.

Sinopsis Drama The Village: Achiara's Secret Episode 7 Part 1

Sinopsis Drama The Village: Achiara's Secret Episode 7 Part 1

Cuaca terlihat tak bersahabat, hujan disertai badai mengiringi prosesi pemakaman Hyejin. Tiba - tiba petir dahsyat menyambar sekitar gereja tempat prosesi pemakaman Hyejin, sebuah lukisan yang di pajang di dinding gereja terjatuh. Dinding di belakang lukisan itu terdapat tulisan berwarna merah seperti darah " Mama Tolong Aku". semua orang yang ada di dalam gereja melihat kearah dinding itu.

Ditempat lain terlihat Agashi mendatangi sebuah pabrik kayu. Entah apa tujuannya. Sedangkan mama Hyejin terlihat pingsan tergeletak tak berdaya, kemudian sebuah ambulan membawanya kerumah sakit. Soyoon mendengar gerutu Yoona tentang mamanya, bahwasannya mamanya adalah sosok ibu yang tidak memperdulikan putrinya. Kemudian ia melihat bawoo. Terlihat bercak darah di baju bawoo. dan terlihat juga goresan luka ditangan Bawoo.

Agasshi menanyakan tentang pabrik kayu dan gembok baru di gerbang. Pemilik apartemen menjelaskan pemilik pabrik kayu telah kembali dan berencana menjadi pabrik tersebut sebagai area studionya. Mobil pemakaman lewat dan pemilik apartemen mendesah tentang berita munculnya tulisan itu.

Pihak gereja menemukan jika tulisan “Mama, tolong aku!” telah dibuat oleh orang iseng, menutupinya dengan spanduk sebagai persiapan untuk momen pemakaman itu. Yang jadi masalah adalah kamera CCCTV telah rusak selama beberapa bulan terakhir. Jadi, mereka tidak bisa memastikan siapa orang yang telah membuat lelucon itu.

Di tempat lain, Woojae mendapat informasi dari pemilik toko cat terdekat yang mengaku kecurian sekaleng cat merah. Ketika menemukan warna cat serupa dengan warna tulisan grafiti di gereja, ia menegaskan hal itu adalah bukti.

Jisook mempersiapkan obat-obatan untuk dirinya dan mertuanya, sambil menjelaskan bahwa dirinya sudah memulai proses pembuahan. Nenek mencemooh sikap konyol Changkwon yang berniat memiliki anak lagi di usianya yang menjelang senja. Tapi Jisook berjanji bahwa dirinya akan memberikan cucu yang nenek inginkan, dan bukan cucu seperti Yoona. Di saat itulah Yoona pulang. Nenek memanggilnya hanya untuk melemparinya garam sambil berteriak bahwa ia melakukan itu untuk menolak bala. Yoona mengatakan jika garam sama sekali takkan menyakiti hantu. Kemudian, ia bertanya apakah nenek takut dengan kenangan saat kakek dimakamkan – ketika yang muncul di benak nenek bukanlah kakek, melainkan nenek sendiri? “Jangan khawatir,” katanya, “Kakek dan nenek hidup dengan baik di dunia sana!” Mata Jisook mendelik mendengar penjelasan Yoona.

Jisook meminta nenek untuk tenang dan pergi saja, sambil mengatakan bahwa apa yang Yoona katakan bukanlah apa-apa, selain hanya akting semata-mata. Setelah nenek pergi, ia mengamuk pada Yoona, yang mencemooh gagasan seorang wanita mendapatkan yang bekerja di atas majikannya suaminya. Ia mengatakan seorang wanita sangat membenci wanita simpanan suaminya, dan itu cukup menjadi alasannya untuk membunuh wanita simpanan itu. Ia memperingatkan Yoona untuk tidak bicara tentang wanita itu (Hyejin) lagi di depan nenek. Yoona menunjukkan pada mamanya gambar dari tulisan “Mama, tolong aku!” yang ada di gereja, tapi itu justru membuat Jisook mundur – mendadak, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di sebelah Yoona dan bertanya, “Mama, kenapa kau membunuh adikku?” Ia berusaha mendapatkan pegangan agar tidak jatuh. Ketika Yoona mengungkapkan pemikirannya tentang tulisan pesan di gereja itu dan kenapa Hyejin melakukannya, Jisook menjawab mungkin Hyejin merasa bersalah.

