.

Sinopsis Drama Temptation of an Angel Episode 2 part 1

Sinopsis Drama Temptation of an Angel Episode 2 part 1

Joo Seung menggendong Ah Ran ke kasur. Tepat saat ia hendak mencium Ah Ran, Hyun Woo datang. Hyun Woo terkejut melihat istrinya ada di ranjang bersama Joo Seung. Ah Ran dan Joo Seung juga kaget dengan kehadiran Hyun Woo.

"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Hyun Woo dengan wajah marah. Yang ditanya diam saja dan terlihat tegang. Hyun Woo pun marah dan mengulangi pertanyaannya. Di tengah kepanikannya, Ah Ran melihat pecahan gelas di lantai. Ah Ran pun bangkit dan menginjak pecahan gelas itu. Darah pun mengalir deras dari telapak kakinya.

"Joo Seung hanya membantuku. Kakiku terluka." ucap Ah Ran sambil menahan sakit di kakinya.

Melihat darah di telapak kaki Ah Ran, Hyun Woo dan Joo Seung pun khawatir. Hyun Woo lantas menggendong Ah Ran dan berniat membawa Ah Ran ke klinik. Joo Seung dan Ah Ran menarik napas lega karena Hyun Woo mempercayai kata2 Ah Ran.


Hyun Woo memapah Ah Ran keluar dari klink. Joo Seung mengikuti mereka di belakang. Hyun Woo lalu mengucapkan terima kasih karena Joo Seung sudah menolong istrinya. Ia berkata tidak tahu apa yang akan terjadi jika Joo Seung tidak ada.

"Terima kasih untuk apa? Aku tidak melakukan hal yang besar." jawab Joo Seung sembari tersenyum.
Joo Seung lalu menatap Ah Ran dan bertanya keadaan Ah Ran.

"Aku sudah tidak apa. Terima kasih atas bantuanmu." jawab Ah Ran.


Hyun Woo kemudian pamit. Ia membantu Ah Ran masuk ke mobil. Joo Seung dan Ah Ran kembali bertatapan. Hyun Woo tidak menyadari hal itu. Joo Seung mengangguk pada Ah Ran. Setelah itu, Ah Ran pun pergi bersama Hyun Woo.


Hyun Woo bernyanyi di kafe dengan penuh penghayatan. Bayangan Ah Ran menari2 di otaknya. Matanya kemudian berkaca2. Ia terus menyanyikan lagu itu sampai selesai.


Presdir Shin membuka matanya dan mendapati istrinya sudah tertidur pulas. Karena sang istri tanpa selimut, ia pun bangun dan menyelimuti istrinya. Presdir Shin lalu membuka ponselnya dan terkejut membaca pesan di ponselnya. Pesan itu berisi tentang kecelakaan yang menewaskan orang tua Ah Ran.

"Apa yang terjadi? Mereka sudah mati. Seharusnya tidak ada yang ingat kejadian itu." batin Presdir Shin.


Nyonya Jo terbangun. Presdir Shin pun terkejut setengah mati. Nyonya Jo bertanya apa Presdir Shin mimpi buruk? Tapi yang ditanya malah sewot. Presdir Shin pun kembali membaringkan tubuhnya dan membelakangi sang istri. Sementara itu, Ah Ran berdiri di depan kamar mereka dengan wajah marah.


"Dia orang yang sudah membunuh orang tuaku! Kenapa dia melakukan itu!" batin Ah Ran.


Paginya, Presdir Shin membahas soal pesan itu dengan Hyun Ji. Ia bertanya pada Hyun Ji apakah ada cara lain untuk mengetahui si pengirim pesan? Hyun Ji pun berkata sang ayah harus mengecek ke perusahaan telekomunikasi untuk mengetahuinya. Presdir Shin pun menyuruh Hyun Ji mengeceknya.


Joo Seung sedang bermain tennis ketika Ah Ran datang. Ah Ran terlihat cantik dengan dress hitam dan kacamata hitamnya. Joo Seung menghampiri Ah Ran dan bertanya bagaimana bisa Ah Ran datang ke sana?

"Aku bilang akan ke rumah sakit untuk membersihkan lukaku." jawab Ah Ran.

"Itu artinya Hyun Woo hampir mengantarmu ke rumah sakit?" tanya Joo Seung.

"Aku takut dia mengikutiku jadi aku meninggalkan catatan dan pergi diam2." jawab Ah Ran.

Joo Seung tersenyum.


"Bagaimana suasana rumah itu? Apa Presdir dan istrinya masih terlihat sama?" tanya Joo Seung.

"Ayah masih belum curiga padanya karena ibu bermain aman. Tapi tunggu lah. Aku akan mengacaukan keluarga itu dan menghancurkan mereka dalam sekali pukulan." jawab Ah Ran.

