman mungkin untuk sekarang, lalu membuat bulan dari jarinya untuk setuju dan mengoyang-goyangkan tubuhnya. Hye Jin hanya menatap sedih Shin Hyuk seperti masih belum merasa nyaman, tapi akhirnya setuju dengan memberikan senyumanya.

“Ahhhh...  betapa beruntungnya WaPemRed punya wanita yang menakjubkan. Jika WaPemRed tidak baik padamu, segera beritahu aku. Akan kumarahi dia bagaikan kakakmu.” ungkap Shin Hyuk sambil memeluk sang adik.

Sung Joon menatap tabnya lalu berjalan maju ketika mendengar suara bunyi pintu lift yang datang, tapi yang terjadi salah melangkah ke pintu lift yang tertutup akhirnya terjatuh karena terbentur.

Tapi karena hatinya yang sedang bahagia, malah tertawa karena terjatuh lagi akibat selalu menatap tabnya. Eun Young yang tak jauh dari sana, melihat Sung Joon yang tertawa sendirian didepan lift yang tertutup, pintu lift tempat Sung Joon jatuh terbuka. Beberapa pegawai akhirnya harus melangkahinya agar bisa keluar, Sung Joon buru-buru berdiri dan masuk ke dalam lift.

Sung Joon masuk ke dalam ruangan, berpura-pura merasa silau karena melihat Hye Jin yang ada dilantai atas, wajah Hye Jin sumringah melihat Sung Joon yang akhirnya datang ke kantor. Joo Young terlihat khawatir melihat Sung Joon datang karena seharusnya beristirahat.

“Aku sungguh baik-baik saja. Kalau begitu, ayo semua kerja keras hari ini. Semangat.” ucap Sung Joon sambil mengerak-gerakan badanya dan tersenyum sumringah lalu masuk ke dalam ruanganya sambil bersiul.
Han Sul binggung melihat sikap Sung Joon yang tak seperti biasanya, Eun Young menceritakan sebelumnya melihat Sung Joon terbentur pintu lift, Poong Ho melihat ada sesuatu yang mencurigakan dengan wajah seperti itu biasanya seperti orang yang baru saja berkencan dengan seseorang.

Shin Hyuk langsung memutar kembali kursinya, Hye Jin mendengarnya sambil mengantungkan pakaian. Ah Reum penasaran tipe wanita seperti apa yang ditemui atasanya itu. Tiba-tiba dua baju yang digantung, mendarat di lantai satu, Hye Jin yang sibuk mendengarnya sampai tak sadar malah menjatuhkanya. Shin Hyuk hanya tersenyum melihat sikap Hye Jin yang panik.

Sung Joon langsung tersenyum sumringah saat Hye Jin masuk ke dalam ruanganya. Hye Jin buru-buru menutup jendela ruangan, memberikan surat dan meminta Sung Joon tidak terlihat jelas. Sung Joon binggung dengan ucapan Hye Jin.

“Kau tertawa seperti seseorang yang bautnya kendor, dan bahkan mengerutkan bibir sambil bersiul. Mereka bertanya-tanya apa kau punya pacar dan wanita seperti apa yang kau kencani” jelas Hye Jin panik.

“Jadi tak baikkah jika orang-orang tahu?” tanya Sung Joon.

“Jika sikapmu jelas begitu, kita akan merasa tak nyaman. Tolong bersikaplah seperti biasa, seperti biasa saja.” pinta Hye Jin

Sung Joon bertanya siapa biasa seperti apa. Hye Jin menjerit kesal lalu memberitahu sikap Sung Joon yang selalu mengunakan jam pasir saat akan berbicara, marah pada orang-orang dengan cara yang beringasan, kasar, dan tak menyenangkan. Sung Joon cemberut tenyata dirinya yang selalu beringasan, kasar, dan tak menyenangkan.

