.

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 10 Part 1

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 10 Part 1

Houng Ho sedang berkumpul dengan teman-temannya. Entah kenapa tiba-tiba Young Ho mengumumkan pada teman-temannya kalau dia berpacaran dengan Joo Eun. Sontak saja semua temannya itu terkejut, bahkan ada yang berteriak tak percaya. JooEun pun ikut terkejut.


“Memangnya aku tak bisa pacaran?” kata Young Ho, Hyun Woo kembali berteriak sampai Joo Eun terlonjak kaget.


Ketiga sudah duduk di restoran dengan tatapan Hyun Woo yang sinis, Joo Eun terlihat binggung tapi Young Ho terlihat santai dengan melipat tanganya didada. Hyun Woo memastikan nama Pria yang duduk didepan itu Kim Young Ho dan Young Ho membenarkan, Joo Eun mengeluh Hyun Woo seperti dalam sidang saja. Hyun Woo langsung berteriak menyuruh Joo Eun diam.

“Kau mungkin bingung, tapi anggap saja ini sebagai gerbang karcis dan aku mengharapkan jawabanmu yang jujur. Jadi, rumahmu yang sekarang, apakah atas namamu?” tanya Hyun Woo menyelidiki
“Emm~ sepertinya begitu” ucap Young Ho.

“Apa pekerjaanmu?” tanya Hyun Woo, Joo Eun melirik pacarnya.
“Masih... belum ditetapkan.” Kata Young Ho merendahkan diri


“White Hand (Istilah). Jadi, kau pengangguran… Sudah berapa lama sejak kau putus dengan pacar terakhirmu?” tanya Hyun Woo.

Joo Eun akhirnya yang menjawab kalau Mantannya adalah artis di luar negeri dan belum lama putus, Young Ho melonggo mendengarnya. Hyun Woo menyimpulkan keduanya mempunyai nasib yang sama soal cinta, lalu mengagumi Young Ho memang seksi sekali, tapi menurutnya Joo Eun tak bisa kenyang hanya dengan melihat seksinya itu. Young Ho hanya komat kamit seperti mencerna ucapan Hyun Woo.

“Tapi, kau pasti tak akan pernah bosan hidup dengannya itu.” Ungkap Hyun Woo berbisik dengan menahan tawa, Joo Eun hanya bisa melirik dan Young Ho seperti pura-pura tak mendengarnya.


PD Go datang memanggil mantan istrinya. Hyun Woo mengeluh suaminya datang pada saat seperti ini, lalu memberitahu kalau Mantan suaminya mau memberikan uang  tunjungan anak, lalu pamit permisi dulu. Joo Eun terlihat sedikit panik karena PD Go sedang mencari tahu tentang John Kim.

“Dia Pengacara Kang, 'kan, lalu Siapa yang di sampingnya? Ah, dia tampan juga!” komentar PD Go, Hyun Woo mendengarnya langsung mengancamnya.

“Pengacara Kang jadi kurus, Apa dia diet untuk balas dendam atau semacamnya?” tanya PD Go penasaran melihat Joo Eun berada disamping Young Ho.

“Kau ini.... Apa dapat pacar baru dan jadi kurus begitu hanya untuk balas dendam? DasarKeterlaluan sekali! Pulang sana!” usir Hyun Woo, PD Go meras dirinya juga sibuk karena berita Jhon Kim


Di dalam mobil.
Ji Woong sambil menyetir masih tak menyangka kalau Ma’am dengan Young Ho Hyung, Joon Sung menyindir Ji Woong yang tak mau percaya denganya lagi, seperti sudah menduga dari awal. Ji Woong mengulang kalimat pengakuan Young Ho kalau ia berpacaran dengan Joo Eun.

“Hyung, aku rasa kali ini berbeda, Tak hanya menganggapnya pacar.” Komentar Ji Woong.

“Pengacara Kang adalah orang yang baik dan Hyung sering tersenyum sekarang.” Ucap Joon Sung sambil menyandarka duduknya dan memejamkan matanya.

