.

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 8 Part 1

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 8 Part 1

Young Ho baru masuk mobil dan pintu garasi dibuka, ternyata Kepala Min dengan beberapa pengawal sudah menunggu didepan pintu, dengan helaan nafas akhirnya Young Ho turun dari mobilnya. Kepala Min mengatakan akan mengantarnya.

“Kau terlalu overprotektif dan membuatku stres saja.” Keluh Young Ho

“Kursi belakang terasa lebih aman, Direktur.” Ucap Kepala Min

“Oke. Tapi, kita ke sana menggunakan mobilku.” Tegas Young Ho

Di perjalanan, Kepala Min akan menjelaskan Tim hukum yang mereka datangi, Young Ho langsung memotong kalau ia sudah mengerti. Kepala Min memberitahu semua hanya yang mereka lakukan untuk berjaga-jaga jadi Young Ho tak perlu mengkhawatirkanya.

Young Ho mengerti walaupun dalam wajahnya terlihat gelisah, lalu membuka ponsel melihat pesan Joo Eun kemarin malam. “Aku merasa sangat bersyukur bahkan sejak pertama kita bertemu.Si Malaikat berotot, John Kim.</i>Tn. Young Ho, Young Ho, dan Pelatih.”

Lalu ia mengirimkan pesan pada Joo Eun “Kau di mana? Aku akan terlambat hari ini. Jadi, latihanlah sendirian.” Dan Joo Eun membalas mengerti. Young Ho kembali mengirimkan pesan “Ada yang ingin aku katakan. Jadi, telepon aku setelah kau selesai kerja.”


Joo Eun ingin masuk ke dalam ruangan saat pesan dari Young Ho masuk, akhirnya ia milih untuk masuk daripada membacanya. Sesampai di tempat pertemuan, Ketua Min lebih dulu masuk dengan memperkenalkan dirinya, lalu memperkenalkan Direktur dari cabang Medis Gahong, Young Ho masuk.

Ketiga pengacara memberikan hormat, begitu juga Young Ho. Joo Eun kaget melihat Young Ho ada didepanya begitu juga Young Ho. Soo Jin melirik karena pria yang ada didepan pernah bersama dengan Joo Eun, ternyata seorang Direktur dari Gahong. Joo Eun dengan wajah binggung, meminta izin untuk pergi. Young Ho bisa merasakan Joo Eun yang berjalan disampingnya meninggalkan ruangan.


Joo Eun terlihat shock keluar dari ruangan, mengingat ucapan Young Ho sebelumnya. “Aku ingin hidup mewah seperti Iron Man, dan terus bersembunyi seperti Batman.” Lalu di cafe tentang identitasnya yang harus disembunyinya “ Mungkin karena sejak kecil aku adalah anak yang selalu dimanja. Jadi, ayah dan nenekku pasti akan marah jika aku membuat aib bagi keluarga.” Yang saat itu tak dipercayainya.

Ketika di ada dihotel, Young Ho tinggal di suite room yang pastinya harganya sangat mahal, dengan bangga mengatakan “Berduaan dengan pria sepertiku di kamar suite, kau pasti akan merasa seperti di luar angkasa.”


Joo Eun berjalan ke lift menekan tombol turun, Young Ho menarik lenganya menanyakan kemana akan pergi. Joo Eun menatap Young Ho mengatakan tak tahu, Young Ho mengucapkan permintaan maafnya. Joo Eun seperti tak bisa berkata-kata dan merasakan nafasnya terengah-engah.

Young Ho melihat Joo Eun meminta agar tenang dan menarik nafasnya dalam-dalam. Joo Eun menatap Young Ho seperti masih tak percaya. Young Ho meminta agar Joo Eun rileks dan menarik nafasnya dalam-dalam lalu mencoba mengecek denyut nadi dibagian leher. Joo Eun menghempaskan tangan, seperti tak ingin disentuhnya.

