.

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 7 Part 2

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 7 Part 2

Jooeun terbaring dikasur, kemudian ia mengangkat kedua kakinya hingga badannya berbentuk seperti huruf L sambil memegang sprei agar kakinya tetap bertahan mengangkat kedua kakinya itu. Sampai ahirnya ia merasa tak kuat, kemudian menurunkan kedua kakinya itu.

Flash Back

Young Ho mendorongnya sampai bersandar di dinding dan menyuruhnya untuk melakukan Squats. Joo Eun mengeluh hampir mati melakukan latihan, Young Ho memeriksa denyut nadi di leher mengatakan Joo Eun masih bisa, menyuruhnya untuk memulai membuka kakinya. Joo Eun pun melebarkan kakinya

“Kau tak perlu melebarkan bahumu selebar bahuku, ikuti postur tubuhmu.” Perintah Young Ho lalu mengukur sambil mengejek tak begitu jauh bedanya. Joo Eun dengan cemberut merapatkan kakinya sedikit.

“Apa kemarin hanya mimpi, ya? Dia menciumku, tapi kenapa latihannya semakin intensif saja?” gumam Joo Eun

“Hanya karena aku mendorongmu ke dinding, kau tidak berpikiran erotis lagi, 'kan?” ucap Young Ho megang bahu Joo Eun

“Pasti kau memikirkan hal yang aneh juga kan, 'kan? Pelatih kelas dunia, John Kim.” Balas Joo Eun. Young Ho memegang dagu dan mendorong dahi Joo Eun agar kepalanya menempel pada dinding.

“Pikirkan seperti ada yang menekan dahimu dalam posisi ini, dan Posisikan dagumu seperti ini selama 5 detik.” Perintah Young Ho sambil mendorong dahi Joo Eun.

Joo Eun melakukan dengan menutup matanya, Young Ho melepasnya dan menyuruh beristirahat selama 5 detik dan kembali melakukan hal yang sama, Menyuruh Joo Eun untuk menegapkan badan karena posisi itu bisa  menyembuhkan tiroidnya dan sering-sering melakukan posisi itu.

“Latihan ini memang sederhana tapi sangat bermanfaat dan Kau pasti akan terbiasa dengan posisi ini. Mulai sekarang, kita akan focus pada lemak di perutmu Dan juga postur punggungmu. Kita bisa menghilangkan lemak diperutmu itu.” Perintah Young Ho menepuk perut Joo Eun yang masih besar

“Aku mengerti, Pelatih.” Ucap Joo Eun dengan lirikan sinis.

“Sebelum selesai, regangkan badanmu sebentar.” Perintah Young Ho lalu keluar ruangan.
Joo Eun berbaring menghela nafas, mengingat sikap Young Ho yang tak berubah setelah menciumnya.


Young Ho baru pulang kerumah dengan membawa tas belanja, lalu menatap pintu kamar Joo Eun dan mendekatinya. Ketika ingin mengantungkan digagang pintu, Joo Eun membuka pintu dan sangat kaget melihat Young Ho berdiri didepan kamarnya, karena menduganya seperti pencuri.

“Memangnya ada ya pencuri yang memberi korbannya sesuatu?” ucap Young Ho tanpa mau menatap Joo Eun, lalu Joo Eun menanyakan apa yang dibawa Young Ho.

“Tas.... Aku tak suka ada tas bau di rumahku.” Ejek Young Ho

“Bahkan jika aku adalah kuda nil, Aku pasti akan memakannya....”balas Joo Eun kesal lalu terdiam sejenak karena Young Ho tiba-tiba mendekat.

Young Ho sengaja menutup pintu kamar Joo Eun yang membuat Joo Eun gugup, lalu beralasan kalau masih ada bau yang tercium. Joo Eun dengan gugup menanyakan apa yang dibawa Young Ho. 

“Kau punya hobi berkata, "Tolong aku". Apa kau juga punya hobi bertanya padahal kau sudah tahu jawabannya? Ini adalah tas Dan yang kita lakukan kemarin adalah ciuman.” Ucap Young Ho diperjelas dengan memberikan tas belanjanya, Joo Eun panik takut ada yang mendengarnya.

