.

Sinopsis Oh My Venus Episode 11 Part 2

Sinopsis Oh My Venus Episode 11 Part 2

Young Ho terlihat sibuk di dapur. terdengar suara bel rumah dan ketukan pintu. Young Ho ingin membukakan pintu, tapi niat itu di urungkannya. ia berkata kepada tamu itu bahwa pemilik rumah sedang pergi keluar.

Min Joon melonggo melihat orang yang didepanya, begitu juga Young Ho menatap sinis dengan anak kecil dengan pipi tembeb. Hyun Woo memerintah untuk menghormat, Min Joon dengan sopa membungkuk menyapa Young Ho lalu memberitahu ibunya ingin pipis. Hyun Woo melepaskan tas anaknya lalu menyuruh Min Joon pergi ke toilet.

“Kau adalah John Kim, penerus Gahong, dan juga bertubuh seksi. Kemarin Aku seenaknya memanggilmu pengangguran.” Ungkap Hyun Woo  dengan senyuman dan wajah malu. Young Ho mencoba mengerti dengan melipat tangan didada.

“Meskipun begitu, Menurutku tetap ada jarak antara wanita dan pria yang belum menikah, Dan juga, aku sedang tak bias menjaga Min Joon dan kau sedang sendirian. Oh Yah.... Jangan khawatir dengan mantan suamiku, PD Go. Kami sudah bercerai dan dia tak akan datang, benarkan?” kata Hyun Woo lalu memberikan tas Min Joo pada Young Ho lalu pamit pada anaknya dan melambikan tangan pada Young Ho.

Terlihat Young Ho kebingungan ingin menolak tapi Hyun Woo sudah keluar rumah. Min Joon memanggil Young Ho karena tak bisa turun dari toilet, Young Ho malah menyuruh Min Joon tetap disitu saja tak usah turun, lalu mendekat berpikir Min Joon sedang BAB.

Direktur Choi memegang pulpennya sambil berbicara Pesta penyambutan Direktur Kim pasti akan menyenangkan. Tuan Kim dengan wajah dinginya tetap memandang luru ke depan tanpa bergeming.
“Apakah berita ini benar atau tidak, dia pasti kesulitan dengan semua skandal dan boikot itu.” Kata Direktur Choi, Tuan Kim berdeham menatap kakak iparnya.

“Itu bukanlah masalah besar.” Tegas Tuan Kim seperti sudah tahu itu adalah ulah kakak iparnya.

“Kami sebagai dewan direksi, tak setuju dengan penujukan Direktur Kim. Jika anda menandatangani dokumen ini, sebelum acara ulang tahun Gahong yang ke-61... Kita mungkin bisa menjaga kerja sama dalam jangka panjang.” Ucap Direktur Choi memberikan pulpenya. Tuan Kim melihat berkas Proposal Pusat Kesehatan VVIP.

“Sepertinya, aku tak berhak bertanda tangan di situ lagi.” Kata Tuan Kim.

Direktur Choi mengerti, sambil berharap bisa menerima Direktur Kim dan mengaku tak sabar menanti acara peringatan perusahaan dengan wajah sinis.

Joo Eun baru saja memarkir mobilnya, Young Ho menelp dengan face time mengeluh kalau sudah memintanya agar mencari ruma yang tak bisa dimasuki laki-laki lain dan pacarnya itu tak menurut, lalu memperlihatkan wajah Min Joon. Joo Eun malah senang melihat Min Joon yang datang ke rumahnya.

“Bibi, kapan kau datang? Dia terus menyuruhku latihan.” Ucap Min Joon yang berbaring di paha Young Ho
“Itu memang kebiasaannya, Tunggu sampai aku pulang nanti. Aku akan membelikanmu snack.” Kata Min Joon
“Anak ini mengingatkanku pada seseorang, Dia dulunya cantik.” Kata Young Ho berbicara sendiri, Min Joon kembali ingin pergi ke toilet, Young Ho pun menyuruh untuk memanggilnya nanti.

