Sinopsis Drama Sassy Go Go (cheer up) Episode 11 Part 1
Yeon Doo pun memperlihatkan foto kenangan Soo Ah bersamanya. Muncullah semua anak2 klub Cheerleading. Yeon Doo akui dirinya sungguh membenci Soo Ah karena kelakukannya. Namun Yeon Doo tak bisa lama menyimpan kebenciannya itu, karena semua ingatan kenagan Soo Ah dulu saat bersama klub Cheerleading, dan teman satu kamarnya di asrama Sevit. Yeon Doo,”Kamu enggak sendiri. Kamu memiliki teman yang selalu melakukan apapun bersamamu dan guru yang selalau di sampingmu, enggak perduli apapun itu”. Anak2 dan guru klub Cheerleading meminta Soo Ah untuk segera kembali ke SMA Sevit. Soo Ah menangis terharu dengan video kiriman terakhir dari anak2 klub Cheerleading itu.
Soo Ah pun mempertimbangkan dirinya yang akan kembali ke SMA Sevit diatas gedung rumah sakit. Sementara itu anak2 klub Cheerleading tetap melakukan latihan dalam mempersiapkan diri untuk kompetisi Cheerleading Regional. Da Mi merasa tak enak, dan bertanya ke Yeon Doo sebagai ketua, Da Mi,”Unnie, Sudahkah kamu mendengar kabar dari Soo Ah ?”. Jae Young takut bila Soo Ah tak melihat video yang dikirimkan oleh anak2 Cheerleading. Jae Young juga berpikir mungkin Soo Ah mengabaikan semua video yang telah mereka buat. Tae Pyung, Yeol, serta Ha Joon juga mengeluh karena tidak memeiliki penerbang yang diharapkan yakni Soo Ah. Tae Pyung,”Haruskah kita menyerah di kompetisi regional ini ?”, pelatih Jung Ah tak bisa berkata2 apapun. Sementara itu, ibu Soo Ah dan Direktur Lee sudah mempersiapkan segala keperluan Soo Ah sekolah di luar negara Korea, dan mereka bersiap2 untuk membawa Soo Ah keluar negeri.
Ibu Soo Ah meminta sang anak untuk tak kuatir dan segera memulai hidup yang baru, karena tak ada yang terjadi dengan Soo Ah. Soo Ah menangapi,”Kamu enggak bisa bilang tak ada terjadi”. Soo Ah berdiri dari tempat duduk dan tahu dirinya hanya akan menerima hukuman. Ibu Soo Ah tak mengerti apa yang dimaksud sang anak, ibu Soo Ah meminta anaknya untuk segera sadarkan diri. Ibu Soo Ah,”Apa kau tahu betapa sulitnya saya bekerja ?”. Soo Ah,”Itulah mengapa saya akan menerima hukumanku”. Soo Ah rela menerima hukumannya di SMA Sevit dan percaya akan mendapatkan pengampunan dari teman2 serta gurunya, karena itulah yang dibutuhkan Soo Ah.
Ibu Soo Ah sempat tak setuju. Ibu Soo Ah tahu jika Soo Ah kembali melihat ke belakang apa yang dilakukannya di Sevit. Itu justru akan membuat sang anak sadar sudah membuat kesalahan. Ibu Soo Ah tak ingin anaknya merasakan hal itu, Ibu Soo Ah,”Dengarkanlah ibumu..”. Soo Ah mengaku sudah mengikuti apa yang ibunya suruhkan selama ini. Namun kini Soo Ah berkeinginan untuk melakukan apa yang dipercayanya benar, dan ingin melakukan apa yang diingininya. Soo Ah,”Ku pikir hanya itulah satu2nya cara Saya enggak akan punya penyesalan. Saya tidak akan belajar keluar negeri”. Soo Ah yakin bisa masuk di Ivy Language dengan ketrampilan yang dimilikinya. Ibu Soo Ah marah mendengar kemauan anaknya itu. Dan akhirnya, Soo Ah datang ke ruangan klub Cheerleading dengan perasaan gugup dan masih diselumuti perasaan bersalah. Tanpa sengaja Yeon Doo melihat Soo Ah yang berdiri kebingungan. Yeon Doo bahagia tersenyum memandang Soo Ah. Yeon Doo menghampiri Soo Ah dan membawa tasnya untuk masuk ke ruangan klub Cheerleading. Yeon Doo,”Apa yang kau lakukan. Ikutilah saya”.