“Omo! Memangnya kalau bertanya itu artinya kita tidak tahu ? Yang kita lakukan kemarin hanyalah gaya menyapa ala orang Amerika.” Ucap Joo Eun membela diri.

Young Ho mengejek semesra itu menurutnya tak seperti itu. Joo Eun kesal karena tadi pagi sikap Young Ho terlihat seperti tak terjadi sesuatu tadi malam, lalu teringat kalau pelatihnya itu masih punya pacar yang bernama Anna Sue. Young Ho mengerti karena Joo Eun orang yang setia tak ingin dirinya berselingkuh, lalu memberitahu kalau Anna Sue hanya bertemannya.

Joo Eun pikir sudah mengetahuinya, menurutnya dimata Young Ho seperti seorang teman dekat yang bisa berciuman. Young Ho kembali mengodanya mendekatkan wajahnya sambil berbisik kalau semalam sudah sangat jelas. Joo Eun tak bisa menahan rasa gugup dengan memejamkan matanya. Lalu Young Ho pikir mereka harus mengulanginya lagi, Joo Eun langsung mendorong Young Ho sambil mengumpat sudah gila.

Young Ho pun berdiri tegak, menanyakan Joo Eun yang belum tidur karena dimalam hari tak boleh makan lagi. Joo Eun memberitahu ingin memberikan pelajaran, Young Ho menduga Joo Eun sekarang sedang kesepian. Joo Eun mengatakan itu salah karena dirinya tak kedinginan, tapi si “brengsek” tak suka kedinginan. Young Ho mengangguk mengerti dengan pikiran seperti melayang.

“Apa... terjadi sesuatu?” tanya Joo Eun yang melihat perubahan wajah Young Ho

“Ada sesuatu yang ingin kukatakan, tapi aku tak tahu menjelaskannya” akui Young Ho mulai sedikit terbuka
“Kau masih punya banyak hari yang lainnya dan bisa menjelaskannya besok.” Kata Joo Eun, Young Ho mengelus pipi Joo Eun lalu mengucapkan selamat malam pada  Daegu Venus. Joo Eun sempat terdiam lalu melihat note yang tertempel bertuliskan “Aku benci kekalahan.” Saat akan mengucapkan terimakasih, Young Ho sudah masuk ke dalam kamarnya.


Pagi hari
Joo Eun akan ke ruang makan, Ji Woong memberikan peringatan agar mereka berlindung. Joon Sung langsung bersiap-siap menutup hidungnya, Joo Eun memberitahu kalau yang dibawa bukan tas bau busuk tapi tas yang berbeda, lalu menyodorkan tasnya agar keduanya bisa mencium tas yang tak bau.

Akhirnya Joon Sung bisa bernafas lega dan kembali sarapan karena baunya bukan seperti tadi malam. Joo Eun duduk untuk sarapan, lalu berkomentar melihat Joon Sung semakin hari semakin kurus saja. Joon Sung pikir memang seperti inilah dirinya harus hidup. Joo Eun pun memberikan semangat, Joon Sung dengan makan buah pun mengangkat kepalan tangan untuk bersemangat.

Joo Eun melihat kursi Young Ho kosong, lalu menanyakan kemana pelatihnya itu. Joon Sung memberitahu Young Ho akan sarapan nanti. Ji Woong mengejek kalau Young Ho tak datang karena Joo Eun menaruh kotoran didalam tasnya. Joo Eun melirik sinis lalu membuka yoghurt sambil bertanya apakah Young Ho sakit. Joon Sung hanya tersenyum menyuruhnya tak perlu khawatir.

Didalam kamar, Young Ho sedang menyinari lututnya yang pernah operasi sambil membaca buku, terdengar suara Joo Eun berteriak “Ayo semangat! Pasti bisa!” lalu pamit pergi ke kantor. Young Ho menutup bukunya yang berjudul  [Cerita tentang bagaimana kakekku bebas dari penjara] lalu tersenyum mendengar suara Joo Eun yang penuh semangat.