“Anak jaman sekarang tahunya hanya naik toilet tapi tidak bisa turun. Tapi, dia pasti akan tumbuh jadi anak yang hebat.” Komentar Young Ho berbicara dengan Joo Eun.

“Anggap saja ini adalah bagian dari Kang Joo Eun's Day. Itulah manisnya kehidupan.” Kata Joo Eun.

Young Ho merasa kalimat itu sebagai senjata untuk pacarnya, menurutanyai terlalu berkelas untuk tugas seperti itu. Joo Eun memberitahu Hidup memang penuh dengan kekhawatiran dan hal lainnya, tapi, terkadang kita juga perlu duduk diam dan bersantai, lalu memberikan semangat pada Young Ho si pengangguran.

Min Joon berteriak memanggil Young Ho, akhirnya Young Ho mengakhir telp memberitahu harus bergerak dan beraksi sekarang. Min Joon berteriak kalau ia buang air besar. Young Ho langsung duduk lemas mengeluh Manisnya kehidupaan macam apa seperti ini.

Di cafe

Hyun Woo merasa kasihan sekali pada pengasuhnya yang masih saja terus menghidupi suami yang terus memukulnya. Joo Eun menceritakan pengasuhnya itu tak ingin bertemu dengan anaknya, yang bernama Joon Sung. Hyun Woo yakin Pengasuhnya itu  pasti merasa bersalah telah menyerahkan anaknya pada orang lain dan mengerti perasaannya.

“Aku tak bisa menjelaskan keadaan ibunya dan juga tak bisa meyakinkan ibunya.” Jelas Joo Eun

“Dia pasti akan kabur jika kau menemuinya terus.” Kata Hyun Woo

“Itulah yang aku khawatirkan.” Ucap Joo Eun sambil menyandarkan badanya.

“Aku kasihan pada pria itu, tapi siapa yang bisa menjaga Min Joon? Aku tak bisa merawat Min Joon sendirian tanpa dia.” Ungkap Hyun Woo.

“Kalau boleh jujur, aku khawatir kau akan takut padanya setelah mendengar cerita ini.” kata Joo Eun.

Hyun Woo pikir Joo Eun sedang bercanda karena pengasuhnya itu telah membantu merawat Min Joon sejak dia berumur 1 tahun, menurutnya seorang  Ibu pasti akan berbuat seperti itu untuk melindungi anaknya, jadi tak ada alasan untuk takut dengan pengasuhnya, tapi ia juga merasa kasihan.

Joo Eun merasa Hyun Woo memang  sahabatnya yang terbaik, lalu saling berjabat tangan. Hyun Woo melihat ke arah pintu masuk memberitahu teman Joo Eun yang lain datang. Joo Eun melihat Soo Jin yang datang dengan PD Go.

Hyun Woo melotot melihat mantan suaminya yang datang, PD Go hanya bisa menghela nafas melihat mantan istrinya ada dicafe juga. Hyun Woo menyindir suaminya yang ingin berkonsultasi hukum dengan Oh Soo Jin. PD Go membalas dengan menyurun mantan istrinya berpura-pura tak saling melihat saja.

Keempatnya saling berhadapan, Joo Eun menatap sinis menanyakan yang terjadi. Soo Jin memperingatkan Joo Eun karena masih jam kerja untuk menjaga bicaranya. Hyun Woo tak bisa menahan emosi dengan mengejek akan mengigitnya. Joo Eun menahan temanya agar ta melayani keduanya lalu mengajak keluar dari cafe.

Joon sudah tertidur pulang dengan Young Ho bersebelahan dengan boneka besarnya. Young Ho terbangun meminta tak berisik lalu membentangkan tanganya, Joo Eun malu-malu mendekat dan duduk dipangkuan pacarnya.

