Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 16 Part 1
Youngho menarik benang wol yang menjadi bandul di syal pink Jooeun. Begitu benang wol itu terurai, tampak sebuah cincin berlian di sana. Jooeun membulatkan matanya. Terkejut. Dia ingin mengambilnya. Youngho menurunkan ujung benang wol yang dipegangnya sehingga cincin berlian berjalan ke arahnya, dan selanjutnya diambilnya.
“Aku ingin menyematkan cincin berlian ini di jari manismu, bisakah kau setidaknya berjalan ke sini?” katanya sambil merentangkan kedua tangannya, siap menerima pelukan Jooeun. Jooeun berlari menghamburkan diri memeluk Youngho. Romantis euy! Youngho menambahkan, “Kang Jooeun, aku mungkin membuatmu sedih dan menyulitkanmu, tapi aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu. Kang Jooeun adalah milikku!” ~ Yeah, Youngho melamar Jooeun.
Youngho mengantarkan Jooeun ke rumah Hyunwoo. Di parkiran, sebelum keluar mobil, Jooeun menatap terus cincinnya. Youngho berseloroh cincin itu bisa retak jika ditatap Jooeun terus-menerus seperti itu. “Kau bilang aku wanita jahat, tapi kau lebih jahat!” tukas Jooeun, “Darimana kau mendapatkan ide menempatkan cincin di dalam syal?”
Youngho menjawab bahwa dirinya memberikan cincin disertai syal. Jooeun tidak setuju. Dia lebih tertarik untuk berpendapat syal-lah disertai cincin. Syal adalah hadiah utamanya, sebab syal dibuat tangan oleh Youngho secara pribadi. Cincin bisa dibeli dimana saja, kapan pun – asal ada uangnya :p.
Mereka berdua turun dari mobil. Youngho menurunkan koper berisi jeroan seksi milik Jooeun. Dia meminta Jooeun tidak lupa menelponnya. “Oiya, tapi kenapa kau tidak langsung pulang, malah ke rumah Hyunwoo?” tanyanya. Jooeun ingin pamer cincin berlian barunya. Aish!
Ketika Youngho ingin membicarakan tentang keluarganya, Nenek Hongim dan Papa Sungchul, Jooeun menyuruhnya berhenti. “Step by step!” sambungnya lagi, “Mari mengambil waktu step by step. Aku tak peduli dengan apa yang dikatakan orang, pokoknya aku memilih bersamamu, selamanya. Jadi mari kita tidak saling menyakiti atau tersakiti oleh siapapun.”
Jooeun naik ke rumah Hyunwoo. Begitu dibukakan pintu, Jooeun pura-pura pusing dan memegangi kepalanya dengan tangan kiri, padahal tujuan utamanya agar Hyunwoo melihat cincin berlian di jari manisnya. Hyunwoo kaget melihat cincin berlian baru Jooeun. “Ini nih si Mr. Seksi memberikannya padaku,” Jooeun berseloroh riang.
Hyunwoo mencemooh kenapa Jooeun sesumbar tentang cincin berlian pada seorang janda kembang seperti dirinya. “Yang jadi persoalannya sekarang adalah Ketua Lee ingin bertemu denganku,” sahut Jooeun. Karena Hyunwoo belum tahu tentang Ketua Lee, dia menjelaskan bahwa Ketua Lee adalah Neneknya Youngho. Hyunwoo bertanya apa yang mau dilakukan Neneknya Youngho kepada Jooeun? Menguburnya hidup-hidup?
Kemudian, mereka berdua melakukan simulasi pertemuan calon menantu dengan keluarga besar. Karena sudah pernah menikah, Hyunwoo bertindak sebagai Neneknya Youngho. Dengan nada suara galak, dia mengatakan supaya Jooeun menjauhi cucunya. Jooeun menyuruh Hyunwoo tidak se-lebay itu – lebih kalem, seperti waktu Hyunwoo bertemu calon mertuanya dulu.