“Perasaan yang aku rasakan ini aneh, Bagaimana menjelaskannya, ya? Seperti perasaan ibuku bertemu dengan pacarnya.” Kata Ji Woong.

“Kenapa kau jarang menelepon ibumu?” tanya Joon Sung tersenyum


Saat akan masuk garasi, Pengawal dan kepala Min langsung menghadang didepan mobil. Joo Eun terlihat binggung, Kepala Min melihat Young Ho sedang bersama Joo Eun lalu meminta pengawal untuk kembali ke mobil. Young Ho melepaskan sabuk pengaman meminta Joo Eun menunggu sebentar.

“Direktur Choi sepertinya sudah tahu tentang John Kim. Kami belum bias mengetahui siapa sumbernya. Tapi, sepertinya mereka memiliki sesuatu yang bisa melawan kita. Anda tak boleh berfokus pada masalah pribadi anda saja sekarang.” Pesan Kepala Min melirik Joo Eun didalam mobil.
“Sepertinya sesi pengakuanku belum berakhir, ya?” kata Young Ho.

Joo Eun melihat keduanya yang sangat serius memilih untuk keluar mobil dan pamit pulang. Tiba-tiba tangan Young Ho menariknya, Joo Eun ingin melepasnya tapi tarikan tangan Young Ho lebih kuat. Young Ho pikir keduanya sudah pernah bertemu sebelumnya.

“Dia adalah Kepala Min, tangan kananku yang berharga. Ini adalah masalah pribadiku sekarang. Dia adalah Kang Joo Eun, pacarku.” Kata Young Ho sambil mendekap lebih erat. Joo Eun melonggo mendengarnya, lalu keduanya saling menatap.


Kepala Min melonggo lalu melihat sekeliling takut ada orang yang mendengar, Young Ho lalu menyuruh Joo Eun masuk lebih dulu karena udara diluar sangat dingin dan ia harus bersiap mendengar omelannya yang sangat panjang. Joo Eun mempersilahkan keduanya masuk saja dan bicara karena ia akan pulang kerumahnya.

“Dia sudah tahu kau tinggal di sini, Jadi masuklah. Sepertinya kalian punya sikap yang sama, berpura-pura tidak tahu.” Komentar Young Ho, Joo Eun hanya tertunduk dan Kepala Min memalingkan wajahnya. Young Ho kembali menyuruh Joo Eun agar masuk ke dalam rumah.


Di dalam mobil
Kepala Min yakin Young Ho akan kesulitan saat Nyonya Lee mengetahuinya nanti. Young Ho tahu karena akan lebih menyulitkan lagi jika ayah dan nenek mengetahuinya.

“Jika anda sudah tahu, kenapa anda masih....” ucap Kepala Min dan langsung disela oleh Young Ho.

“Aku tak bisa melepaskannya walaupun  situasinya menjadi seperti ini. Untuk saat ini, kau hanya perlu diam saja.” Perintah Young Ho.

“Kang Joo Eun mungkin akan lebih menderita daripada anda.” Kata Kepala Me memperingati. Young Ho dengan menatap Kepala Min, memohon bantuanya.

“Apa aku harus berpura-pura tidak mengetahui apa-apa?” kata Kepala Min setelah menatap Young Ho.

“Dia... adalah wanita yang sangat mengagumkan.” Akui Young Ho dengan senyuman.


Young Ho melihat Joo Eun mondar mandir dengan koper besar didekatnya, Joo Eun langsung berlari menghampirinya. Young Ho menyindir Joo Eun mau kabur lagi, Joo Eun panik menanyakan apa yang dikatakan Kepala Min.

“Bagaimana jika keluargamu tidak merestui hubungan kita?”tanya Joo Eun panik.

“Kau memang aneh, padahal Kau baru saja memintaku tidur denganmu sambil berpegangan tangan.” Ejek Young Ho yang ingin terlihat santai.