Joo Eun keluar dari pengadilan dengan wajah bahagia, seperti kasusnya kembali menang, lalu berlari menuruni tangga. Suara Young Ho kembali terdengar, mengingatkan Jangan terlalu terburu-buru saat turun tangga, karena sendinya  bisa sakit karena menahan beratnya.

Sambil mengeluh Young Ho yang cerewet, Joo Eun menuruni tangga pengadilan perlahan-lahan, ponselnya berdering, Hyun Jung sang asisten menelpnya. Dengan wajah sumringah, Joo Eun merasa tak ingat kapan terakhir memenangkan kasus sepagi ini dan mengucapkan terimakasih.

Hyun Woo menelp setelah menutup telpnya, memberitahu Ibu mertuanya sedang dirawat di rumah sakit, walaupun awalnya menolak tapi tetap memaksanya, jadi bertanya apakah ia bisa menemani anaknya hari ini., sambil mengeluh Mantan suaminya  selalu saja sibuk saat membutuhkannya.

Joo Eun bisa mengerti tapi hari ini adalah pertemuan tentang pekerjaan orang tua dan ia tak bisa menjelaska pekerjaan sebagai pengacara pada anak TK. Hyun Woo memberitahu kalau kedua orang tua dari anaknya itu diminta datang ke sekolah lalu berpikir harus menyewa seorang ayah saja. Joo Eun merasa tak enak hati memutuskan akan pergi ke sekolah Min Joo.

Setelah itu menelp Joon Sung meminta bantuan. Joon Sung yang menerima telp binggung karena diminta memberikan anak-anak harapan dan mimpi yang besar, tapi menurutnya itu cukup bagus dan melirik Young Ho sedang berlatih sendiri. Ji Woong menguping saat Joon Sung kembali kaget karena harus pergi ke Sekolah TK. Young Ho melirik mendengar Joon Sung berbicara ditelp.


Anak-anak TK sudah duduk melihat Joon Sung dan Ji Woong sudah berdiri didepan. Guru mereka memberitahu hari ini adalah mereka akan mendengar pekerjaan orang tua mereka. Joo Eun memanggil Min Joon sambil melambaikan tanganya, Min Joo terlihat cemberut karena bukan ayah dan ibunya yang datang.

“Kenapa wajahnya membuatku teringat denganmu? Rasanya aku rindu dengan wajah chubby-mu.” Bisik Young Ho, Joo Eun melirik sinis

“Ya, karena kami memang menjalani perawatan yang sama.” Balas Joo Eun
“Kudengar, kau khawatir padaku pagi tadi.” Goda Young Ho.

“Tidak, hanya saja jika kau sakit, pasti akan berdampak pada latihanku juga.” Kata Joo Eun.

Young Ho memuji tas yang dipakai Joo Eun itu cantik, Joo Eun dengan percaya diri mengatakan  Pemiliknya bahkan lebih cantik lagi. Young Ho merasa Joo Eun pasti tadi menang dipengadilan. Joo Eun dengan senyuman merasa dirinya pasti menang dipengadilan.

 Guru memberitahu mereka akan mendengar cerita keluarga Go Min Joon, lalu binggung melihat dua pria didepan. Joo Eun memberitahu kalau mereka adalah paman dari Min Joon. Guru kembali memberitahu Paman Min Joon akan menujunkkkan pada mereka sebuah kemampuan yang keren dan meminta semua murid memberitkan tepuk tangan.

“Pengacara memang paling jagonya berbohong.” Bisik Young Ho mengejek

“Bohong apanya? Teman-temanku sudah pastinya adalah paman Min Joon.” Ucap Joo Eun membela diri.
“Teman dekat yang sudah bisa berciuman, ya?” sindir Young Ho, Joo Eun langsung menutup mulut Young Ho takut ada orang tua lain mendengarnya.

Tapi Young Ho malah menjilat tanganya. Joo Eun tak percaya Young Ho bisa menjilat tanganya, Young Ho pikir Joo Eun yang lebih dulu, akhirnya Joo Eun mengelap tangan dijaket Young Ho. Melihat tanga Joo Eun yang mengelap dijaketnya, membuat Young Ho tersenyum.