Soyoon menonton lagi acara lama “Unusual People, Unsual Stories” yang menampilkan ibu bayi stres, yang muncul tiap hari di gedung pengadilan untuk protes atas anak yang diambil darinya. Mengingat wanita itu sempat bilang tampil di acara itu bersamanya, Soyoon mencari-cari apapun di acara itu yang mungkin bisa menjelaskan sesuatu. Ia berhenti di sebuah adegan rumah sakit dan memicingkan mata memperhatikan bayangan di cermin yang terlalu kabur untuk dilihat – memperlihatkan si ibu bayi stres bersama seorang wanita.

Kemudian, Soyoon menghubungi pihak stasiun TV untuk minta bertemu dengan produser. Orang yang ditelponnya dengan ogah-ogahan mengatakan bahwa produser sedang tidak ada. Tapi begitu Soyoon mengatakan kalau orang yang sempat masuk di acara stasiun TV tersebut menjadi korban pembunuhan, semua orang yang ada di sana membeku karena terkejut. Ia mendapat izin bertemu produser yang menyebutkan bahwa semua orang terkesima dengan ibu bayi stress, tapi hanya ada satu wanita yang tampaknya bersimpatik padanya. Ketika mereka menonton rekaman di RS, tampak terlihat dengan jelas jika wanita yang memberi makan si ibu bayi stres adalah Hyejin. Mata Soyoon tampak berkaca-kaca.

Woojae mengambil sampel sidik jari di kaleng cat merah yang dicuri, dan berhasil mendapatkan beberapa sampel. Soyoon menemuinya di kantor dan mendiskusikan temuan. Itu justru membuat Woojae bertanya-tanya: jika Hyejin adalah kakaknya Soyoon, lalu siapa wanita yang mengaku sebagai mamanya Hyejin yang sekarang ada di RS? Mereka berdua bergegas ke RS. Sayangnya wanita itu sudah pergi dengan meninggalkan catatan yang menyebutkan bahwa dirinya telah memakamkan putrinya dengan layak dan kini waktunya untuk pergi baginya. Catatan itu terdengar seperti catatan bunuh diri. Satu-satunya petunjuk yang mereka miliki adalah wanita itu sempat bertanya dimana sumber mata air terdengar. Jawabannya adalah danau!

Woojae dan Soyoon segera menuju danau sambil menghubungi bala bantuan. Benar saja, di danau mamanya Hyejin tampak tengah menceburkan diri di danau lengkap dengan pakaian perkabungan. Ia menyebut Hyejin sebagai “bayiku” dan menyatakan akan bergabung dengannya sekarang juga. Ia berjalan terus hingga seluruh tubuhnya terendam air. Tiba-tiba tangan seseorang meraihnya dan menyeretnya ke tepian. Itu Agasshi! Sesampainya di tepian, ia langsung memberikan CPR hingga mamanya Hyejin mengeluarkan air dari mulut dan terbatuk-batuk. Dengan nada terengah-engah, ia mengatakan, “Hyejin... aku telah membunuhnya!” Tidak lama kemudian, tim penyelamat tiba dan mengambil alih. Agasshi mengatakan pada Soyoon dan Woojae bahwa apa yang barusan dibilang mamanya Hyejin membingungkannya.

