Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 1 Part 1
Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 1 Part 2
Jin Wook dan
Ibu kepala berdiri berdua di sebuah rungan. Ibu Kepala memperingatkan Jin Wook,
jika dia sudah tidak ingin bekerja, maka jangan membuat masalah pada orang
lain.
"tadi
itu hanya sebuah kecelakaan, bagaimana aku bisa menghindar dari wanita yang
berlsri seperti bantneg merah?", jawab Jin Wook.
“Tuan Cha?
Apa kau pikir aku main-main?”, gertak Ibu Kepala.
Kontan Jin
Wook menempel ke tembok ketakutan. Dia ingin protes tentang kaki dan tangannya
yang terluka. Namun Bu Kepala Bagian tak perduli, dia menuntut Jin Wook meminta
maaf pada pelanggan yang dikatainya sebagai banteng merah itu. Dia yakin kalau
Jin Wook sudah tahu di mana tempatnya berakhir kalau sampai dipecat.
Sesampainya
di kamar, Yoo Mi protes karena Ibunya menggunakan foto semacam itu dalam
pestanya. Ibu bukan seorang supermodel ataupun Miss Korea. Coba deh tonton saja
sendiri, apa dia akan menggunakan foto-foto itu saat pemakamannya juga?
“Lihat. Kau
sudah tidak sabar lihat Ibu mati?”
“Tolong
dewasalah, Ibu!”
“Ibu ingin
mengatakan sesuatu. Kau harus bertemu dengan seorang pria muda saat kau masih
cantik, dan melakukan hubungan yang normal dengan pria. Tapi, kau hanya membuat
Ibu frustasi saja!” ucap Ibu.
Yoo Mi tidak
tahan dengan ucapan Ibu dan mematikan sambungan teleponnya. Ibu menggerutu
marah pada Yoo Mi. Namun suaminya dengan manja menghampiri dia, dia tahu kok
bagaimana perasaan Yoo Mi. Ibu kesal, apa? Suaminya segera menyentuh lengan Ibu
semakin nakal, bukankah ini malam bulan madu mereka? Mereka sudah punya janji.
Jin Wook
memanggil Bellboy yang ditugaskan oleh Sekretaris Jang untuk mengosongi bahan
bakar mobilnya. Bellboy itu awalnya tidak mau ngaku kalau dia memegang kunci
mobil Jin Woo.
Tapi Jin Woo
mengancam akan memecatnya. Bellboy itu ketakutan hingga ia memberikan kuncinya.
Sebelum pergi, Jin Wook juga meminta bellboy itu untuk memberikan jas
seragamnya.
Yoo Mi sudah
mandi dan mengenakan handuk kimono. Seseorang terdengar memencet bel
ruangannya. Yoo Mi pun membukakan pintu dan Jin Wook nyelonong membawa troli
makanan. Kontan Yoo Mi bingung, dia tidak memesan apapun. Jin Wook mengatakan
jika minumannya itu gratis.
“Walaupun
gratis, aku tetap tidak mau. Silahkan keluar.”
“Jika kau
tahu berapa harga anggur ini, kau tidak akan mengatakan itu.”
“Tolong
pergilah sebelum aku melaporkanmu.”
Jin Wook
akhirnya mengaku kalau dia datang kesana untuk meminta maaf. Kalau memang mau
meminta maad, dia menuntut supaya Jin Wook mengatakannya sekarang. Jin Wook
mengambil langkah mendekat pada Yoo Mi, jarak diantara mereka sangatlah dekat.
Yoo Mi kontan grogi hingga ia cegukan.
“Kalau kau
mau aku minta maaf, minta maaflah duluan. Apa kau tidak ingat aku? Yang dari
bus? Dan kau juga yang menabrak troliku seperti banteng marah.”
Yoo Mi
terperangah tak terima dikatai banteng merah. Apa dia sudah selesai bicara
sekarang? Belum, jawab Jin Wook. Masih banyak lagi tapi dia malas
mengucapkannya. Jin Wook pun berjalan meninggalkan kamar Yoo Mi.
Bellboy
gempal kembali menegur Jin Wook untuk membantunya membersihkan kamar yang baru
ditinggalkan. Tapi sekalinya Jin Wook bilang dia mau izin pulang, Bellboy itu
tidak bisa membantahnya lagi.
