.

Sinopsis Drama She Was Pretty Episode 7 Part 2

Sinopsis Drama She Was Pretty Episode 7 Part 2

Sung Joom terlihat duduk sendirian di pinggir pantai, Hye Jin mendatanginya. Sung Joon sedang menggambar sebuah mobil, sejenak dia berhenti sambil melihat sekilas dengan berkomentar, memang tak begitu buruk. Lalu ia meneruskan menggambar sebuah mobil itu.

Hye Jin duduk tepat di samping Sung Joon, kemudia Hye Jin bertanya, "Apa anda membuat gambar proposal itu sendiri?"

Sung Joon menjawab pertanyaan Hye Jin, "iya, baru saja aku memikirkannya". Kemudian Hye Jin memuji gambar yang telah di buat oleh Sung Joon. KEduanya membayangkan ada sebuah mobil di tepi pantai dengan tenda dan kursi dan Sung Joon duduk disana.

“Akan kugunakan warna “monotone” Perasaan kesepian cocok dengan konsep perjalanan sendiri.” jelas Sung Joon dengan mengubah warna cerahnya.

“Pasti bagus jika ada lampu dan surat di meja,  Meski kau sendirian, kau pasti ingin membagi perasaanmu saat melihat sesuatu yang bagus. Disaat seperti itu, lebih baik menulis surat dari pada telpon. Dan orang itu akan memikirkan seseorang yang ingin diajaknya kemari. Lalu dia membuat api unggun, minum teh hangat, dan pakai kamera polaroid” jelas Hye Jin, Sung Joon membayangkan dirinya yang foto sendirin dengan kamera poloraid.

“Aku yakin dia akan menikmati waktunya disini, lalu akan bercerita pada orang yang ingin diajaknya kemari bahwa ada tempat yang menyenangkan, dan dia ingin kemari bersama lain kali. Dia akan menulis surat seperti itu. Jika kita bisa berinteraksi dengan orang lain, misalnya dengan dengan surat. Liburan sendiri akan menyenangkan bukannya tidak kesepian.” cerita Hye Jin tentang konsep liburan sendirianya.


Sung Joon menatap Hye Jin seperti terkesima, Hye Jin menyadari bahwa ia sudah lancang dan tak mengerti apapun tentang ini. Sung Joon mengelengkan kepalanya, menurutnya dirinya juga pernah begitu ketika merasa senang karena menerima surat.

Flash Back

Sung Joon berada di Amerika tetap memdapatkan bulliying dengan menyodorokan semua roti untuk memakanya.

“Keluargaku pindah saat aku kecil, jadi saat aku tak punya taman, ada teman yang selalu mengirim surat dari Korea. “Kabarku baik-baik saja, aku bisa beradaptasi.” Supaya bisa menulis surat untuk temanku itu, Aku harus ceria dan bertahan, pikirku.” cerita Sung Joon yang selalu tersenyum saat membuka kotak surat mendapatkan surat balasanya.

Sung Joon bisa tersenyum mengingat semua kenangan itu, lalu menceritakan temanya itu tak lagi mengirimkan surat padanya dan membuat dirinya menderita agak lama. Hye Jin terdiam tak bisa menatap Sung Joon, seperti merasa bersalah, hanya berkomentar kalau atasanya itu memiliki pengalaman seperti itu.

“Pokoknya, konsep kita jadi lebih hangat.... Ohh.... Good idea” ucap Sung Joon lalu menunjuk Hye Jin dan mengajak high five, Hye Jin agar ragu tapi akhirnya dengan senyuman menyambut tangan Sung Joon untuk high five.

Sung Joon sempat tersenyum, langsung buru-buru melepaskanya dan akan menyelesaikan gambarnya. Hye Jin mencari-cari tempat yang bagus lainnya lalu berlari ke pingir pantai.