“Kau... Apa kau sungguh orang luar angkasa, iyakan?” tanya Joo Eun dengan mata berkaca-kaca, Young Ho menatapnya seperti tak bisa menjawabnya.

Soo Jin melihat keduanya berbicara didepan lift, seperti terlihat ingin tahu apa yang terjadi dengan keduanya. Kepala Min mendatanginya, seperti meminta agar tak mendengarnya dan meminta untuk pergi. Soo Jin pun akhirnya meninggalkan dan kembali ke ruangan.


Pintu Lift terbuka, Young Ho langsung menarik Joo Eun masuk ke dalam dan menekan lantai 20, lalu menelp Kepala Min memberitah akan kembali 10 menit lagi jadi meminta semua untuk menunggunya. Joo Eun masih terlihat kesulitan bernafas, Young Ho meminta Joo Eun bisa bernafas dengan pelahan jadi mereka bisa mulai bicara.

“Membicarakan apa lagi?” keluh Joo Eun marah, Young Ho memohon agar Joo Eun tak bersikap seperti itu.
“Pertama, kau telah berbohong, dan juga curang, Dan sekarang kau mengkhianatiku. Apa kau pikir jika aku tahu kau adalah Direktur Gahong, aku akan merasa terintimidasi?” tegas Joo Eun

Pintu lift terbuka, dua orang ingin masuk. Young Ho dengan cepat meminta maaf pada keduanya agar mengunakan lift lainnya, lalu kembali menutup pintu lift. Joo Eun menegaskan sebelumnya sudah bilang tidak  suka ditipu atau dibohongi tapi Young Ho begitu tega melakukan ini padanya.


“Maaf karena tidak memberitahumu. Aku juga tak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Tapi, apa aku memberikanmu cincin? Apa aku sudah melamarmu Ataukah aku memberitahumu bahwa kau adalah cinta pertamaku?” ucap Young Ho, Pintu lift terbuka ketika sampa di lantai 20, Joo Eun menekan tombol lantai 2 dan menutupnya kembali.

“Apa Kau pikir itu masalahnya?” kata Joo Eun

“Jadi, kenapa kau seperti ini? Kenapa kau marah seperti ini? Kenapa kau kabur saat bertemu denganku?” tanya Young Ho

Joo Eun menyadari dirinya itu kabur, padahal seharusnya apabil tak melakukan kesalahan maka tak perlu ada alasan untuk kabur. Young Ho menegaskan tidak berniat sama sekali untuk berbohong padanya, menurutnya berkencan atau latihan, apapun itu mereka lalui saja semuanya.

“Mungkin aku bisa merasakan rasa manis dalam hidupku ini.” ucap Young Ho dengan tatapan serius

“Apapun yang kau katakana sekarang juga adalah kebohongan. Karena kebohonganmu ini seseorang akan merasa tertipu. Berkencan? Aku tak akan mau Berkencan dengan pembohong. Seperti yang kau bilang. Aku bukannya dberikan cincin atau apa. Kau juga tidak bilang, "Menikahlah denganku" Aku memang orang yang bodoh.” Kata Joo Eun, pintu lift terbuka, Joo Eun mengajak untuk kembali saja karena semua pasti sudah menunggu mereka, lalu keluar lebih dulu.


Di ruang rapat
Joo Eun hanya tertunduk dan sibuk menulis, ketika Kepala Min menjelaskan dengan berkas yang mereka bawa tak akan ada masalah mengenai pembagian sahamnya.

“Jika masalah ini tidak mempengaruhi  saham para anggota Dewan,Tak akan ada masalah besar saat Direktur mulai menjabat.” Jelas Soo Jin

“Dokumen untuk mengamankan saham perusahaan juga terlihat sempurna. Jika kita mulai melakukan proses penjabatan Direktur Utama, Dan mendapatkan kekuasaan penuh dan melakukan perubahan drastis, merupakan keputusan yang tepat.” Jelas Pengacara Pria.