“Aku akan menginap di rumah Hyun Woo.” Kata Joo Eun.


“Kau tak perlu panic, sekarang pergilah tidur dan kau bisa pindah besok.” Ucap Young Ho, Joo Eun mengangguk mengerti.

Young Ho melihat rumahnya masih sepi, Joo Eun memberitahu keduanya akan pulang setelah latihan sebentar. Young Ho mengodanya kalau mereka harus menghabiskan malam yang menyenangkan, Joo Eun memberikan pukulan pada perut pacarnya, lalu berpura-pura mencari Ji Woong dan Joon Sung sambil membawa koper kedalam kamarnya lagi.


Woo Shik sedang minum dibar, Soo Jin datang meminta maaf karena terlambat, lalu bertanya apa yang terjadi. Woo Shik merasa mereka sudah lama bertemu sambil menuangkan wine. Soo Jin menolak karena besok pai ada rapat yang penting.

“Soo Jin... Aku punya banyak pikiran belakangan ini, maka aku tak bisa begitu memberikanmu perhatian. Jadi....” ucap Woo Shik ingin memegang tanga Soo Jin tapi Soo Jin langsung menarik tanganya.

“Apa Kau akan meminta maaf lagi?” kata Soo Jin dengan mata yang tajam. Woo Shik seperti tak ingin Soo Jin bersikap seperti itu.

“Kau bisa menelepon jika ingin minta maaf.” Tegas Soo Jin dingin lalu pamit pulang lebih dulu. Ketika diluar bar, Soo Jin melirik ke pintu seperti berharap Woo Shik mengejarnya tapi ternyata tak ada tanda-tanda pintu terbuka, akhirnya ia memilih untuk pergi.


Young Ho sudah berganti baju, menatap keluar jendela mengingat peringatan Kepala Min “Kang Joo Eun mungkin akan lebih menderita daripada anda.”  Sementara Joo Eun membawa pot bunganya keluar sambil mengingat ucapan Young Ho pada kepala Min “Dan Wanita ini adalah masalah pribadiku sekarang dan Dia adalah Kang Joo Eun, pacarku.” Joo Eun seperti berjabat tangan dengan daun dari bunga kesukaanya.

Terdengar teriakan Ji Woong dan Joon Sung yang baru pulang, Joo Eun tersenyum mendengar suara keduanya. Ji Woong sengaja berbicara didepan pintu Joo Eun dengan panggilan Kakak Ipar mengucapkan selamat malam.


Young Ho mendengar suara berdeham, Joo Eun datang ke kamarnya dengan membawa bantal. Young Ho menanyakan dimana yang lainnya, Joo Eun memberitahu mereka sudah tidur. Young Ho memadangnya seperti mengartikan mereka harus tidur bersama juga. 

“Bukan itu maksudku…. Sepertinya, aku lupa tentang ritual terakhir saat kita berkemah.” Kata Joo Eun
“Kenapa? Apa itu sebuah malam yang erotis?” goda Young Ho.

“Kau Salah, Mengobrol sepanjang mala dan Ini adalah malam terakhir kita.” Ucap Joo Eun, Young Ho melihat Joo Eun itu memang wanita yang berbahaya, Joo Eun memberikan senyuman dan terlihat lesum pipinya.


Young Ho sudah berbaring diatas tempat tidurnya, mengatakan Seorang pria dewasa dan wanita bersama di malam hari, lalu bertanya apa yang akan mereka lakukan. Terlihat Joo Eun yang tidur dilantai, mengatakan Negosiasi mereka belum berakhir kalau semua pelukan dilarang Termasuk back-hug.

“Hanya pelukan saja yang terlarang?” kata Young Ho terlihat bersemangat memiringkan badanya.
“Kontak fisik juga terlarang, kecuali tangan dan kaki.” Kata Joo Eun.

“Lalu Bagaimana lesum pipimu?” tanya Young Ho, Joo Eun memperlihatkan Lesum pipi dan mengatakan itu juga terlarang.

