.

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 6 Part 1

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 6 Part 1

Nampak Jooeun sedang menuju keruang olahraga dengan menahan rasa sakit di tangan kakinya. Lalu ia mengeluarkan ponselnya, melihat foto Anna Sue dilayar ponselnya itu. Ia menggerutu bahwa Anna Sue itu tidak terlalu cantik untuk level turunan bule. Lalu ia membanggakan dirinya sendiri.


Tangannya ditarik keatas untuk melakukan pemanasan, terlihat timbunan lemak dibagian perutnya. Dengan nada kesal bertanya-tanya sampai kapan Young Ho akan tinggal di Amerika lalu dengan nada kesal menyuruh Young Ho untuk tinggal saja di Amerika dengan Anna.

Di dinding menunjukan pukul 8 malam, tanggal 25 November 2014

Joo Eun mulai melatih keseimbanganya, tiba-tiba Young Ho datang menanyakan kemana semua orang yang ada didalam rumah. Joo Eun tak bisa menahan kakinya akhirnya terjatuh bersama, Young Ho kaget melihat wajah Joo Eun yang berubah lebih tirus dibanding sebelumnya.

“Ada apa? Kau mengagetkanku saja. Kau seperti pencuri saja. Dasar.. Aku jatuh terjatuh seperti ini.” umpat Joo Eun lalu terlihat lesum pipinya dan berusaha untuk bangun.

“Aku tak pernah melihat ini sebelumnya.” Kata Young Ho memegang lesum pipi Joo Eun


Joo Eun melepaskan tangan Young Ho yang menyentuh pipinya, Young Ho tersenyum bertanya-tanya darimana Joo Eun mendapatkan lesum pipi itu. Joo Eun kesal berpikir lesum pipi itu ditemukan dengan gampang di jalanan. Young Ho tersenyum membaringkan kepalanya di lantai, Joo Eun berusaha untuk bangun tapi masih kesusahan. Akhirnya Young Ho dengan memeluk Joo Eun membantunya agar bisa berdiri.


Joo Eun mendorong tangan Young Ho yang memegang pinggangnya saat membantunya berdiri. Young Ho melihat wajah Joo Eun yang mengunakan make up lalu mengejeknya tampil cantik untuk siapa. Joo Eun menyangkal dengan mengatakan mengunakan sunblock karena tak ingin sinar lampu merusak wajahnya.

Setelah itu mengambil kacamata sambil mengeluh seluruh badanya sakit karena terlalu banyak berolahraga dan dengan bangga memegang pipinya karena wajahnya makin kecil.


“Lemak memang biasanya akan mulai berkurang dari atas ke bawah. tapi Perutmu masih...” ejek Young Ho menekan bagian perut yang masih buncit. Joo Eun menepis tangannya.

“Tadi aku hanya bilang wajahku saja yang mengecil. Bukan bagian tubuhku yang lain.” Tegas Joo Eun  kesal
“Mendengar suaramu yang cempreng ini setelah sekian lama, rasanya bagus juga.” Komentar Young Ho dengan senyuman

“Dan sepertinya liburan di Amerikamu sukses, ya? Wajahmu juga mengecil, Young Ho-hyung.” Ejek Joo Eun
Young Ho mengodanya dengan menyuruh Joo Eun berpikir agar menganggapnya sebagai waktu liburan paling berharga dalam hidupnya karena sudah menunggu saat-saat seperti itu. Joo Eun makin kesal dan mengeluarkan umpatan “Dasar brengsek! Kemari kau!” Young Ho mengerutkan dahinya.

Joo Eun mengambil bonekanya memberitahu namanya adalah “si brengsek” lalu membanting dan duduk diatasnya sambil memukulinya. Young Ho tersenyum merasa “si brengsek” itu pasti akan mati jadi menyuruhnya untuk menghajarnya terus. Joo Eun menatap Young Ho yang pergi sambil terus melampiskan amarahnya dengan memukul boneka raksasanya. 