Jin Wook pun
sampai heran dengan karakternya. Dia pun berniat pergi, tapi saat merogoh
sakunya, dia sadar kalau kuncinya tidak ada disana. Ia mendesis, ingat kalau
kemungkinan ia menjatuhkannya di kamar Yoo Mi.
Yoo Mi terus
menggerutu marah karena dikatai banteng merah. Tapi bagaimanapun, dia penasaran
dengan rasa wine yang dibawakan Jin Wook. Dia mencicipinya, dan memang enak
sekali. Ia pun masuk ke kamar mandi, berniat main busa.
Tapi karena
lantainya licin terkena sabun, dia malah terperleset dan wine yang dipegangnya
jatuh. Wine itu menyiprat kemana-mana sampai handuk Yoo Mi yang berwarna putih
pun seolah terkena darah.
Jin Wook
memencet bel kamar Yoo Mi. Berkali-kali dia memanggilnya tidak ada jawaban,
sampai terdengar suara Yoo Mi yang merintih kesakitan. Jin Wook yang panik pun
meminta kunci serep pada temannya. Dia langsung masuk ke kamar Yoo Mi bersama
temannya itu. Dia menyuruh temannya untuk mencari Yoo Mi, sedangkan dia
sembunyi-sembunyi mencari kunci mobilnya.
Setelah
kunci mobilnya berhasil ditemukan, Jin Wook membuka kamar mandi dan Yoo Mi
tampak tergeletak disana. Yoo Mi yang panik pun buru-buru memejamkan matanya.
Jin Wook dan rekannya juga ngeri melihat darah (wine) dimana-mana. Jin Wook
sigap membopongnya keluar resort.
Didepan
resort, ambulans sudah menanti mereka dan suaranya membuat orang-orang bekumpul
penasaran. Melihat banyaknya orang, Jin Wook segera membenahi pakaian Yoo Mi
yang tersingkap. Petugas ambulan segera memberikan pertolongan pertama. Dia
ingin membuka mata Yoo Mi, Yoo Mi malah semakin erat memejamkan matanya.
Petugas
mengguncang tubuhnya tapi Yoo Mi tidak merespon. Mereka akhirnya menggelitiki
kaki Yoo Mi. Kontan Yoo Mi bangkit sambil ngakak dan kakinya reflek menendang
petugas yang menggelitiki kakinya. Jin Wook pun menolek ke arah Yoo Mi dengan
marah.
Jin Wook dan
Yoo Mi bicara berdua. Yoo Mi kebiasaan meletakkan kepalanya ke tembok saat
frustasi. Jin Wook membentak Yoo Mi dengan kesal, sudah berapa kali dia terus
mendekatinya? Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia berbaring di kamar mandi seperti
itu?
“Itu karena
lantainya licin akibat busa sabun.”
“Kau
seharusnya bilang bahwa kau baik-baik saja saat aku menggendongmu keluar! Aku
tadinya mau mengatakan sesuatu, tapi kalian bereaksi-- Baiklah, mungkin kau
malu. Kalau begitu kau harus akting lebih baik lagi. Kau sangat menghinaku
dengan menertawaiku di depan orang banyak seperti itu!” cerocos Jin Wook.
Yoo Mi
menyalakan Jin Wook yang masuk ke kamarnya tanpa izin. Jin Wook beralasan kalau
Yoo Mi-lah yang meminta pertolongan padanya.
Yoo Mi
berubah sedih, “Kenapa aku tidak bisa mandi dengan baik? Mengapa aku bahkan
tidak bisa membuat bakso goreng Korea? Mengapa semuanya tidak sesuai dengan apa
yang kuharapkan?”
Jin Wook
kasihan melihat wajah menyedihkan Yoo Mi. Dia menyelampirkan jas yang
digunakannya, kalau dia kesini untuk berlibur, nikmati saja dan jangan bawa
perasaan seperti itu.
Setelah Yoo
Mi mengganti bajunya dengan seragam hitam putihnya lagi, dia mengaca dengan
baju seragamnya Jin Wook dan menyadari kalau Jin Wook memiliki dada yang sangat
bidang. Teringat ucapan Jin Wook yang menasehatinya untuk menikmati liburannya
saja, Yoo Mi langsung mencobai sumpelan dadanya.
Keesokan
harinya, Jin Wook membawa sebuket bunga ke sebuah restoran bubur yang tampak
belum buka. Dia ragu memasukinya dan akhirnya meninggalkan buket itu di depan
pintu beserta sebuah surat di dalamnya. Tak lama kemudian, dia melihat beberapa
Ahjumma berjalan ke arahnya.