Young Ho mengodanya dengan bertanya apakah Joo Eun mendapat uang banyak. Joo Eun mengeluh Young Ho pasti tak tahu apa-apa karena anak orang kaya dan ia adalah pengacara yang hanya digaji tiap bulan. Young Ho tersenyum ingi mencium tangan Joo Eun, tapi terhenti bertanya Kapan terakhir kali mencuci tangannya.

Joo Eun kesal dengan sengaja meyondorkan tanganya kemulut Young Ho, mengejek pacarnya itu bukan anak muridnya. Lalu memegang pundak Young Ho meminta agar Jangan berpikiran erotis selama tinggal di rumahnya lalu berdiri dari pangkuan pacarnya.

“Jangan memikirkan hal yang aneh-aneh Bahkan jika Min Joon sudah pulang. Peraturannya tetap sama.” Tegas Joo Eun memberikan aturan.

“Wah... dunia luar angkasa ini memang sangat diluar dugaanku. Sungguh hebat.” Keluh Young Ho menyandarkan tubuhnya dengan wajah lemas.

Joo Eun tersenyum mendengar ucapan Young Ho yang berlebihan, lalu memberitahu akan parkir dulu dan mereka akan minum teh setelah itu. Young Ho yang mendengarnya merasa itu menyenangkan walaupun dengan wajah lemas. Joo Eun hanya tersenyum.

Young Ho menceritakan melihat cincinnya, lalu bertanya Apakah masih ada perasaan yang tersisa untuk mantannya atau hanya karena Joo Eun menyukai  aseksoris. Joo Eun mengaku sudah membuangnya dulu, tapi mengambilnya kembali.

“Woo Shik memang yang memberikannya, tapi aku sudah memakainya selama 15 tahun Cincin itu sangat berarti bagiku. Tapi, jika kau tak suka, aku bisa membuangnya.” Kata Joo Eun, Young Ho menarik tangan Joo Eun untuk duduk dipangkuanya lagi.

“Tak usah dibuang jika tak mau. Aku tak ingin membuang apapun yang penting bagimu.” Ucap Young Ho lalu membaringkan kepalanya.

Joo Eun sempat memeluknya juga tapi seperti mengerti tujuan pacarnya dan kembali mengingatkan tak boleh ada malam yang erotis. Young Ho tak mau melepaskan pelukanya, Joo Eun pun membiarkan mereka berpelukan lebih lama lagi.

Young Ho memasangkan tali tas Min Joon sambil berpesan untuk tetap berolahraga dan juga pemanasan. Min Joon dengan pipi tembemnya, mengangkat kedua tanganya mengatakan mengerti. Hyun Woo yang mendengarnya merasa kalau anaknya rajin olahraga bisa jadi seksi seperti Young Ho sekarang. Young Ho berdiri mengaku tak bisa menjamin.

Hyun Woo hanya bisa menghela nafas, lalu berterimakasih dan pamit pulang. Joo Eun pun mencium Min Joon si beruangnya, Hyun Woo mendorong Joo Eun karena dengan mereka pulang maka keduanya bisa saling bermesraan. Joo Eun seperti malu-malu lalu mengantar temanya sampai ke depan pintu.

Joo Eun berjalan mondar mandir dikamarnya, membahas tentang Young Ho adalah John Kim jadi pasti dewan direski akan tidak setuju dengan posisinya di Gahong dan menegaskan dalam keadaan seperti ini bukan waktunya untuk memikirkan malam yang erotis, ditambah lagi ia adalah wanita baik-baik. Young Ho menatap pacarnya yang terlihat sangat mengodanya.

“Dan juga, pikiran dan tubuhku mempunyai irama yang sama. Saat kau berada di luar dari dunia angkasamu itu, Aku ingin kau menjadi anak baik-baik. mengerti?” kata Joo Eun.

“Apa aku pernah memberontak? Kau bilang, tubuh dan otakmu itu seirama? Apa kau yakin?” ucap Young Ho mengejek.