Young Ho masuk ke dalam kamar dengan membawa kopernya, wajahnya tersenyum karena bisa membuat Joo Eun marah dengan actingnya pergi ke Amerika untuk menemui Anna Sue. Lalu membuka kopernya melihat hasil medisnya.

“Sejauh yang aku tahu tentang Osteosarcoma...Sepertinya, anda telah 99,9% telah sembuh.Kita bahkan bisa menyebut ini sebagai keajaiban.”

Ia hanya bisa diam mengingat ucapan dokter tentang penyakitnya, tapi kadang-kadang masih merasakan sakit dibagian lutut. Lalu ia menyelipkan rekam medisnya di buku yang berjudul “Kekuatan Saat Kau Sendirian.”

Sementara Joo Eun berbaring disamping boneknya, berbicara sendiri mengulang ucapan Young Ho yang menjadikan waktu yang sangat berharga dan saat-saat yang ditunggu-tunggu, menurutnya Young Ho baru saja mengalami malam yang begitu bergairah, wajahnya makin cemberut.

Young Ho melihat diatas meja makan menanyakan makanan apa itu, Joo Eun memberitahu makan itu Untuk Tangja (anak yang hilang) yang telah kembali, dan menurutnya makanan rumahan seperti itu sangat cocok, walaupun merasa menyesal saat memasaknya.

“Aku tak makan karbohidrat dan juga, tak mengkomsumsi garam.” Kata Young Ho

“Makanan rumahan memang seperti itu, Pedas, manis, asin, asam, dan panas, Rasanya sangat enak. Untuk apa punya tubuh seksi begitu jika tak pernah menikmati hidup?” ejek Joo Eun


Young Ho kembali bertanya dengan tudung saji ditanganya dengan wajah bingung. Joo Eun memberitahu namanya penutup makanan dan Ibu-ibu menggunakannya jika ingin manaruh makanan di meja, lalu mengejek ibu Young Ho pasti tak pernah melakukan itu sebelumnya. Young Ho hanya diam karena memang tak pernah melihat itu dan juga ibunya yang sudah meninggal.

“Sepertinya kau memang pria yang sangat manja.” Ejek Joo Eun kembali


“Aku baru kali ini melihat benda ini...” kata Young Ho sambil menutup dan membuka kembali tudung sajinya.
“Aku mau mandi dulu dan pergi melakukan pemijatan.” Kata Joo Eun sambil berjalan memegang pinggangnya yang sakit.

“Kalau begitu, akan bagus jika kau dipijat oleh seorang pria.” Saran Young Ho yang masih aneh dengan tudung saji.

Tiba-tiba pikiranya menghayal, Seorang pria kekar dengan otot lengan yang besar siap memijat Joo Eun yang sudah tengkurap, Joo Eun yang merasakan enak dengan pijatan meminta agar lebih ke bagian bawah lagi. Pria itu pun dengan penuh semangat memijat dari pundak dan langsung kebawah.

Young Ho tiba-tiba berteriak menyuruh keduanya stop, Joo Eun yang berjalan turun terlihat binggung melihat Young Ho yang tiba-tib menyuruhnya berhenti.  Young Ho melarang Joo Eun untuk pergi ke panti pijat lalu menuruni tangga. 


Joo Eun binggung karena seluruh tubuhnya sakit dan ingin dipijat. Young Ho tanpa menatap Joo Eun berkata kalau ia yang akan memijatnya. Joo Eun kaget sambil mengejek dengan panggilan “Young Ho-Hyung” akan memijatnya. Young Ho langsung mengangguk cepat.

“Jadi.... Young Ho- Hyung akan memijat Dari kepala sampai kaki, karena sakit semuanya.” Ucap Joo Eun mengangkat kakinya. Young Ho langsung setuju

“Ah. Sepertinya aku belum mencuci kakiku hari ini.” kata Joo Eun mengodanya, Young Ho seperti mau tak mau menerimanya walaupun hidungnya bisa mencium bau tak sedap.

Joo Eun sudah duduk dikursi pijat, tak percaya baru kali ini punggungnya dipijat tanpa minyak apapun pada tubuhnya. Young Ho tersenyum, memberitahu kalau alat itu lebih jago darinya dalam hal memijat, lalu melihat perut Joo Eun yang naik turun dan langsung menutupnya dengan bantal. Joo Eun binggung karena Young Ho menaruh bantal diatas perutnya.