Tampaknya
dia mengenali salah satunya, tapi dia langsung pergi sebelum para ahjumma itu
melihatnya. Ahjumma pemilik restoran bubur pun berpisah dengan teman-temannya
sesampainya di depan restoran tapi malah mendapati buket bunga di sana. Surat
itu hanya berisi satu kalimat ucapan selamat ultah.
Ahjumma itu
adalah Ibunya Jin Wook. Ia begitu terharu dan langsung mencari Jin Wook, dia
tidak melihat siapapun, sama sekali tidak melihat Jin Wook yang bersembunyi di
belakang restorannya.
Yoo Mi
berjalan-jalan di pinggir pantai sambil foto-foto. Dia mencoba menikmati
kesendiriannya, tapi selalu iri setiap kali melihat para pasangan bercengkerama
di sekitarnya hingga lama-kelamaan dia mulai merasa risih sendiri. Bahkan saat
dia hendak memasuki sebuah restoran, dia malah melihat papan pengumuman kalau
restoran itu menerima pesanan untuk dua 2 orang.
Terpaksalah
Yoo Min akhirnya hanya bisa makan kimbap segitiga. Dia tengah membuka mulut
untuk melahap makanannya saat Jin Wook kebetulan lewat dan langsung berhenti di
depannya. Yoo Mi langsung urung memakan kimbap-nya. Jin Wook menyindirnya, apa
dia selalu hobi kelihatan stres sepanjang hari? Kesal, Yoo Mi menyuruhnya pergi
saja dan tidak usah mempedulikannya.
"Aigoo,
kau seperti 'Blackey' saja." Komentar Jin Wook.
"Blackey?"
"Dia
teman yang kuberi makan setiap hari."
"Lalu
bagaimana denganmu sendiri? Apa kau menyewa mobil? Kau tidak mencuri mobil
tamu, kan?"
Jin Wook tak
percaya mendengarnya, Yoo Mi pasti tidak siapa dia, tapi dia ini bukan orang
biasa. Dia mau bilang kalau dia adalah putera dari pemilik tempat ini. Tapi Yoo
Mi menyelanya dan berpikir kalau Jin Wook mencuri mobil anaknya ketua.
Frustasi,
Jin Wook malas menjelaskan lebih lanjut dan menawarkan tumpangan saja. Tapi Yoo
Mi lagi-lagi meragukannya, takut kalau dirinya malah akan dikira kaki-tangan
pencuri. Tapi saat Jin Wook menakut-nakutinya kalau sudah tidak akan ada bis
yang lewat lagi, dia langsung berlari masuk ke mobilnya Jin Wook.
"Aku
akan menganggapnya sebagai layanan konsumen tambahan," ujar Yoo Mi.
Yoo Mi
menikmati udara pantai sepanjang perjalanan. Jin Wook penasaran, apakah dia
datang untuk wawancara kerja. Yoo Mi kelihatan lebih baik pakai gaun daripada
pakai baju yang membuatnya kelihatan seperti sekretaris ini. Jangan-jangan dia
membaca buku itu, yang judulnya 'Selera Tersembunyi si Bos', judulnya saja
terdengar provokatif.
Yoo Mi
langsung tergagap canggung, "Itu... itu bukan buku seperti itu."
Tiba-tiba
terdengar bunyi nyaring yang menandakan bensin mobilnya mau habis. Jin Wook
langsung kesal, dia tidak bawa uang lagi. Lalu dengan seenaknya dia mengulurkan
tangan, meminta Yoo Mi untuk meminjamkan uangnya.
Di resor,
Sekretaris Jang melaporkan perginya Jin Wook ini pada Ketua Cha dan meyakinkan
Ketua Cha kalau Jin Wook tidak akan pergi jauh karena bahan bakar mobilnya
tidak cukup. Ketua Cha tidak mempermasalahkannya, tampaknya tahu kemana Jin
Wook pergi.
"Dia
mungkin saja akan sadar setelah bertemu Ibunya," gumam Ketua Cha.
Jin Wook
berhenti di pinggir pantai dan menyuruh Yoo Mi keluar dari mobilnya. Yoo Mi
jelas protes diturunkan di tempat nggak jelas padahal dia yang membayari bahan
bakarnya. Jin Wook kesal, dia kan sudah bilang akan menggantinya dua kali
lipat.