Kepala Min sempat melirik pada Joo Eun yang sibuk menulis tanpa mengeluarkan pendapat. Soo Jin menyadari dan melirik juniornya, Young Ho pun memilih untuk mengarahkan pandangan pada Joo Eun dengan menaruh tanganya di bibir. Kepala Min meminta mereka bertiga akan menjadi tim hokum Gahong yang akan menangani masalah ini dan mempersiapkan senjata cadangan jika terjadi serangan tiba-tiba.

Soo Jin mengerti dengan tugas mereka melakukan kasus ini, memanggil Young Ho dengan sebutan Direktur Kim Yeong Ho. Joo Eun terdiam sejenak seperti aneh dengan pangilan itu. Young Ho berbisik untuk menyudahi rapat, Kepala Min memberitahu sudah menyiapkan makan malam untuk mereka semua.


Ketika semua akan keluar ruangan, Joo Eun berbisik harus pulang, jadi meminta Soo Jin agar memberitahu pihak Gahong. Soo Jin dengan sinis menyuruh Joo Eun untuk memberitahu sendiri saja, dengan menyindirnya kalau mereka adalah teman dekat.

Young Ho melihat Joo Eun yang berbicara dengan Soo Jin, ketika Joo Eun ingin keluar Young Ho langsung menghalangi untuk berbicara. Joo Eun menatap sejenak, Ketua Min datang memberitahu mereka akan segera berangkat, dengan panggilan Direktur Kim.

“Maafkan aku, tapi aku masih punya banyak kerjaan dan tak bisa bergabung dengan kalian.” Ucap Joo Eun menolak makan malam bersama dan pergi meninggalkan ruangan. Young Ho hanya bisa diam dengan helaan nafasnya.


Joo Eun masuk ke dalam mobil mengingat ucapan Young Ho saat ada didalam lift, “Tapi, apa aku memberikanmu cincin? Apa aku sudah melamarmu Ataukah aku memberitahumu bahwa kau adalah cinta pertamaku?”  Lalu membaca pesan Young Ho yang masuk ke dalam ponselnya “Ada yang ingin aku katakan. Jadi, telepon aku setelah kau selesai kerja.”

Telp dari ibunya masuk dengan bertuliskan nama “Kwon Ok Boon” menanyakan kapan sampai di toko, Joo Eun mengeluh ibunya selalu saja menanyakan kapan datang padahal ia sendiri baru selesai berkerja dan akan berangkat.


Sementara di lobby, Young Ho pamit lebih dulu dengan Soo Jin dan akan bertemu lagi nanti. Soo Jin dengan ramah, mengungkapkan rasa senang dan tetap dengan panggilan Direktur. Young Ho pun pamit untuk masuk ke dalam mobilnya. Kepala Min ingin membuka pintu bagian belakang.

“Jangan ikuti aku. Ini adalah masalah pribadiku. Mengerti?” perintah Young Ho, Kepala Min membiarkan Young Ho mengemudi sendiri, Soo Jin menatap Young Ho seperti penasaran apa yang akan dilakukanya.


Young Ho kembali kerumah melihat sekeliling ruangan, seperti mengingatkan pada Joo Eun. Lalu mengeluarkan ponselnya dan menelp Joo Eun yang tertulis [Daegu Venus] tapi ponsel terdengar sibuk padahal beberapa kali ditelp. Akhirnya ia menelp Ji Woong yang sedang ada distudio foto, memberitahu Joon Sung  sedang make up sekarang.

Lalu menanyakan tentang Joo Eun pada Joon Sung, apakah sudah meneleponnya. Joon Sung memberitahu Joo Sung akan pulang ke kampung halamannya hari ini. Ji Woong langsung menyampaikan pada Young Ho kalau Joo Eun pulang kampung dulu. Young Ho mengrti dan memberikan semangat pada keduanya dalam berkerja dan memintanya jangan membuat masalah apapun.


