Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 4 Part 2
Di sebuah diskotik Ji Ho
sedang bekerja, ia sedsang menempelkan harga tip seperti stiker di dadanya yang
bertuliskan 0.1 juta.
Saat kembali usai melayani pelanggan, ia melihat ke arah tengah. Banyak orang berkerumun disana menyaksikan dance wanita seksi. Teman Ji Ho berkata, wanita itu dipanggil Cinderella karena menghilang saat sudah tengah malam. Wanita itu sangat terkenal disana. Sekali atau dua kali dalam sebulan ia datang tanpa pernah berkencan dengan seorang pria.
Saat mau beranjak, tiba2 saja Ji Ho terdiam saat melihat wajah wanita itu. Entahlah apa dia mengenal wanita itu makanya tiba2 diam begitu.
Dan ternyata, si
Cinderella itu adalah Seohyun!! Supirnya nampak membuang pakaian seksi serta
wig nya ke dekat club. Sambil memperbaiki riasannya, ia tanya ke supirnya apa
sudah mengabari orang tuanya kalau mereka pulang terlambat karena latihan.
Supirnya hanya menjawab sekenanya, membuat ia kesal.
“Hanya itu yang bisa kau
katakan?” protes Seohyun. Supirnya lagi2 mengiyakan. Saat Seohyun bertanya
alasannya, sang supir cepat2 menjawab akan menyalakan mesin mobilnya.
Sampai di rumah, Seohyun mendapati ibunya masih belum tidur. Saat hendak menjelaskan, sang ibu langsung menyuruhnya masuk kamar. Pas mau beranjak ke kamar, Seohyun melihat ibunya lagi memegang boneka teddy bear. Seohyun pun langsung kecewa mengetahui ibunya terus2an memikirkan Eun Seok.
Ji An sudah mulai
bekerja lagi. Ia kerja di sebuah mall. Lagi sibu2knya melayani pelangggan, Do
Kyung menelponnya. Ji An lagi2 mematikan ponselnya dan kembali melayani pelanggan.
Do Kyung yang lagi makan
sama Seketaris Yoo pun langsung mengumpat. Kekesalan Do Kyung makin bertambah
saat melihat makan siangnya berbeda dengan Seketaris Yoo, padahal Do Kyung
sebelumnya sudah memperingatkan kalau mereka harus makan makanan yang sama agar
tidak terjadi diskriminasi.
Sepertinya Do Kyung ini takut kalo berita buruk tentang dirinya kesebar di internet. Do Kyung terus mengumpat sampai2 Seketaris Yoo harus menutupi makanannya karena gak mau ludah Do Kyung muncrat ke makanannya…. Hahah..
Ji An melihat ponselnya
dan terkejut melihat 57 panggilan tak terjawab dari Do Kyung.. Haha..
Do Kyung yang masih sama
Seketaris Yoo pun langsung girang pas tau Ji An SMS. Ternyata Ji An SMS cuma
mau minta nomor rekening Do Kyung. Do Kyung menolak memberikan nomor
rekeningnya dan ngajak Ji An ketemuan. Ji An pun mengancam akan menuntut Do
Kyung pasal penguntitan. Do Kyung terkejut.
Do Kyung pun langsung menyuruh Seketaris Yoo bertanya pada pengacaranya apa menelpon terlalu sering bisa dibilang penguntitan. Karena yang ditanya gak menjawab, Do Kyung pun menoleh dan mendapati dirinya sudah seorang diri di ruanganya… Hahaha…
Ji An hendak memasukkan
barang ke mobil pelanggannya namun sial mobil pelanggan lain menghalanginya
sehingga ia tak bisa membuka bagasi mobil pelangganya karena mobil pelanggan
lain terparkir mepet dengan mobil pelanggannya. Ji An pun dengan sopannya
meminta si pemilik mobil memindahkan mobilnya. Tapi si pemilik mobil dengan
wajah sombongnya mengaku tidak bisa menyetir dan menyuruh Ji An menunggu sampai
putrinya selesai berbelanja.