“Aku adalah wanita yang paling yakin dengan dirinya sendiri.” Tegas Joo Eun yakin.

Young Ho menganguk mengerti, lalu tangannya seperti ingin menyentuh bagian dada Joo Eun. Melihat tangan Young Ho mendekat, Joo Eun panik menutup dadanya, Young Ho menunjuk kancing baju bagian atas pacarnya terbuka jadi meminta agar menutupnya. Joo Eun mengancingnya dan Young Ho tersenyum melihatnya.

Malam harinya, Joo Eun tidur bersebelahan dengan boneka besarnya sementara Young Ho harus tidur di bawah. Terdengar bunyi dengkuran, Young Ho pun bangun dan kembali memiringkan kepala Joo Eun agar tak terdengar suara dengkuran. Joo Eun memegang tangan boneka besar sambil memeluknya.

Young Ho keluar dari kamar mengecek perkembangan berita dari laptop.

“Peringatan ulang tahun 61 Gahong Grup telah dijadwalkan bersama dengan peresmian direktur baru mereka. Menurut sumber, peresmian direktur baru memang sudah direncanakan. Tapi sampai sekarang, belum ada konfirmasi lebih lanjut dan Tak ada yang bias kami infomasikan.”

Kepala Min menelp untuk melaporkan sudah mengurusnya, tapi menurutnya tak mudah menyatukan suara dengan pers dan dewan direksi dan karena sudah terjadi, sebaiknya Young Ho harus lebih berhati-hati lagi sekarang. Young Ho pun merasa udah tak bisa berbuat apa lagi dengan yang sudah terjadi.

“Dan sampai kapan anda akan menginap di rumah Kang Joo Eun?” tanya kepala Min.

“Apa kau cemburu? Sudah Istirahatlah.” Kata Young Ho seperti tak ingin menganggu kesenanganya.

Soo Jin meminum wine sendirian, terdengar bunyi bel tapi tak dihiraukanya. Woo Shik berteriak meminta membuka pintu karena melihat mobilnya ada diparkiran, Soo Jin tak peduli, tapi akhirnya Woo Shik meminta maaf akan langsung masuk.

“Siapa yang mengijinkanmu masuk? Keluar.” Kata Soo Jin mengusir Woo Shik.

“Jika kau tak mau aku masuk, kau pasti sudah mengubag password-mu. Apa kau pikir aku tak ingat ulang tahun pacarku?” ucap Woo Shik, Soo Jin pun hanya bisa diam.

Keduanya akhirnya duduk bersama, Woo Shik pikir Soo Jin sudah tahu yang ditemukan PD Go. Soo Jin menegaskan ia adalah tim hukumDirektur Kim Young Ho, jadi tugasnya  untuk menyelesaikan masalah klienya, lalu memberitahu cara PD Gomendapatkan SIM Internasional Young Ho itu adalah tindakan ilegal.

Woo Shik seperti memohon, tapi Soo Jin seakan tak peduli menyuruh Woo Shik untuk pulang lalu masuk ke kamarnya. Didalam kamar Soo Ji ingin minum obat, tapi memilih untuk membaringkan tubuhnya di kasur, sambil menangis.

“Kenapa hidupku seperti air garam? Tak peduli berapa banyak yang aku minum...” ungkap Soo Jin kembali mengeluarkan air matanya.

Joo Eun sibuk melihat berkas diatas meja, ketukan pintu terdengar. Soo Jin sudah berdiri didepan pintu lalu berjalan sambil menyindir meja Joo Eun yang selalu berantakan. Joo Eun membalasn Soo Ji itu punya banyak waktu luang karena mempermasalahkan meja orang lain.

“Ah~ aku pusing harus pakai baju apa... untuk acara peringatan Gahong Grup yang ke 61. Tapi, mungkin acaranya tidak menyenangkan. Karena mungkin Kim Young Ho tak akan hadir, direktur baru mereka.” Kata Soo Jin, Joo Eun yang mendengarnya langsung tertunduk diam.

