Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 1 Part 1
Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 1 Part 1
Seorang
wanita nampak sedang mencari sesuatu didalam tong sampah. Kepalanya masuk ke
dalam tong sampah itu. Ternyata ia sedang mencari kaleng susu yang tertimbun
sampah-sampah yang lain. Orang-orang sekitar yang lewat di jalan itu terlihat
risih dengan apa yang di lakukan oleh Seo Ji An. Setelah berusaha cukup keras,
akhirnya ia berhasil mendapatkan kaleng susu itu. Namun is tak sengaja
menumpahkan susu yang masih ada di dalam kaleng itu tepat mengenai roknya.
Dengan
wajah agak kesal, Ji An mencuci rok nya di kamar mandi. Tapi karena rok nya gak
bisa dicuci, akhirnya Ji An pun membeli rok yang baru.
Sesampainya
di kantor, ia dikejar satpam karena membawa kaleng susu bekas. Tapi Ji An gak
peduli, ia terus berlari dan berlari secepat mungkin.
Orang-orang
kantor langsung menutup hidung begitu ia masuk.
Usut punya usut, ternyata kaleng bekas itu dikumpulkan Ji An untuk
membantu putri manajernya yang akan mengikuti kompetisi recycling. Tak hanya itu, Ji An juga disuruh oleh
manajernya untuk mengecat kaleng itu dengan cat dasar. Ji An pun menerimanya
dengan senang hati.
Saat
sedang mengecat kaleng2 itu dibawah terik sinar matahari, Ji An dihampiri
ketiga rekannya. Mereka marah karena Ji An selalu menuruti perintah Sun Woo
Hee. Ji An menjelaskan, ia melakukan itu agar diangkat menjadi pegawai tetap.
Ji An lantas melanjutkan pekerjaannya mengecat kaleng2 itu. Rekannya tambah kesal, ia bertanya bagaimana
kalau Ji An tidak diangkat menjadi pegawai tetap setelah melakukan ini itu.
“Kita
semua hanya pegawai kontrak. Aku tidak mau satu grup dengan kalian. Kita tidak
bisa menjadi grup. Begitulah cara kita bertahan. Semua orang menjalani hidup
masing-masing. Jadi, jangan ganggu aku.” jawab Ji An.
Ketiga
rekan Ji An pun akhirnya memilih pergi. Setelah mereka pergi, baru lah Ji An
menghela napasnya.
Berbanding
terbalik dengan Ji An, Seo Ji Soo justru menjalani hari2nya dengan santai. Ia
terlihat duduk di depan sebuah toko roti, menunggu toko roti itu buka. Begitu
toko roti buka, ia langsung capcus ke dalam.
Saat di
kasir, ia menanyakan soal Cha Won yang biasa membantu Kang Nam Goo berjualan
roti. Mendadak saja, Ji Soo jadi mencemaskan Nam Goo yang bekerja sendirian.
Tapi Nam Goo nampaknya tidak terlalu menyukai Ji Soo. Ia menyuruh Ji Soo pergi.
Tapi saat hendak pergi, ia mendengar
seorang pelanggan menanyakan isi dari salah satu roti. Sambil memakan
rotinya, Ji Soo pun menjawab pertanyaan si pelanggan dengan lancar. Ia juga merekomendasikan
roti yg lain dan memuji kelezatan roti itu. Berkat uraian Ji Soo, pelanggan itu
langsung membeli roti yang direkomendasikan Ji Soo. Nam Goo pun menegur Ji Soo.
“Seo Ji
Soo-ssi, boleh aku bicara?” tanyanya. Ji Soo pun mengerti dan langsung pergi.
Tak lama
kemudian, Sun Woo Hyuk lewat di depan toko roti. Ji Soo pun bergegas mengayuh
sepedanya, mengejar Woo Hyuk. Woo Hyuk akhirnya sadar Ji Soo mengikutinya
setelah beberapa menit berlalu. Ia pun langsung mengayuh sepedanya lebih cepat.
Melihat itu, Ji Soo yang sedari tadi tersenyum ke arah Woo Hyuk, ikut mengayuh
sepedanya dengan cepat, mengejar Woo Hyuk.
Sampai di
tempat tujuan, Ji Soo mengikuti Woo Hyuk masuk dengan pura2 mau mengantarkan
pesanan dari restoran tempat ia bekerja. Ji Soo mengajak Woo Hyuk bicara, tapi
Woo Hyuk mengabaikannya dan pura2 sibuk. Melihat Woo Hyuk sibuk, akhirnya Ji
Soo memilih pergi namun ia kesandung pas mau keluar gara2 terus ngeliatin Woo
Hyuk.