“Hanya sugesti saja dan juga aku tak mau kau berpikiran yang erotis lagi.” Kata Young Ho lalu
“Tolong naikkan volume-nya.” Perintah Joo Eun pada TV, tapi ternyata baru saja selesai acara berita dan akhirnya Young Ho mematikan Tvnya.


Joo Eun kembali meminta Young Ho untuk mematikan mesin pijatnya, Young Ho melihat waktunya belum habis. Joo Eun merasa tubuhnya sudah tak terasa sakit lagi jadi meminta untuk dimatikan saja. 


Young Ho langsung mendekatkan wajahnya karena mendengar Joo Eun yang menggunakan Banmal (bahasa tak formal), Pada Pelatih berharga seperti dirinya. Joo Eun mengelak mengunakan Banmal.

“Daripada hubungan yang lurus-lurus saja dan kaku, Bagaimana jika hubungannya diubah ke jenis yang seperti...” ucap Joo Eun terdiam karena Young Ho sengaja menegakan kursinya dan membuatnya semakin mendekat dengan Young Ho.

“Seperti teman....” kata Joo Eun gugup

“Ahh...Teman? Seperti karakter untuk, "dekat" dan "mulut", teman dekat yang bisa berciuman, begitu?” ucap Young Ho mengodanya, Joo Eun mengingat sebelumnya yang tak sengaja mencium Young Ho saat latihan Jitsu.

Young Ho semakin mendekatkan kursi dan wajah Joo Eun makin gugup saat semakin dengan wajah Young Ho, akhirnya menundukan kepala tak bisa menatapnya. 


Nenek Lee memegang kepalanya saat Hye Ran datang mmbawakan teh hangat dalam teko. Hye Ran menanyakan apakah lutut ibu mertuanya sakit lagi. Nenek Lee mengatakan tidak  dan menyuruhnya untuk beristirahat sekarang. Hye Ran mencoba ingin memijat ibu mertuanya. Nenek Lee menolak dan merasa Hye Ran tak perlu mengkhawatirkannya. Hye Ran merasa merawat ibu mertuanya adalah tugasnya.


“Ada yang pernah berkata padaku, Meskipun putri tunggalnya meninggal, yang ibunya khawatirkan hanya perusahaannya. Dan dia juga adalah ibu yang egois, yang meminta menantunya menikah lagi. Ibu yang kejam hingga membawa orang yang tak bersalah untuk berlutut padanya.” Ucap Nenek Lee, Hye Ran merasa tak seperti itu.


“Dan juga... Setiap kali aku mendengarnya,  aku akan merasa sangat sakit hati. Young Joon sangat cerdas dan sopan.  Kau telah membesarkannya dengan baik.” Puji Nenek Lee, Hye Ran merasa semua berkat ibu mertuanya.

“Terus dukung Young Joon dalam hal belajarnya. Tak usah memikikan hal lain, dan jangan membuatnya pusing.” Pesan Nenek Lee, Hye Ran hanya bisa diam dengan mata berkaca-kaca.

Young Ho membaca bukunya dengan tulisan yang digaris bawahi, "Setelah itu, aku sadar, aku bias mengubah kesepian itu menjadi sumber energi."  Lalu menyelipkan hasil rekam medisnya saat Ji Woong datang menyapanya dan memeluknya karena sangat merindukannya.

“Joon Soung-hyung bilang, sakitmu telah sembuh, ya? Kau sudah merasa baikan, 'kan? Tuhan pasti menngabukan doamu!” jerit Ji Woong sambil berlutu mengucapkan terimakasih.

“Young Ho-hyungnim, Kau sudah lihat Ma'am? Daegu Venus itu sungguhan. Sekarang, dia benar-benar...” kata Ji Woong sengaja meniruskan pipinya dan terlihat ada bagian lesum pipinya.

“Tapi... Yang ini jelek dan  Yang ini malah lucu.” Ucap Young Ho sambil membuat pipi Ji Woong kembali tembem.