Hye Jin berusaha menyangkal Sung Joon yang tak seperti itu dan meminta agar bersikap tak terlalu jelas, lalu menanyakan keadaanya. Sung Joon dengan ketus Hye Jin bisa melihatnya, Hye Jin langsung menahan tangan Sung Joon saat akan mengambil gelas kopi dan meminta hanya minum 3 gelas perhari.  

“Jangan terlihat jelas, coba kurangi minum kopi. Dan jangan pernah buka jendela ini karena akan terlihat jelas. Jangan pernah!” perintah Hye Jin panik sebelum keluar ruangan. Sung Joon tak bisa lagi menahan tawanya melihat sikap Hye Jin yang imut dan meminum gelas kopinya karena masih ada satu kesempatan meminum satu gelas lagi.

Ruang rapat
Sung Joon berkomentar artikel ditanganya itu bisa dimasukkan sebagai desgin bagian dari koleksi Seoul dan minta pendapat orang-orang. Joo Young setuju, aakn mencoba tunjukkan masing-masing ciri dan konsep desainer secara bervariasi. Sung Joon pun meminta Joo Young menyusun dan memperbaikinya.

“Saat kecil, dia tak bisa melakukan presentasi dengan baik, tapi bagaimana dia tumbuh begitu ? Sangat menarik tiap kali melihatnya.” gumam Hye Jin menatap Sung Joon yang melihatnya seperti saat masih tambun.

Sung Joon kecil mulai melipat lengan lajunya menanyakan tim gambar sambil membalikan jarum pasirnya. Tawa Hye Jin terdengar nyaring saat membayangkan Sung Joon. Semua tim langsung menoleh padanya, dengan wajah binggung.

“Kau bilang apa barusan? Muncul "Eh heh"? Fokuslah saat rapat, tolong, fokus. Dan jangan ubah suasananya.” omel Sung Joon, Hye Jin hanya bisa meminta maaf dan Sung Joon menyudahi rapat.
Han Sul dan lainnya menduga Hye Jin itu sedang berkencan sekarang, Shin Hyuk juga mengejeknya, Jakson yang dikenalnya juga bisa berubah sikapnya dengan tertawa sendirian. Hye Jin berusaha menyangkal kalau tidak berkencan.

Hye Jin melompat-lompat bahagia saat memberikan berkas pada Joo Young, lalu bersenandung ketika memindahkan gantungan baju. Semua orang melonggo melihat sikap Hye Jin benar-benar tak seperti biasanya. Ia mengeluarkan suara tetris saat sedang mengstaples berkas, Poong Ho sudah ada disampingnya mengikuti suara tetris.

“Bahkan anjing lewat pun tahu kau sedang pacaran. Kau tunjukkan 10.000 isyarat bahagia yang berbeda sementara aku tak tunjukkan apapun.” komentar Poong Ho.

“Tidak, menurutku tidak begitu.” ucap Hye Jin menyangkal, Poong Ho yakin dugaannya itu benar. Sung Joon menatap sikap Hye Jin yang terlihat jelas sekarang.

“Siapa yang meminta agar berhenti terlihat jelas.” komentar Sung Joon lalu tersenyum melihat Hye Jin malah memberikan tanda yang jelas.

Keduanya berpapasan di depan pintu kantor, Hye Jin mengodanya dengan memuji akting Sung Joon sebelumnya sangat hebat.Sung Joon binggung akting yang mana maksudnya.

“Aktingmu saat sengaja memarahiku agar tak terlihat jelas tadi sangat bagus.” jelas Hye Jin dengan mengacungkan jempolnya.  

“Itu bukan akting. Aku memarahimu karena memang pantas.” jelas Sung Joon dengan wajah serius.
“Oh...jadi kau sungguh memarahiku...?” kata Hye Jin tak percaya

Sung Joon mengangguk berpikir kalau Hye Jin kecewa tapi menurutnya dirinya itu sangat tegas ketika berkerja. Hye Ji mengatakan tak kecewa karena Sung Joon seharusnya tegas saat kerja, dengan lirikan sinis mengejek pacarnya itu mengunakan gaya Amerika lalu masuk ke dalam ruangan. Sung Joon yang melihat wajah Hye Jin yang kesal kembali tertawa karena terlihat sangat imut.