“Dulu, aku bahkan bisa merobek bajumu padahal kita baru bertemu 5 menit. Aishhh.... Kau keterlaluan sekali.” Keluh Young Ho kesal membanting tubuhnya.

“Kalimat "Tubuhmu adalah milik dan kau tak bisa mengatakan, tidak." Aku sudah hampir kurus. Jadi, aku bisa menolakmu sekarang.” Tegas Joo Eun.

Joo Eun berpikir sepertinya ia telah ditipu lalu menanyakan alasan Young Ho yang tega menyiksa tubuhnya sampai sebegitunya dan bertanya apakah pacarnya setuju. Young Ho memikirkan mereka hanya bisa memegang kaki dan tangan, dengan memiringkan badanya akhirnya setuju lalu mengajak Joo Eun untuk mendekat.


Young Ho hanya bisa melirik dengan wajah melas melihat kaki Joo Eun ada disampingnya. Joo Eun disisi sebaliknya, memeluk erat kaki Young Ho yang mengunakan kaos kaki, akhirnya Young Ho memegang jempol Joo Eun seperti mengunakan mic mengutarkan pertanyaanya.

“Kenapa kau  jadi pengacara? Padahal Kau terlihat seperti wanita yang tak suka menggunakan otak.” Tanya Young Ho, Joo Eun seperti mengetes dulu mic miliknya.

“Saat kau berasal dari keluarga yang biasa, Kau pasti akan menghadapi keadaan yang menyedihkan dan tak adil. Karena itulah, ibuku sering berkata, "Maka dari itu, salah satu dari kalian harus menjadi pengacara atau dokter". Tapi, apapun pekerjaan itu, kita harus menjalaninya sepenuh hati. ” Cerita Joo Eun.

“Apa judulnya ringtone-mu?” tanya Young Ho.

“Ah... Itu The Rose of Versailles (manga) Karena dia memiliki martabat lebih tinggi dari Candy, dan semangat lebih dari Cinderella. Aku menyukainya sejak masih kecil.” cerita Joo Eun dengan senyuman
“Sepertinya sejak kecil kau sudah penuh dengan kepercayaan diri.” Komentar Young Ho
“Yah... kau bisa menganggapnya sebagai motto hidupku.” Kata Joo Eun.


Young Ho memberitahu  Mulai besok  akan super sibuk, jadi tak akan bias membantunya pindahan. Joo Eun bisa mengerti dan  tak perlu khawatir, lalu merasa sudah mulai mengantuk dan mengajak untuk tidur.

Kaki Young Ho bergerak-gerak seperti mengodanya, Joo Eun langsung memukulnya sambil memeluk kaki Young Ho, mulai memejamkan matanya. Young Ho melihat Joo Eun yang sudah tertidur dan pikiranya menerawang jauh.


Teringat kembali saat pertama kali datang, Joo Eun menjerit karena kakinya kram lalu Ji Woong dan Joon Sung yang membantu untuk menghilangkan dengan memberikan suara kucing.

Setelah beberapa bulan, Joo Eun menjerit gembira karena berat badanya sudah turun 15 kilo, Ji Woong dan Joon Sung juga bahagai sambil berpelukan lalu berputar-putar. Ketika baru pulang dari daegu, keduanya sempat terjatuh bersama dan untuk pertama kalinya, Young Ho melihat lesum pipi milik Joo Eun yang membuatnya tambah manis.

Lalu Joo Eun menyiapkan makanan yang ditutup dengan tudung saji, Young Ho yang tak melihatnya baru tahu kalau itu penutup makanan yang biasa digunakan oleh para ibu-ibu. Ketiganya baru pulang disambut dengan bau busuk yang keluar dari tas Joo Eun karena menaruh jeruk di dalam tas selama 1 tahun.