Soo Ah gugup untuk masuk kedalam ruangan klub Cheerleading. Di ruangan klub Cheerleading, semua2 anak sedang berlatih dengan instruksi dari pelatih Jung Ah. Soo Ah pun masuk kedalam ruangan klub Cheerleading. Semua anak2 Cheerleading menatap Soo Ah. Sementara Soo Ah masih tertunduk malu. Soo Ah,”Saya takut, dan enggak tahu apakah Saya seharusnya kembali”. Soo Ah mengaku sudah memiliki keberanian datang ke Sevit setelah melihat video dikirimkan oleh anak2 Cheerleading, dimana awalnya diri Soo Ah diselimuti ketakutan mendalam. Dan kini Soo Ah berani datang bertemu dengan semua anak2 Cheerleading. Soo Ah pun mengucapkan rasa terima kasih atas semua bantuan temannya dan meminta maaf atas semua kesalahan yang pernah dibuatnya bagi anak2 Cheerleading. Soo Ah pun meminta maaf sebesar2nya buat Yeol, Dong Jae. Soo Ah juga minta maaf karena sudah melibatkan semua anak Baek Ho ataupun klub Real King kedalam kegiatan Cheerleading. Soo Ah juga meminta maaf tulus kepada Yeon Doo.
Soo Ah ingin mengungkit kesalahanya di tangga dulu, namun Yeon Doo langsung menyela perkataan Soo Ah. Yeon Doo tahu kelakuan Soo Ah itu justru menjadi bomerang bagi dirinya sendiri. Soo Ah tahu semua perbuatannya itu tak bisa dimaafkan hanya dengan mengucapkan kata maaf. Yeon Doo,”Kau menjadi pengecut. Apa kau tahu betapa takutnya kita semua disini. Saya tak bisa memaafkanmu dengan mudah. Kwon Soo Ah bersihkan ruangan klub sendirian selama sebulan?”. Yeon Doo menghukum Soo Ah seperti itu, dan membuat anggota Cheerleading tertawa. Namun Yeol juga tak ingin mudah meminta maaf atas apa yang dilakukan Soo Ah. Yeol meminta Soo Ah selalu banyak membawa makanan ringan selama proses latihan. Saat Yeol berkata seperti itu, semua anak2 Cheerleading pun bersorak.
Soo Ah pun tersenyum mendengar hukuman dari Yeol itu. Anak2 Cheerleading,”Geez… kamu akhirnya kembali!. Baiklah”. Pelatih Jung Ah, “Semenjak penerbang ulung kita kembali sekarang. Ayo latihan keras”. Semua anak2 klub Cheerlading bahagia menyambut Soo Ah yang akan bergabung kembali ke klub Cheerleading. Kemudian anak SMA Sevit melihat pengumuman kembalinya Soo Ah. Dalam pengumuman itu, Soo Ah dihukum untuk melakukan kegiatan sosial. Beberapa anak2 SMA Sevit tak terima Soo Ah kembali lagi ke Sevit. Soo Ah dan Yeon Doo menatap pengumuman itu, dan semua anak2 SMA Sevit pergi. Melihat pengumumannya, Soo Ah sadar telah melakukan hal buruk selama ini, dan harus dihukum. Yeon Doo setuju bila Soo Ah layak dihukum, pasalnya Soo Ah memang telah berbuat diluar kewajaran.
