.

Sinopsis Drama The Village: Achiara's Secret Episode 7 Part 2

Sinopsis Drama The Village: Achiara's Secret Episode 7 Part 2

Kihyun Mulai menyelidiki kegiatan2 sekolah. Ia menunjukkan temuan bukti yg ia dapatkan kepada guru park yang mana menjadi orang yang telah memperkerjakan So Yoon, kemudian melaporkan hal tersebut kepada Joohee. Ia merasa ada yang mengganjal saat pendaftaran guru baru. Ia heran kenapa 3 surat lamaran 3 orang yang melamar sebagai guru baru semua di tolak. Padahal mereka mendaftar sebelum So Yoon.

Saat Kihyun menceritakan keganjalannya itu ke guru park. Guru park justru hanya tertawa,terlihat ia tertawa hanya untuk menutupi ke gugupannya. Kihyun semakin curiga dan bertanya2. “Apakah guru park tau sesuatu? Apakah guru park di bayar untuk melakukan itu semua? Tapi siapa yg telah menyuruhnya?”.

Kihyun mencoba mengancam guru park dengan tujuan ingin mendapatkan informasi yang jelas. Ia menuduh  guru park telah melakukan penyuapan dan peNipuan. Tapi guru park mencoba untuk mengelak dari tuduhan Kihyun. Guru park merasa seperti dirinya tak salah apa pun. Kihyun keMudian menunjukkan CV milik guru park dan menunjukkan bukti bahwa guru park adalah pimpinan dari Green Child SerVice (layanan anak).

Itu adalah nama kotak amal yang ada di apotek Joohee, yang malam itu didatangi papanya Bawoo yang marah-marah, setelah mendengar kecurigaan Yoona dan menudingnya telah memberikan obat aneh untuk pengobatan Bawoo. Dengan tenang, Joohee mengatakan padanya bahwa obat yang diresepkan untuk Bawoo diracik berdasarkan efek yang dilihatnya terhadap Bawoo. Ia menegaskan tidak memiliki alasan khusus untuk melakukan sesuatu pada Bawoo. Tapi papa Bawoo bercerita, “Bawoo mengatakan padaku jika melihatmu bersama Hyejin sebelum ia menghilang dan kau mengancamnya dengan mengatakan aku akan dipecat jika ia ngember soal obat itu.”

Joohee terkesima dengan cerita papanya Bawoo itu, tapi menegaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman lebih lanjut dengan mengatakan bahwa obat yang diresepkan untuk Bawoo bertujuan untuk menenangkan Bawoo yang gelisah. Tapi papanya Bawoo tidak percaya dan ingin memperkarakannya. Karena itu, Joohee mengambil sikap yang lebih tenang dengan bertanya: “Ayah Bawoo, apa yang bisa kulakukan untukmu dan Bawoo?”

Soyoon mengambil lukisan “Mama dan Bayi” milik Hyejin yang kini sudah dibingkai rapi. Si tukang bingkai memberikan surat yang ditemukannya di belakang lukisan. Soyoon membuka surat itu dan bingung. Ia dihubungi oleh Woojae untuk datang ke kantor polisi. Begitu tiba, ia diberikan benda yang Woojae temukan di dalam kaleng cat. Soyoon mengenali benda itu seperti gelangnya Yoona. Ia ingat sekarang sempat melihat lengan Bawoo terdapat bercak-bercak merah saat di gereja. Woojae menduga itu ulah usil anak-anak itu dan memutuskan untuk bicara pada mereka. Soyoon pun menawarkan diri untuk bicara dengan Yoona. 

Soyoon juga memperlihatkan apa yang ditemukannya di belakang lukisan Hyejin, yang ternyata itu merupakan hasil tes DNA Hyejin dari garis mamanya. Ia berpikir itu berarti Hyejin berhasil menemukan mama kandungnya sebelum meninggal. Woojae merasa dugaan Soyoon itu salah dan mengklarifikasinya jika tes DNA itu merupakan hasil tes untuk saudari atau bibinya. Itu berarti Hyejin menemukan saudari kandung satu ibu yang tinggal di Achiara. Karena itu terjadi beberapa tahun silam, ia menebak itu pasti bukan Soyoon.

Kita beralih pada Gayoung yang terlihat cemas ketika menghubungi Gungwoo. Saat itu Gunwoo sedang tidak memegang HP. HP-nya justru dipegang Joohee yang melihat nama Gayoung di layar.

Jisook bicara pada Changkwon dengan subyek mengirim Yoona ke sekolah berasrama sebagai bentuk tanggapan atas pemberontakan Yoona yang makin meningkat. Ia mengimbuhi Yoona mengancam kesehatan anaknya. Changkwon yang merasa Yoona adalah putrinya juga tidak percaya Jisook bisa mengatakan hal tersebut.