Hyunwoo setuju. Dia menaikkan sebelah kakinya ke kursi, bertingkah jadi Mamanya Youngho. Dia menanyai beberapa hal pada Jooeun – umur, pekerjaan, dan latar belakang keluarga. Mood Hyunwoo mendadak hilang. Dia tak lagi ingin melakukan simulasi calon menantu dan keluarganya. “Lha aku harus bagaimana?” tanya Jooeun masih kebingungan.
“Kasih uang jajan sajalah,” timpal Hyunwoo menggampangkan. Dia berpikir Mama Mertuanya dulu paling senang kalau diberi uang jajan. Jooeun mengingatkan calon mertua yang akan dihadapinya adalah Bosnya Gahong, yang tak mungkin diberi uang saku. Hyunwoo kebingungan juga. Tapi tiba-tiba dia mendapatkan ide.
Hyunwoo memberikan baju lawas yang sangat disukai mantan Mama Mertuanya. “Apa ini tidak terlalu jadul?” tanya Jooeun. Hyunwoo menjawab, biasanya, wanita tua menyukai sesuatu yang format. Jadi baju lawas yang disodorkannya untuk dipakai Jooeun tepat. Jooeun jadi makin bimbang.
Jooeun mendapatkan SMS dari Youngho yang memintanya agar beristirahat dengan baik. Jooeun hanya mengiyakan, meskipun di dalam hati dia mengatakan takkan bisa beristirahat dengan tenang sampai bertemu Nenek Hongim.
Besoknya di kantor, Hyunjung memberitahu Jooeun kalau Mamanya Joonsung datang berkunjung. Jooeun meminta Hyunjung mempersilakan Mamanya Joonsung masuk.
Kedatangan Mamanya Joonsung adalah untuk berterima kasih kepada Jooeun dengan memberikan hadiah sarung tangan. Jooeun bertanya bagaimana kondisi suaminya Mamanya Joonsung sekarang?
Mama Joonsung bercerita jika suaminya sudah lebih baik ketimbang dulu saat ditemuinya beberapa hari sebelumnya. Bahkan suaminya itu meminta maaf padanya. Jooeun lega. Dia berpikir terapi psikologis terhadap suaminya Mamanya Joonsung lebih baik ketimbang penahanan, perceraian, atau mungkin gugatan ini-itu. Meski masalahnya sudah selesai, tapi Mamanya Joonsung masih merasa tidak memiliki hak untuk merasakan kebahagiaan seperti sekarang – Joonsung sehat, punya pacar pula yang cantik dan imyut.
Di ruangannya, Wooshik menunggu SMS dari Soojin tapi tidak ada apapun di HP-nya. Youngho muncul ke ruangannya untuk memintanya menangani proyek pusat rehabilitasi yang akan digarap. Wooshik berpikir proyek itu takkan disetujui dewan direksi. Youngho meminta Wooshik bekerjasama dengannya. “Kau percaya padaku?” tanya Wooshik. Youngho lebih suka mengatakan percaya pada pengalaman Wooshik. Ya Wooshik kan pensiun dari dunia renang gara-gara cedera yang tak sembuh.
Namchul sedang main catur di panti jompo ketika ada SMS dari Youngho memintanya balik ke Gahong. Dia tetap mencoba tenang agar bisa memenangkan permainan caturnya. Sayangnya, dia tetap kalah. Hehehe...
Jooeun menemui Nenek Hongim. Ketika Nenek Hongim hendak mengambil sesuatu dari dalam tasnya, Jooeun lebih dulu memberikan amplop padanya. Amplop itu tidak berisi uang, melainkan laporan tes darah. Dia juga menegaskan takkan meninggalkan Youngho apapun yang terjadi – mau dilecehkan Nenek Hongim juga tidak peduli. Entah karena kata-kata itu menyentuh hati Nenek Hongim atau bagaimana, yang jelas Nenek Hongim tidak menentang hubungan Jooeun-Youngho. Dia justru mengomentari baju lawas Jooeun.
Nenek Hongim mengajukan syarat: hadiah pernikahan mewah. Apa itu? Jooeun sudah paham benar.