Ketiga terlihat bermalas-malasan saat Joo Eun tak ada dirumah, seperti merasakan misi saat Kang Joo Eun’s day, Ketika terdengar Joo Eun yang pulang ketiganya langsung berdiri penuh semangat, Young Ho membentangkan tangan seperti ingin Joo Eun memeluknya, tapi Joo Eun enggan karena masih malu dilihat oleh dua temanya.


Young Ho memeluk pinggang Joo Eun dengan perut masih ada sedikit lemak, saat hampir terjatuh diatas treadmill. Lalu didepan kamar, Young Ho memberikan sebuah tas penganti dan juga memberitahu yang mereka lakukan adalah ciuman.

“Apa kau masih tidak tahu apa yang kita lakukan itu dan Apa kau mau aku mengulanginya lagi?” goda Young Ho sengaja berbicara sangat dekat dan siap menciumnya. Joo Eun langsung mendorong Young Ho untuk tak melakukanya.

Young Ho duduk disamping Joo Eun yang tertidur sangat lelap, lalu mendorong kepalanya agar tak terdengar bunyi dengkuran. Matanya terus menatap Joo Eun melihat wanita yang disukainya itu memang tukang tidur yang hebat, lalu menatap keluar jendela seperti memikirkan yang akan terjadi esok setelah dirinya bergabung di perusahan.


Young Ho terbangun dan tak melihat Joo Eun tidur dikamarnya, lalu melihat ada sebuah buku dan dua figur pahlawan wanita diatasnya. Ia lalu mengambil ponsel dan melihat ada pesan dari Joo Eun.

“Kau pasti akan merengek, jadi aku pergi duluan. “Ma'am kalian“ ini telah memberikan kalian hadiah.”


Flash Back
Joo Eun sudah berpakaian rapih sengaja menaruh buku dan figur pahlawan wanita diatas buku.

“Aku ingin Joon Seung bertemu dengan Superwoman, dan Wonder Woman untuk Ji Woong. Dan karena Young Ho sudah bertemu dengan si cerdas dan cantik Daegu Venus, Dia hanya perlu belajar lebih romantis saja.”

Joo Eun dengan memandang Young Ho yang tertidur pulas lalu memegang tanganya.


“Oh ya, aku sudah menyiapkan sarapan. Makanlah dan jangan mengeluh.”

Menu makanan korea dengan banyak lauk sudah ada diatas meja, Ji Woong membawakan sup tahu yang sudah dipanaskan mengingatkan pesan Joo Eun agar mereka memakan semuanya dengan tanpa mengeluh. Young Ho melihat tanganya didada seperti ingin menolak.

Joon Sung dan Ji Woong menunggu keputusanya, Young Ho dengan tatapan dinginya akhirnya mengajak mereka makan bersama, Ji Woong tersenyum melihat Young Ho mulai mencicipi sup yang mungkin terasa sangat asin dilidahnya. Baru saja ingin menyendok nasi terdengar bunyi bel.

Dengan penuh semangat, Ji Woong berlari ke interkom berpikir Joo Eun yang akan datang. Tapi wajah Ketua Min yang terlihat menanyakan apakah Direktur ada dirumah. Senyuman Ji Woong hilang lalu memanggil Young Ho dengan wajah bingung.

Barang-barang Joo Eun masih berantakan, ia terlihat terburu-buru mengambil ponsel, ketika akan memakai sepatu melihat dibelakang ponselnya ada bekas perban dan plester.

Ia melepas perban kecil, teringat pertama kali pertemuanya dengan Young Ho dan memberikan perban itu agar darahnya tak keluar setelah diinfus, lalu memberikan kembali ketika tertinggal didalam mobil dengan hujan yang turun cukup deras. Lalu nempelkan plester bulat ketika ia pingsan kembali dan Young Ho menjadi walinya.

Joo Eun meninggalkan dua plester kenangan di dinding masuk rumah dan pergi ke kantor.


Joo Eun masuk kantor dengan wajah letih karena terlalu membuang energi sejak subuh lalu meminum obatnya. Soo Jin tiba-tiba mengetuk pintunya, seperti melihat Joo Eun baru minum obat, lalu mengingatkan ada rapat besok dengan dewan direksi Gahong, Joo Eun mencoba menelan obat yang ada dimulutnya.