"Lakukan dengan baik." ucap Joo Seung.

"Aku berencana mengambil rumah yang mereka tempati sekarang dan membuat perusahaan menjadi atas namanya." jawab Ah Ran.

"Lakukan semuanya pelan2." ucap Joo Seung.


Joo Seung lalu menunjukkan berita Presdir Hwang di koran dengan headline Pasar Ponsel Eropa, Perusahaan Korea Dibawah Todongan Senjata. Disaat yang sama, Presdir Shin juga sedang membaca berita itu. Presdir Shin yakin pernah melihat sosok Presdir Hwang sebelumnya. Hyun Ji yang lewat di belakang ayahnya pun melihat berita itu dan memberitahu ayahnya kalau Presdir Hwang sahabat ayah Ah Ran.

"Pantas saja aku merasa pernah melihatnya." ucap Presdir Shin.

Presdir Shin lalu menatap Hyun Woo, kalau begitu berarti sahabat ayah menantuku adalah Presdir Myeongsung Electronic?

"Mereka berteman dekat." jawab Hyun Woo.


"Jadi Hyungsoo-nim memiliki hubungan dekat dengan orang kaya itu?" ucap Hyun Min tidak percaya.


"Kalau begitu kau harus menjaga istrimu dengan baik. Dia memiliki masa depan yang cerah untukmu." jawab Presdir Shin.

"Aku ke atas dulu. Ah Ran seharusnya sudah kembali dari rumah sakit." ucap Hyun Woo lalu beranjak menuju kamarnya.


Ah Ran baru saja tiba di rumahnya. Begitu turun dari mobil, tiba2 dua orang pria mendekatinya dan menyeretnya masuk ke dalam sebuah mobil. Mobil itu lalu pergi membawa Ah Ran. Si pemilik mobil, Presdir Jang. Presdir Jang bertanya, kau yang melakukannya kan Joo Ah Ran?

"Apa yang kau bicarakan Presdir Jang? Kenapa kau bersikap seperti ini. Aku tidak mengerti." jawab Ah Ran tenang.

"Yang membocorkan rahasia perusahaanku pada Presdir Hwang, itu kau kan Joo Ah Ran." ucap Presdir Jang.

"Aku benar2 minta maaf. Meskipun aku bisa menjual apapun, tapi aku tidak akan pernah menjual rahasia orang lain." jawab Ah Ran.


Presdir Jang marah dan mencengkram lengan Ah Ran. Ia berkata tidak ada seorang pun yang bisa mencuri memory card nya selain Ah Ran.

Ah Ran pun marah, apakah aku punya alasan, mengorban hidupku dengan mencuri rahasia untuk Presdir Hwang?


Presdir Jang habis kesabaran dan menjambak rambut Ah Ran. Ia berkata bisa menghancurkan ikan kecil seperti Ah Ran hanya dengan jarinya.

"Jika membunuhku dapat membalaskan dendammu maka lakukanlah! Tapi jika kau ingin tahu bagaimana Presdir Hwang mendapatkan informasi Saemi, kau bisa menggunakanku. Kau dapat membunuhku kapan pun yang kau inginkan." jawab Ah Ran tanpa rasa takut sedikit pun.

Presdir Jang akhirnya melepaskan cengkramannya.


Sementara itu Hyun Woo menunggu diluar dengan perasaan cemas. Ia takut terjadi sesuatu pada Ah Ran. Tak lama, Ah Ran datang dan menutup mata Hyun Woo dari belakang. Dengan lembut, Ah Ran bertanya apa Hyun Woo menunggunya?

"Apa yang terjadi? Kenapa kau pergi tanpa mobilmu?" tanya Hyun Woo.

"Itu karena kakiku masih sakit, aku tidak berani mengemudi. Jadi aku pergi dengan taksi." jawab Ah Ran.

"Lalu kenapa kau pergi sendirian?" tanya Hyun Woo.

"Aku tidak tega membangunkanmu." jawab Ah Ran.

Ah Ran lalu mencium pipi Hyun Woo. Setelah itu ia mengajak Hyun Woo masuk.


Ah Ran sedang bicara dengan Presdir Shin di kamar. Presdir Shin meminta bantuan Ah Ran. Ah Ran pun berjanji akan menelpon orang tuanya di luar negeri jika Presdir Shin membutuhkan bantuan. Presdir Shin pun menarik napas lega. Ia lalu meminta Ah Ran menjaga rahasia ini dari Hyun Woo. Kalau sampai Hyun Woo tahu dirinya meminjam uang Ah Ran, masalah akan menjadi rumit.