Saudari dari mamanya Hyejin memberikan penjelasan terhadap situasi ini. Ia menceritakan bahwa saudarinya itu memiliki putri bernama Hyejin yang meninggal saat remaja, hanya dalam arus deras di depan matanya dan tak pernah ditemukan. Saudarinya itu menyalahkan diri sendiri dan belum bisa menerima kematian Hyejin sepenuhnya. Ia menambahkan bahwa saudarinya (mamanya Hyejin ini) menganggap wanita yang bekerja di tokonya sebagai putrinya, tapi ia tidak tahu jika saudarinya menganggap wanita itu sebagai “Hyejin”. Samar-samar ia mengingat jika wanita yang diadopsi saudarinya itu anak yatim-piatu yang kabur, yang namanya seperti Sojung. Satu misteri telah terpecahkan akhirnya. Setelah mendapatkan konfirmasi identitas kakaknya, Soyoon terlihat lunglai dan Woojae memberikan kata-kata yang membuatnya nyaman. Ia meminta Woojae berjanji untuk menemukan siapa pembunuh kakaknya. Woojae berjanji.

Sebuah TKP baru ditemukan lagi di kota berbeda, dan polisi diterjukan untuk melakukan penyelidikan di bangunan kosong dimana jasad seorang wanita ditemukan. Hmm, ini kembali pada kasus pembunuh berantai. Wanita yang ditemukan adalah korban ketujuh. Pemimpin detektif (Detektif Choi) yang menangani kasus tersebut diajak bicara oleh kepala polisi Park. Ia mengaku telah ditekan olah Changkwon untuk menutup kasus pembunuhan Hyejin. Karena tidak dapat langsung menutupnya, ia menyerahkannya pada petugas di kantor kecil sehingga tampak konyol. Ia ingin detektif Choi mengambil alih kasus tersebut, hanya sebagai formalitas saja, tapi tidak melakukan apapun. Ia menyebutkan agar detektif Choi bertindak seolah-olah sedang melakukan penyelidikan. Detektif Choi malas-malasan mengiyakan. Pasalnya kasus pembunuhan berantai merupakan “makanannya”.

Permintaan Soyoon untuk menemukan pembunuh kakaknya memberikan semangat baru di dada Woojae yang mengatakan merasa tersakiti. Ia mengatakan itu pada sersan Han, tapi sayangnya sersan Han tertidur mendengar kicauannya. Ha. Mereka kemudian pergi ke sebuah peternakan sapi, dimana pemiliknya adalah mantan sopirnya Changkwon. Tentu saja kedatangan mereka untuk meminta penjelasan soal Hyejin. Si mantan sopir ini mengatakan bahwa dirinya tidak tahu banyak. Karena waktu itu menjelang pemilu, Changkwon banyak menutupi hal-hal yang tidak perlu diketahuinya. Ia mengatakan bahkan hampir tidak pernah melihat Hyejin bersama Changkwon.

Woojae dan sersan Han tidak percaya pada jawaban itu. Woojae berpikir si mantan sopir pasti memenangkan undian berhadiah untuk bisa terlepas dari jerat hutang dan membuat peternakan besar dan bagus. Sersan Han menambahkan apakah peternakan yang dimiliki si sopir merupakan upah dari hasil membunuh Hyejin untuk Changkwon? Selepas Woojae dan sersan Han pergi, si mantan sopir ini menghubungi seseorang yang masih berada di lingkaran Changkwon untuk menceritakan bahwa polisi datang dan telah mencurigainya sebagai pembunuhnya.

Atasan Woojae dan sersan Han tidak percaya dengan teori mereka berdua, tidak peduli seberapa mencurigakannya fakta-fakta yang mereka temukan. Ia memerintahkan mereka untuk kembali menyerahkan kasus tersebut kepada kepala polisi.

Sebelum pergi, ia juga menyuruh Woojae untuk membersihkan kaleng cat karena gereja meminta kasus tulisan grafiti ditutupi. Sambil menggerutu, Woojae berniat membawa kaleng itu pergi, tapi tidak sengaja tangannya menyenggol dan menumpahkan cat di dalamnya. Ketika melihat tumpahan itu, ia menemukan sesuatu... apa ya itu?

Bersambung ke episode part 2