“Hanya aku yang akan pergi hari ini, mungkin hanya rapat biasa. Dan Mungkin kau merasa tidak nyaman karena dia adalah pacarmu, Direktur Kim Young Ho.” Sindir Soo Jin.

“Aku juga tak nyaman seperti ini karena kau adalah temanku.” Balas Joo Eun sindir.

“Apa kau bercita-cita ingin menjadi Cinderella? Aku tak akan melarang jika kau mau berhenti dari tim hukum Gahong.” Ejek Soo Jin masuk ke dalam ruangan.

“Kau sendiri yang bilang, bahwa kau membutuhkanku. Aku tak akan melibatkan perasaan pribadi.” Tegas Joo Eun, Soo Jin mengerti sikap dari  Pengacara Kang Joo Eun lalu keluar ruangan dengan wajah sinis.


Joo Eun memegang lehernya seperti Hypothyroidisme, lalu berbicara sendiri tentang Soo Jin yang mengangap seperti Cinderella.

“Cinderella lebih berani dari yang aku pikirkan. Dia tetap ke pesta, meskipun tahu ibu dan saudari tirinya ada di sana. Cinderella dalam dunia hukum... Aku telah memilih konsep yang salah.” Ucap Joo Eun komat kamit sendirian.

Eun Jung masuk menanyakan apa yang sedang dilakukan atasnya, Joo Eun hanya mengelengkan kepala seperti pusing sendiri karena terlalu banyak yang dikerjakan. Hyun Joo memberikan dokumen yang diminta dari Tn. Jang Joon Sung. Joo Eun pun mengucapkan terimakasih menerimanya.

Joo Eun melihat foto saat Joon Sung masih kecil sambil berkomenta Jon Sung sudah terlihat seperti anak yang keras kepala, lalu melihat data dengan nama Jae Soon Ja, Joo Eun merasa Sepertinya namanya tak asing. Eun Jung kembali mengetuk pintu memberitahu ada klien yang datang untuk konsultasi.


Tiga orang wanita chaebol seperti sedang melihat seseorang lalu mengejek orang yang dilihatnya itu tak tahu malu. Ternyata Hye Ran berdiri tak jauh dari sana sedang melihat lukisan didepanya.

“Meskipun itu Gahong, aku tak akan kuat tinggal di sana hanya dengan menantu.” Bisik Si wanita berbalut baju harimau. Hye Ran seperti bisa mendengarkan gosip dirinya.

“Sepertinya dia tak akan peduli, dan tetap berjalan.” Kata si wanita yang berdiri ditengah.

“Tentu saja, karena cucu mereka akan menjadi direktur yang baru.” Ucap si wanita berbaju macan tutul.

Hye Ran hanya diam ketika banyak orang yang membicarakan, Nyonya Lee datang dengan dua pengawal, tiga wanita itu langsung menyambutkan karena jarang melihat digallery. Nyonya Lee mengaku Karena  sudah tua, jadi kesehatan tidak begitu baik. Hye Ran menyapa Nyonya Lee yang juga datang.

Tapi Nyonya Lee terlihat sinis, tak mengetahui kalau Hye Ran juga datang ke gallery lalu memilih untuk pamit pergi pada tiga wanita. Hye Ran hanya bisa menatap dengan mata berkaca-kaca, menahan tangis melihat sikap ibu mertuanya.


Anaknya menelp dan berusaha untuk terlihat gembira memberitahu sedang di galleri bersama neneknya dan berpura-pura mengaku kalau keadaan baik-baik saja padahal air matanya hampir tumpah karena sikap ibu mertuanya sangat dingin bahkan akan mengusirnya dari rumah.

Hye Ran memasukan sawi yang akan dibuat kimchi ke dalam guci kecil, pelayan memohon maaf lebih dulu , karena Nyonya Lee meminta agar mereka yang  menyiapkan makanannya. Hye Ran tetap ingin memasak untuk ibu mertuanya dan menyuruh mereka beristirahat.