Joon Sung mulai menyapa dengan memperkenalkan diri sebagai pejuang seni bela diri.Ji Woong memberitahu Joon Sung akan juara dunia Grand Slam yang selanjutnya. Joon Sung menjelaskan Seni bela diri yang artinya bertarung dengan menggunakan seluruh tubuh berdasarkan beberapa aturan. Ji Woong melihat semua anak TK hanya melonggo, lalu merasa mereka lebih baik mempraktekan saja sebelum semuanya tertidur.

Dimulai dengan Joon Sung yang menyerang Ji Woong lalu membantingnya, berganti dengan Ji Woong yang menarik tangan Joon Sung, Sampai akhirnya Ji Woong tak dapat bernafas karena Joon Sung menarik lehernya. Semua anak TK hanya melonggo, tapi akhirnya Hye Jin yang duduk disamping Min Joon memberikan tepuk tangan, Semua murid ikut memberikan tepuk tangan yang meriah, dengan jeritan bahagia.

Min Joon memberikan acungan jempol pada Joo Eun karena bisa membuat semua temanya terkesima. Young Ho pun ikut tersenyum melihat Joo Eun yang tampak bahagia bisa membuat anak temanya itu disukai oleh anak-anak yang lain.


Joo Eun menyuapi Min Joon puding didalam mobil. Young Ho mengeluh pudingnya itu nanti akan tumpah. Joo Eun mengatakan akan membersihkan kalau memang tumpah. Young Ho dengan sinis mengatakan Jok mobilnya itu mahal, Joo Eun pikir tidak semahal dengan anak yang akan menjadi penurus bangsa.

“Bibi Kang, siapa orang ini?” tanya Min Joon melirik kearah Young Ho yang menyetir mobil.
“Dia bukan orang jahat, Walaupun omongannya agak pedas.” Jawab Joo Eun sambil menyuapi puding pada Min Joon.
“Kita mau ke mana sekarang?” tanya Young Ho
“Dia terus mengajakku ke sana sejak sebulan lalu.” Jelas Joo Eun  Young Ho mengeluh kenapa harus ikut dengan mereka.
“Ibuku bilang pria tak akan bisa dewasa sebelum dia mati. Karena itulah kau harus ikut.” Kata Joo Eun dengan senyuman, Young Ho bertanya-tanya tempat seperti apa itu.


Young Ho kebingungan melihat action figure disekeliling ruangan, Min Joon berteriak melihat Iron Man dan langsung berlari melihatnya. Joo Eun tersenyum melihat Min Joon yang terlihat bahagia dengan action figure didalam kaca.

“Kau ingin menjadi Superman, Batman, atau Iron Man?” tanya Joo Eun

“Aku ingin hidup mewah seperti Iron Man, dan terus bersembunyi seperti Batman Dan lebih tampan daripada Superman.” Kata Young Ho

Joo Eun hanya tersenyum lalu mengajak Min Joon pergi ke tempat lainya. Young Ho mulai terhayut ingin mencari tempat Pahlawan wanita.


Beberapa saat kemudian, Young Ho sudah mengibaskan jaketnya dan berdiri tegak disamping batman, menganggap sangat mirip. Min Joon dan Joo Eun hanya menganguk-angguk dengan melipat tanganya didada. Joo Eun mengikuti action figure lainya, ternyata hulk yang bertubuh besar. Young Ho dan Min Joon langsung kabur meninggalkanya.

Joo Eun mengambil foto Min Joon yang berdiri mengikuti gaya astroboy yang mengangkat dua tanganya. Young Ho melihat keduanya seperti ada rasa haru bisa membuat bahagia.


Young Ho mengantar Joo Eun sampai depan apartement, ketika melihat kebelakang keduanya sudah tertidur lelah, dengan Min Joon berbaring diatas kaki Joo Eun. Lalu Joo Eun terbangun karena bunyi ponsel dari Hyun Woo, yang masih ada dirumah sakit.

Hyun Woo merasa menjadi menantu yang tidak berguna, karena ibu mertuanya yang tidak mau merepotkannya dan tak memiliki wali lain. Joo Eun mengerti kalau malam ini akan menemani Min Joon tapi meminta Hyun Woo datang dipagi hari karena ia harus pergi ke kantor. Hyun Woo mengucapkan terimakasih dan meminta Joo Eun untuk mengelap badan Min Joon dan mengoleskan minyak.