Do Kyung
lagi mempresentasikan proposalnya di
hadapan petinggi perusahaan, termasuk ayah, ibu juga paman dan bibinya. Ia
berencana membuat produk dari bahan2 yang ramah lingkungan. Namun tidak semua
menyukai ide Do Kyung, termasuk paman dan bibinya yang berusaha
menjatuhkannya. Presdir Choi, selaku
ayahnya Do Kyung, pun membela Do Kyung. Ia mengaku, menyukai ide Do Kyung dan
memuji kreatifitas Do Kyung.
Ibu Do
Kyung, Nyonya No Myung Hee, tersenyum. Sementara sang bibi, No Jin Hee,
langsung terdiam kesal.
Begitu
rapat selesai, Jin Hee langsung protes pada Presdir Choi tentang Do Kyung yang
bersikap seperti pemilik perusahaan. Namun Presdir Choi memilih tidak meladeni
Jin Hee dan pergi. Jin Hee lalu mengajak eonni nya minum teh. Sama seperti
Presdir Choi, Myung Hee juga menolak dengan alasan harus menghadiri bazaar.
Do Kyung
yang lagi benahin tali sepatunya di lift gak sengaja mendengar ketiga
pegawainya lagi menggosipkan dirinya dan juga ibunya. Mereka bilang ibunya Do
Kyung adalah ahli waris, tapi tidak bisa mewarisi perusahaan.
“Kudengar
perusahaannya akan diwarisi Choi Do Kyung. Haruskah kucoba mengambil hatinya?”
ucap salah satu dari mereka.
“Kudengar
dia tidak menyukai wanita. Umurnya sudah 33 tahun, tapi masih melajang. Dia
juga tidak berkencan. Kudengar dia baik kepada wanita. Dia juga sangat lembut.
Itulah sebabnya dia aneh. Maksudku, dia terlalu baik kepada pegawai seperti
kita. Dia sok berkuasa. Bukankah itu sama saja seperti meremehkan kita?” sahut
yang lain.
Do Kyung
lantas berdiri, membuat ketiga perempuan itu terkejut. Mereka langsung
tertunduk malu dan meminta maaf pada Do Kyung. Tapi Do Kyung sambil senyum2
malah minta maaf karena sudah menguping pembicaraan mereka.
Keluar
dari lift, Do Kyung pun ngomong sendiri.
Ia menyesal karena tidak meluruskan rumor gay-nya pada ketiga pegawainya
tadi.
Nyonya No
sedang bersiap2 saat seketarisnya, Lee Soo A, datang membawakan beberapa surat.
Nyonya No mengecek satu2 surat itu dan menemukan surat tentang Eun Seok,
putrinya yang hilang 25 tahun lalu. Dalam surat itu, si pengirim mengaku
mengetahui keberadaan Eun Seok. Nyonya No pun langsung teringat saat putrinya
itu menghilang.
Flashback….
Nyonya No
yang sedang menyetir baru menyadari Eun Seok tidak ada di mobil. Ia langsung
memutar mobilnya, tapi naas. Sebuah truk menabrak mobilnya. Berita hilangnya Eun
Seok yang adalah ahli waris Hae Sung Group, langsung menyebar di media. Mereka pun berjanji, akan memberikan 500 ribu
dollar bagi siapa saja yang berhasil menemukan Eun Seok.
Flashback end…
Nyonya No
kesal dan langsung membuang surat itu. Ia yakin, si pengirim surat hanya
mengincar uangnya saja. Tapi Soo A takut
kalau si pengirim surat benar2 tahu dimana Eun Seok karena si pengirim berjanji
akan mengirimkan bukti kuat.
“Jika
memang memiliki bukti, dia akan mengirimnya lebih dahulu. Dia tidak akan mengirim
kata sambutan seperti itu. Orang-orang itu meminta uang muka dan biaya
perjalanan.” Ucap Nyonya No kesal.
Seorang
wanita datang menawarkan pijat wajah pada Yang Mi Jung. Ia mengaku, hal itu
merupakan bagian dari promosinya. Nyonya Yang tertarik, apalagi setelah wanita
itu bilang ada masker pengencang wajah terbaru.
