.

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 8 Part 2

Sinopsis Drama Korea Oh My Venus Episode 8 Part 2

Young Ho dan Joo Eun terlihat sedang berbaring berduaan sambil berpegangan tangan, tiba-tiba Young Ho melihat sebuah foto, ternyata itu foto ayah Joo Eun. Suasana masih terlihat kaku walau keduanya masih tetap berpegang tangan.

“Menyetir saat mengantuk itu lebih berbahaya daripada mabuk.” Ungkap Joo Eun memberikan alasan.

“Tapi, aku malah lebih takut dengan keadaan sekarang. Apa kau sungguh khawatir padaku?” kata Young Ho.

Joo Eun melirik lalu menyuruh Young Ho menutup matanya dan tidur, Young Ho mengerti Joo Eun sengaja meminta ibunya untuk menginap di rumah adiknya jadi bisa seperti sekarang ini. Joo Eun menghela nafas, lalu teringat hari ini Young Ho tidak menceramahinya tentang latihan fisik.

“Memangnya kau pikir untuk apa aku memintamu menemuiku di jembatan? Berjalan sangat baik untuk kesehatan pinggulmu. Tapi, caramu berjalan harus diperbaiki juga.” Jelas Young Ho.

“Astaga! Kenapa bisa ada pria sepertimu di dunia ini?” keluh Joo Eun kesal melepaskan pegangan tanganya.
“Tubuh Kang Joo Eun adalah milikku. Aku bisa melakukan apapun yang ingin kulakukan.” Ucap Young Ho kembali memegang dan mengelusnya, Joo Eun melihat tanganya dielus tersenyum seperti merasakan ketulusan hati Young Ho.


Ia memiringkan tubuhnya lalu bertanya apakah Young Ho harus mengambil posisi Direktur Gahong. Young Ho ikut memiringkan tubuhnya sambil bertanya balik, apakah Joo Eun masih tidak bisa percaya karena sekarang akhirnya bisa bertemu dengan pengeran sebenarnya. Joo Eun hanya bisa menghela nafas mendengar Young Ho seperti mengodanya.

“Jika kau bicara seperti itu, Aku pasti akan menjadi putrid dengan gaun yang indah di istana. Aku sudah punya istana sendiri.” Ucap Joo Eun lalu terdiam sejenak dan terlihat wajah serius.

“Maksudku... jika kau tidak mau, kau tak perlu mengambilnya. Jika kau mau, kau pasti akan kembali dengan kemauanmu sendiri.” Kata Joo Eun, Young Ho tak berkomentar, Joo Eun kembali membaringkan tubuhnya.

“Sepertinya, hanya badanmu saja yang berguna, sedangkan otakmu tidak.” Ejek Joo Eun.

“Sebenarnya, aku memang lebih percaya diri menggunakan tubuhku daripada otakku. Aku bisa menunjukkan kepadamu sekarang.” Goda Young Ho mengeser badannya untuk lebih dekat.

Joo Eun langsung melepaskan tangan dan memiringkan kearah berlawanan dengan wajah gugup. Young Ho kembali mengodanya kalau ingin diberikan Back hug dan langsung memeluknya dari belakang. Joo Eun mendorong tangan Young Ho sambil berteriak sudah berbuat curang karena ia masih belum siap.


Young Ho berbisik mengatakan sudah melihat keadaannya yang tidak siap sama sekali di pesawat dulu dan mengejeknya memakai sabuk perut. Joo Eun dengan wajah dongkol, memberitahu kalau itu namanya korset. Young Ho melirik sambil memejamkan matanya, membisikan meminta agar Joo Eun tak sakit.

“Bagiku, menjadi sehat adalah hal yang tercantik. Bagiku, menjadi sehat adalah yang terseksi.” Ungkap Young Ho, Joo Eun tersenyum seperti tersentuh dengan ucapan Young Ho.