"Bagaimana
bisa aku mempercayaimu?" sinis Yoo Mi.
Jin Wook
langsung menyudutkan Yoo Mi dan menegaskan, "Aku tidak pernah menarik
ucapanku saat aku sudah berjanji."
Dia
mengambil sebotol wine di jok belakang dan menyuruh Yoo Mi pergi sendiri saja,
entah naik bis atau minta tumpangan ke orang... "Akau kau bisa minum saja
denganku."
Hmm... bukan
ide yang buruk. Sementara beberapa orang sedang mendendangkan lagu, Yoo Mi dan
Jin Wook duduk bersama di atas pasir sambil menenggak wine. Tba-tiba Yoo Mi
menemukan sekeping uang koin keluaran tahun 1989. Wah, uang ini dibuat saat dia
lahir, beruntungnya dia hari ini. Jin Wook sinis, bukankah harinya Yoo Mi
terlalu buruk untuk berkata seperti itu?
"Walaupun
seribu hal yang tidak baik terjadi, namun ketika sebuah hal baik terjadi, hari
itu jadi hari keberuntunganku. Aku menemukan uang 500 won ini dan uang ini
dibuat saat aku lahir. Kurasa aku sedang beruntung."
Dia lalu
memberikan uang koin itu pada Jin Wook sebagai hadiah. Jin Wook mengira kalau
Yoo Mi sedang mengkasihaninya, tapi Yoo Mi menjelaskan kalau dia hanya
mendoakan semoga Jin Wook beruntung karena sepertinya Jin Wook sedang sedih
sepanjang hari.
"Kau
kelihatan seperti kucing yang kehilangan Ibunya."
Jin Wook
tidak terima dikatakan kayak kucing. Apa Yoo Mi sudah mabuk hanya dengan satu
tegukan saja? Yoo Mi menyangkal, dia ini tidak gampang mabuk. Dia lalu
menggoyang-goyangkan kepalanya, tampak begitu bahagia. Jin Wook langsung
menyindir, dia tidak akan kaget kalau Yoo Mi tiba-tiba menari.
Sepertinya
Yoo Mi memang sudah mabuk, begitu Jin Wook mengucapkannya, Yoo Mi langsung
beranjak bangkit dan mulai menari-nari, membuat Jin Wook jadi malu saja.
Mereka terus
bersama sampai malam tiba. Yoo Mi berterima kasih padanya untuk hari ini. Dia
mengaku kalau saat ini tak ada yang berjalan lancar baginya, dia sangat
kesepian, pokoknya keadaannya sangat sulit sekarang ini. Tapi tak ada satupun
yang pernah bertanya apakah dia baik-baik saja. Jin Wook lah orang yang pertama
kali menanyakan itu padanya.
"Itu
bahkan bukan apa-apa. Tapi kata-kata itu, membuatku merasa sangat lega."
desah Yoo Mi dengan mata berkaca-kaca.
Jin Wook
menatapnya prihatin. "Aigoo, aku ini sangat mempesona. Kau bukan wanita
pertama yang menangis karena aku. Tapi kau wanita pertama yang menangis karena
aku bertanya apakah kau baik-baik saja. Kau wanita pertama yang kurasa sangat
cantik... saat menangis."
Yoo Mi
tercengang mendengarnya. Dia jadi gugup karenanya sampai-sampai dia cegukan
lagi. Dia berusaha menghindar dengan pamit pergi. Tapi saat dia bangkit,
tiba-tiba dia oleng. Jin Wook sontak sigap menangkapnya. Yoo Mi jadi makin
canggung hingga cegukan terus.
Jin Wook
tampak terpesona melihat reaksi Yoo Mi dan tiba-tiba saja dia menarik Yoo Min
mendekat kepadanya dan menciumnya mesra. Yoo Mi langsung mendorongnya. Tapi
kemudian dia menarik bajunya Jin Wook dan mereka pun kembali berciuman hot dan
selanjutnya bayangin sendiri saja. hehe.
#Flashback
Setelah meninggalkan si cewek seksi di diskotik,
Jin Wook pulang dan langsung memberi makan peliharaannya si Blackey. Dia lalu
masuk dengan langkah tanpa semangat kedalam rumah besarnya yang tampak begitu
sepi lalu membaringkan dirinya di sofa dengan sedih.
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 1 Part 2