Usai
memasker wajah Nyonya Yang, wanita itu pamit ke kamar mandi. Dia ke kamar mandi untuk mengambil sikat gigi
milik kedua putri Nyonya Yang.
Adegan
lalu berpindah pada acara amal yang dilakukan Klub Dawon dimana Nyonya No
menjadi salah satu anggotanya. Tak lama kemudian, Nyonya No pergi menghampiri
temannya yang ternyata ibunya So Ra, calon istri Do Kyung. Nyonya No mengaku,
dirinya sangat merindukan So Ra.
“Teman-temannya
meminta dia untuk berwisata dengan mereka, tapi suamiku melarangnya.” Jawab
ibunya So Ra.
“Kau
mendidiknya dengan baik.” Puji Nyonya No. Nyonya No lantas menceritakan soal Do
Kyung. Ia bilang, Do Kyung memimpin tim nya hanya sampai tahun ini, karena Do
Kyung akan ditunjuk sebagai Wakil Presdir tahun depan.
Ibu So Ra
terkejut, Wakil presdir?
“Dia
mengelola tim perencanaan selama dua tahun. Ayahku merasa dia sudah cukup
berpengalaman.” Ucap Nyonya No.
“Jadi,
Pimpinan No menyetujuinya?” tanya ibu So Ra.
“Dia harus
bergabung dalam manajemen perusahaan sebelum menikah. Aku tidak sabar
menantikan pertemuan Do Kyung dan So Ra.” Jawab Nyonya No.
Saat
tengah asyik berbincang, seorang wanita yang kemudian diketahui sebagai istri Presdir
dari Shimsung Group menyapa ibu So Ra. Nyonya Hong lantas menanyakan soal So
Ra. Nyonya No pun langsung bisa menebak kalau Nyonya Hong menginginkan So Ra
menjadi menantunya.
Nyonya
Yang tampak puas dengan perawatan wajah yang tadi dilakukannya. Wanita itu juga
ikut senang melihat Nyonya Yang puas dengan perawatannya, namun tak lama ia
mengalihkan pandangannya ke foto keluarga Nyonya Yang.
“Anda
bilang putri Anda kembar yang tidak identik. Siapa yang mirip dengan Anda?
Kurasa yang rambut panjang lebih mirip dengan Anda. Bukankah begitu?” ucap
wanita itu sambil melihat foto Ji Soo.
“Kepribadiannya
juga. Dia ramah sepertiku.” Jawab Nyonya Yang.
Temannya
Nyonya Yang datang, mengajak Nyonya Yang ke pasar. Nyonya Yang pun langsung
menceritakan soal perawatan wajah yang tadi dilakukannya. Teman Nyonya Yang pun
juga tertarik melakukannya, ia mengajak wanita itu ke rumahnya tapi wanita itu
menolak dengan alasan itu bukan wilayahnya.
Saya skip
yaaa adegan yg menurut saya gk terlalu penting...
Setelah
wanita itu pergi, Nyonya Yang menghubungi Ji Soo. Ia ingin tahu Ji Soo ingin
makan apa. Usai bicara dengan Ji Soo, Nyonya Yang langsung mengajak temannya ke
pasar. Temannya marah karena Nyonya Yang hanya menanyai Ji Soo saja. Nyonya
Yang beralasan itu karena Ji Soo kehilangan berat badan.
“Dia
tampak lemah dan tidak berdaya. Dia bahkan tidak bisa menghabiskan semangkuk
nasi. Dahulu dia biasa memakan dua mangkuk setiap kali makan.” Jawab Nyonya
Yang.
“Kenapa
berat badannya bisa turun? Dia hanya bekerja paruh waktu. Hidupnya mudah. Ji
An-lah yang berusaha mendapatkan penghasilan.” Ucap temannya.
“Aku tahu.
Dia pasti merasa tidak sehebat Ji An.” Jawab Nyonya Yang.
“Hei,
bukan itu masalahnya. Aku melihat Ji Soo tempo hari. Dia sedang makan roti. Dia
tidak akan makan seperti itu jika memang depresi.” Ucap temannya.
“Kami bisa
menyisakan makanan untuk Ji An. Dia jarang makan malam di rumah. Selalu
lembur.” Jawab Nyonya Yang.
Sikap
Nyonya Yang agak aneh... kenapa dia hanya menghubungi Ji Soo? Kenapa dia tidak
mencari tahu juga Ji An ingin makan apa?