Ji An pun terpaksa
dengan susah payah berusaha memasukkan barang2 itu ke mobil bagasinya. Ponsel
Ji An tiba2 berbunyi. Ji An yang mengira Do Kyung lah yang mengiriminya SMS,
langsung mengumpat kesal. Ibu2 si pemilik mobil yang menghalangi mobil
pelanggan Ji An langsung marah karena mengira umpatan itu ditujukan untuk
dirinya.
“Ada pria penguntit yang
terus-terusan meneleponku. Aku bergumam tentang dia.” ucap Ji An.
Ibu2 sombong itu
langsung memeriksa ponsel Ji An dan menemukan pesan dari Nyonya Yang yang
menyuruh Ji An pulang. Ji An pun terkejut tahu pesan itu dari ibunya bukan dari
Do Kyung.
Tak lama, putri ibu itu datang dan makin memperkeruh keadaan. Mereka menyuruh Ji An berlutut walau Ji An sudah minta maaf.
Ji Ho yang juga mau
mengantarkan barang ke mobil pelanggan2, langsung marah melihat kakaknya berlutut
meminta maaf. Tapi ia tak bisa berbuat apapun untuk membela kakaknya karena
takut dipecat.
Ji An pun dipecat. Ji Ho yang melihat kepergian kakaknya, hanya bisa menghapus tangisnya yang sudah menggenang di pelupuk matanya. Ia kesal pada dirinya karena tidak bisa membela sang kakak dalam situasi seperti itu.
Do Kyung akhirnya
mendapatkan alamat Ji An dari Ji Soo…
Ji An yang sudah hampir
sampai di rumahnya berusaha tersenyum. Ia tak mau menunjukkan kesedihannya di
depan keluarganya.
Tapi tiba2, Do Kyung mencegatnya. Ji An pun tambah kesal. Ia protes, bertanya kenapa Do Kyung melakukan itu padanya. Jika Do Kyung gak mau memberikan nomor rekeningnya, Do Kyung bisa memberikan nomor rekening seketarisnya.
“Bisakah kau tenang?”
pinta Do Kyung.
“Bagaimana aku bisa
tenang? Beri tahu aku bagaimana kau bisa melacakku sebelum aku menelepon
polisi.” Jawab Ji An.
“Aku tidak bisa
memberitahumu karena sudah janji merahasiakannya.” Ucap Do Kyung.
Do Kyung lalu mengaku, ia datang untuk meminta maaf soal kejadian di pesta. Tapi Ji An yang sudah pusing, tidak mau mendengar penjelasan Do Kyung dan menanyakan jumlah utangnya.
“Begitukah caramu
memaafkan orang?” tanya Do Kyung.
“Karena aku tidak butuh
permintaan maafmu.” Ketus Ji An.
“Kenapa kau tidak
butuh?” tanya Do Kyung.
“Kau memaksaku naik
taksi sampai ke Yangpyeong dan membuatku menunggu saat tidak ada taksi untuk
pulang. Kau mengabaikan semua teleponku saat aku putus asa.” Jawab Ji An.
“Aku sedang mencoba
menjelaskan kejadiannya.” Ucap Do Kyung.
“Haruskah aku mendengarkan jika kau mau menjelaskan, menerima fakta bahwa kau tidak suka melihatku, diabaikan saat kau ada urusan mendadak, dan berjalan selama dua jam di bawah hujan?” protes Ji An.
“Kenapa harus berjalan
berjam-jam jika tidak punya uang? Pakailah kartu kreditmu.”
"Aku tidak punya
kartu kredit.”
“Kau bersikap sok adil
untuk orang yang melanggar tenggat tiga hari.”
“Karena aku telah
berusaha sebisaku.” Jawab Ji An.