Yeon Doo,”Ini adalah momen bersejarah dalam hidup yang sempurna Kwon Soo Ah”. Soo,”Baiklah, saya akan baik2 saja”. Soo Ah kini kembali tegar dan tak bisa dikalahkan oleh rintangan apapun, kepercayaan diri Soo Ah pun kembali lagi. Soo Ah,”Apa saya banyak mendapat poin hukuman ?”. Yeon Doo,”Mungkin, 248 poin”. Yeon Doo menyindir Soo Ah yang akan banyak mendapat poin hukuman daripadanya. Soo Ah mengucapkan terima kasihnya kepada Yeon Doo. Soo Ah,”Saya tahu kamu enggak akan menyerah denganku hingga akhir”. Yeon Doo pun berbuat usil atas perbuatan Soo Ah selama ini. Yeon Doo pun sempat menjidat kepala Soo Ah dengan keras, hingga Soo Ah berteriak, karena begitu kerasnya Yeon Doo menjidat kepala Soo Ah. Yeon Doo membalas,”Tentu saja, kamu tahu betapa terlukanya saya ?”. Yeon Doo berjanji akan tetap menjidat Soo Ah setiap kali dia menamparnya. Soo Ah pun lari dan Yeon Doo mengejarnya. Sementara itu, Soo Ah tertidur sangat pulas di kamarnya.
Melihat gaya tidur Soo Ah, Jae Young, Yeon Do, serta Na Yeon menjadi kaget. Jae Young,”Ini pertama kalinya saya melihat dia tidur dengan sangat nyaman”. Pasalnya selama ini Soo Ah selalu tidur hingga larut malam. Yeon Doo yakin selama ini, Soo Ah menjalani hidup yang begitu keras. Yeon Doo,”Mimpi yang manis, Soo Ah”. Soo Ah pun tertidur dengan bahagia. Sementara itu, semua anak2 Sevit kembali giat belajar. Yeon Doo cemburut menatap Yeol yang super rajin belajar untuk ujian semester. Yeon Doo berusaha mengalihkan perhatian Yeol, namun Yeol tetap fokus belajar. Karena Yeol yang begitu fokus belajar dan tak memperhatikannya, Yeol menaruh secarik kertas tempel di kepala Yeon bertuliskan,”Ingin pergi nonton setelah ujian ?. Ini seperti sejuta tahun semenjak ujian berakhir!”. Yeol tersenyum membaca kertas Yeon Doo itu. Yeon Doo menunggu Yeol di depan kelasnya. Namun ternyata Yeol mengacuhkan Yeon Doo dan malah pergi bersama Hyo Sik. Yeon Doo merasa Yeol telah mengacuhkannya.
Tak lama, Ha Joon lewat karena ingin membersihkan kelasnya. Yeon Doo pun menyapa dan mengambil tugas temannya Joon Soo untuk membersihkan kelas bersama Ha Joo. Kemudian Yeon Doo menyapa Ha Joon. Yeon Doo berpura membantu Seung Woo membersihkan kelas, karena Sung Woo telah banyak latihan Cheerleading selama beberapa waktu ini. Kemudian Yeon Doo berusaha meminta pendapat dari Ha Joon. Yeon Doo menceritakan tentang teman ceweknya yang mengajak seorang pria, namun pria itu malah cuek. Ha Joon tak mengerti yang dibicarakan Yeon Doo, Ha Joon,”Apa yang kau bicarakan ?”. Yeon Doo masih tak mau mengaku itu adalah dirinya yang meminta Yeol. Yeon Doo masih menjelaskan temannya yang bingung karena pria yang diajaknya justru malah cuek dan tak memberikan jawaban apakah meneriman tawaran nonton di bioskop.