Di sekolah gosip-gosip beterbangan. Para murid memperhatikan Soyoon dengan penuh rasa ingin tahu. Bahkan setelah di kelas sekalipun, mereka mempertanyakan apakah jasad wanita yang ditemukannya itu adalah kakaknya. Soyoon mengkonfirmasikan hal itu, lalu menarik Yoona untuk memberitahu apakah ia yang telah melakukan vandalisme di gereja? Yoona menepis tudingan tersebut. Tapi ketika Soyoon menudingnya sengaja merusakan acara pemakaman Hyejin dan membuat pesan ejekan di bagian terakhirnya, Yoona akhirnya mengaku melakukannya – sebab, ia dimintai tolong oleh Hyejin untuk melakukan hal tersebut. Ia pun bercerita malam dimana Hyejin datang dalam mimpinya. Kali ini, kita melihat mulut Hyejin penuh darah dan terdengar bisikan, “Selamat aku, mama... tolong...” Ia menegaskan indera keenamnya tak pernah salah. Ia mengembalikan kalung couple hati pada Soyoon juga lantaran dipinta oleh Hyejin. Tapi Soyoon menegaskan pada Yoona bahwa tindakannya takkan dibiarkan.

Apa yang Soyoon katakan benar. Setelah itu, Jisook dipanggil oleh pihak gereja. Ia meminta maaf sebesar-besarnya dan berjanji akan membayar biaya ganti rugi. Tapi pihak gereja mengatakan yang diinginkannya bukanlah hukuman. Yoona pun bicara, meminta maaf dan menegaskan bahwa yang dilakukannya adalah lelucon konyol untuk menakut-nakuti orang-orang. Setelah mereka pergi, Jisook mengatakan pada Yoona bahwa ia akan memiliki seorang putra tidak lama lagi. Ia memohon sekaligus mengancam agar Yoona tidak berulah lagi. Ketika ia pergi, terdengar lagi suara gadis kecil bertanya, “Jika kau tidak menyukai hal itu, apa kau akan membunuhnya juga?” Jisook berbalik. Ia bingung karena hanya ada Yoona di belakangnya dan menuduhnya telah mengatakan hal tersebut. Saat Yoona mengaku tidak mengatakan apa-apa, ia terlihat marah dan khawatir.

Soyoon dan Kihyun bertemu di tepi danau untuk membicarakan tentang kesamaan bahwa Hyejin adalah Sojung. Kihyun bertanya apakah polisi melihat sesuatu yang berbeda antara Hyejin dan Sojung? Soyoon bertanya balik dengan nada keras, “Dan apa yang berbeda bagimu, setelah tahu bahwa Hyejin adalah Sojung?” Setelah diperiksa dengan layanan penyelidikan, ia bertanya kenapa Kihyun tahu Hyejin adalah kakaknya itu tetap disembunyikan darinya?

Jisook cari muka di hadapan nenek dengan memijat-mijat kaki nenek, sambil membicarakan tentang upaya mengirim Yoona ke sekolah berasrama. Nenek tidak menolak ide Jisook tersebut, hanya saja ia mengatakan bahwa hal itu pasti membutuhkan penjelasan yang cukup logis agar Changkwon setuju. Jisook membenarkan apa yang nenek katakan. Karena itu, ia membutuhkan bantuan nenek untuk memperkuat penjelasannya pada Changkwon. Di kejauhan, Yoona mendengar pembicaraan tersebut. Ia menahan sakit hati yang terasa berdenyut di dada. Air matanya menetes sedikit demi sedikit ke bawah.

Kihyun mengaku sengaja tidak memberitahu Soyoon tentang kebenaran yang ditemukannya demi kebaikan Soyoon sendiri. Jawaban itu bagi Soyoon terdengar seperti meremehkannya. Tapi Kihyun menekankan andai kata perselingkuhan itu bocor, maka yang terhina bukanlah papanya, melainkan Hyejin yang akan menanggung beban cibiran masyarakat Achiara – termasuk Soyoon dalam hal ini selaku adiknya Hyejin. Soyoon menyangkal. Buktinya, masyarakat Achiara yang hadir dalam pemakaman Hyejin turut larut dalam duka cita. Kihyun memberitahu hati masyarakat Achiara itu begitu hangat, karena bagi mereka kematian itu sangat dekat – seperti seorang sedang bernapas. “Jangan terhanyut hanya karena rasa kasihan murahan!” katanya memperingatkan.

Soyoon bertanya apakah dirinya harus berterima kasih atas tindakan Kihyun – menyembunyikan fakta darinya? Kihyun meminta maaf dengan alasan tindakannya didasari atas pemikiran singkat. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak ingin Soyoon berada dalam situasi tak nyaman. Soyoon tidak yakin Kihyun mau repot-repot melakukannya, dan berencana untuk mencari keluarga lain yang telah Hyejin temukan sebelumnya, tak peduli hal itu akan menempatkannya dalam situasi tak nyaman. Kihyun tampak terkejut mendengarnya.