Young Ho terdiam mengingat saat pertama kali berbicara di cafe setelah mengaku dirinya adalah Jhon Kim pada Joo Eun.

“Aku tak suka ditipu. Bahkan oleh si Tuan John Kim yang sangat terkenal itu.” Ungkap Joo Eun saat itu.

Lalu ketika dilift, Joo Eun juga berkata “Pertama, kau telah berbohong, dan juga curang, Dan sekarang kau mengkhianatiku. Bukankah aku sudah bilang aku tidak  suka ditipu atau dibohongi? Bagaimana mungkin kau... melakukan ini padaku?”

Ketika pertama kali Joo Eun melihat dirinya sebagai Direktur Gahong, lalu dengan nafas tak teratur dan tanganya ditepis ketika ingin memeriksa denyut nadinya, Joo Eun berkata “Kau sungguh orang luar angkasa, iyakan?” Young Ho memang lututnya yang pernah dioperasi, bergumam dirinya itu  pasti telah dihukum.


Joo Eun akhirnya sampai ke Daegu, berhenti disebuah restoran melihat dengan senyuman kalau ia tak akan melewatkan hari ini dan bahagia karena akan makan banyak ayam lau berteriak memanggil Ibunya kalau “Tamu VIP sudah datang!”
Tapi ternyata didalam restoran, Joo Eun melayani seluruh tamu yang datang ketika baru pertama kali buka, dan memberikan pesanan pada Eun Jin sebagai kasir. Jae Hyuk pun tak kalah sibuk mondar mandir mengantar pesanan dari meja kasir.

“Kang Jae Hyuk.... Kau bisa apa tanpa kakakmu ini?” ucap Joo Eun

“Aku tak menyangka kita akan kedatangan banyak pelanggan.” Kata Jae Hyuk. Nyonya Kwon yang duduk di meja juga berteriak meminta  2 ayam goreng.


Di studio foto, Yi Jin sudah siap foto dengan Joon Sung untuk iklan poster, terlihat sikap yang agresif dengan mengenggam tangan Joon Sung dan ingin terlihat mesra. Joon Sung kebinggungan melihat sikap Yi Jin, sementara Ji Woong memberikan semangat agar mereka bergandengan tangan, sedankan managernya hanya geleng-geleng kepala melihat sikap artisnya.

Setelah selesai tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat didepan mobil yang dinaiki Ji Woong dan Joon Sung. Yi Jin keluar dari pintu mobil mengatakan akan memberikannya tanda tangan jadi meminta waktu  lima menit. Ji Woong menolak karena lebih suka tanda tangan Song Yi Jin. Akhirnya Yi Jin setuju dan bertukar tempat, Joon Sung berteriak ingin menarik Ji Woong tapi managernya lebih dulu keluar dari mobil.


Joon Sung hanya melonggo melihat Yi Jin yang masuk ke dalam mobil, Yi Jin menatapnya lalu dengan wajah gugup berpura-pura menyetir mobil dengan gaya modelnya.

“Apa kau mau makan malam denganku atau menciumku saja?” ucap Yi Jin memberikan pilihan, Joon Sung berteriak binggung.

“Apa kau mau makan malam denganku atau pacaran denganku?” ucap Yi Jin, Joon Sung memilih untuk keluar dari mobil. Yi Jin menahanya karena belum selesai bicara. Joon Sung hanya bisa mengerutkan dahinya.

“Apa kau mau makan malam denganku atau...pacaran denganku?” ucap Yi Jin dengan mata memohon.

Joon Sung hanya diam melihatnya, Manager Yi Ji membuka pintu menyarankan seharusnya bilang, "Atau kau mati" bukannya "Pacaran denganku", lalu meminta maaf dan menariknya keluar. Yi Jin berteriak karena belum mendengar jawaban dari Tn. Snake dan memohon untuk bisa makan sekali saja.