Poong Ho baru selesai membaca novel Ten yang berjudul “Memory” menurutnya penulis itu memang monster dalam hal menulis karena terlalu menarik. Sun Mi dan yang lainnya berusaha meminjam buku itu lebih dulu. Poong Ho pun mempersilahkanya, lalu membahas pada Joon Woo yang mengatakan bahw Ten itu wanita Korea usia 40thn.

“Aku Mungkin kau benar, karena Latar belakang novel ini Korea.” jelas Poong Ho, Joon Woo yakin Ten itu penulis dari korea.

“Eh, kalau begitu Avengers pasti ditulis oleh orang Korea juga karena latarnya di Korea juga.” komentar Han Sul tak setuju.

“Maksudku, jika mereka bukan dari Korea, penulis takkan mampu mengeluarkan emosi sebaik ini.” jelas Poong Ho.

“Tapi, kenapa namanya TEN?” tanya Hye Jin polos, semua juga bertanya-tanya tentang hal itu. Sun Mi pikir  penulis ini hanya akan menulis 10 novel lalu pensiun. Tiba-tiba terdengar teriakan Nyonya Kim turun dari ruanganya.

Ohhh.....Tidak, tidak, tidak, tidak, tidak. Kenapa semuanya mengira TEN itu angka 10? TEN! Ten punya banyak arti yang berbeda. Itu bukan ten dalam bahasa Spanyol. Tapi, "Ini". (Hay yeori (Spanyol) vs. yeoli ( "ten" Korea)Apa itu artinya sungguh ada sesuatu di sini?” jelas Nyonya Kim.

Semua timnya hanya bisa melonggo binggung, Nyonya Kim pikir kalau memang tak benar juga tak masalah, lalu keluar kantor sambil bernyanyi seriosa kembali. Joo Young pikir Nyonya Kim itu mungkin tahu sesuatu. Semua terlihat berpikir temasuk Shin Hyuk yang mengerutkan dahinya.

Nyonya Kim menerima telp di kamar mandi mengingatkan keponakannya akan rapat jam 5 nanti, jadi memintanya untuk tak telat datang. Setelah Nyonya Kim keluar, Han Sul baru saja keluar dari toilet mendengar pembicaraan, dengan begitu ia bisa tahu siapa keponakan Nyonya Kim sebenarnya tepat jam 5 sore nanti.

Han Sul sudah duduk diseberang cafe, melihat Nyonya Kim yang turun dari mobil lalu masuk ke dalam restoran, wajahnya bersemangat ingin melihat siapa sebenarnya keponakan dari Nyonya Kim itu. Kaca didepanya diketuk, Ah Reum menatap sinis menyuruhnya untuk keluar.

Ah Reum berteriak saat Han Sul baru saja keluar, mata Han Sul melirik keseberang jalan ingin tahu siapa keponakan dari Nyonya Kim yang akan dipacarainya.

“aku rasanya tadi menyuruhmu merapikan produk kecantikan, tapi kenapa malah di sini?” omel Ah Reum, Han Sul mengeluh karena kehausan.

“Ayo. Jika kita mau mendapatkan ujian PR PemRed, kita juga harus rapat.” terik Ah Reum menjewer telinga juniornya, Han Sul memohon untuk menunggu lima menit. Ah Reum tak peduli menarik Han Sul untuk kembali ke kantor.

Nyonya Kim akhirnya bertemu dengan keponakannya, wajahnya tersembunyi tertutup pohon, lalu bercerita kalau sudah berbicara dengan kakaknya kalau Keponakanya itu akan kembali berkerja sebagai direktur, wajahnya terlihat bahagia karena dengan begitu akan kembali ke rumah.