Setelah itu menanyakan kemana Joon Sung, Ji Woong memberitahu Joon Sung keluar sebentar karena seorang juara butuh privasi juga. Wajah Young Ho malah terlihat khawatir dengan Joon Sung yang pergi sendirian. 


Joon Sung duduk diam mobilnya, melihat seorang wanita paruh baya berjalan didepanya dengan bunyi ponsel yang diterimanya “Choi Soon Jang menolak untuk bertemu. Maaf.” Matanya terus melihat si wanita masuk ke dalam sebuah gang dan ponselnya berbunyi, pesan dari Young Ho yang menanyakan keberadaanya. Akhirnya ia meninggalkan tempat itu.

Wanita paruh baya ingin masuk ke dalam rumah, tapi seorang pria yang mabuk berteriak memarahi si wanita yang pergi sepanjang hari. Wanita memberitahu baru pulang kerja dan meminta untuk masuk karena tetangga bisa mendengarnya. Pria itu dengan kasar menarik si wanita untuk pukul sebagai hukumannya.

Joon Sung pulang kerumah melihat Young Ho sudah tertidur dikamarnya, saat akan pergi Young Ho malah bersuara.
“Tak usah merasa bersalah,Kecuali kau mau kugunduli.” Ancam Young Ho dengan mata tertutup.

“Baik. Selamat malam, hyung. Syukurlah kondisimu sudah baikan.” Kata Joon Sung melihat kakaknya sudah lebih baik.

“Tak usah bersikap manis. Cepat tidur.” Balas Young Ho dingin dan membuka matanya, seperti banyak pikiran didalam kepalanya. 


Ji Woong menjerit membangunkan Young Ho sekarang, Young Ho melihat anak buahnya itu memegang timbangan, dengan mata belum terbuka semua merasa Pertandingannya masih lama jadi tak perlu mengukur beratnya. Ji Woong mengatakan itu bukan untuk Joon Sung tapi untuk Joo Eun.

Joo Eun melepaskan sandalnya, Ji Woong menahanya sebentar menyuruh untuk pergi ke toilet untuk buang air kecil dulu. Joo Eun mengatakan sudah melakukanya bahkan tak pernah minum sejak tadi. Joon Sung pun memberikan semangat sebelum naik keatas timbangan.

Young Ho duduk diatas tempat tidurnya sambil menghela nafas, Kaki kanan Joo Eun lebih dulu naik keatas timbangan lalu kaki kirinya. Angka digital mulai bergerak dan akhirnya menunjuk ke angka, 62,2 kg. Ketiganya langsung menjerit bahagia sambil berpelukan. Young Ho kembali menghela nafas melihat ketiga terlihat berlebihan.

“Ini semua berkat kalian dan...Pelatih kelas dunia, John Kim, yang melatihku meskipun dia jauh.” Kata Joo Eun mengaku walaupun dengan nada ketus.

“Kalian sedang apa, sih? Memangnya kalian mau bertanding di RFC? Kenapa menimbang berat badan sepagi ini?” keluh Young Ho yang menganggu tidurnya.

Joo Eun binggung merasa Ji Woong belum memberitahu kalau akan “melakukan itu”. Young Ho binggung menanyakan apa sebenarnya yang terjadi saat dirinya tak ada. Joon Sung langsung berbisik pada Ji Woong karena semua tanggung jawabnya.
“Um... kami berjanji akan mengabulkan permintaannya jika dia bisa turun 15kg.” Jelas Ji Woong
“Selamat....Kabulkan keinginannya dan Aku mau tidur lagi.” Kata Young Ho
“Mengenai itu... kita bertigalah yang harus melakukannya.” Ucap Joon Sung
“Semua untuk satu.... Satu untuk semua” Jelas Ji Woong.
Young Ho langsung duduk dan membuka lebar matanya, Joon Sung memberitahu seperti itulah perjanjiannya. Young Ho melihat wajah Joo Eun yang tersenyum dengan helaan nafas menanyakan apa keinginannya. Joo Eun dengan bergaya seperti model, dengan menekuk satu kaki dan memiringkan pingungnya, mengangkat satu jarinya.
“Hiduplah seperti Kang Joo Eun untuk satu hari saja, Tanpa satu protes pun.” Ucap Joo Eun. Young Ho ingin marah tapi Ji Woong dan Joon Sung buru-buru meninggalkan kamar. 