“Apa kau sudah tahu Kim Young Ho adalah John Kim? Ahhhh, apa karena itu badanmu bisa sekurus ini sekarang?” ucap Soo Jin akhirnya duduk dibangku.

“Apa kau bisa menulis pertanyaanmu di kertas saja? Supaya aku bisa langsung membuangnya.” Kata Joo Eun sinis sambil meremas kertas berkasnya.

“Aku adalah Ketua tim hukum mereka., adi Aku harus tahu semuanya, agar aku bisa melindungi klien. Kita akan bertanya tentang kelayakan berita PD Go.” Kata Soo Jin.

Joo Eun mengerti dengan pertemuan mereka kemarin. Soo Jin pikir sudah jelas sekali karena mereka akan menemui Manager Im Woo Shik. Joo Eun terlihat kaget, Soo Jin memberitahu Woo Shik yang memberikan SIM internasional Kim Young Ho, jadi itu sebagai bukti yang memperlihatkan Kim Young Ho adalah John Kim dan Woo Shik yang menemukan semuanya.

Dengan mata melotot kaget, Joo Eun menanyakan alasan Woo Shik melakukan itu. Soo Jin juga tak tahu dan sangat ingin tahu alasanya. Joo Eun melipat tangan diatas meja dengan wajah serius. Soo Jin menegaskan sangat disayangkan sekali apabil mereka tak pergi ke acara itu dan juga ia tak sabar melihat penampilannya  yang dulu lagi lalu pamit pergi. Joo Eun ingin melempar pohon natal kecilnya melihat seniornya yang sangat menyebalkan.

Joo Eun pulang kerumah tak melihat ada Young Ho diruang TV, akhirnya ia berteriak kalau sudah pulang. Young Ho keluar dari kamar mandi dengan dada sedikit terbuka, mata Joo Eun langsung melotot seperti ada aura malaikat yang keluar dari wajah pacarnya, apalagi ditambah lemparan lesum pipi yang bisa diberikanya. Ketika Young Ho mengedipkan mata, Joo Eun seperti melihat tanda hati yang keluar dan bunyi lonceng.

“Jika kau ingin rumahmu bersih, jangan menaruh barangmu di segala sudut. Tapi, atur barangmu...” kata Young Ho terhenti karena pandangan Joo Eun mengarah kebagian tubuhnnya.

“Kenapa? Sepertinya kau memikirkan hal yang erotis. Kita tak boleh erotis, 'kan?” ucap Young Ho merapatkan jubah mandinya. Joo Eun terlihat masih melonggo.

“Ahh... Tidak kok. Apa kau menaikkan volume. penghangat ruang? Kau tak boleh begini saat di rumah orang lain.” kata Joo Eun gugup buru-buru masuk ke dress roomnya.

Joo Eun masuk ke dalam kamarnya, melihat tubuh Young Ho dari bawah keatas sedang memelihat berkas. Young Ho melihat Joo Eun dan memberikan senyuman, Joo Eun terlihat tak bisa menahan nafsunya, hanya melihat Young Ho yang menarik lengan bajunya. Akhirnya ia berjalan mendekat dengan wajah gugup, Young Ho melirik, Joo Eun sadar kancing bajunya terbuka dan buru-buru ditutup lalu duduk diatas tempat tidur.

“Kau akan "adegan ranjang" besok, 'kan?” kata Joo Eun tak bisa mengontrol pikirannya, lalu terlihat shock sendiri dan tertunduk. Young Ho berpura-pura tak mengubrisnya.

“Pestanya akan diadakan besok dan juga Ulang tahun Gahong yang ke- 61.” Kata Young Ho.