Kenapa Nenek Hongim bisa menyetujui hubungan Youngho-Jooeun? Itu karena Nenek Hongim sempat melihat Jooeun menangis meraung-raung di depan ruang perawatan Youngho. Itu menyentuh hatinya.
Jiwoong memberitahu Joonsung kalau Yijin mendapatkan penghargaan sebagai artis terpopuler. Dia menyebutkan inisial JJS di pidato penerimaan penghargaan Yijin. Dia senang untuk Joonsung.
Yijin menemui Joonsung di ruang ganti dan memberikan smartwatch – untuknya dan untuk Joonsung. Smartwatch itu berfungsi sebagai pengganti borgol atau penjara. Istilah Indonesianya sih sudah “ditandai milik seseorang”. Aish.
Yijin bertanya apa Joonsung menonton pidato penerimaan penghargaannya? Joonsung mengatakan bahwa dirinya sudah mendengarnya langsung, dari Jiwoong. Wajah Yijin berubah masam. Dia protes, sambil menyebutkan: “Aku sangat menyukaimu, Jang Joonsung, lebih dari kau menyukaiku! Aku mengejarmu seperti orang gila selama setahun. Perasaanku terluka mengetahui sikapmu!” Joonsung pun mengecup bibir Yijin. Sekali. Dua kali. Ada hal romantis yang kemudian mereka lakukan kemudian.
Jooeun memberitahu Youngho tentang pertemuannya dengan Nenek Hongim. Dia pura-pura menunjukkan wajah sedih, sehingga Youngho berniat pergi untuk mengurusnya. Jooeun menahannya, sebab dia sudah mengurusnya. Dia berkata, “Nenekmu menginginkan hadiah pernikahan yang mewah.”
Youngho mengernyitkan dahi tidak mengerti. Jooeun mengambil dua boneka kecil yang sudah dipersiapkannya, sambil memanggil Youngho dengan sebutan “Papih”. Itu berarti Nenek Hongim meminta cicit! Youngho berniat kabur, tapi Jooeun berbekal jujitsu hasil latihan dengan Youngho memeganginya dan membantingnya ke kasur. “Aku ini pemegang sabuk jujitsu strip tiga!” kata Jooeun dengan nada mengancam. Youngho pasrah. Dia tidak akan menolak jika Jooeun menginginkan anak, asalkan Jooeun berhasil mendapatkan sabuk jujitsu dengan strip empat.
Untuk mencapai itu, Youngho akan melatih Jooeun lagi, sekalian sebagai bentuk mengekspresikan cinta mereka dengan cara lain.
Mereka pun latihan lagi. Jiwoong-Joonsung melihat dan merasa heran dengan apa yang Youngho-Jooeun lakukan. Mereka berpikir Youngho-Jooeun saling menggoda.
Youngho menarik benang wol yang menjadi bandul di syal pink Jooeun. Begitu benang wol itu terurai, tampak sebuah cincin berlian di sana. Jooeun membulatkan matanya. Terkejut. Dia ingin mengambilnya. Youngho menurunkan ujung benang wol yang dipegangnya sehingga cincin berlian berjalan ke arahnya, dan selanjutnya diambilnya.
“Aku ingin menyematkan cincin berlian ini di jari manismu, bisakah kau setidaknya berjalan ke sini?” katanya sambil merentangkan kedua tangannya, siap menerima pelukan Jooeun. Jooeun berlari menghamburkan diri memeluk Youngho. Romantis euy! Youngho menambahkan, “Kang Jooeun, aku mungkin membuatmu sedih dan menyulitkanmu, tapi aku ingin menghabiskan sisa hidupku denganmu. Kang Jooeun adalah milikku!” ~ Yeah, Youngho melamar Jooeun.
Youngho mengantarkan Jooeun ke rumah Hyunwoo. Di parkiran, sebelum keluar mobil, Jooeun menatap terus cincinnya. Youngho berseloroh cincin itu bisa retak jika ditatap Jooeun terus-menerus seperti itu. “Kau bilang aku wanita jahat, tapi kau lebih jahat!” tukas Jooeun, “Darimana kau mendapatkan ide menempatkan cincin di dalam syal?”