Sung Joon mengambil gambar untuk konsep liburan, tak sengaja melihat Hye Jin yang menyapa seekor anjing sedang berjalan-jalan dengan pemiliknya. Hye Jin melihat Sung Joon yang tersenyum melihat kearahnya, Sung Joon berpura-pura melihat ke arah yang lain tapi tetap saja kameranya mengarah pada Hye Jin.

Hye Jin pun tak peduli mencoba ke tempat lain dan menemukan selembar rumput lain dan mencobanya, tapi sepertinya rasanya tak enak dan mengembalikanya ke laut. Ia bermain ombak dan menjerit-jerit sambil berlari ketika ombak mulai mendekat. Sung Joon tersenyum melihatnya dan kameranya mengarah pada Hye Jin terlihat sangat bahagia bermain di pantai.

Hye Jin melapor pada Joo Young bahwa sudah menemukan tempat yang bagus dan akan mengirimkan foto dari ponselnya. Sung Joon mengajak Hye Jin untuk segera kembali sekarang. Hye Jin menatap Sung Joon dengan penuh arti.
“Kenapa melihatku seperti itu? Ada sesuatu diwajahku?” ucap Sung Joon binggung sambil memegang wajahnya sendiri.

“Ahh... Tidak, Cuma... ini pertama kalinya.... anda memanggilku Kim Hye Jin. Selama ini anda selalu memanggilku "pegawai magang".” kata Hye Jin.

Sung Joon merasa tak seperti itu, tapi teringat saat dikantor, telp dan disegala tempat selalu memanggil Hye Jin dengan panggilan “Pegawai magang”  Akhirnya Sung Joon berdeham seperti mengakunya, lalu mengingatkan itu lebih baik dibanding dengan panggilan “Joon Gila”

Hye Jin mengingat apabila sedang marah selalu mengumpat “Joon Gila” bahkan saat mabuk memanggil atasanya dengan panggilan itu. Ia berusaha menyangkal tak bermaksud memanggil seperti itu, Sung Joon tak ingin membahasnya mengajak Hye Jin makan saja.

Sung Joon memisahkan kacang polong dari nasi gorengnya, Hye Jin binggung apa sebenarnya yang dilakukan atasanya bukan memakanya. Sung Joon menceritakan tak suka dengan kacang polong jadi sengeja memisahkanya. Hye Jin seperti melihat Sung Joon saat masih kecil didepanya.

“Kenapa semua orang suka makan kacang polong. Padahal rasanya tidak enak.” keluh Sung Joon, Hye Jin tertawa mendengarnya.

“Kenapa ketawa?” tanya Sung Joon dingin,

Hye Jin beralasan teringat sesuatu Lalu menahan tawanya, matanya melihat rubik diatas meja, memutar-mutarnya dan berteriak dirinya sangat jenius karena bisa menyelesaikanya satu sisi yang sama. Sung Joon mengejek kalau itu hanya satu sisi lalu meminta memberikan rubik itu padanya.

Ia menarik bajunya dengan bangga hanya 30 detik bisa menyelesaikan rubik itu, Hye Jin melihat gerakan tangan Sung Joon terkesima karena sangat cepat. Sung Joon menaruh rubik yang tanpa ada satu pun yang dibuat sama, beralasan bahwa rubik itu rusak. Hye Jin mengejek kalau rubik itu permainan otak jadi Sung Joon itu berarti tak pandai.

“Apa maksudmu? Aku pandai dalam menggunakan otak. Seperti permainan menyusun balok, ah apa itu namanya?” ucap Sung Joon mengingat-ngingat.

“♫ Ddo ddo tiri ri ti tiri ri ti ri ri.♫ Itu, kan?” kata Hye Ji mengingat irama permainannya. Sung Joon dan Hye Jin mengingat-ngingat nama permainanya apa.

“Tetris!” keduanya berteriak bersamaan.