Presdir Shin lalu beranjak keluar dari kamar. Wajah Ah Ran pun langsung berubah penuh kebencian saat menatap foto Presdir Shin dan Nyonya Jo. Ah Ran lalu beranjak dan melihat foto itu dari jarak dekat.


Sekarang Ah Ran bicara dengan Hyun Woo dan Nyonya Jo di taman dengan wajah sedih. Ah Ran mengaku pernikahannya ditentang oleh orang tuanya dan sejak itu orang tuanya tidak lagi memberikannya uang.

"Tapi ini kali pertama ayah meminta bantuanku, aku tidak ingin mengecewakannya." ucap Ah Ran lagi.

Hyun Woo pun kesal, kau tidak perlu melakukannya. Jika kau melakukannya, aku akan sangat marah! Biar aku yang bicara pada ayah.

Ah Ran pun melarangnya. Ah Ran berkata sudah berjanji pada Presdir Shin untuk tidak mengatakan hal ini pada Hyun Woo.

"Kenapa ayahmu melakukan ini? Aku benar2 tidak mengerti." ucap Nyonya Jo.

"Ayahmu membutuhkan uang 3 milyar. Aku benar2 takut pada ayah." jawab Ah Ran kali ini sambil menangis.

"Apa? 3 milyar?" ucap Nyonya Jo kaget.

"Ibu, ayo lakukan ini. Karena uang itu untuk ayah, maka uang itu harus berasal dari aset ayah. Ambil apartemen atas nama Hyun Min dan rumah ini atas namamu. Kumpulkan uang dan berikan padanya." jawab Hyun Woo.

"Kita tidak bisa melakuannya." ucap Nyonya Jo.

"Tidak ada jalan lain." jawab Hyun Woo.


Ah Ran pun tersenyum licik.


Hyun Woo memberikan uang yang dipinjamnya dari bank dengan menjaminkan apartemen dan rumahnya kepada Ah Ran. Ah Ran pun mengambil uang itu seraya meminta maaf pada Hyun Woo. Hyun Woo berkata dirinya lah yang seharusnya meminta maaf pada Ah Ran. Ah Ran kemudian mengajak Hyun Woo mendaftarkan pernikahan mereka.


Usai mendaftarkan pernikahan, Ah Ran langsung pergi menemui Presdir Shin. Presdir Shin menyambut Ah Ran dengan sangat baik. Ah Ran berkata dia sudah mengontak orang2nya di Amerika dan mereka setuju memberi pinjaman. Ah Ran juga bilang tadinya mereka ingin meminjamkan 5 miliar, tapi Ah Ran menolak. Menurut Ah Ran itu terlalu banyak.

Ah Ran lalu menghasut Presdir Shin untuk memberikannya asuransi dengan jaminan toko yang dipegang Hyun Min. Presdir Shin awalnya keberatan, tapi akhirnya ia setuju. Ah Ran pun tersenyum senang. Ah Ran lalu memberitahu Presdir Shin kalau uangnya akan ditransfer besok pagi.


Tiba2 seketaris Presdir Shin masuk menyampaikan kiriman untuk Presdir Shin. Presdir Shin pun bingung karena tidak tertera identitas si pengirim. Namun Presdir Shin tetap membuka bingkisannya. Begitu dibuka, ia kaget karena isinya foto ayah Ah Ran.

"Ayah, ada apa?" tanya Ah Ran berpura2.

"Buang itu! Buang!" teriak Presdir Shin.


Ah Ran tersenyum puas melihat ketakutan di wajah Presdir Shin. Sayang, Presdir Shin tak melihat senyum 'evil' menantunya itu. Ah Ran lalu keluar dan menyuruh Seketaris Kang menemani Presdir Shin. Ah Ran berkata, sepertinya terjadi sesuatu dengan Presdir Shin.


Seketaris Kang pun bergegas menemui Presdir Shin. Setibanya di dalam, ia langsung ditugaskan Presdir Shin mencari pria bernama Joo Chul Min.

"Dia meninggal 25 tahun yang lalu. Cari tahu apa dia masih hidup atau tidak. Cari tahu juga tentang keluarga atau sahabatnya." suruh Presdir Shin.


Hyun Ji sedang mencari tahu siapa yang mengirimi ayahnya pesan ancaman. Ia pun kaget saat petugas mengatakan si pengirim pesan bernama Jo Kyung Hee. Si petugas juga memberikan catatan telepon Presdir Shin. Hyun Jin pun bertanya2 apa mungkin ibunya menggunakan nomor lain.
Presdir Shin menghubungi Hyun Ji. Ia ingin tahu siapa yang mengiriminya pesan teror itu. Hyun Ji pun mengaku tidak bisa menemukan siapa yang mengirim pesan itu. Presdir Shin marah dan menutup telepon begitu saja. Hyun Ji pun pusing.