Youngho menjawab bahwa dirinya memberikan cincin disertai syal. Jooeun tidak setuju. Dia lebih tertarik untuk berpendapat syal-lah disertai cincin. Syal adalah hadiah utamanya, sebab syal dibuat tangan oleh Youngho secara pribadi. Cincin bisa dibeli dimana saja, kapan pun – asal ada uangnya :p.
Mereka berdua turun dari mobil. Youngho menurunkan koper berisi jeroan seksi milik Jooeun. Dia meminta Jooeun tidak lupa menelponnya. “Oiya, tapi kenapa kau tidak langsung pulang, malah ke rumah Hyunwoo?” tanyanya. Jooeun ingin pamer cincin berlian barunya. Aish!
Ketika Youngho ingin membicarakan tentang keluarganya, Nenek Hongim dan Papa Sungchul, Jooeun menyuruhnya berhenti. “Step by step!” sambungnya lagi, “Mari mengambil waktu step by step. Aku tak peduli dengan apa yang dikatakan orang, pokoknya aku memilih bersamamu, selamanya. Jadi mari kita tidak saling menyakiti atau tersakiti oleh siapapun.”
Jooeun naik ke rumah Hyunwoo. Begitu dibukakan pintu, Jooeun pura-pura pusing dan memegangi kepalanya dengan tangan kiri, padahal tujuan utamanya agar Hyunwoo melihat cincin berlian di jari manisnya. Hyunwoo kaget melihat cincin berlian baru Jooeun. “Ini nih si Mr. Seksi memberikannya padaku,” Jooeun berseloroh riang.
Hyunwoo mencemooh kenapa Jooeun sesumbar tentang cincin berlian pada seorang janda kembang seperti dirinya. “Yang jadi persoalannya sekarang adalah Ketua Lee ingin bertemu denganku,” sahut Jooeun. Karena Hyunwoo belum tahu tentang Ketua Lee, dia menjelaskan bahwa Ketua Lee adalah Neneknya Youngho. Hyunwoo bertanya apa yang mau dilakukan Neneknya Youngho kepada Jooeun? Menguburnya hidup-hidup?
Kemudian, mereka berdua melakukan simulasi pertemuan calon menantu dengan keluarga besar. Karena sudah pernah menikah, Hyunwoo bertindak sebagai Neneknya Youngho. Dengan nada suara galak, dia mengatakan supaya Jooeun menjauhi cucunya. Jooeun menyuruh Hyunwoo tidak se-lebay itu – lebih kalem, seperti waktu Hyunwoo bertemu calon mertuanya dulu.
Hyunwoo setuju. Dia menaikkan sebelah kakinya ke kursi, bertingkah jadi Mamanya Youngho. Dia menanyai beberapa hal pada Jooeun – umur, pekerjaan, dan latar belakang keluarga. Mood Hyunwoo mendadak hilang. Dia tak lagi ingin melakukan simulasi calon menantu dan keluarganya. “Lha aku harus bagaimana?” tanya Jooeun masih kebingungan.
“Kasih uang jajan sajalah,” timpal Hyunwoo menggampangkan. Dia berpikir Mama Mertuanya dulu paling senang kalau diberi uang jajan. Jooeun mengingatkan calon mertua yang akan dihadapinya adalah Bosnya Gahong, yang tak mungkin diberi uang saku. Hyunwoo kebingungan juga. Tapi tiba-tiba dia mendapatkan ide.
Hyunwoo memberikan baju lawas yang sangat disukai mantan Mama Mertuanya. “Apa ini tidak terlalu jadul?” tanya Jooeun. Hyunwoo menjawab, biasanya, wanita tua menyukai sesuatu yang format. Jadi baju lawas yang disodorkannya untuk dipakai Jooeun tepat. Jooeun jadi makin bimbang.
Jooeun mendapatkan SMS dari Youngho yang memintanya agar beristirahat dengan baik. Jooeun hanya mengiyakan, meskipun di dalam hati dia mengatakan takkan bisa beristirahat dengan tenang sampai bertemu Nenek Hongim.