Young Ho menghela nafas sambil menyadarkan tubuhnya setelah membaca semua berkas Gahong grup, merasa menyesal tak mendalami matematika sejak dulu. Kepala Min melihat jam di ponselnya lalu membaca jadwal di buku agendanya.

“1 jam lagi, kita akan rapat dengan dewan direksi. Dan setelah itu, anda akan makan malam dengan Ketua.  Lalu Besok, anda akan rapat....” kata Kepala Min yang dipotong langsung Young Ho

“Apa kau tak capek mengatakannya berulang kali? Sekarang Temani aku beli dasi, aku ingin Dasi yang bagus dan tak kampungan.” Keluh Young Ho melirik dasi milik Kepala Min.


Didalam mobil
Young Ho terlihat jenuh mengirimkan pesan pada Joo Eun “Bagaiman proses pindahanmu?” Joo Eun membalas “Pemilik kontrakan yang mengurusnya!” Lalu Young Ho bertanya “Kau sedang apa?” Joo Eun membalas  sambil mengunyah makanan “Makan. Kau sudah makan?” Young Ho kembali membalasnya “Makanlah. Aku sedang dalam perjalanan ke kantor sekarang.”

Joo Eun langsung mengeser semua kotak makannya,  dan menuliskan “Aku sudah selesai makan.” Young Ho seperti sudah tahu Joo Eun berbohong “Apa Kau mau face- time? Makanlah dulu. Jika tidak sibuk, ayo ketemuan nanti.” Joo Eun membalas “Kita setiap hari bertemu kemarin. Apa kau tak bosan? Semangat kerjanya. Aku sangat lelah karena memasak dari subuh.”

Kepala Min melihat dari spion memberitahu mereka sudah hampir sampai dan meminta agar mematikan nada deringnya. Young Ho mengeluh Kepala Min yang cerewet sekali, lalu mengirimkan pesan kembali pada Joo Eun “Aku sudah sampai kantor.” Joo Eun dengan cepat membalas “Ayo semangat! Tunjukkan siapa dirimu. Semangat!” dengan gambar icon mengangkat tanganya penuh semangat lalu kembali melanjutkan makan saladnya. Young Ho pun sampai digedung Gahong.


Direktur Choi dengan wajah cemberut berkumpul dengan direktur lainya, memberitahu Untuk sementara mereka tak bias berbuat apa-apa mengerni Direktur Kim Young Ho, jadi mereka tinggal menunggu saja.

“Jika dia memilih bagian manajemen bisnis, itu artinya perang. Tapi, jika dia hanya akan duduk manis saja. Kita biarkan saja. Dia adalah satu-satunya cucu Ketua Lee, bukankah begitu?” ucap Direktur Choi, semua terlihat hanya bisa diam. Lalu Direktur Choi menyuruh semuanya kembali berkerja hanya Woo Shik ada didalam ruangan.


“Ketua Lee Hong Im akan menyerahkan  sahamnya pada Kim Young Ho. Dia akan menjadi pemegang saham utama dan jika begitu, Kita tak bisa membatasi ruang lingkup pekerjaannya. Tapi, apapun yang terjadi, kita harus berusaha sebaik mungkin untuk tetap bersabar demi hasil yang terbaik.” Tegas Woo Shik denga tangan mengepal dan menegakan duduknya.

“Apa maksudmu Saling membantu? Jika seperti itu, dunia akan sangat indah. Kau harus ingat, jika kita mundur selangkah, itu artinya kau bisa saja lebih terbelakang lagi atau malah menghilang. Kau tahu dunia apa sekarang ini? Jika kita tak bisa menghentikannya, maka kita harus menyulitkannya. Dia tak akan duduk dengan mudah tanpa persetujuan dewan direksi.” Ucap Direktur Choi dengan penuh dendam.


bersambung ke part 2