Managernya langsung mendorong Yi Jin untuk segera masuk ke dalam mobil, Ji Woong buru-buru masuk ke dalam mobil sambil menelp meminta maaf dan dengan wajah binggung karena Joo Eun tak mengangkat telp. Joon Sung sempat kesal tapi matanya melirik pada mobil Yi Jin yang meninggalkan parkiran dan terlihat ada senyuman.


Joo Eun masih sibuk mengantarkan pesanan makanan, Teman-teman ibunya memanggilnya, salah seorang menanyakan kabar suaminya. Teman yang lain terlihat tak enak hati lalu memberitahu Joo Eun belum menikah. Tapi teman sang ibu tetap menanyakan kapan acaranya.
“Kenapa lama sekali kalian menikahnya?” tanya teman ibunya kepo

“Joo Eun adalah pengacara dan calon menantuku adalah manager di Gahong!” ucap Nyonya Kwon mencari alasan

“Mereka kan bisa tetap bekerja setelah menikah. Jadi, cepatlah. Dia tak akan menunggu selamanya.” Kata Teman ibunya, Joo Eun ingin menjelaskan yang sebenarnya.

Tapi ibunya langsung menyuruh anaknya pulang karena terlihat lelah, lalu memanggil Eun Ji kalau kakak iparnya akan pulang. Joo Eun pun pamit pada teman-teman ibunya.


Eun Ji membawakan jaket dan juga tasnya, Joo Eun melepaskan celemek berpesan pada adik iparnya agar tidak terlalu lelah saat hamil. Eun Ji mengucapkan terimakasih pada kakak iparnya. Joo Eun juga menyuuh Eun Ji untuk menelp apabila adiknya membuatnya marah. Eun Ji mengerti lalu memberikan sesuatu pada kakak iparnya.

“Kudengar kau sedang diet, jadi aku belika ini untuk Unnie” kata Eun Ji memberikan bingkisan

“Aigoo. Aku dapat bingkisan pernikahan yang indah.” Ucap Joo Eun melihat bingkisan yang didapatnya.

Eun Ji merasa bukan bikisan pernikahan tapi hanya hadiah kecil darinya. Joo Eun pun berpesan agar keduanya tetap langgeng dan terus bersama karena itu adalah hadiah terbaik untuknya. Eun Ji mengerti, lalu Joo Eun pun pamit pulang pada ibunya. 

Joo Eun pulang kerumah melihat foto ayahnya yang masih terpasang di ruang tengah, lalu pergi ke meja makan melihat ada berbagai macam hidangan diatas meja, lalu meminta maaf pada ayahnya karena melupakan hari ulang tahunnya, yan jatuh pada hari ini.

Sebuah pesan masuk dari ibunya,”Panaskan sup ini. Diet atau tidak, kau harus tetap makan.” Lalu Ji Woong juga mengirimkan pesan padanya, “Ma'am, kau ada di mana? Ma'am! Kau tak pulang hari ini? Ma'am! Ma'am? Ma'am?”

Dan pesan Young Ho yang belum dibuka dan terbaca dengan jelas “Ada yang ingin aku katakan. Jadi, telepon aku setelah kau selesai kerja” lalu ada miss call dari Young Ho. Joo Eun mengeluh hanya satu misscall lalu menyindirnya Usahanya "hebat sekali".


Joo Eun sudah menganti pakaian dan siap tidur saat akan makai krim terdengar bunyi pesan masuk, buru-buru ia melihat berpikir Young Ho yang mengirimkan pesan tapi ternyata Lee Hyun Woo, yang meminta agar membawakan kimchi buatan ibunya.