Besoknya di kantor, Hyunjung memberitahu Jooeun kalau Mamanya Joonsung datang berkunjung. Jooeun meminta Hyunjung mempersilakan Mamanya Joonsung masuk.
Kedatangan Mamanya Joonsung adalah untuk berterima kasih kepada Jooeun dengan memberikan hadiah sarung tangan. Jooeun bertanya bagaimana kondisi suaminya Mamanya Joonsung sekarang?
Mama Joonsung bercerita jika suaminya sudah lebih baik ketimbang dulu saat ditemuinya beberapa hari sebelumnya. Bahkan suaminya itu meminta maaf padanya. Jooeun lega. Dia berpikir terapi psikologis terhadap suaminya Mamanya Joonsung lebih baik ketimbang penahanan, perceraian, atau mungkin gugatan ini-itu. Meski masalahnya sudah selesai, tapi Mamanya Joonsung masih merasa tidak memiliki hak untuk merasakan kebahagiaan seperti sekarang – Joonsung sehat, punya pacar pula yang cantik dan imyut.
Di ruangannya, Wooshik menunggu SMS dari Soojin tapi tidak ada apapun di HP-nya. Youngho muncul ke ruangannya untuk memintanya menangani proyek pusat rehabilitasi yang akan digarap. Wooshik berpikir proyek itu takkan disetujui dewan direksi. Youngho meminta Wooshik bekerjasama dengannya. “Kau percaya padaku?” tanya Wooshik. Youngho lebih suka mengatakan percaya pada pengalaman Wooshik. Ya Wooshik kan pensiun dari dunia renang gara-gara cedera yang tak sembuh.
Namchul sedang main catur di panti jompo ketika ada SMS dari Youngho memintanya balik ke Gahong. Dia tetap mencoba tenang agar bisa memenangkan permainan caturnya. Sayangnya, dia tetap kalah. Hehehe...
Jooeun menemui Nenek Hongim. Ketika Nenek Hongim hendak mengambil sesuatu dari dalam tasnya, Jooeun lebih dulu memberikan amplop padanya. Amplop itu tidak berisi uang, melainkan laporan tes darah. Dia juga menegaskan takkan meninggalkan Youngho apapun yang terjadi – mau dilecehkan Nenek Hongim juga tidak peduli. Entah karena kata-kata itu menyentuh hati Nenek Hongim atau bagaimana, yang jelas Nenek Hongim tidak menentang hubungan Jooeun-Youngho. Dia justru mengomentari baju lawas Jooeun.
Nenek Hongim mengajukan syarat: hadiah pernikahan mewah. Apa itu? Jooeun sudah paham benar.
Kenapa Nenek Hongim bisa menyetujui hubungan Youngho-Jooeun? Itu karena Nenek Hongim sempat melihat Jooeun menangis meraung-raung di depan ruang perawatan Youngho. Itu menyentuh hatinya.
Jiwoong memberitahu Joonsung kalau Yijin mendapatkan penghargaan sebagai artis terpopuler. Dia menyebutkan inisial JJS di pidato penerimaan penghargaan Yijin. Dia senang untuk Joonsung.
Yijin menemui Joonsung di ruang ganti dan memberikan smartwatch – untuknya dan untuk Joonsung. Smartwatch itu berfungsi sebagai pengganti borgol atau penjara. Istilah Indonesianya sih sudah “ditandai milik seseorang”. Aish.
Yijin bertanya apa Joonsung menonton pidato penerimaan penghargaannya? Joonsung mengatakan bahwa dirinya sudah mendengarnya langsung, dari Jiwoong. Wajah Yijin berubah masam. Dia protes, sambil menyebutkan: “Aku sangat menyukaimu, Jang Joonsung, lebih dari kau menyukaiku! Aku mengejarmu seperti orang gila selama setahun. Perasaanku terluka mengetahui sikapmu!” Joonsung pun mengecup bibir Yijin. Sekali. Dua kali. Ada hal romantis yang kemudian mereka lakukan kemudian.