Setelah menutup ponselnya, Joo Eun menjerit karena kakinya kembali kram, Young Ho turun dari mobil membuka pintu bagian belakang dan menanyakan bagian kaki mana yang kram. Joo Eun menunjuk kaki kanannya. Young Ho memijat bagian betisnya dan Joo Eun berusaha menahan sakitnya takut Min Joon terbangun.


Joo Eun turun dari mobil sambil mengendong Min Joon di punggungnya. Young Ho heran Joo Eun tak ingin Min Joon digendong olehnya atau membangukanya saja karena nanti sendi-sendinya bisa terluka. Joo Eun memberitahu Min Joon itu anak yang cengeng
“Aku tak akan mengangkat yang berat-berat lagi besok. Terima kasih banyak untuk hari ini.” ucap Joo Eun
“Sepertinya "latihanmu" sudah sangat berat. Jadi, masuklah.” Kata Young Ho yang melihat Joo Eun sudah mengendong Min Joon
Min Joon membuka matanya memberitahu ingin pipis. Joo Eun menurunkan Min Joon yang sudah bangun dan mengajaknya berjalan, lalu pamit masuk ke dalam apartement. Young Ho tersenyum melihat Joo Eun yang berlari bersama Min Joon dengan bahagia, lalu melihat kearah spion karena tak ada Joo Eun disana.

“Kalau dipikir-pikir, dia menginap di luar malam ini.” ungkap Young Ho terlihat sedih.


Soo Jin keluar dari minimarket lalu duduk dikursi sambil makan coklat dengan potongan besar, terlihat seperti menghilangkan rasa stress dengan pekerjannya. Pikirkan kembali mengingat ucapan Joo Eun di ruangan.

“Kau seharusnya bilang, kau mencintai seseorang atau tidak? Bukannya kau tak mau ikut denganku ke mesin waktu itu Jadi, kenapa kau membahasnya sekarang?”

Soo Jin terdiam sejenak menghentikan makan coklat lalu menelp bagian layanan sopir penganti, lalu terlihat kaget seperti salah sambung dan akhirnya meminta maaf.

Soo Jin berjalan melihat Woo Shik berdiri didepan mobilnya. Woo Shik terlihat kedinginan mengaku tak punya banyak waktu, jadi akan mengantarnya pulang dan akan segera kembali kantor. Soo Jin menatap Woo Shik tak percaya hanya datang ingin mengantarnya pulang dan kembali ke kantor.


Young Ho baru saja membuka jaketnya, terdengar pesan dari Joo Eun masuk mengucapkan “Selamat malam.” Ia membiarkan karena ingin menganti bajunya lebih dulu, belum sempat membukanya pesan dari Joo Eun kembali masuk “Saat aku memberikanmu ucapan selamat malam, kau harus membalasnya” dengan emotion icon marah.

Akhirnya Young Ho dengan senyuman manis mengambil ponsel. Joo Eun menatap ponselnya menunggu balasan dari Young Ho, dengan wajah cemberut memilih untuk bersiap-siap tidur, pesan masuk ke dalam ponsel Joo Eun.

Joo Eun kembali duduk membaca pesan dari Young Ho “Aku sedang ganti baju tadi jadi baru bisa kubalas.”  Joo Eun membalas “Nah, kau menggodaku lagi” Young Ho dengan cepat membalasnya. “Kau mau FaceTime-an?” Joo Eun merapihkan rambutnya tapi memilih untuk mempercayai dan membalas pesan Young Ho

“Kau masih ingat janjiku dengan Ji Woong?” tulis Joo Eun.

“Sudah hentikan itu. Kau juga diet demi kepentinganmu sendiri. Ingat kesehatan! Kesehatan! Kesehatan! Aku juga cerewet begini demi kesehatanmu.” Balas Young Ho sambil duduk didalam dress roomnya.