Dengan helaan nafas, wajah kesal karena Young Ho tak menelpnya, lalu menutup semua tubuhnya untuk tidur. Tapi kembali bangun dengan menahan tangisnya mengumpat pada Young Ho,dengan wajah galau
“Aku kenapa ? Apa aku sedang pubertas lagi Ataukah sebentar lagi aku akan menopause? Aku pasti sudah gila sekarang.” Keluh Joo Eun kesal sendiri.

Tiba-tiba pesan dari Young Ho masuk, Joo Eun buru-buru membacanya. “ Karena kau adalah Daegu Venus, kau pasti sedang di Daegu sekarang. Keluarlah. Aku tidak suka kedinginan.” Joo Eun kaget membaca pesan dari Young Ho yang datang jauh-jauh ke Daegu lalu memegang dadanya yang berdegup kencang.

Ia mondar-mandir kebingungan di dalam kamar, lalu keluar rumah memakai jaket tapi ternyata kunci mobilnya tertinggal, Untung saja ada taksi yang lewat dengan penumpang yang baru turun, Joo Eun langsung naik meminta diantarkan ke Jembatan Ayang.



Sesampai di jembatan Ayang, Joo Eun berlari melihat Young Ho sudah menunggu sambil melihat air dibawah sungai. Young Ho merasakan kehadiran Joo Eun, membalikan badanya. Joo Eun berlari mendekatinya, dengan nafas terengah-engah. Young Ho menatap Joo Eun yang masih terengah-engah.

“Aku datang jauh-jauh ke sini dari Seoul. Jadi, apa kau tidak mau lebih dekat lagi?”ucap Young Ho menunjuk tempatnya agar Joo Eun lebih mendekat.

Joo Eun menatapnya sambil mengatur nafasnya, Young Ho membuka tanganya lebar-lebar, berharap Joo Eun datang padanya. Joo Eun tersenyum lalu berlari memeluk Young Ho. Young Ho menangkapnya dan mendekap dengan jaketnya lalu mengejek lemak diperut Joo Eun itu berguna dalam keadaan seperti ini.

Keduanya berpelukan dengan erat dengan cuaca dingin diatas jembatan, Young Ho merasa Joo Eun itu sangat hangat Joo Eun tersenyum melepaskan pelukanya. Young Ho memasangkan syal yang ada padanya, Joo Eun melilitkan lalu Young Ho sedikit membenarkan karena tak ingin pacarnya itu tercekik.


Keduanya berjalan di dinding yang penuh lukisan, Young Ho melihat Joo Eun  tak pakai kacamata, lalu mengodanya mengunakan make up seperti berharap ia melakukan sesuatu padanya.

“Penglihatanku tidak terlalu buruk, Dulu Aku hanya ingin terlihat pintar saja , tapi aku malah kebiasaan pakai kaca mata.” Akui Joo Eun, Young Ho memujinya karena ternyata mata Joo Eun tak minus.

“Aku bukanlah wanita yang bisa dimenangkan hati dengan mudah.” Tegas Joo Eun

Young Ho menarik tangan Joo Eun dari jaket lalu mengenggam dan menaruh dalam jaketnya, menurutnya dirinya sekarang sudah menang. Joo Eun sempat mengeluh tapi Young Ho kembali mengajak mereka menyusuri jalan. Di depan jalan, Young Ho mengaku tak pandai berbelit-belit jadi akan akan langsung saja meskipun binggung harus mengatakannya dari mana. Keduanya berhenti berjalan.


“Saat aku masih kecil, aku sakit parah. Jadi, aku hampir tak punya kenangan berjalan, berlari, atau bermain-main. Dan saat aku sakit itulah ibuku meninggal..” Cerita Young Ho sedih. Joo Eun terdiam lalu mereka kembali berjalan. 