Young Ho menyandarka kepalanya di punggung Joo Eun, mengaku sangat menyukai punggungnya karena sama lebarnya dengan punggung miliknya. Joo Eun tersenyum mendengarnya. Young Ho meminta untuk tak mematikan lampu karena nanti malam ini bias menjadi malam yang erotis.

Keduanya terlelap dengan tangan Young Ho memeluk Joo Eun dan selimut yang menutupi tubuh mereka dari udara dingin. Young Ho terbangun mendengar suara mendengkur lalu melepaskan pelukanya dan menatap Joo Eun tertidur dengan lelap.

“Dia bisa tertidur bahkan dalam situasi seperti ini?” komentar Young Ho dengan senyumanya.


Ia mencoba membaringkan tubuh Joo Eun agar bisa terlentang, terdengar bunyi dengkuran lebih keras, dengan satu jarinya mendorong wajah Joo Eun agar miring lalu mengelus kepalanya walaupun terlihat dengan raut wajah sedih menatapnya.


Soo Jin pulang kerumah dengan banyak tas belanja yang berisi slayer, baju, dan juga tas tapi seperti wajahnya tak bahagia. Teringat ketika Kepala Kim memperkenalkan Young Ho adalah Direktur dari cabang Medis Gahong dan pria itu dekat dengan Joo Eun.

Lalu perkatan Joo Eun padanya “Bukannya kau tak mau ikut denganku ke mesin waktu itu? Jadi, kenapa kau membahasnya sekarang?” ketika melihat keduanya berbicara didepan lift sebelum kepala Min memintanya untuk pergi. Teringat kembali saat dirinya masih gemuk melihat Joo Eun dekat dengan penyiar yang disukainya dalam ruang siaran.


Akhirnya ia mencoba menelp Woo Shik dengan gelisah dan mondar mandir dalam rumahnya, lalu meminum obat dengan whisky. Ponsel Woo Shik sibuk, tapi Soo Jin tetap berusaha untuk menelp Woo Shik, tapi tetap saja tak diangkat.

“Kenapa kau bisa seperti ini padaku? Sekarang aku sudah berubah seperti ini. Sekarang aku...” teriak Soo Jin sadar kalau ponselnya tak terhubung, akhirnya duduk lemas sambil memegang wajahnya.

“Sekarang aku sudah terlihat berbeda... jadi, kau tak seharusnya bersikap seperti ini padaku. Semua hal indah yang bias dimiliki oleh seoarang wanita, telah menjadi milikku. Aku memiliki semuanya sekarang. Kenapa tak ada yang berubah?” ucap Soo Jin sambil menangisi keadaanya dan kembali mencoba menelp Woo Shik.


Woo Shik ada di bar dengan PD Go seperti tak membiarkan ponselnya bergetar, lalu membahas tentang dugaan PD Go John Kim mungkin saja berasal dari keluarga Gahong. PD Go menceritakan Ada wartawan Amerika yang selama ini menyelidikinya dan bertemu saat pergi ke Amerika.

“Kepimilikan rumah John Kim adalah orang Korea. Jadi, aku mulai menyelidikinya. Dan Nama pemiliknya adalah Lee Hong Im. Namanya terdengar familiar, 'kan?” ucap PD Go

“Jadi Ketua Lee Hong Im dari Gahong?” kata Woo Shik menaruh gelas winenya diatas meja.

“Dan juga, John Kim tidak tinggal di sana lagi Tapi rumah itu masih atas kepemilikan Lee Hong Im. Bukankah itu artinya dia adalah salah satu anggota keluarganya? Jika memang pemilik ternyata adalah Ketua Lee dari Gahong John Kim pasti adalah salah satu keluarga Gahong. ” ucap PD Go yakin. Woo Shik tersenyum mendengarnya

“PD Go, siapa lagi yang sudah kau beritahu soal ini?” tanya Woo Shik.

“Aku adalah Direktur sekarang.” Tegas PD Go yang pasti tak mungkin memberitahu yang lainya.