Yeon Doo bertanya,”Apa bila seorang wanita mengambil inisiatif untuk menghubungi pria lebih duluan, apa itu terlihat seperti terobsesi ?”. Ha Joon malah mengaku menyukai wanita yang mengambil inisiatif duluan. Yeon Doo,”Mengapa tak ada kata darinya ? Mungkin dia muak denganku ?”. Ha Joon heran dengan perkataan Yeon Doo itu, Ha Joon curiga sosok teman yang dimaksud Yeon Doo adalah dirinya sendiri. Ha Joon sempat tersenyum memandang Yeon Doo yang kesal. Sementara itu, Yeol bersama Ha Joon membawa beberapa perlengkapan ke ruangan klub Cheerleading, Yeol nampaknya ingin membuat sebuah kejutan. Yeol,”Terima kasih sudah membantuku”. Ha Joon penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Yeol. Yeol,”Saya punya sesuatu yang saya janjikan ke Kang Yeon Doo”. Sambil tersenyum bahagia, Yeol ingin memberitahukan rahasianya kepada sobat karibnya itu. Yeol memberitahukan dirinya sudah resmi pacaran sama Yeon Doo. Meskipun di dalam hati Ha Joon terasa sakit bagai tersayat2 oleh pisau belati, Ha Joon berusaha tegar mendengarnya dan terlihat seperti tak terjadi apapun.
Ha Joon,”Oh.. sungguh.. Semoga beruntung..”. Yeol heran dengan tanggapan Ha Joon yang begitu singkat, namun hanya itu yang Ha Joon dapat katakan. Ha Joon pun pergi dari ruangan klub Cheerleading, dan Yeol mengejarnya. Di asrama Sevit, Yeon Doo menunggu datangnya Yeol. Tak lama Yeol serta Ha Joon datang, namun Yeol hanya bersikap cuek dengan sapaan Yeon Doo itu. Yeon Doo pun cemberut melihat sapaan singkat dari sang pacar Yeol. Di tangga Yeol langsung turun dan menempelkan kertas di kepala Yeon Doo. Dalam kertas itu, Yeol menuliskan,”Bagaimana dengan film tengah malam. Datanglah ke ruangan klub setelah absensi!”. Yeon Doo terseyum bahagia membaca kertas dari Yeol itu.
Yeol tersenyum bahagia memberikan kertas itu. Sementara Ha Joon semakin teriris2 hatinya melihat kemesraan Yeon Doo dan Yeol. Setelah absensi di asrama Sevit, Yeon Doo mendatangi ruangan klub Cheerleading. Yeon Doo kaget dengan kejutan yang dibuat oleh Yeol, dan Yeol menyambut Yeon Doo. Yeol menghiasi ruangan klub dengan makanan ringan serta lampu hiasa dan balon. Selain itu, Yeol juga mempersiapkan layar agar Yeon Doo dapat menonton. Yeon Doo kagum,”Hey, Bagaimana kau menyiapkan semua ini ?. Ini cantik”. Yeon Doo menikmati romantisme menonton film bersama Yeol. Yeol membuat situasinya semakin romantis dengan menggenggam tangan Yeon Doo. Yeon Doo menyapa hangat tangan Yeol, dan merebahkan kepalanya di pundak Yeol. Yeol tersenyum bahagia merasakan kepala dan rambut Yeon Doo yang hangat. Keduanya menikmati kebersamaan itu dengan romansa romantisme, tak ada orang yang mengganggu. Sementara itu, Ha Joon berdiam diri di sebuah ruangan.