Joo Eun mengeluh Young Ho kembali mengomel dengan pesannya lalu membalas pesannya “Jika beratku turun 5kg sebelum salju pertama turun,kita harus pergi berkemah.” Young Ho membalasnya “Oke, terserah kau saja.” Joo Eun tersenyum lalu mengucapkan selamat malam pada ponselnya. Young Ho berendam dibak air hangat, membaca pesan dari Joo Eun 

“Aku merasa sangat bersyukur bahkan sejak pertama kita bertemu. Si Malaikat berotot, John Kim.Tn. Young Ho, Young Ho, dan seorang Pelatih.” Joo Eun tak membalasnya seperti masih ada dalam pikiran kalau selama ini menyembunyikan sesuatu dari Joo Eun tentang dirinya yang sebenarnya.


Direktur Choi, bersama Woo Shik dan Direktur lainnya bermain golf lalu berkomentar kalau mood yang bagus bisa membuat lemparan mereka bagus juga. Woo Shik mulai mengayunkan sticknya, Direktur Choi mengomel karena pukulan Woo Shik bisa menghancurka jaring didepan mereka.

“Aku sudah lama berlatih, Biarkan aku pamer sedikitlah.” Ucap Woo Shik bercanda, CEO Choi mulai memukul bola, Direktur Choi mulai berkomentar melihatnya.
“CEO Choi, Anda terlalu memegangnya terlalu erat, seharusnya lebih santai sedikit.” Ucap Direktur Choi mencontohkanya, CEO Choi menatapnya dengan tatapan heran.


Di cafe
Direktur Choi mulai berbicara dengan yang didengar sebelumnya “Semua akan terasa ringan jika kita melakukannya bersama-sama.” Karena mereka tak mungkin bisa mematah ribuan sapu lidi, jadi  Karena itulah,mereka harus menggabungkan kekuatan bersama-sama.

“Aku hanya mengandalkanmu, Direktur Choi.” Ucap CEO Choi

“Ya, Tuhan....Karena anda mengandalkanku seperti itu...aku merasa mempunyai tanggung jawab yang sangat besar.” Komentar Direktur Choi tak enak hati.

“Jika kita semua pemegang saham berada di pihak kita, Anda dapat mempertahankan posisi anda sebagai CEO. Tolong jangan berkecil hati. Yang kami khawatirkan adalah kandidat CEO yang baru, Kim Young Ho. Jika kami punya informasi baru lagi, kami akan melaporkannya pada anda.” Jelas Woo Shik to the point.

Direktur Choi memuji Woo Shik yang sangat telaten sekali, dengan berpura-pura bertanya belajar dari siapa. CEO Choi setuju akan mempercayakan semuanya pada keduanya, lalu pamit pergi. Woo Shik berbisik dengan harapan adik Direktur Choi akan baik-baik saja. Direktur Choi sadar adiknya itu tidak pernah hidup dengan tenang.


Hye Ran duduk didalam mobil dengan wajah tegang, Tuan Kim menyuruhnya untuk tidur saja. Hye Ran mengaku tak mengantuk, lalu menerima telp dari anaknya, Young Joon memberitahu harus pergi ke suatu tempat dengan ayahnya.

Tuan Kim seperti tahu anaknya itu ingin berbicara, dengan tatapan dingin mengambil ponsel dari tangan istrinya hanya berkata “Apa semuanya baik-baik saja? Kau harus menjaga sikapmu.” Tanpa adanya kehangatan dan mengembalikan ponsel pada sang istrinya. Hye Ran tanpa bisa berkata-kata lagi berbicara pada Young Joon akan menelpnya lagi nanti.

“Dia sehat-sehat saja dan tak membuat masalah apapun.” Ucap Hye Ran melapor pada suaminya. Tuan Kim hanya mengatakan bagus dengan tatapan dingin. Hye Ran seperti hanya bisa diam dengan keadaan rumah tanganya yang membuatnya tertekan.


Joo Eun berlari-lari kecil di ruanganya, lalu meloncat-loncat dan melihat alatnya ternyata sudah mengeluarkan 1000 kalori, dengan bahagia memuji dirinya sangat hebat, ketika akan minum nutrisinya, pesan dari ponselnya masuk.