"Apa yang harus kulakukan? Orang yang mengancam ayah adalah ibu. Dan kenapa ibu melakukannya?" ucap Hyun Ji bertanya2.


Joo Seung sedang di kliniknya. Ia pun kaget ketika Ah Ran datang menghampirinya. Ah Ran pun duduk di ranjang pasien dan memberikan uang dari Hyun Woo tadi. Dengan wajah yang sumringah, Ah Ran berkata Hyun Woo yang memberikan uang itu padanya. Ah Ran juga memberitahu soal Presdir Shin yang memberikan toko yang dikelola Hyun Min sebagai asuransi.

"Jika kita bisa mengubah perusahaan menjadi nama Hyun Woo, Shin Woo Sub akan stress." ucap Ah Ran licik.

Ah Ran lalu meminta Joo Seung mengurus pentrasferan uang tersebut ke rekening Presdir Shin. Joo Seung tersenyum dan berkata hal itu tidaklah sulit karena ia memiliki rekening di USA. Joo Seung kemudian memeluk erat Ah Ran. Ia bertanya bagaimana perasaan Ah Ran.

"Karena aku memilikimu, perasaanku jauh lebih baik." jawab Ah Ran.

Ah Ran lalu mengajak Joo Seung melihat2 rumah sakit. Joo Seung menolak, ini bukan waktunya. Tunggu lah sebentar lagi.

"Apa kau tidak mau menggunakan uang Presdir Shin? Kita bisa membeli rumah sakit dengan uang ini." jawab Ah Ran.


Hyun Min tiba di tokonya dan langsung disambut Yeon Jae. Yeon Jae memberikan resume-nya seperti yang diminta Hyun Min kemarin. Yeon Jae lalu mengusap2 bibir gelas minumannya dengan kaosnya, kemudian memberikannya pada Hyun Min.

(Wkwkwkwk, Hyun Min ampe bengong disuruh minum bekasan dia)

"Juga ini, tolong kirimkan Tiffany Sofa ke alamat ini." ucap Yeon Jae sambil menyerahkan selembar kertas pada Hyun Min.

Yeon Jae juga memberikan biayanya. Hyun Min terheran2.

"Tiffany Sofa? Apa kau tahu berapa biayanya? Pengangguran sepertimu ingin membeli sofa yang harganya lebih dari 20 milyar won? Kau benar2 sesuatu." ucap Hyun Min.

"Bukan untukku, tapi untuk pelanggan disini. Karena tidak ada seorang pun di sini, jadi aku tidak punya pilihan lain selain menerimanya. Sekali pelanggan datang, aku tidak akan membiarkan mereka pergi. Itulah mottoku." jawab Yeon Jae.


Ah Ran dan Joo Seung sedang melihat2 sebuah rumah sakit. Ah Ran berkata, rumah sakit ini cukup bersih. Tidak buruk juga. Aku menyukainya.

"Kau cukup sibuk dengan urusanmu. Fokuskan dirimu pada satu hal." jawab Joo Seung.

"Kau tidak tahu? Dalam hidupku, kau sama pentingnya dengan rencana balas dendamku." ucap Ah Ran.

"Cepat tandatangani kontrak dengan pemilik rumah sakit." ucap Ah Ran lagi.


Mereka pun masuk ke dalam dan berpapasan dengan Jae Hee yang mengantarkan pasiennya keluar.

Hyun bersaudara duduk di sebuah restoran. Hyun Woo kaget saat Hyun Ji memberitahunya kalau orang yang mengirimkan pesan ancaman ke ayah mereka tak lain dan tak bukan adalah ibu mereka. Hyun Min pun mengerti kenapa ibunya melakukan itu.

"Ibu juga manusia, dia pasti sudah tidak tahan dan ingin membalas dendam atas sikap ayah." ucap Hyun Min.

Berbeda dengan Hyun Min, Hyun Woo tidak percaya ibunya melakukan itu. Hyun Ji pun bertanya apa yang harus mereka lakukan. Ia cemas kalau ayah mereka akan mengetahuinya. Hyun Woo pun menyuruh adik2nya merahasiakan hal ini sampai mereka menemukan jalan keluarnya.


Ah Ran tidak percaya ketika Hyun Woo memberitahu siapa yang mengirim pesan teror itu pada ayah. Hyun Woo pun berkata mungkin ibunya terluka lebih dari yang mereka bayangkan. Ah Ran lalu memeluk Hyun Woo. Dengan wajah innocent, ia bertanya apa yang harus mereka lakukan. Ia juga berkata tidak tega melihat Hyun Woo terluka seperti itu. Hyun Woo pun menggenggam tangan Ah Ran dan meminta Ah Ran tetap berada di sisinya.

Bersambung Ke Part 2