Hye Jin masuk ke dalam ruangan pamit pulang lebih dulu pada Wapemred. Sung Joon pikir mereka akan makan malam bersama dulu. Hye Jin menjelaskan harus pulang ke rumah hari ini.

Sung Joon mengeluh karena dengan begitu mereka tak bisa bertemu hari ini, lalu duduk lemas diatas kursinya karena tak bisa menerima itu. Hye Jin terlihat malu melihat sikap Sung Joon, lalu pamit pulang lebih dulu. Sung Joon pun mengambil jaket untuk mengantarnya, Hye Jin menolak menyuruh Sung Joon kembali berkerja saja.

“Aku bisa melihatmu wajahmu lebih sering jika mengantarmu, dan juga bisa cari udara segar, jadi lebih baik pergi dan cepat kembali.” ucap Sung Joon mengandeng tangan Hye Jin, keduanya dengan wajah sumringah keluar dari kantor.

Keduanya saling berpegangan tangan di depan toko milik ayah Hye Jin. Sung Joo menyuruh Hye Jin masuk ke rumah. Hye Jin malah meminta Sung Joon lebih dulu pergi. Sung Joon mengeluh karena tak bisa melihat wajahnya hari ini, menurutnya tak masuk akal.

“Apa yang tak bisa dipahami? Bukannya kau bilang kau hanya butuh 10 detik?” ucap Hye Jin.

“Aku mau melihatmu lebih lama dan sama sekali menahannya.” ungkap Sung Joon menggoda.

“Kalian pegangan tangan! Jadi Kalian pacaran!” jerit Hye Rin yang melihat keduanya saling berpegangan tangan.

Hye Jin menjerit melihat adiknya. Hye Rin langsung berlari masuk kedalam rumah memberitahu ayahnya kalau kakakknya dengan Sung Joon berpacaran. Hye Jin berteriak dan berlari mengejar adiknya. Sung Joon tertawa melihat kakak beradik yang saling berkejaran.

Sung Joon melirik dengan wajah gugup, merasa tak enak hati karena ada perayaan tapi datang dengan tangan kosong. Ayah Hye Jin pikir tak masalah karena sebagai keluarga tak perlu membawa hadiah, ibu dan adik Hye Jin juga menganggap Sung Joon itu keluarga.

Hye Jin kesal karena sikap keluarganya yang berlebihanya mengajak Sung Joon masuk padahal sedang banyak pekerjaan. Ibu Hye Jin mengajak Sung Joon untuk makan bersama, Hye Jin menjerit kalau Sung Joon sangat sibuk, tapi Sung Joon setuju untuk ikut makan bersama.

Ayah Hye Jin memberikan lauk, ibu Hye Jin memberika sayuran yang dibelinya dipasar dan Hye Jin memberikan daging babi, Ayah Hye Jin memberikan ikan juga kedalam mangkuk. Hye Jin berteriak meminta supaya membiarkan Sung Joon makan sendiri. Ibunya heran dengan sikap anaknya, berpikir karena iri lalu memberikan daging agar Sung Joon lebih kuat sebagai pria.

Mangkuk Sung Joon sampai tak terlihat lagi nasinya, Sung Joon terlihat terharu melihat keluarga Hye Jin yang sangat perhatian padanya. Hye Jin melirik melihat keluarganya yang bahagia saat menyuapi Sung Joon dengan makanan yang mereka sediakan dalam rangka perayaan penikahan.

Hye Rin teringat mereka belum mengambil foto, karena setiap ulang tahun pernikahan keluarga mereka selalu foto bersama. Sung Joon ingin mengambil foto keluarga Hye Jin, tapi ayah Hye Jin memanggil Sung Joon “menantu” untuk ikut foto bersama. Hye Jin kembali menjerit karena ayahnya memanggilnya “menantu”.