Sung Joon tertawa karena ia hanya perlu 0,1 detik saja menyusun dan otaknya sangat cepat jadi tak ada yang menandinginya dan lagu tetris dalam pikirannya bukan seperti itu. Hye Jin tersenyum mendengar Sung Joon yang banyak bicara. Lalu Sung Joon menyanyikan lagu ♫ la la la la la la la ♫ sebagai nada tetris versinya tapi Hye Jin tetap yakin lagunya. “♫ Ddo ddo tiri ri ti tiri ri ti ri ri.♫

Keduanya tak sadar bahwa dibelakang mereka sedang ada kembang api yang menyala karena sibuk mengobrol. Lalu keduanya sama-sama menyamakan nama S.E.S. sebagai girlband tahun 90an yang disuka dan membicaraka tentang drama dan dua-dua juga menyukai judul drama yang sama.

“Oh? Selera kita sama. Kalau kita seumuran, seharusnya kau tahu acara yang rambut tokohnya jabrik.” ucap Sung Joon terlihat sangat asik mengobrol.

“Maaf, permisi, tuan.... Kami mau tutup.” kata Pelayan toko yang menghampiri keduanya.

“Oh, benarkah? Ternyata Cepat sekali waktu berjalan dan Lama juga kita disini.” kata Sung Joon tak percaya melihat jam di ponselnya, Hye Jin juga tak percaya mereka berdua bisa berbicara layaknya teman, lalu Sung Joon mengajaknya pergi sekarang.

Seorang pengendara sepeda terlihat tak bisa mengendalikan sepedanya dan Hye Jin sempat akan tertabrak. Sung Joon dengn sigap menyelamatkannya. Hye Jin terdiam melihat sikap Sung Joon yang perhatian, Sung Joon berpura-pura terbatuk. Hye Jin berpikir Sung Joon masih terkena demam. Sung Joon beralasan lehernya kena angin jadi batuk, lalu keduanya berjalan bersama.

“Kupikir-pikir aku belum berterima  kasih. Aku ucapkan Terima kasih untuk saat itu.” ucap Sung Joon mengingat saat Hye Jin yang menyelamatkan ketika traumanya kembali datang dan duduk ditengah jalan.

“Ibuku...Meninggal saat usiaku 12 tahun. Ketika hujan, saat kami bersama di mobil. Sejak saat itu, aku tidak berani naik mobil. Aku takut kejadian itu akan terulang kembali. Namun Setelah berjalannya waktu itu aku tidak ada masalah dengan itu. Entah kenapa saat itu, aku sampai begitu.” cerita Sung Joon lalu tersadar untuk apa menceritakan hal ini padanya lalu berpikir ada coklat didalam wine yang mereka minum.

Keduanya nampak gugup dan binggung, lalu Sung Joon mengajak Hye Jin pergi ke bagian depan dan menunjuk ke arah langit. Hye Jin berteriak karena bintang disana banya terlihat, Sung Joon berharap langit disana bisa dibawa ke Seoul juga.

“Sekarang kau menjadi orang yang sangat berbeda.Temanku Sung Joon yang gendut dan baik sudah hilang.Tapi... kau tetaplah kau. Kalau aku tidak sembunyi dan muncul dihadapanmu.Kita akan selalu tertawa bersama. Aku bisa terus berada di sisimu, kan?”.

Hye Jin bergumam menantap Sung Joon disamping yang sedang tersenyum, teringat pertemuan pertama mereka ditaman tapi ia malah bersembunyi dan tak berani menampakan dirinya yang sudah berubah.

“Sung Joon, Aku..Hari ini...Mungkin hari ini, aku sanggup mengatakannya...Bahwa aku adalah temanmu, Kim Hye Jin.Kurasa aku bisa mengatakan semuanya.”

Joon Woo menelp Sung Joon memberitahu tak bisa menyusul kesana hari ini sambil meminta maaf dan akan bertemu di kantor. Setelah menutup telpnya mengarahkan pandanganya ke arah rumah mengingat sebelumny Han Sul mencari-cari alasan kalau toiletnya itu bau pupuk sambil jatuh tersungkur.