Ha Joon tak semangat, hatinya terkulai mengetahui Yeol serta Yeon Doo kencan di ruangan klub Cheerleading. Ha Joon hanyalah bisa memandang foto dirinya saat dihukum karena ingin keluar dari asrama Sevit bersama Yeon Doo. Ha Joon hanya memandang manis foto itu, namun tak bisa memiliki memiliki dan merasakan cinta hangat Yeon Doo. Ha Joon mengingat saat Yeol mengatakan menyukai seorang wanita, dan sudah berpacaran sama Yeon Doo. Ha Joon hendak menghapus foto kenangan manis bersama Yeon Doo itu, namun itu masih tak bisa. Keesokan harinya, semua anak2 SMA Sevit mengepak segala pakaian mereka karena akan kembali ke rumah mereka. Namun Ha Joon tak bersemangat. Kemudian semua anak SMA Sevit hendak pulang ke rumah mereka. Tae Pyung sempat mendengar Da Mi akan mengadakan kencan buta. Mendengar kencan buta Da Mi Tae Pyung marah dan memburunya. Dong Jae mengajak Yeon Doo makan hamburger dalam perjalan Yeon Doo ke rumahnya. Mendengarnya Yeol menjadi cemburu. Yeol,”Hey, Ha Dong Jae! Kamu tak punya rencana hari ini ?”.
Yeon Doo pun mengajak Dong Jae pergi bersamanya, Yeol semakin cemburu dengan Yeon Doo yang memegang tangan Dong Jae. Yeol pun mengejar Dong Jae serta Yeon Doo. Yeol, Dong Jae, serta Yeon Doo pun pergi bersama di mini market. Yeol tetap cemburu dengan tingkah Yeon Doo yang begitu akrab dengan Dong Jae. Ketiganya pun minum susu bersama di mini market itu. Dong Jae,”Haruskah kita makan malam sebelum pergi ke rumah ?”. Yeol marah mendengarnya sambil keselek, Yeol,”Kamu harusnya makan di rumah! Ibumu pastinya akan kecewa!”. Yeol meminta Dong Jae makan malam di rumahnya saja, karena mungkin ibunya akan memasak masakan enak buatnya. Dong Jae,”Dia selalu memesankanku jjajjangmyun. Ibuku tak bisa memasaknya”. Ternyata ibu kandung Dong Jae tak bisa memasak. Dong Jae pun ingin segera pulang.
Namun tidak di rumahnya melainkan rumah Yeon Doo. Dong Jae yakin ibu Yeon Doo memasak makanan enak untuk menyambut Yeon Doo pulang ke rumah. Yeol semakin cemburu, Yeol,”Makanlah.. di rumahmu sendiri. Saya bahkan belum makan di rumahnya”. Namun Dong Jae tetap ingin makan di rumah Yeon Doo, pasalnya masakan di rumah Yeon Doo enak2 rasanya. Ha Joon sendiri terdiam masih di asramanya, dia menatap takut rapornya. Ha Joon teringat saat dirinya dipukuli habis oleh sang ayah, karena memiliki nilai yang jelek. Di tengah hujan gerimis, Yeon Doo, Dong Jae, serta Yeol pulang bersama. Yeol sempat menikmati kebahagian bisa memegang tangan Yeon Doo. Namun kebahagian Yeol itu sementara, karena Dong Jae bertanya ke Yeon Doo. Dong Jae,”Saya sungguh tak bisa datang makan di rumahmu ?”.
Yeol kesal karena jalanan menuju rumah Yeon Doo terasa jauh, maklumlah Dong Jae belum juga berpisah dari Yeon Doo. Ibu Yeon serta ayah Yeol juga pergi bersama, rencananya ayah Yeol ingin bertemu dengan Yeon Doo. Ibu Yeon Doo menyuruh kekasihnya ayah Yeol untuk berpura2 makan di rumahnya. Ibu Yeon Doo memiliki kebiasaan untuk membuatkan sesuatu saat anaknya bisa berada di rumah selama beberapa hari. Ayah Yeol,”Ngomong2, ayo lakukan hal ini setiap kali anak2 pulang ke rumah”. Ibu Yeon Doo berjanji akan segera memperkenalkan ayah Yeol ke anaknya. Soalnya ayah Yeol sudah tak sabar ingin mengarungi bahtera rumah tangga dengan ibu Yeon Doo. Akhirnya Yeol serta Yeon Doo selesai mengantar Dong Jae di rumahnya. Yeon Doo serta Yeol memberi salam perpisahan ke Dong Jae. Lambaian tangan Yeol ternyata hanya kemunafikan semata. Yeol kesal dengan Dong Jae yang tak bisa membaca suasana romantisnya pulang bersama Yeon Doo. Yeol marah melihat sentuhan tangan Yeon Doo dengan Dong Jae yang berlebihan.