Sung Joon terlihat binggung, Hye Rin langsung menariknya untuk foto bersama. Kamera sudah dipasang timer, tapi saat akan mengambil gambar tripodnya bergoyang, gambar mereka sedang berteriak pun diambil. Akhirnya foto ketiga kalinya berhasil dengan Sung Joon memeluk pundak Hye Jin.

Hye Jin mengantar Sung Joon, mengeluh keluarganya yang mengangguk saat sedang sibuk bekerja. Sung Joon pikir akan merasa menyesal apabila tak ikut makan bersama, lalu menyuruh Hye Jin masuk kembali untuk bersama keluarganya merayakan hari yang bahagia itu. Hye Jing mengangguk, dengan wajah khawatir meminta Sung Joon tak berkerja berlebihan.

Sung Joon mengangguk mengerti, Hye Jin pun melambaikan tangan perpisahan dan berjalan masuk. Sung Joon memanggilnya kembali lalu memberikan kecupan dikeningnya dan berjanji akan menelpnya. Hye Jin tersenyum berpesan agar Sung Joon berhati-hati dijalan. Keduanya saling melambaikan tangan perpisahan sambil berjalan mundur. Hye Jin yang tadinya sudah masuk kembali keluar agar bisa memberikan lambaian tangan kembali.

Sung Joon yang akan pulang tak sengaja bertemu dengan Ha Ri, keduanya sama-sama menarik nafas dan terlihat gugup. Ha Ri pikir Sung Joon datang dengan Hye Jin. Sung Joon membenarkan lalu mempersilahkan Ha Ri untuk masuk ke dalam rumah.

Ha Ri berjalan masuk dan Sung Joon akan berjalan pulang lalu keduanya sama-sama saling berbalik sama-sama ingin berbicara. Sung Joon lebih dulu mengajak Ha Ri untuk berbicara. Ha Ri juga mengakui ingin melakukan hal yang sama.


Di bawah pohon, dengan pemandangan kota Seoul di malam hari.

Ha Ri meminta maaf dengan kejadian saat ada di hotel waktu itu dan merasa menyesal dengan semua yang dilakukan selama ini, secara pribadi ingi meminta maaf karena membohonginya selama ini. Sung Joon menatap ke arah depan seperti masih terlihat sangat marah, karena dibohongi.

“Aku juga minta maaf, tak mendengarkan apa yang harusnya kau katakan. Jika kuingat-ingat, aku tak pernah memberimu kesempatan untuk bicara dan pergi jadi itu salahku juga.” ungkap Sung Joon ikut merasa bersalah.

‘Tidak. Memang apa yang kau lakukan? Bahkan jika kau anggap aku dulu Hye Jin dan memperlakukanku seperti dia, lalu kau sangat mendukungku saat aku kesulitan.  Aku ucapkan Terima kasih. Sekali lagi, sungguh.. Aku sungguh meminta maaf.” kata Ha Ri, Sung Joon mengangguk-angguk menerimanya.

“Aku yakin kau ke sini untuk mengucapkan selamat pada mereka. Pergilah.” ucap Sung Joon akhirnya menatap Ha Ri

Ha Ri pun berdiri akan kembali kerumah Hye Jin, Sung Joon mengulurkan tanganya berpesan agar Ha Ri bisa menjaga dirinya. Ha Ri pun menjabat erat tangan Sung Joon dengan erat. Sung Joon pikir kalau mereka bertemu sebagai teman Hye Jin akan bisa menjadi teman dekat. Ha Ri mengucapkan terimakasih karena  sudah memberitahunya lebih dulu, lalu pamit pergi.

Hye Jin dan Ha Ri mencuci piring bersama. Hye Jin pikir temanya itu akan ada pesta perpisahan jadi telat datang. Ha Ri menjelaskan pesta diundur besok lalu menceritakan sebelumnya bertemu Sung Joon didepan rumah. Hye Jin seperti tak begitu kaget.

“Kami bicara baik-baik, Bahkan jika aku tak bisa memberitahunya, setidaknya aku bisa minta maaf. Ini Melegakan.” ungkap Ha Ri.