Ketika mengendong Han Sul dan berbicara ditelp, rambutnya di jambak karena Han Sul ingin kembali pergi ke toilet. Joon Woo tersenyum mengingat kejadian bersama Han Sul satu hari itu, mengungkapkan rekan kerjanya itu sangat lucu.

Sementara Han Sul yang berada di dalam kamar, menendang kakinya ke udara lalu mengaduh karena terkena kakinya yang keseleo. Lalu sambil menahan sedihnya karen semua rencananya berantakan untuk membuat Joon Woo jatuh hati padanya.

Sung Joon dan Hye Jin berjalan ditaman dengan suasana terasa canggung. Hye Jin memulai pembicaraan bahwa ada sesuatu yang ingin dikatakan dan mungkin atasanya itu akan kaget mendengarnya.

“Ada yang bilang... Kenangan indah itu...Tidak pernah hilang. Kenangan akan lebih indah jika sudah tersimpan lama. Sampai sekarang, aku masih mempercayainya. Tapi, hari ini... Aku mulai berpikir, bahwa itu tidak benar.” ucap Hye Jin.

“Kim Hye Jin. Apa yang ingin....” kata Sung Joon binggung.

“Wapimred.... Sebenarnya...” ucap Hye Jin mengakuinya dengan saling menatap

Tiba-tiba terdengar teriakan Shin Hyuk memanggil adiknya untuk menagih golbaengi nya sambil mengulangi rekaman suaranya. “Aku Kim Hye Jin, bersumpah akan menuruti...3 permintaan Kim Shin Hyuk!”.

Sung Joon menghela nafas melihat kedatangan Shin Hyuk, Hye Jin melonggo melihat kedatangan Shin Hyuk yang jauh dari Seoul. Shin Hyuk menagih janji Hye Jin yang mentraktirnya golbaengi tapi malah kabur seperti sekarang.

“Siapa yang akan jauh-jauh kesini, hanya untuk golbaengi?” keluh Hye Jin binggung, Shin Hyuk berbisik kalau itu dirinya, lalu mengatakan hanya bercanda saja.

“Kudengar Joon Woo tidak bisa kemari. Jadi aku gantikan. Saat meninjau lokasi besok,kupikir kau kekurangan orang.” jelas Shin Hyuk mencari alasan.

“Aku tidak tahu semangatmu bekerja sampai seperti ini. Kalau gitu, ayo pergi.” sindir Sung Joon berjalan pergi

Shin Hyuk mengeluh sudah jauh-jauh datang dan mengajak mereka minum dulu. Sung Joon menolak karena tak minum. Shin Hyuk menyuruh atasanya duluan dan mereka akan menyusul setelah minum bersama. Sung Joon pikir ada minuman tanpa alkohol lalu berbalik arah, Shin Hyuk tertawa berhasil mengoda Sung Joon.

Duduk di pinggir balkon dengan kolam renang dibagian bawah, membuat Shin Hyuk senang bisa berkerja diluar Seoul seperti sekarang, lalu memberitahu Sung Joon karena terburu-buru lupa membawa celana dalam, jadi ingin meminjamnya. Hye Jin langsung keselek mendengar obrolan Shin Hyuk.

“Apa aku lemari? Atau Apa aku penjual celana dalam? setiap melihatku, kau selalu membicarakan celana dalam. Aku tidak bawa lebih.” tegas Sung Joon kesal.

“Kalau gitu... harus kucuci dulu, yah? Tapi... aku tidur hanya pakai celana dalam. Kalau celana dalamnya kucuci, lalu bagaimana?” ucap Shin Hyuk, Hye Jin kali ini memuncratkan bir ke wajah keduanya.