Seo Tae
Soo sedang di tempat kerjanya. Ia bekerja paruh waktu di sebuah restoran. Saat
buang sampah, temannya berkata bahwa Tuan Seo harusnya diam di rumah, ditambah
lagi seluruh anak2 Tuan Seo sudah memiliki pekerjaan.
“Aku
bekerja karena ingin menyokong keluargaku. Singa saja akan diusir saat mereka
sudah tidak berguna. Aku bukan hewan rendahan. Aku tidak boleh menyerah menjaga
keluargaku. Seperti yang kamu lihat, aku benar-benar sehat. Sebaiknya aku mati
saja jika tidak bisa melakukan itu.” jawab Tuan Seo.
Nyonya
Yang dan temannya yang baru pulang dari pasar,
membicarakan Ji An yang akan mendapat posisi penting di perusahaan.
Lalu, pembicaraan mereka beralih pada Nyonya Yang yang menyesali pernikahannya
dengan Tuan Seo yang bisnisnya mendadak bangkrut.
Tak lama
kemudian, mereka bertemu Tuan Seo yang juga mau pulang. Tuan Seo yang sudah
kelelahan bekerja, tetap membantu membawakan belanjaan istrinya. Tak lupa, ia
membawakan tteokpoki kesukaan istrinya. Disini, juga diketahui bahwa Tuan Seo
berbohong pada istrinya soal pekerjaan. Ia mengaku sebagai manajer perusahaan.
Ji Soo
yang asyik ngunyah roti, ketemu eonni nya yang lagi duduk minum bir di depan
mini market. Ji Soo heran, eonni nya tidak punya uang tapi masih bisa membeli
bir.
“Kamu juga
selalu membeli dan makan roti setiap hari padahal pekerjaanmu hanya membuat
kacang.” Jawab Ji An.
“Itu
namanya investasi. Aku belajar cara membuat roti.” Ucap Ji Soo.
“Kau sudah
mempelajari cara memasak makanan Korea, Tionghoa, dan Jepang. Sekarang,
memanggang juga? Kupikir dia menolak mengajarimu cara membuat roti.” Jawab Ji
An.
“Dia akan
memberitahuku jika aku berusaha keras. Dia tidak boleh meninggal sebelum
mewariskan keahliannya kepada seorang murid.” Ucap Ji Soo.
“Kakak
muak mendengarnya. Usahakan saja sampai akhir bulan. Sudah lebih dari tiga
bulan. Jika dia tetap menolaknya, berarti dia enggan membagikan rahasia rotinya
kepadamu.” Jawab Ji An.
“Lantas,
haruskah aku menganalisis roti ini dan mencari tahu resepnya sendiri?” tanya Ji
Soo.
“Itu
bukanlah sesuatu yang bisa kau lakukan sendiri. Bekerjalah di klinik gigi lagi.
Jangan lupakan keahlianmu sebagai ahli perawatan gigi.” Jawab Ji An.
“Kakak
tahu aku tidak bisa lagi menjadi ahli perawatan gigi.” Ucap Ji Soo.
“Kau
bukannya tidak bisa, tapi tidak mau.” jawab Ji An.
“Untuk apa
aku melakukan hal yang tidak kuinginkan?” ucap Ji Soo.
“Kau tidak
bisa hidup hanya dengan melakukan hal yang kau inginkan. Derajat kita tidak
memungkinkan kita untuk melakukan hal itu? Kita harus bekerja sama. Mendapatkan
uang saku saja tidak cukup. Sudah lebih dari setahun kau tidak membayar biaya
hidupmu sendiri.” Jawab Ji An.
“Lupakan
soal biaya hidup.” ucap Ji Soo.
“Setidaknya
kau harus menabung untuk pernikahanmu.” Jawab Ji An.
“Kau terus
saja membahas Sun-ssi.” Kesal Ji Soo.
“Bagaimana
jika semuanya lancar dan kau menikahinya? Kau punya uang untuk resepsimu?” ucap
Ji An.
“Menurut
Kakak aku bisa menikahinya?” tanya Ji Soo.
“Tidak.
Tidak bisa. Bahkan tabunganmu tidak sampai 100 dolar. Cinta? Hal itu hanya bisa
kau lakukan jika punya uang. Kau tidak bisa mengungkapkan rasa cintamu
kepadanya.” Jawab Ji An.
Ji An lalu
meminta naskah yang ia tulis untuk Ji Soo dikembalikan. Ji Soo pun mengaku sudah menghafal semuanya.
Kedua kakak beradik ini lalu tertawa.
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 1 Part 2