Woo Shik meminta agar PD Go untuk  menunda merilis berita Jhon Kim. PD Go mengelu karena dengan merilis berita ini, maka sudah dipasti akan naik jabatan lagi, menurutnya ini adalah jackpot. Woo Shik menegaskan akan membantu dengan memberikan bukti atas dugaanya.

PD Go sedikit kaget, Woo Shik meminta agar  Jangan beritahu Hyun Woo atau Joo Eun tentang hal ini. Di dalam mobil, Woo Shik mencoba menelp balik Soo Jin yang terlihat menelpnya beberapa kali, tapi kali ini Soo Jin tak mengangkatnya.

Woo Shik kembali mengingat ucapan PD Go tentang dugaan John Kim salah satu anggota Gahong “Dan juga, John Kim tidak tinggal di sana lagi. Tapi, rumah itu masih atas kepemilikan Lee Hong Im..Bukankah itu artinya dia adalah salah satu anggota keluarganya?” lalu menduga-duga kalau Kim Young Ho adalah Jhon Kim si pelatih misterius.


Young Ho membawa jaket dan menaruh obat diatas bantal agar Joo Eun meminumnya nanti, lalu melihat foto keluarga yang tertempel didinding dan salah satu bekas paku yang tertutup lakban. Sebelum pergi, ia menatap Joo Eun yang tertidur lelap dan keluar dari rumah, sebelum matahari terbit sempurna.

Didepan sudah ada Ketua Kim dan beberapa pengawal sudah menjemputnya, Ketua Kim melihat dari kaca spion, Young Ho langsung memejamkan mata setelah masuk ke dalam mobil. Young Ho menyuruh Ketua Kim mengatakan saja. Ketua Kim mengerti kalau sebelumnya kalau ini adalah masalah pribadi jadi tak akan banyak komentar dan akan segera berangkat.  Young Ho bisa menyandarkan kepalanya untuk tertidur lalu mengucapkan terimakasih pada Kepala Min.


Direktur Choi memukul bola golf dengan penuh amarah, Woo Shik datang meminta maaf karena terlambat lalu menanyakan CEO Choi yang belum datang. Direktur Choi menduga Kepala Min menemukan dana rahasia milik CEO Choi, jadi sebelumnya sudah menelp memutuskan akan mengundurkan diri.

“Jadi...Kim Sung Chul yang akan menjadi CEO baru Dan Kim Young Ho yang akan menjadi direktur baru. Young Joon dan aku sekarang sudah terasingkan. Kau masih belum menemukan apapun tentang Kim Young Ho?” keluh Direktur Choi kesal.

“Anda mungkin pernah mendengar nama, John Kim. Dia adalah pelatih pribadi terkenal di Amerika dan memiliki skandal dengan Anna Sue.” Kata Woo Shik, Direktur Choi pikir tak akan ada hubungan dengan caranya mendapatkan posisi di Gahong


“Jika Kim Young Ho ternyata adalah John Kim apa yang akan terjadi?” ucap Woo Shik, Direktur Choi mendekat tak percaya dengan ucapan anak buahnya.

“Bagaimana jika itu adalah faktanya?” tanya Woo Shik.

“Pemegang saham pasti akan marah karena dia telah merusak tradisi dan kehormatan Gahong. Im Star.... 

Apa kau serius?” kata Direktur Choi tak percaya

“Sebelum acara peringatan yang ke-61 Aku akan menyelidiki masalah ini diam-diam.” Ucap Woo Shik


Dirumah
Young Ho, Joon Sung dan Ji Woong berbaring dikursi terlihat tak bersemangat sambil menonton TV. Young Ho masih menanyakan berat badan Joon Sung sekarang, Joon Sung menjawab sebentar lagi  akan berhasil. Young Ho melihat jam tangannya masih jam 5 lalu mengeluh Rasanya sudah lama sekali.

“Kenapa aku merasa lemas sekali?” keluh Joon Sung seperti malas bangun dari sofa.

“Jika kau terlalu keras latihan, kau bisa sakit, Liburan sebentar.” Ucap Young Ho dengan nada lemas.