Shin Hyuk tertawa, Hye Jin tertunduk malu sambil meminta maaf. Shin Hyuk menyuruh Shin Hyuk membeli CD saja di Minimarket. Shin Hyuk senang karena bisa mendapatkan solusi lalu membantu Hye Jin yang membuka snack, dan memberitahu Sung Joon kalau diluar kantor mereka seperti kakak dan adik. Sung Joon melihat tangan Shin Hyuk memegang pundak Hye Jin meminum bir yang ada didepanya. Hye Jin memberitahu bahwa itu minuman non alkohol.

 “Kim Hye Jin sih, keahliannya memang pura-pura dekat dengan siapapun.” sindir Sung Joon, Hye Jin gugup ingin menjelaskanya.

“Oh, Dongseng, sebentar.... Ada sesuatu.” ucap Shin Hyuk memegang wajahnya.

Sung Joon terlihat makin kesal memilih untuk minum bir, Shin Hyuk pun memberitahu membawakan hadiah dari Seoul dan menaruh diatas tangan. Hye Jin menjerit histeris melihatnya. Shin Hyuk tersenyum sambil memegang tanganya karena itu adalah reaksi yang dinginkan, menjerit ketakutan. Sung Joon melihat tangan Shin Hyuk yang memegang Hye Jin, lalu Hye Jin memukul Shin Hyuk karena membuatnya kaget.

Akhirnya Sung Joon tak bisa menahan amarahnya, memukul kepala Shin Hyuk beralasan kalau ada nyamuk didahinya. Shin Hyuk mengambil topinya yang jatuh karena merasa seperti diserang. Sung Joon tiba-tiba mulai berbicara aneh dan pingsan. Keduanya menjerit karena Sung Joon tak akan sadarkan diri walaupun hanya minum beberapa teguk bir. 

Shin Hyuk kembali mengendong  Sung Joon ke dalam kamar, Hye Jin meletakan jaket dan membenarkan kepala Sung Joon agar tertidur diatas bantal. Shin Hyuk mengeluh dengan Sung Joon yang mudah sekali mabuk dan tak ada tanda-tandanya, setelah itu menyuruh Hye Jin mengambilkanya minum.

Hye Jin menyuruh Shin Hyuk mengambilnya sendiri yang masih sibuk menangangi Sung Joon supaya tidur dengan nyaman. Shin Hyuk mengeluh Hye Jin yang sudah tak mendengar kata-kata kakaknya lagi, lalu bertanya apakah ia pria yang licin, Hye Jin tak ingin membahasnya memilih untuk mengambilkan air.


Shin Hyuk membuat wajah jelek dengan merengutkan dari dahi sampai bibirnya, lalu melihat wajahnya di cermin, memuji ketampanan wajahnya yang selalu membuatnya kaget sendiri saat melihat cermin, bahkan sempat mengedipkan mata sambil menyapanya.

Lalu ia melihat hasil foto yang diambil oleh Sung Joon tadi pagi, pertama-tama ia melihat mercusuar dengn pemandangan pantai yang sangat indah, lalu mengeser foto yang lainya, terlihat wajah Hye Jin tersenyum yang diambil candid. Shin Hyuk yang melihat seperti sedang berlari mengelilingi hotel di malam hari.

Hye Jin keluar dari kamarnya langsung memeluk Ha Ri karena sangat merindukan temanya, Ha Ri bertanya kapan temanya pulang. Hye Jin memberitahu tadi malam, lalu Ha Ri bertanya kembali apakah ada yang terjadi sesuatu tadi malam. Hye Jin balik bertanya hal aneh seperti apa itu.

“Tidak... apa kau tidak nyaman bersama dengan Ji Sung Joon?” ucap Ha Ri sedikit gugup.

“Kupikir juga akan begitu...Tapi mungkin karena diluar. Aku merasa nyaman.” cerita Hye Jin.