“Jadi, maksudmu adalah...kami semua harus jadi "gila" seharian ini?” ucap Young Ho menahan amarahnya.

Joo Eun mengeluh Young Ho yang jahat berpikiran seperti itu,  menurutnya bukan “gila” tapi hanya ingin mereka  semua sedikit menikmati hidup ini,dan merasakan kebebasan dan rasa manis. Young Ho mengartikan Joo Eun ingin ingin makan makanan manis dan asin, lalu tidak berolahraga dan malas-malasan dan terkena Penyakit tiroid, lemak, minum bersoda, dan kolesterol.

Akhirnya Joo Eun memperlihatkan wajahnya kalau sudah semakin kurus Young Ho menegaskan kembali bahwa tubuh Kang Joo Eun adalah milknya dan wajahnya itu tak peduli sama sekali.

“Aku memang wanita yang sangat tidak teratur selama ini dan sudah tahu itu. Tapi...” ucap Joo Eun, Young Ho langsung memotong agar Joo Eun memanggilnya pelatih.

“Tapi, Pelatih. Aku telah mempersiapkan semuanya untuk berjaga-jaga.Kau ingat, Aku adalah wanita yang sangat teliti. Ini adalah hasil tes darahku dan Hasilnya sudah baikan, 'kan?” kata Joo Eun memperlihatkan tes darahnya.


“Hasilnya memang sudah tak bertanda "Merah". Tapi, ini masih belum bertanda "Hijau".” Tegas Young Ho.

“Apa kau tahu ada yang namanya tanda diantara warna itu? Namanya tanda, "Kuning". Dokter bilang, tidak apa-apa jika aku makan makanan manis satu hari saja. Aku jelas tak salah dengar! Kau masih mau lihat hasil laporanku yang lebih detail?” ucap Joo Eun kesal

Young Ho melihat hasil tes darah terlihat dibagian bawa [Jung Young Ha, OBGYN] lalu bertanya bagaimana Joo Eun bis tahu seorang dokter bidan bisa melakukan tes darah. Joo Eun dengan bangga mengetahui semuanya  dair Internet, lalu bertanya apakah Young Ho setuju. Young Ho pun mau tak mau menyetujui keinginan Joo Eun.

Joo Eun tertawa bahagia lalu terjatuh karena Young Ho dengan sengaja menendangnya ketika akan kembali tidur. Young Ho melihat Joo Eun terjatuh hanya meminta maaf dengan tanganya lalu kembali menarik selimutnya. 


Di cafe
Joo Eun meminta wipe-cream yang banyak, lalu pesan datang Mint chocolate macchiato, single Americano, dan cafe mocha dan juga ekstra wipe-cream.Joo Eun melihat nampan dan bertanya siapa yang pesan single Americano. Young Ho langsung mengambilnya dengan wajah dingin.

“Sudah kubilang, tak usah memikirkan tubuhmu, kita nikmati hidup sekarang. Hari ini adalah Kang Joo Eun's Day. Ini adalah peringatan pertamamu karena terlalu penakut. Akan kumaafkan karena kau sudah terlanjut memesan.” Ucap Joo Eun yang bahagia karena bisa memakan wipe cream lagi dan pamit pergi.

Young Ho melirik sini pada dua anak buahnya yang melakukan perjanjian tanpa ada dirinya. Ji Woong yang ketakutan langsung bersembunyi dibalik Joon Sung. Dengan santai, Joon Sung meminta agar membiarkan saja karena Joo Eun sudah berusaha sangat keras.