“Pengacara Kang, datanglah ke ruang konvensi Pantheon. Ini adalah perintah langsung dari Presedir Ko. Jika kau tak mau, kau bias langsung menghadap kepadanya -Wakil Presdir Oh Soo Jin-“

Joo Eun mengeluh ucapan Soo Jin terlalu sopan dan bisa membuatnya untuk tak bisa menolak supaya tak datang. Didepan ruangan Joo Eun sempat merapihkan rambut dan alat penghitung kalori, bunyi pesan masuk ke dalam ponselnya.

“Kau di mana? Aku akan terlambat hari ini. Jadi, latihanlah sendirian.” tulis Young Ho, Joo Eun mengumpat Young Ho sangat cerewet, lalu membalas mengerti dengan pangilan pelatih. Ketika akan masuk ke dalam ruangan, pesan kembali masuk tapi Joo Eun memilih untuk tak membacanya dan masuk ke dalam ruangan. 

Joo Eun melihat ada pengacara lain lalu duduk didepan Soo Jin dengan bersebrangan, Soo Jin menegurkan karena mereka harus duduk satu barisan. Joo Eun mengerti dan terpaksa duduk disamping Soo Jin.

“Kita tak perlu berlama-lama.” Ucap Soo Jin sambil membaca berkas didepannya.

“Aku tak menyangka kinerjaku bisa diakui begini.” Balas Joo Eun tak menyangka diajak ikut rapat.

“Kami membutuhkan seseorang yang dapat menyimpan rahasia untuk kasus ini.” bisik Soo Jin, Joo Eun membalas kalau dirinya itu adalah orang yang paling setia.


Terdengar ketukan pintu, ketiganya berdiri menyambutnya, Ketua Min masuk dengan beberapa dua orang lainya memperkenalkan diri sebagai Kepala Min Byung Wook dari Gahong Group dan memberitahu Direktur yang akan datang dari cabang Medis Gahong.

Young Ho masuk kedalam ruangan, ketika menundukan kepala memberikan hormat, dan Young Ho membalasnya. Keduanya saling menatap, Joo Eun kaget melihat Young Ho adalah seorang direktur cabang Medis Gahong. Begitu juga sebaliknya, ternyata pengacara yang akan didatangi adalah Joo Eun.

Suasana hening sejenak, Soo Jin melirik Joo Eun yang memang mengenal Young Ho saat ada dihotel. Joo Eun dengan wajah binggung, meminta izin untuk pergi. Young Ho bisa merasakan Joo Eun yang berjalan disampingnya meninggalkan ruangan.


Joo Eun terlihat shock keluar dari ruangan, mengingat ucapan Young Ho sebelumnya. “Aku ingin hidup mewah seperti Iron Man, dan terus bersembunyi seperti Batman.” Lalu di cafe tentang identitasnya yang harus disembunyinya “ Mungkin karena sejak kecil aku adalah anak yang selalu dimanja. Jadi, ayah dan nenekku pasti akan marah jika aku membuat aib bagi keluarga.” Yang saat itu tak dipercayainya.

Ketika di ada dihotel, Young Ho tinggal di suite room yang pastinya harganya sangat mahal, dengan bangga mengatakan “Berduaan dengan pria sepertiku di kamar suite, kau pasti akan merasa seperti di luar angkasa.”
Joo Eun berjalan ke lift menekan tombol turun, Young Ho menarik lenganya menanyakan kemana akan pergi. Joo Eun menatap Young Ho mengatakan tak tahu, Young Ho mengucapkan permintaan maafnya. Joo Eun seperti tak bisa berkata-kata dan merasakan nafasnya terengah-engah.

Young Ho melihat Joo Eun meminta agar tenang dan menarik nafasnya dalam-dalam. Joo Eun menatap Young Ho seperti masih tak percaya. Young Ho meminta agar Joo Eun rileks dan menarik nafasnya dalam-dalam lalu mencoba mengecek denyut nadi dibagian leher. Joo Eun menghempaskan tangan, seperti tak ingin disentuhnya.

“Kau... Apa kau sungguh orang luar angkasa, iyakan?” tanya Joo Eun, Young Ho menatapnya seperti tak bisa menjawabnya.

bersambung ke episode 8