Setelah itu pamit pergi memberitahu Ha Ri mereka akan jarang bertemu karena mendekati deadline, lalu mengodanya untuk tak menangis ketika tak bertemu dan tak perlu menunggunya. Ha Ri masih mengkhawatirkan Hye Jin untuk tak melupakan makan, Hye Jin tersenyum mengerti sebelum keluar dari rumah. Ha Ri berteriak supaya Hye Jin tak lari karena bisa jatuh.

Hye Jin berjalan masuk ke dalam kantor, Sung Joon berjalan dibelakang menyapanya dengan memanggil namanya. Hye Jin tersenyum mendengarnya dan penuh semangat. Sung Joon masuk kedalam ruangan memberitahukan pada semua karyawan bahwa minggu ini deadline.

“Mari bekerja sama dan kerja dengan baik. Fighting!!!” ucap Sung Joon penuh semangat.

Semua pun ikut mengangkat dua tangan untuk bersemangat, hanya Shin Hyuk yang melirik sinis melihat Sung Joon penuh semangat. Semua berbisik melihat Sung Joon yang tak seperti biasanya malah membuat mereka takut. Hye Jin tersenyum melihat Sung Joon yang berubah, Shin Hyuk melirik Hye Jin dengan sinis.

Hye Jin tersenyum bahagia melihat bawang bombaynya yang sudah tumbuh jenggot. Joo Young berteriak mengajak semuanya untuk berkerja lebih serius menghadapi deadline. Semua berteriak penuh semangat.

Poong Ho membawa artikelnya, Sung Joon pun meminta agar mempertegas tulisanya. Lalu Ha Ri menelp Sung Joon untuk mengetahui tentang perjalanan bisnisnya kemarin karena tak bisa menghubunginya. Sung Joon sadar kalau sangat sibuk sampai tak bisa menghubunginya.

Joo Young memberithu Sung Joon kalau pemotretan ribuk fashion akan segera dimulai. Sung Joon memberitahu Ha Ri sedang sibuk karena deadline jadi akan menghubunginya nanti. Ha Ri hanya bisa berteriak memanggil Sung Joon sambil mengigit bibirnya penuh kekhawtiran.

Malam harinya, Sung Joon melihat makanan diatas mejanya lalu melihat ke arah meja Hye Jin, setelah itu memberitahu kalau akan memakannya, Hye Jin tersenyum lalu kembali menatap layarnya dengan penuh semangat. Shin Hyuk melirik Hye Jin seperti ada rasa sedih dimatanya.

Semakin malam beberapa pegawai ada yang sudah tertidur dibangkunya, Hye Jin masih membantu Joo Young dan yang lain membutuhkanya. Di Pagi Hari, Poong Hoo akan tidur sebentar dan meminta tak ada yang membangunkanya. Joon Woo duduk didepan Han Sul melihat temannya menguap, tapi Han Sul seperti malu karena terlihat jelek.

Sung Joon masuk ke dalam ruangan, memuji semua karyawan sudah berkerja keras tapi memintanya agar lebih berkerja keras lagi. Hye Jin yang tertidur terbangun dengan wajah melonggo, semua langsung mengarahkan pandanganya pada Sung Joon.

“Jadwal modelnya berubah dan Pemotretan cover edisi khusus dipindah ke hari selasa. Dia top model.,,Jadi kita harus menyesuaikan jadwalnya.” jelas Sung Joon.

Semua menjerit kesal, Sung Joon memberikan semangat pada karyawan dan mengajak berlibur setelah pekerjaaan ini selesai. Hye Jin tersenyum, semua mulai membuat sibuk menjadwal baru karena tapi Hye Jin makin bersemangat.

Hye Jin membawakan surat ke dalam ruangan Sung Joon, terlihat Sung Joon yang ramah memberikan senyumannya dengan mengucapkan terimakasih. Hye Jin lalu meminta supaya Sung Joon memberikan waktu setelah pemotretan cover majalah. Dari luar Shin Hyuk penasaran melihat apa dibicarkan keduanya.