Ji Woong juga melihat sekarang adalah kemenangan besar untuk Ma'am jadi  berhak mendapatkan ini. Young Ho mengejek berat badanya memang turun tapi hanya wajahnya yang terlihat kurus dan mengelengkan kepala dengan istilah “Kang Joo Eun’s day”


PD Go memutar rekaman yang didapatnya dengan anak buahnya dan meminta untuk menghentikan pada detik yang dimintanya dan memutar kembali, video yang didapatnya, dalam ruang editing.

“Tidak sia-sia aku harus ke Amerika. Kita akhirnya berhasil!” ungkap PD Go melihat hasil rekamanya, si anak buah masih tak percaya bahwa gambar itu John Kim

“Ini adalah bahan yang aku ambil di Hollywood. Jika salah, bukan salah kita yang pasti.” Kata PD Go.


Anak buahnya berpikir judul apa yang bagus untuk video mereka dan menulisakan "Liputan Pelatih Terkenal, John Kim yang misteri.Identitasnya akhirnya terbongkar?" PD Go menyuruh untuk menghapus tanda tanyanya, karena harus membuatnya lebih menarik jadi lebih baik mengunakan tanda seru yang banyak. Si anak buah terlihat ragu akan membuat masalah.

“Kalau berani, dia boleh menuntutku.Dengan begitu, aku bisa melihat wajahnya.Jika dia orang Asia, mungkin orang Cina, Jepang, atau Korea. Setidaknya, kemungkinannya sebesar 33,3%! Jika, aku bisa menemukan kenalannya, jubahnya itu pasti akan terbuka!” kata PD Go yakin melihat penutup kepala yang digunakan Jhon Kim. 


Joo Eun keluar lift dengan senyuman mengembang menyapa semuanya dan merasa pagi yang cerah, saat akan masuk merasa sial karena pagi-pagi harus bertemu dengan dua orang yang dibencinya, Direktur dan Wakil Direkturnya dan berusaha menyapa dengan ramah. Direktur yang melihat perubahan wajah Joo Eun, mengejeknya karena terlalu fokus dengan dietnya, Joo Eun terlihat binggung.


“Aku sudah dengar tentang kasus putri dari CEO Myunghoon. Kau harus segera menyelidikinya! Kasihan Wakil Presedir kita harus menyeledikinya sendirian.” Perintah Direktur, Joo Eun mengaku sudah bicara dengan Soo Jin.

“Bukannya anda ada rapat, Presdir?” kata Soo Jin menyela seperti tak ingin Joo Eun membahas lebih jauh.
“Kita lanjutkan nantin saja, Aku harus menghadiri rapat dulu. Tolong lakukan yang terbaik, ya.” Pinta Direktur yang ramah pada Soo Jin.

Soo Jin mengerti dan mempersilahkan untuk pergi, Joo Eun menyapa Soo Jin dengan melambaikan tanganya dan berjalan pergi. Soo Jin dengan dingin menyuruh Joo Eun untuk segera kekantornya. 


Di ruangan Soo Jin.

Soo Jin terlihat sangat ramping melipat kakinya, Joo Eun duduk dengan bersandar dan terlihat lemak dibagian perutnya. Soo Jin meniruskan pipinya dan merasa Joo Eun itu sudah diet yang membuatnya lebih terlihat langsing dari wajahnya. Joo Eun mengejek Soo Ji yang sudah merindukan wajahnya.

“Apa Kau sudah punya pacar?” tanya Soo Jin

“Tidak, kaulah yang punya pacar di sini...Semoga kalian langgeng ya, Wakil direktur”balas Joo Eun mengejek

“Oke, kita tak perlu membahasnya. Menurutmu Mana yang lebih dulu lahir, ayam atau telur? Aku yakin ayam berpikir dialah yang lahir duluan, tapi tentu saja telur akan berpikiran sama.” Ucap Soo Jin. Joo Eun mengejek seniornya itu sedang melucu didepanya.


“Ini adalah kasus tentang pelanggaran hak cipta. Karena pelanggaran hak cipta di Korea sudah sangat parah,ini akan menjadi kasus yang sangat berat dan membosankan.Sebaiknya kau harus mencari referensi sekarang.” Jelas Soo Jin menyodorkan tumpukan kasus diatas meja.