Agasshi datang lagi ke pabrik kayu untuk meninggalkan catatan di pintu gerbang. Malamnya, seorang pria datang dan membaca catatan itu yang berisi: “Aku tahu kau telah kembali. Hubungi aku.” Pria itu meremas catatan itu dan membuangnya, lalu masuk ke dalam pabrik. Sementara itu, Kihyun dalam perjalanan pulang ke rumahnya setelah bicara dengan Soyoon. Begitu sampai di tengah-tengah kota, ia melihat Gunwoo keluar dari apotek Joohee. Fakta itu membuat matanya terbelalak – mungkin ia bertanya-tanya apa yang Gunwoo lakukan di sana?

Mamanya Gayoung menonton TV yang tengah mengabarkan tentang korban ketujuh yang ditemukan. Hal itu tentu membuatnya terlihat tambah khawatir. Ia segera menghubungi Gayoung untuk menyuruhnya segera pulang karena pembunuh berantai sedang berkeliaran. Ditelpon begitu oleh mamanya, Gayoung mencak-mencak dan menegaskan bahwa dirinya akan segera pulang tanpa tertangkap oleh pembunuh berantai itu. Setelah mengatakan itu, ia menutup telponnya dan melihat Gunwoo baru saja sampai di depan apartemen.

Gayoung cepat-cepat menyegat Gunwoo masuk ke dalam apartemennya, tapi Gunwoo tampak tak senang melihat Gayoung tiba-tiba muncul di hadapannya. Melihat itu, ia mengatakan bahwa dirinya sudah lebih dewasa sekarang dan takkan ada seorang pun tahu bahwa mereka adalah guru dan murid. Sayangnya, Gunwoo menegaskan tak memiliki perasaan khusus terhadap Gayoung. Sikap Gunwoo itu membuat Gayoung mengatakan akan membeberkan apa yang terjadi di mobil (di malam pah*nya diraba) kepada semua orang. Gunwoo mempersilakan Gayoung melakukan itu, toh dirinya sama sekali tidak melakukan apa-apa. Ia lalu masuk ke dalam apartemen. Penolakan itu membuat Gayoung emosional. Ia mengambil batu yang tak jauh dari tempatnya berdiri dan menghantamkannya ke kaca depan mobil Gunwoo. Setelah puas, ia pergi dan bertabrakan dengan seorang pria dan jatuh ke tanah. Melihat pria yang menabraknya adalah Agasshi, ia lari terbirit-birit seolah melihat hantu.

Temuan tidak sengaja tentang identitas kakaknya, ibu bayi stres, dan jasad di Achiara, membuat Soyoon meminta kepada produser TV agar dibuatkan acara khusus. Produser tampaknya setuju dan di salah satu acara ditayangkanlah permintaan informasi yang berhubungan dengan adopsi ilegal di Achiara 30 tahun silam, yang langsung membuat terkejut seluruh kota.

Mamanya Gayoung menemui Joohee untuk memberitahu bahwa broker adopsi di Achiara sedang dicari-cari.

Yoona muncul di depan pintu apartemen Soyoon untuk mengatakan bahwa mamanya sedang berupaya menyingkirkan dirinya. Di dalam apartemen Soyoon, ia bercerita pernah melihat adik perempuannya meninggal saat dikandungan Jisook. Usianya waktu itu baru menginjak 5 tahun. Ia mengaku itu menjadi titik awal dirinya bisa melihat hantu dan menjadi awal mama mulai membencinya, karena rahasianya diketahui. Soyoon coba memberi penghiburan untuk Yoona. Tapi Yoona mengatakan bahwa Soyoon bukanlah Hyejin yang dipercayainya. Ia memberitahu Soyoon jika ceritanya itu menginspirasi Hyejin untuk membuat lukisan “Mama dan Bayi”. Ia mengajak Soyoon menatap lukisan tersebut: “Sekarang, menurut Anda, apakah mama di dalam lukisan itu masih terlihat mencintai bayinya?” Soyoon memperhatikan lukisan secara seksama.

Di tempat lain, Agasshi mulai memotret pabrik kayu dengan kamera berlensa besar miliknya. Ia tampaknya berharap bisa melihat aktivitas apa yang ada di dalam pabrik itu. Di RS, Jisook masih melakukan prosedur operasi kehamilan. Kembali lagi ke pabrik kayu, pria yang membuang catatan Agasshi menggendong seorang gadis kecil dengan penuh cinta.

Kemudian, kita kembali lagi ke apartemen Soyoon, dimana Soyoon masih belum menemukan apa yang aneh dari lukisan Hyejin yang ditatapnya. Lalu, Yoona mengatakan padanya bahwa sang mama berusaha membunuh bayinya, karena tidak membutuhkannya. Kemudian, Soyoon melihat tangan kanan si mama memegang pisau. Ihhh... ngeri...

Bersambung ke episode 8...