“Aku ingin mentraktirmu, sebagai ganti bingkai yang pecah. Serta, aku ingin bicara.” ucap Hye Jin, Sung Joon langsung setuju. Hye jin tersenyum sumringah keluar dari ruangan.

Di kedai pinggir jalan.

Shin Hyuk menanyakan apa yang dikatakan Hye Jin saat diruangan Sung Joon. Hye Jin memberitahu kalau meminta waktu setelah pemotretan dan akan mengatakan semuanya. Shin Hyuk menghela nafas dan menatap Hye Jin dengan penuh arti. Hye Jin binggung melihat Shin Hyuk yang melihatnya seperti itu.

“Ah.... Bagaimana ini? Melihatku, mengingatkanmu pada adikmu, ya?” pikir Hye Jin.

“Iya... semakin aku melihatmu, kalian semakin mirip. Cara kalian makan dan melihatku. Kalian benar-benar mirip.” ungkap Shin Hyuk lalu menyuruh Hye Jin kembali makan. Hye Jin memakan kuahnya lalu berteriak menjulurkan lidahnya karena kepanasan.

“Sikapmu mirip sekali dengannya, ayo Makan lah” kata Shin Hyuk tersenyum sumringah, Hye Jin akhirnya memberikan setengah udonya pada Shin Hyuk.

Kali ini Shin Hyuk yang membayarnya,  dengan membuka dompetnya membayar 20 ribu won. Hye Jin sumringah melihat foto anjing yang lucu ada didompet seniornya, Shin Hyuk memberitahu nama anjingnya itu coco dan ia adalah adik perempuanya, lalu mengucapkan terimakasih dan meninggalkan kedai.

Hye Jin mengejar Shin Hyuk tak terima bahwa selama ini adik perempuanya itu adalah seorang anjing, sambil memperagakan dengan gonggonganya. Shin Hyuk pikir tak ada yang salah karena adiknya itu sudah dianggap keluarga olehnya.

“Jangan-jangan... kau kira orang? Kenapa bisa salah paham? Kau salah paham.” tegas Shin Hyuk merasa tak bersalah. tertawa sumringah.

“Hei.... Kau! Mempermainkanku?! Kemari! Kemari!” teriak Hye Jin kesal mencoba memukul Shin Hyuk.

Shin Hyuk menahan kepala Hye Jin membela diri kalau selama ini tak pernah bilang bahwa adiknya itu adalah manusia. Hye Jin pikir sekarang Shin Hyuk belum pernah di gigit. Shin Hyuk memberitahu kalau Coco tak pernah mengigit, tapi Hye jin tetap akan mengigitnya.

Keduanya akhirnya berjalan bersama, Hye jin mengeluh selama ini Shin Hyuk selalu bercanda dan mempermainkannya, bahkan sekarang menganggapnya seorang anjing, lalu menyesal memberikan mie udon padanya.

“Kau tahu sedihnya aku, saat tahu adikmu sudah meninggal? Aku memperlakukanmu dengan baik, jangan seperti itu padaku. Kenapa kau seperti itu? Kenapa?” ucap Hye Jin mengomel, Shin Hyuk terdiam, Hye Jin makin kesal karena seniornya tak menghiraukanya seperti layaknya seekor anjing.

“Ahh.... Karena itulah aku begini.” kata Shin Hyuk dengan tatapan kosong

“Iya, ayo dengar apa alasannya! Kenapa kau begini padaku? Kenapa?” Teriak Hye Jin.

“Jackson... sepertinya aku menyukaimu. Saat kau bilang akan mengatakan semuanya pada Sung Joon, entah kenapa aku tidak suka. Aku takut kalian akan saling menyukai setelah itu. Lalu Aku memikirkanmu tanpa sebab. Kenapa aku begitu?” ucap Shin Hyuk juga binggung, lalu melangkah mendekati Hye Jin yang melonggo.