“Jika memang kasus ini membosankan, berarti ini bukanlah kasus yang genting. Jadi, kenapa kau memanggilku sepagi ini untuk membicarakan kasus ini?” keluh Joo Eun.

“Karena aku sudah tak punya waktu.” Kata Soo Jin angkuh lalu pergi meninggalkan ruanganya. Joo Eun melihat ruangan Soo Jin itu lebih bagus dibanding ruanganya.

Young Ho kembali berlatih dalam ruang olahraganya, sementara Ji Woong sibuk menghafal lirik lagu sambil mondar-mandir. Dalam pikiran Young Ho, kembali muncul ucapan Joo Eun yang meminta ada satu hari sebagai Kang Joo Eun tanpa satu protes pun, tapi Young Ho tetap melakukan olahraganya.

Ji Woong duduk diatas alat kembali berlatih nyanyi, Young Ho menyudahi latihanya mengeluh Ji Woong yang masih saja belum bias menghapal lagu kebangsaan. Ji Woong merasa selalu lupa intronya.


Akhirnya Young Ho mengambil topi tentara dan memegang kertas dengan list Pertanyaan Wawancara Marinir dan seperti seorang tentara meminta Ji Woong memperkenalkan keluarga dan keahlihanya.


“Kakekku adalah seorang pahlawan Marinir selama Perang Korea!  Ibuku juga orang Korea. Dia benar-benar kuat dan cantik. Dan sering memukuli... tapi!Jangan khawatir. Aku baik-baik saja. Dan, aku setengah Korea. Ayahku adalah orang Cina.” Ucap Ji Woong layaknya seperti tentara setelah itu meminta berhenti karena ada pesan dari Joo Eun.


Dalam ponselnya, tertulis nama Joo Eun dengan “My Venus” Young Ho terlihat cemberut mendengarnya.
“Terima kasih karena kalian tidak pernah mengeluh. Misi Kang Joo Eun's Day...”

Ji Woong terlihat binggung dengan misi itu, Young Ho mengumpat si Daegu Venus itu sungguh membuatnya kesal. Joo Eun didalam kantornya mengirimkan pesan untuk tiga orang yang selama ini jadi pelatihnya.

“Sederhana saja, kalian hanya perlu mengambil posisi yang nyaman,dan tak perlu melakukan apapun.Posisi ini disebut dengan "Sekarat."”

Ji Woong yang membacanya mengerti karena  hanya perlu mengambil posisi seperti orang yang sekarat, Joon Sung baru pulang kerumah. Young Ho yang berbaring di sofa, menanyakan darimana anak didiknya itu lalu memberitahu apabila tak berhati-hati.

“Kau selalu saja mengancamku dengan menggundulku, 'kan?” ucap Joon Sung dan terlihat membuat rambutnya lebih pendek dan kembali hitam.

“Sekarang kau sudah seperti seorang atlet.” Komentar Young Ho yang sempat kaget melihat rambut Joon Sung.
“Joon Sung! Cepat! Kita adalah orang yang "Sekarat!"” teriak Ji Woong penuh semangat.
Dengan mengunakan timer, ketiga berbaring di kursi seperti orang sekarat dan siap di foto, Ji Woong duduk denga kepala miring, Joon Sung tertulungkup diatas meja dan Young Ho membalikan badannya diatas kursi. Ji Woong berteriak mereka sudah selesai melakukanya misi pertama dan akan ada misi selanjutnya. 


Joo Eun seperti datang kerumah mereka memberitahu misi kedua adalah menonton film romantis dan menjadi seemosional mungkin. Ketikanya menonton film romantis dirumah dan Joon Sung berhasil menangis, Young Ho mengeluh melihat Joon Sung menangis dan ingin pergi. Kaki Joo Eun seperti ada didepannya menanahnya untuk tak pergi.

Young Ho menahan nafas karena kaget, lalu saat melihat kembali ternyata ada Ji Woong yang duduk dengan tenang menikmati film romantis. Akhirnya Young Ho melatih otot kakinya, Joo Eun seperti datang kembali duduk diatasnya sebagai beban.