“Rasanya seperti kita sedang bermalas-malasan. Seperti Kang Joo Eun's day...” ungkap Joon Sung, Young Ho membenarkan.
“Kapan dia pulang? Aku bosan sekali.” Keluh Ji Woong tak bersemangat menonton TV.


Terdengar teriakan Joo Eun kalau ia baru pulang, Ji Woong dan Joon Sung langsung berdiri dengan penuh semangat. Joo Eun mengeluh dengan bawaan yang berat. Ji Woong mengaku sangat merindukan dan Joon Sung langsung membawa makanan yang dibawanya. Young Ho hanya bisa melirik dari tempat duduknya.

Joo Eun binggung melihat semuanya terlihat senang dengan kedatangannya, keduanya langsung pergi ke meja makan. Young Ho berdiri langsun membentangkan tanganya agar Joo Eun memeluknya. Joo Eun mendekat tapi berbisik agar membicarakan masalah mereka pada Ji Woong dan Joon Sung  nanti saja, karena masih malu dan harus merahasiakannya dari mereka.

“Ji Woong. Ma'am- mu ini ingin memberitahumu sesuatu.” Teriak Young Ho sengaja agar Joo Eun mau mengaku hubungan mereka.

“Apa itu? Katakan padaku.” Tanya Ji Woong didekat meja makan. Joo Eun melonggo binggung karena belum siap membicarkan hubungan mereka.

“Bagaimana dengan pemotretan Joon Sung kemarin?” tanya Joo Eun berhasil mengalihkan pertanyan.

“Ah! Jang Yi Jin sangat menyukai hyung! Dia bilang, "Makan malamlah denganku" atau "Cium aku." Lalu "Makan malamlah denganku!" atau "Kau ingin pacaran denganku?"” kata Ji Woong mengodanya.

Joon Sung yang mendengar langsung mengejarnya, Young Ho merasa pernah mendengarnya kalimat sebelumnya. Joo Eun berkomentar Joon Sung sangat beruntung bisa disukai wanita seperti itu lalu meminta agar  mereka menauh makanan itu di kulkas, Ji Woong mengerti sambil menghindari kejaran Joon Sung.

Setelah itu Joo Eun buru-buru pamit masuk ke dalam kamarnya, Young Ho menatapnya, Joo Eun dengan cepat membalikan badan tak ingin terlihat gugup. Young Ho terus menatap Joo Eun yang masuk kamar dengan wajah tersenyum. 

Joo Eun membaringkan tubuhnya dikasur lalu memeluk si boneka “brengsek” kesayangan sambil memejamkan matanya, lalu terbuka kembali mengingat kemarin malam diatas jembatan Young Ho membentangkan tangan menerima pelukan darinya.


Lalu keduanya berjalan dan ia bertanya keadaan Young Ho sekarang apakah baik-baik saja, Young Ho menceritakan kata dokter sekarang sudah sembuh. Dipagi hari Joo Eun terbangun melihat ada bungkus obat yang ditinggalkan Young Ho, dengan pesan dibaliknya “Ini obatmu, sang teliti Daegu Venus.”

Joo Eun tertidur dengan dengkuran yang keras, terdengar bunyi ketukan pintu dan suara Young Ho “Kang Joo Eun, sekarang waktunya PT.” Joo Eun binggung bertanya-tanya waktu apa tadi yang dikatakan Young Ho.


Young Ho langsung menyuruh Joo Eun masuk ruang latihan setelah berganti baju, Joo Eun berharap tak akan ada latihan di akhir pekan, lalu berpikir mereka itu sedang berkencan sekarang dengan Tuan Young Ho.

“Sekarang bukan waktunya untuk masalah pribadi Dan jangan lupa panggil aku Pelatih. Oke?” tegas Young Ho dengan tatapan serius.

“Yang benar saja. Apa kau ini punya kepribadian ganda, ya?” keluh Joo Eun.

“Kau harus tetap sehat dan aku ingin menikmati manisnya hidup selama mungkin.” Kata Young Ho.