Keduanya saling menatap lalu sama-sama tersenyum, kembali mencuci piring bersama, sudah tidak ada lagi kesalahpahaman.

Hye Jin tersenyum mengangkat telp Sung Joon, mengatakan akan menelp balik karena sedang mengosok gigi. Sung Joon yang baru saja selesai mandi menyuruh Hye Jin melanjutkan saja karena  akan menunggungya, tapi menurutnya lebih baik mengosok giginya.

Sambil mengosok gigi, Hye Jin menceritakan Ha Ri yang merasa lega karena mereka berdua sudah bicara bersama. Sung Joon pikir keduanya pasti sedang bersama sekarang. Hye Jin menceritakan Ha Ri yang berhenti kerja jadi menginap dirumah orang tuanya, keduanya sama-sama berkumur dengan telp masih ada ditangan mereka.

Hye Jin menjepit ponselnya dengan pundak sambil melipat pakaian, Sung Joon menceritakan sebelum kuliah, ia dan ayahnya itu tinggal dengan bibinya, Hye Jin pikir keduanya pasti sudah sangat dekat. Sung Joon sambil menatap bawang bombaynya, membernarkan karena bibinya itu lebih perhatian dibanding ibunya sendiri. Tiba-tiba Hye Jin mengiler ingin makan bungeoppang seperti yang ada di TV.

Akhirnya ia pindah ke dalam kamar dengan mengunakan hands free, tertawa membaca surat yang ditulis Sung Joon dengan semua ejaannya salah, lalu terdengar bunyi bel rumahnya, berpikir Ha Ri kembali kerumah padahal sebelumnya akan menginap dirumahnya.

Sung Joon tiba-tiba sudah berdiri didepan pintu rumahnya, dengan senyuman sumringa menyapa sang pacar. Hye Jin tak percaya melihat Sung Joon ada dirumahnya padahal mereka sedang berbicara di telp. Sung Joon sadar melihat wajah asli Hye Jin seperti dulu yang memerah tanpa make up, lalu mencubit gemas karena imut. Hye Jin langsung menutup wajahnya karena malu.

“Ahh... Sungguh, kenapa kau ke sini?” ucap Hye Jin sambil menutup pipinya.

“Aku bawa ini....  Tadi kau bilang, "Oh, bungeoppang!" Kau tak mau memakannya?”kata Sung Joon memberikannya lalu pamit pulang. Hye Jin melonggo melihat Sung Joon yang langsung pulang.

Keduanya makan bersama didalam mobil, Sung Joon mengaku ingin makan makan bungeoppang. Hye Jin tersenyum karena menurutnya  Rasanya jauh lebih enak karena makan bersama. Dengan menurunkan sedikit kursinya, Hye Jin bertanya golongan darah pacarnya, Sung Joon memberitahu golonganya AB.

Hye Jin berkomentar terbukti sikap Sung Joon itu maju mundur antara A dan B. Sung Joon menyangkal kalau pernah plin plan, Hye Jin memberitahu itu saat berkerja. Beberapa saat kemudian, Hye Jin mengeluh karena kuenya sudah habis. Sung Joon lalu memperlihatkan foto waktu masih berumur 5 tahun.

Setelah itu keduanya sama-sama mendengar lagu kesukaan mereka, yang membuat Sung Joon merasa nyaman mendengarnya lagu itu. Hye Jin tersadar dari tidurnya melihat keluar jendela sudah terang lalu membangunkan Sung Joon, melihat matahari sudah mulai terbit. Sung Joo juga tersadar mereka ketiduran dimobil.

Hye Jin panik karena mereka harus berkerja, Sung Joon melihat jam didalam mobilnya. Hye Jin buru-buru turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam rumah. Sung Joon pun mengemudikan mobilnya untuk pulang kerumah dan segera pergi berkerja.

bersambung ke part 2