“Aku sudah bilang, jangan dekat-dekat dengan peralatan olahraga! Turun Sekarang!!!” kata Joo Eun menurunkan Young Ho.

Young Ho terlihat bingung, melirik pada Joon Sung yang masih mengunakan sepeda statis dan tersadar tadi hanya bayangan Joo Eun yang datang.


Joo Eun kembali datang berbaring diatas tempat tidur memberitahu misi ke tiga adalah harus tidur siang dengan nyenyak. Young Ho ingin bangun tapi Joo Eun menariknya dan seperti seorang penyihir membuat Young Ho untuk tidur. Young Ho memejamkan matanya, seperti merasakan hembusan nafas Joo Eun saat berusaha untuk tidur. Akhirnya Young Ho bisa tertidur pulas dan Ji Woong yang mengambil foto ketika Young Ho tertidur sebagai bukti.

Direktur Choi tersenyum melihat profil Kim Young Ho yang didapat Woo Shik dan memujinya memang seorang bintang, karena ia hampir tak bisa mengenalinya, dengan Young Ho yang sudah berubah, sangat dewasa.

“Kami harus membuat CEO Choi Jin Ho berada di pihak kita.” Jelas Woo Shik.

“Tergantung dari skill kepemimpinannya.Kita harus melangkah secara perlahan-lahan.”kata Direktur Choi
“Dia juga pasti menginginkan saham perusahaan.”  Pikir Woo Shik.

“Hidup adalah panggung pertandingan. Kita rela mengorbankan satu hal untuk mendapatkan 2 hal yang lebih penting. Lalu kita harus melakukan cara itu agar kita bisa berhasil.” Jelas Direktur Choi, Woo Shik mengerti.

Ketika akan turun, Woo Shik mencoba menelp Soo Jin tapi telpnnya sedang sibuk, akhirnya mengirimkan pesan untuk menanyakan keberadaanya. Ternyata Soo Ji sedang ada ditempat spa bertemu dengan seorang klien wanita.

Si wanita mengeluh Soo Jin tidak sopan sekali, padahal  Wartawan dan media sudah membuatnya  sangat kelelahan. Dan sekarang, pengacara sepertinya malah menambah kelelahannya juga. Soo Ji meminta pegawai yang memijat si wanita untuk keluar sebentar.

“Memangnya apa hakmu...Bukannya kau adalah pengacara?” teriak si wanita kesal.

“Aku dari Firma Guntu, Wakil Presdir, Oh Soo Jin. Kudengar, pengacara kami sudah menemui anda, tapi anda hanya ingin menemui Presiden kami.” Kata Soo Jin memberikan kartu namanya.

“Jadi kau hanya Wakil Presdir? Apa Kau bercanda, hah?” ejek Si wanita.

“Presiden kami saat ini sedang sibuk.” Kata Soo Jin

Si wanita merasa dipermainkan, dan menegaskan bahwa ia adalah putri CEO Myunghoon dan yang didengar ayahnya sering menyumbang di perusahaan mereka. Soo Jin menegaskan bahwa sebanyak apapun uang yang diberikan ayahnya tak akan menang melawan pers. Si Wanita terlihat tak tersinggung.

“Faktanya bahwa anda telah melakukan pelecehan terhadap karyawan adalah sesuatu yang tak akan terbantahkan. Masyarakat telah mengetahuinya, tapi... Jika anda terus melakukan perawatan kecantikan seperti ini, ketika anda seharusnya dipenjara, kami juga tak bisa melakukan apa-apa.” Jelas Soo Jin dingin
“Aku tak mau ambil pusing., Kalian adalah pengacara dan  akan melakukan apa pun demi uang.” Ucap si wanita sombong.


“Kalau begitu, ayah anda sebaiknya lebih banyak menyumbang pada kami.” Kata Soo Jin memilih untuk pergi.


“Apa kau bisa seenaknya bertingkah karena kau cantik?Tapi, ingat. Kau cantik karena uang ayahku!” teriak si wanita, Soo Jin sempat terhenti lalu memilih untuk meninggalkan ruangan spa. 

bersambung ke part 2