“Sekarang aku tahu... ,,Aku menyukai jackson. Sepertinya begitu.” ungkap Shin Hyuk.

Hye Jin menatap Shin Hyuk dengan wajah gugup lalu berteriak karena hampir saja kena tipu dan membohonginya lagi. Shin Hyuk menyakinkan kalau perkataanya itu benar, bahwa sangat menyukai Jackson. Hye Jin benar-benar tak percaya dan memilih untuk pergi, berteriak menyuruhnya untuk tak mengatakan hal itu.

“Aku menyukai jackson!!! Sikapmu itu semakin membuatku suka! Jackson! Hye Jin! Kim Hye Jin!” teriak Shin Hyuk dengan senyuman bahagia berlari mengejar Hye Jin.

Ha Ri dan Sung Joon berjalan bersama, Ha Ri menanyakan tentang perjalanan bisnisnya. Sung Joon menceritakan kalau Perjalanan bisnis ini sangat aneh, lalu hampir keceplosan menceritakan bersama-sama membersihkan kotoran sapi, dengan alasan mereka habis makan tak baik untuk dibicarakan.

“Kenapa? Apa ada hal menarik?” tanya Ha Ri penasaran. Sung Joon pikir lain kali saja menceritakanya, Ha Ri makin penasaran apa sebenarnya ceritak kedunya.

“Di timku ada pegawai magang yang namanya sama denganmu. Usianya sama dengan kita Dan dia masih ingat semua permainan saat kita masih kecil. Bahkan lagu ♫to-to-torodoro ♫ dia bisa menirunya. Ini Sangat menyenangkan.” cerita Sung Joon bahagia. Ha Ri terlihat sangat khawatir.

“Sung Joon...Boleh aku tanya sesuatu? Apa karena kita teman masa kecil, jadi Kau mau jalan denganku?” tanya Ha Ri.

“Kenapa... kau tiba-tiba tanya begitu?” kata Sung Joon binggung.

Ha Ri mengatakan bahwa jawaban yang ingin didengar, bagaimana perasaan dan alasan Sung Joon mau jalan dengannya, jadi ingin memastikan perasaanya juga. Sung Joon menatap Hye Jin ( Ha Ri) seperti ragu.

Tak jauh dari sana, Hye Jin masih marah memperingatkan Sung Joon untuk tak mempermainkan seperti ini lagi. Shin Hyuk berjanjin dan meminta maaf. Di belakang mereka, Ha Ri memberitahukan hatinya lalu mencium Sung Joon.

Shin Hyuk akan memberikan sesuatu sebagai permintaan maafnya, lalu tak sengaja matanya melihat Ha Ri yang mencium Sung Joon, teringat sebelumnya ketika Ha Ri meminta tolong padanya. “Jadi aku tidak akan salah\Nsepatu lagi. Bisakah kau membantuku?”

Setelah itu ucapan Hye Jin ketika ada dikedai pinggir jalan “Karena Sung Joon sudah menemukan cinta pertamanya, Kim Hye Jin yang lain.” Ha Ri menceritakan tentang orang yang dicintainya di depan minimarket “Orang yang tanpa sadar membuatku jatuh cinta.. Hye Jin mengatakan bahwa pengantinya itu adalah Belahan diriku dan Ha Ri mengatakan bahwa “Pria yang tak boleh kusukai.”

Shin Hyuk mengeluh semua yang terjadi didepan matanya, Hye Jin menanyakan permintaan maaf seperti apa, lalu penasaran apa yang dari tadi dilihat oleh Shin Hyuk. Ketika akan menengok, Shin Hyuk menariknya dan langsung memeluknya agar Hye Jin tak melihatnya, Hye Jin kaget karena Shin Hyuk memeluknya dari belakang.

bersambung ke episode 8