Jooeun memberitahu Youngho tentang pertemuannya dengan Nenek Hongim. Dia pura-pura menunjukkan wajah sedih, sehingga Youngho berniat pergi untuk mengurusnya. Jooeun menahannya, sebab dia sudah mengurusnya. Dia berkata, “Nenekmu menginginkan hadiah pernikahan yang mewah.”
Youngho mengernyitkan dahi tidak mengerti. Jooeun mengambil dua boneka kecil yang sudah dipersiapkannya, sambil memanggil Youngho dengan sebutan “Papih”. Itu berarti Nenek Hongim meminta cicit! Youngho berniat kabur, tapi Jooeun berbekal jujitsu hasil latihan dengan Youngho memeganginya dan membantingnya ke kasur. “Aku ini pemegang sabuk jujitsu strip tiga!” kata Jooeun dengan nada mengancam. Youngho pasrah. Dia tidak akan menolak jika Jooeun menginginkan anak, asalkan Jooeun berhasil mendapatkan sabuk jujitsu dengan strip empat.
Untuk mencapai itu, Youngho akan melatih Jooeun lagi, sekalian sebagai bentuk mengekspresikan cinta mereka dengan cara lain.
Mereka pun latihan lagi. Jiwoong-Joonsung melihat dan merasa heran dengan apa yang Youngho-Jooeun lakukan. Mereka berpikir Youngho-Jooeun saling menggoda.
Pada akhirnya, Jooeun berhasil mendapatkan sabuk dengan strip empat. Dia mengajak Youngho ihuk-ihuk malamnya dan menemui keluarga mertua keesokan harinya.
Besoknya, Youngho-Jooeun menemui Nenek Hongim dan Papa Sungchul di kediamannya. Jooeun mengajak Youngho untuk bersujud hormat. Tapi Nenek Hongim sudah tidak menerapkan tradisi itu lagi. Dia langsung mengajak mereka berdua untuk makan. Baik Papa Sungchul, Youngho, dan Kepala Min menganggap Jooeun terlalu lebay.
Selesai makan, Nenek Hongim dan Papa Sungchul pergi ke kamar masing-masing. Jooeun masih nervous merasakan perutnya sakit. Youngho memijat tapak tangan Jooeun.
Karena terlalu mesra, Kepala Min yang duduk di depan mereka jadi rikuh. Youngho menegaskan apa yang dilakukannya adalah bagian dari perawatan dan meminta Kepala Min tidak salah paham. Jooeun bertanya apa rumah keluarga Youngho biasa tenang dan damai? Youngho mengiyakan. Kepala Min menambahkan tamu spesial yang datang hari ini membuat suasana rumah cukup ribut dari biasanya. “Ini dianggap berisik?” tanya Jooeun.
Jooeun bertanya apa dirinya sudah diterima sebagai bagian dari keluarga kan? Youngho mengiyakan. Jooeun punya ide bagus. Dia akan bernyanyi di depan Nenek, Papa, dan Kepala Min. Lagu apa? Daegu Venus lagi? Bukan.
Lagu yang Jooeun nyanyikan adalah lagu yang mengharapkan kesehatan dan usia panjang. Begini liriknya (lucu sih): “Di usiaku yang ke-60, malaikat maut datang untuk mencabut nyawaku. Aku mengatakan pada mereka belum ingin mati karena aku masih muda. Di usiaku yang ke-70, malaikat maut datang untuk mencabut nyawaku. Aku mengatakan pada mereka belum ingin mati karena masih banyak hal yang belum dilakukan. Di usiaku yang ke-80, malaikat maut datang untuk mencabut nyawaku. Aku mengatakan pada mereka belum ingin mati karena aku masih berguna.”
Lagu itu tidak dinyanyikan Jooeun sampai habis, karena Youngho menghentikannya. Dia tidak enak hati pada Nenek Hongim dan Papa Sungchul. Dia berpikir Jooeun meledek mereka berdua. Di luar dugaan, Nenek Hongim malah terkekeh. Begitu pula dengan Papa Sungchul.
Kebekuan di antara mereka pecah. Jooeun selanjutnya mengajak mereka semua berfoto konyol. Gaya mereka koplak semua, gyagyagya...
Bersambung ke part 2