Namun Yeon Doo malah tersenyum bahagia melihat Yeol yang super cemburu itu. Yeon Doo tak bisa jauh dari Dong Jae karena temannya semenjak kecil. Kemudian Yeol menggengam erat tangan hangat Yeon doo, dan bergegas membawa Yeon Doo ke rumahnya. Namun romansa romantisme keduanya harus berhenti, pasalnya Yeon Doo serta Yeol berpapasan melihat kedua orang tuanya saling bersentuhan tangan pula dinaungi oleh payung. Keempatnya terkaget. Yeon Doo kaget melihat ibunya yang memegang tangan ayah Yeol. Akhirnya ibu Yeon Doo melepaskan tangannya. Ibu Yeon Doo menyapa anaknya, dan Yeon Doo menyapa ibunya. Yeol menyapa ayahnya, dan sang ayah menyapa anaknya. Yeol pun melepaskan tangannya dari Yeon Doo. Keempatnya merasa heran. Yeon Doo kembali ke rumahnya dengan minum banyak air, dan membuatnya keselek. Yeon Doo tak menyangka ibunya sepertinya berkencan dengan seorang pria yang adalah ayah dari kekasihnya.
Ibu Yeon Doo sempat berpikiran anaknya pacaran sama Yeol saat mengingat Yeol memegang tangan Yeon Doo. Yeon Doo bertanya ke ibunya, Yeon Doo,”Bagaimana kalian bertemu. Berapa lama kalian sudah bertemu satu sama lain ?. Bagaimana bisa kamu menyembunyikan ini dariku ?”. Ibu Yeon Doo berusaha untuk menyembunyikan hubungan pacarannya, dan mengaku hanya bertemu di pertemuan orang tua, dan teman sekelas dulu. Yeon Doo,”Enggak ada hal2 yang sedekat hubungan persaudaraan diantara pria dan wanita dewasa!”. Tiba2 Yeon Doo teringat saat dia melihat ayah Yeol dan ibunya berpegangan tangan. Yeon Doo,”Apa sih hubungan kalian ?”. Ibu Yeon Doo masih menolak anggapannya anaknya klo dia pacaran sama ayah Yeol. Yeon Doo,”Kenapa kau tetap bohong ? Saya lihat kamu memegang tangannya dan melepasnya!”. Akhirnya Ibu Yeon Doo mengakui hubungannya dengan ayah Yeol, yang adalah kekasih.
Ibu Yeon Doo,”Saya bertanya2 sedikit apakah ya atau tidak saya kencan dengannya”. Ibu Yeon Doo berpura2 tak ada sesuatu yang serius terjadi dengan dirinya dan ayah Yeol. Namun Yeon Doo tak percaya hal itu, karena dia melihat dengan matanya sendiri, ibunya bergandengan tangan dengan ayah Yeol, dan mengatarkan ibu Yeon Doo ke rumah. Ayah Yeol dan anaknya kembali ke rumah mereka. Yeol bertanya ke ayahnya,”Tidak ada yang terjadi diantara kalian berdua ?. Itu tidak benar”. Ayah Yeol berusaha ingin membuat keputusan dan memikirkan secara serius terkait hubungannya dengan ibu Yeon Doo. Yeol sempat marah ke ayahnya karena hubungan cinta itu. Sebenarnya Ayah Yeol ingin mengungkapkan pacarannya bersama Ibu Yeon Doo sehabis ujian semester nanti. Ayah Yeol ingin meminta pendapat anaknya terkait hubungan cintanya. Yeol merasa pendapatnya tak penting lagi dengan terkait cinta ayahnya.