“Apa kau akan "menghabiskan malam" di sini?” ucap Joo Eun kembali salah mengucapkan perkataanya.
“Sepertinya, malam ini aku terlalu seksi jadi Kau jadi tak bias berpikir jernih begini.” Goda Young Ho.

Ia menaruh berkasnya lalu mendekat dengan menaruh dua jari dileher Joo Eun, terlihat wajah Joo Eun seperti tak bisa menahan nasrahnya walaupun hanya disentuh dengan jari. Young Ho merasakan  Denyut nadi pacarnya terlalu cepat. Joo Eun melepaskan tangan Young Ho merasa kalau bukan nadinya saja yang cepat, karena mungkin saja akan memakannya, jadi meminta mereka memutuskan sekarang. Young Ho menanyakan apa yang harus diputuskan.

“Daegu Venus telah beberapa hari ini telah serumah dengan pria seksi. Bukannya aku wanita yang baik-baik, tapi anak umur 7 tahun saja sudah biasa melihat adegan ciuman. Jika umur kita digabungkan, kita sudah berumur 80 tahun.” Kata Joo Eun bergeser semakin mendekat dan memonyokan bibirnya.

“Bagaimana ini? Hari ini aku lelah.” Ucap Young Ho yang sudah terdesak sambil memalingkan wajahnya.
“Ya, sudahlah tidur saja sana dan Tidur yang nyenyak, oke?” kata Joo Eun kesal lalu beranjak pergi.

Young Ho tersenyum lalu dengan kakinya bisa menjepit tubuh Joo Eun dan membantingnya ke tempat tidur, dengan cepat tubuhnya ada di atas Joo Eun menegaskan kalau diawal pacarnya yang mengundangnya. Joo Eun pikir mereka berdualah yang menginginkanya, menurutnya sekarang tak bisa melarangnya.
“Kenapa kau jadi lemah begini?” tanya Young Ho.

“Karena aku mengingikanya sekarang.” Kata Joo Eun mengakuinya dengan memperlihatkan lesum pipinya.
Young Ho mengelus rambt Joo Eun dan mulai menciumnya, terdengar bunyi bel rumah. Keduanya sempat terhenti tapi berusaha tak menghiraukanya dan kembali berciuman, bel kembali terdengar kali ini dengan suara Ketua Kim yang memanggil Young Ho.

Akhirnya keduanya duduk dipinggir tempat tidur, Young Ho merasa sekarang saatnya kembali ke dunianya. Joo Eun mengungkapkan rasa kesalnya, kalau tak bias berteman dengan Kepala Min, lalu menyakinkan agar Young Ho akan hadir diacara pesta esok.

Young Ho yakin akan berwajah cemberut dan tak bisa mencium pacarnya. Joo Eun menegaskan besok adalah bisnis dan sekarang adalah pribadi, dan juga besok akan datang  sebagai tim hukumnya. Bunyi bel kembali terdengar, Young Ho pamit pulang dan berjanji mereka bias melanjutkannya nanti saja lalu memberikan kecupan dikening lalu keluar dari kamar.

Ruangan ballroom sudah berdatangan para tamu dan beberapa pemain biola pun mengiringi suasana didalamnya. Direktur Choi duduk sambil  melihat sekeliling lalu bertanya pendapat Woo Shik tentang  nasib Kim Young Ho. Woo Shik merasa Young Ho tetap menjadi direktur.

Direktur Choi merasa pihak lawa memang pantang menyerah juga. Dan tak ada gunanya memiliki semua suara dewan direksi. Woo Shik melihat Soo Jin duduk disamping mejanya, merasa kalau tim hukum Young Ho  telah menemui dewan direksi. Soo Jin seperti acuh memilih duduk saja. Direktur Choi seperti hilang akal dan mencari keberadaan adiknya.

Hye Ran duduk dengan tertunduk lesu didepan meja makan, seorang pelayan menanyakan apakah mengingikan makan sesuatu. Hye Ran hanya mengeleng dengan wajah yang lesu.