“Kesimpulan itu tidak
ada di tanganmu. Aku akan membebaskanmu. Egomu besar sekali. Lantas, bayar aku
sepenuhnya.” Ucap Do Kyung.
Ji An tertegun, apa?
“Beraninya kau bersikap seakan-akan utangmu hanya 5.000. Kau berutang 20.700 dolar dan aku memberimu potongan 15.700 dolar.” Ucap Do Kyung.
“Jumlahnya sampai 20.700
dolar?” tanya Ji An kaget.
“Kau memohon dan berkata
hanya punya 5.000 dolar. Itu sungguh dirimu? Aku dididik untuk tidak berbelas
kasih karena orang-orang hanya akan memanfaatkanku. Aku lupa. Kau bersikap
sopan saat kubilang utangmu 20.000 dolar. Tapi karena kini utangmu 5.000 saja,
kau menjadi angkuh.” Ucap Do Kyung.
Do Kyung lantas meminta Ji An membayar penuh utangnya. Ji An pun gemetaran mendengarnya. Melihat Ji An gemetaran, Do Kyung pun berkata tidak akan mengambil uangnya.
“Aku memintamu menunggu
hari itu untuk mengatakan bahwa kinerjamu bisa melunasi utangmu.” Ucap Do
Kyung.
“Kau bercanda? Kau bisa
saja mengirim pesan untuk memberitahuku.” Jawab Ji An.
“Kau sungguh tidak bisa ditolong. Apa kau
pengemis?” tanya Do Kyung
Ji An makin kesal, Apa?
“Pikirmu orang kaya
sembrono? Tidak ada orang mengeluarkan uang tanpa alasan atau sebab tertentu.
Haruskah kita melakukan ini melalui telepon tanpa ucapan terima kasih yang
pantas?” jawab Do Kyung.
“Maafkan aku.” ucap Ji
An.
“Sikapmu yang rendah hati kembali setelah utangmu menjadi 5.000 dolar.” Jawab Do Kyung.
“Aku akan mengembalikan
5.000 itu.” ucap Ji An.
“Tidak. Jangan
berani-berani. Aku enggan melihatmu karena kau makin merusak suasana hatiku.”
Jawab Do Kyung.
“Aku akan memberimu
5.000 dolar.” Ucap Ji An.
“Berhenti berpura-pura
jika kau tidak mau membayar 27.000 dolarnya.” Jawab Do Kyung.
Do Kyung pun beranjak pergi. Sepeninggalan Do Kyung, pecahlah tangis Ji An. Tangisnya kian deras setelah mengingat kata2 Ha Jung saat dirinya diminta membuatkan kopi padahal sudah dipecat. Ia juga ingat kata2 putri bossnya yang tidak ingin menjadi seperti dirinya. Terakhir ia ingat saat berlutut pada pelanggan di mall.
Setelah cukup lama menangis, Ji An akhirnya menghubungi Nyonya No. Nyonya No terdiam saat Ji An memintanya meminjamkan uang sebanyak 20.700 dollar.
Besoknya, Ji An
memasakkan sarapan untuk keluarganya. Ji Soo bahkan terkejut melihat meja yang
penuh dengan makanan. Ia khawatir kalau mereka tidak mampu menghabiskan makanan
itu.
Sementara Ji Ho yang ingat kejadian di mall, menatap sedih Ji An. Ia kemudian meletakkan sepotong daging di mangkuk Ji An dan menyuruh Ji An makan.
Ji Soo pun curiga melihat sikap manis Ji Ho ke Ji An. Tapi Ji An tiba2 saja mengaku merasa bersalah pada Ji Ho, Ji Soo, Ji Tae dan sang ibu. Sontak saja, Ji Tae, Ji Soo dan Ji Ho heran mendengarnya. Mereka makin heran saat Ji An bilang akan pindah ke keluarga kandungnya.
Lanjut episode 5...