Yeol kecewa dengan sang ayah yang malah meninggalkannya di rumah nenek ketika sang ayah bercerai dari ibu Yeol. Yeol heran mengapa sang ayah kembali lagi padanya dan meminta pendapatnya. Yeol,”Mengapa itu penting bagimu sekarang, semuanya tiba2 ?”. Ayah Yeol,”Dia adalah seseorang yang akan baik padamu. Dia adalah seseorang yang membuatku melihatmu di pikiranku”. Yeol tertawa mendengar perkataan ayahnya itu. Yeol,”Bagaimana kalau saya bilang tidak lebih dulu. Apa kamu akan putus dengannya ?”. Yeol meminta ayahnya untuk tak lagi melihat ibu Yeon Doo, dan itu membuat ayah Yeol malah pusing. Yeol pun meminta ayahnya pergi, karena dia ingin sendiri. Sebelum ayah Yeol pergi, dia ingin agar Yeol menceritakan hubungannya bersama Yeon Doo. Sementara itu, Yeon Doo menjadi begitu pusing karena harus membayangkan menjadi saudara dengan Yeol.
Yeon Doo membayangkan saat dirinya memasak mie, dan melarang Yeol makan mie dimasaknya karena Yeol adalah kakaknya. Yeon Doo membayangkan Yeol tetap memaksa makan mie itu bersama, dan mereka saling bertatapan makan mie itu. Tatapan itu bukanlah tatapan biasa seperti saudara, melainkan tatapan seorang kekasih, dan Yeol hendak mencium Yeon Doo, dan Yeon Doo memberikan bibirnya. Ibu Yeon Doo berteriak untuk menghentikan ciuman mereka berdua. Kembali ke masa sekarang, dimana Yeon Doo tak bisa membayangkan dirinya yang malah bersaudara dengan Yeol. Yeon Doo merasa sangat stress bila itu terjadi padanya. Yeon Doo dan Yeol bertemu kembali di asrama. Ibu Yeon Doo juga bertemu dengan ayah Yeol. Ibu Yeon Doo percaya Yeol serta Yeon Doo pastinya terkejut. Sebaliknya Yeon Doo memberitahukan ke Yoel bahwa hubungan ibunya dengan ayah Yeol tak terlalu serius.
Sebaliknya ayah Yeol sudah memberitahukan anaknya bahwa hubungan mereka serius. Yeol sendiri yakin ibu Yeon Doo hanya berbohong agar Yeon Doo tenang. Yeon Doo bingung dengan arah kedepan hubungannya dengan Yeol. Yeol tak ingin membiarkan kedua orang tua mereka menjalin hubungan kasih lebih lanjut, dan akan memaksa mereka menjadi saudara. Ayah Yeol juga belum tahu mendalam hubungan kasih Yeol dengan Yeon Doo. Yeon Doo,”Mengapa ini menjadi menyulitkan ?”. Ayah Yeol tetap ingin menjalani rencananya menikahi ibu Yeon Doo. Sebaliknya Yeol tetap dengan rencananya untuk membatalkan hubungan ayahnya dengan ibu Yeon Doo. Kemudian Yeol kembali ke kamarnya, dan menemukan Ha Joon yang juga tak kembali ke rumahnya. Yeol pulang ke asrama Sevit, karena tak menemukan kenyamanan lagi di rumahnya, dan merasa asrama Sevit jauh lebih nyaman baginya. Ha Joon,”Apa kau bertengkar dengan ayahmu ?”. Yeol,”Ayahku seperti bertemu dengan ibu Yeon Doo. Yeol sedikit membahas bunungan ayahnya dengan ibu Yeon Doo. Ha Joon menanggapi,”Seberapa serius mereka ?”.
Bersambung ke part 2 yah.