Joo Eun masuk ke dalam ballroom, sempat melambaikan tangan pada Ji Woong dan Joon Sung yang datang sebagai tamu. Lalu duduk disamping Soo Jin sambil meminta maaf karena terlambat. Pengacara pria yang bersama mereka seperti terkesima melihat Joo Eun yang berbeda dengan dressnya.

Soo Jin memuji Joo Eun yang cantik, Joo Eun merendahkan diri kalau hanya ini yang bisa diperbuat lalu melihat jam diponselnya dengan wajah gugup. Soo Jin menyindir Joo Eun yang gugup padahal ia bukan seorang direktur. Joo Eun membenarkan tapi wajahnya tak bisa menutupi rasa gugupnya.

Pembaca acara memberitahu Nyonya Lee akan masuk ke dalam ruangan, semua berdiri dan menundukan kepala. Nyonya Lee dengan Tuan Kim duduk dibangku depan dengan calon menantunya. Joo Eun tak melihat Young Ho bersama mereka datang. Direktur Choi melirik kesana kemari mencari tahu keberadaan Young Ho. 


Joo Eun berusaha mencari Young Ho dengan mengirimkan pesan “Kenapa kau belum datang?” tapi tak dibaca, akhirnya ia mencoba menelp. Di meja depan, Nyonya Lee berbisik menanyakan keberdaaan Young Ho. Tuan Kim menerima berita dari anak buahnya kalau Young Ho tak bisa dihubungi.


Direktur Choi yang melihat dari jauh yakin, Young Ho mungkin tak akan datang. Semua terlihat kebinggungan, Joo Eun sempat menengok pada Joon Sung dan Ji Woong, keduanya mengangkat bahu dan mengelengkan kepala. Akhirnya Joo Eun memilih untuk keluar ballroom, keduanya pun mengikuti Joo Eun keluar ruangan.

Joo Eun berlari dengan sepatu heels sambil menelp Young Ho, bahkan sampai masuk ke toilet pria dan memanggil Young Ho tapi tak ada sahutan. Ketua Min dan beberapa pengawal juga berusaha mencarinya. Joo Eun memeriksa sebuah ruangan yang gelap, saat ingin keluar melihat ada seseorang yang bersandar dibelakang lemari.


Ketika mendekat, Young Ho sedang duduk tak berdaya memegang kakinya. Joo Eun mendekat memberitahu kalau hari ini adalah harinya jadi kenapa harus ada ditempat itu. Young Ho seperti menahan sakitnya dengan air mata mengalir, merasa sangat terlambat untuk datang sambil memegang lututnya yang terus bergetar.

Joo Eun memberitahu  Semua sudah menunggunya, mulai dari nenek, ayah, Joon Sung dan Ji Woong bahkan semua tamu jadi meminta untuk berdiri. Young Ho seperti tak kuat menopang badanya. Joo Eun dengan menahan tangisnya meminta Young Ho harus melawan rasa sakitnya sekarang.Young Ho menatap Joo Eun mengingat saat latihan, menyakinkan kalau pasti bisa karena belum mencapai batasnya. Joo Eun merapihkan dasi Young Ho lalu memegang wajahnya agar Young Ho bisa menatapnya.


“Jika kau percaya, kau bisa melakukannya. Karena jika kau yakin, kau bisa melakukannya.” Kata Joo Eun mengingatkan saat dirinya masih gemuk dan ingin menjadi kurus. 


Didalam ruangan terlihat kegelisahan, banyak orang yang mengeluh karena lama sekali acaranya dimulai. Pembawa acara memberitahu Direktur Kim Young Ho baru saja tiba. Pintu ballroom dibuka, terlihat Young Ho berdiri dengan tegak didepan Ketua Min dan beberapa pengawal, disamping terlihat Joo Eun yang berhasil membuat Young Ho bisa masuk ke dalam ruangan.

bersambung ke episode 12