"Aku bahkan tak bisa memberikan penghormatan terakhir, karena Aku bersembunyi di kamar Aku takut pada ayahku dan kasihan pada nenekku. Saat itu Aku masih sangat kecil dan lemah dan Keluarga yang sering memanjakanku itu bukanlah keluarga yang hangat,  jadi sebisa mungkin aku mau menghindari mereka, tapi akhirnya aku kembali ke sini.” Cerita Young Ho

Joo Eun menatap Young Ho teringat perkataan saat menyelamatkan ketika hujan, “Aku sungguh tidak tahan melihat orang yang lemah. Tapi, aku lebih kasihan lagi melihat orang yang berada dalam bahaya.”

“Aku bukannya ingin berbohong padamu, taapi Aku hanya tak siap memberitahumu. Jadi, kau mau memaafkanku, 'kan?” ucap Young Ho.

“Apa Kau tak sakit lagi? Kau baik-baik saja sekarang?” tanya Joo Eun khawatir.

“Dokter bilang aku sudah sembuh sekarang.” Kata Young Ho dengan senyuman


Tapi Joo Eun menatapnya masih terlihat khawatir, akhirnya Young Ho menarik tangan Joo Eun untuk meraba bagian perutnya yang sixpack bisa menjadi bukti kalau ia baik-baik saja. Joo Eun langsung meninjunya, Young Ho mengaduh kesakitan. Joo Eun pun mengatakan kalau itu sudah cukup.

Young Ho mengoda dengan memegang perut Joo Eun yang masih berlemak, Joo Eun berteriak. Young Ho berpura-pura tak bersalah lalu pergi, tapi akhirnya kembali lagi menarik Joo Eun untuk jalan.


Di depan rumah ibu Joo Eun

Keduanya sama-sama sudah melepaskan sabuk pengaman dan sama-sama terlihat gugup. Young Ho mengaku mungkin akan sakit lagi jika berkencan atau melakukan  semacamnya. Joo Eun melirik dengan mata sinis.

“Ekspresi macam apa itu? Apa setelah semua yang kita lalui kau mau berkencan denganku?” tanya Young Ho.

“Aku merasa aneh saja, kita tidak  berkencan tapi rasa berkencan” ucap Joo Eun lalu turun dari mobilnya.


Young Ho mengaku ingin mengantarnya masuk tapi takut nanti ibunya shock melihat kedatangnya. Joo Eun berpesan agar Young Ho berhati-hati saat berjalan pulang dan apabila bosan lebih baik berhenti dijalan dan beristirahat. Young Ho pun menyuruh Joo Eun cepat masuk, Joo Eun pun melambaikan tanganya lalu menaiki tangga rumahnya tapi kembali membalikan badanya.


“Jangan salah paham dan dengarkan aku baik-baik. Aku mengatakan ini bukan karena aku serakah atau apa, tapi Aku hanya khwatir. Apa kau mau tidur bersama sambil berpegangan tangan?” tanya Joo Eun, Young Ho menatapnya dengan wajah serius.


Ji Woong berlari sambil berteriak memanggil Joon Sung diruang latihan, memberitahu kalau Young Ho tak akan pulang malam ini. Joon Sung malah panik takut terjadi sesuatu pada pelatihnya. Ji Woong mengelengkan kepala memperlihatkan pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

"Bro, aku tak bisa pulang malam ini. Jangan khawatir dan tidurlah."

Menurut Ji Woong dengan kalimat itu pasti mengandung sebuah arti, Joon Sung ingin menelp tapi Ji Woong menahan sambil mengejek menjadi seorang juara  yang tidak peka sama sekali. Joon Sung tak peduli ingin menghubungi Young Ho. Ji Woong melarang sambil mengeluh Joon Sung  sama sekali tidak peka. Joon Sung menyuruh Ji Woong diam dan tetap ingin menelpnya.

“Hyung. Kita belum pernah makan ramen selama setahun. Dan Kita tak akan bisa makan ramen saat dia ada di sini. Karena dia tak bisa pulang...” ucap Ji Woong memperagakan mulutnya akan makan ramen dan dengan bahagia akan memasak ramen sekarang.

bersambung ke part 2