“Aku memang tahu apa maksudmu, tapi... Aku menderita hipotiroidisme.” Kata Joo Eun sambil terbatuk-batuk memegang lehernya.

“Kita semua juga punya penyakit. Apa kita harus pasrah saja atau berusaha untuk melawannya.” Kata Young Ho memegang bahunya lalu mendorongnya untuk duduk.

Joo Eun mengaku sudah merasa baikan sekarang dan yang dikhawatirkan adlah bagian penyakit dibagian lehernya. Young Ho meminta Joo Eun tak perlu mengkhawatirkan hal itu karena pelatihnya ini yang mengurus semuanya. Joo eun mengerti tapi menurutnya beratnya sudah berkurang banyak.

“Tujuan kita adalah untuk memperkuat otot-ototmu, bukannya menurunkan berat badan. Dengan begitu, hipotiroidisme akan sembuh dan penyakit lainnya akan menghilang.” Jelas Young Ho.

“Tunggu.....Lalu, aku akan menjad wanita berotot?” tanya Joo Eun melotot panik membayangkan ototnya akan sebesar binaraga.

“Pasti sangat seksi dan cantik jika kau berotot nanti. Tapi, tidak mudah bagi wanita untuk mendapatkan otot sebesar itu.” Jelas Young Ho

Lalu meyuruh Joo Eun untuk duduk dengan mempertemukan dua telapak kakinya dan melurukan pinggungnya, sebagai pemanasan sederhana pada bagian pinggul. Young Ho menarik lutut Joo Eun agar bisa luru menyentuh tanah, tapi Joo Eun malah menjerit kesakitan buka menghembuskan nafas sesuai perintahnya.
“Kau harus memperbaikinya. Jika poisi pinggulmu jelek, keseimbanganmu juga akan jelek.” Jelas Young Ho menyudahi pemanasan.

Lalu ia kembali duduk didepan Joo Eun meminta untuk mengerakan tubuhnya kekiri dan kanan, sambil berpesan agar melakukan gerakan seperti itu jika punya waktu luang. Young Ho kembali mendorong bagian belakang Joo Eun agar bisa membungkuk, Joo Eun berteriak merasakan sakit, Young Ho meminta supaya Joo Eun tak menyerah begitu saja.


Joo Eun sudah duduk diruangan Soo Jin menceritakan memiliki pagi yang cerah hari ini. Soo Ji melipat kakinya, Joo Eun yang melihat memberitahu dengan menyilangkan kakinya bisa membuat Posisi pinggulnya akan jelek dan merusak peredaran darahnya, selain itu kakinya juga menjadi kram.

“Apa kau menjadi konsultan kesehatan sekarang, Pengacara Kang?” ejek Soo Jin, Joo Eun memilih untuk duduk tegak sambil menutup bagian perut yang masih berlemak.

“Kau mengenal Direktur Kim Young Ho dari Gahong, kan? Apa Kau masih ingat saat kita bertemu di hotel dulu? Saat Dia bilang, "Jangan mendekat", iyakan?” kata Soo Jin memperagakan gaya Young Ho saat itu.
“Oh, aku ingat. Saat kita bertemu dan kau bersama mantanku, 'kan?” balas Joo Eun mengejek

“Karena kita sudah menjalin kerja sama dengan Gahong, Jika kau memiliki hubungan dengan klien kita, sebagai atasanmu, aku seharusnya tahu apa hubungan kalian ini.” ucap Soo Jin penasaran

“Kedengarannya seperti kau ingin melanggar hak privasiku sekarang, Wakil Presdir.” Keluh Joo Eun

“Privasi? Jika dia adalah direktur Gahong secara tekhnik, dia akan masuk dalam daftar pewaris Gahong. Dan kau memikiki sesuatu yang privasi dengan pria itu? Ini menarik juga. Apa ini semacam pikiran gila saja Atau caramu ingin balas dendam dalam imajinasimu itu?” ejek Soo Jin tak percaya

Joo Eun melirik sinis, menurutnya apakah ia tak punya pekerjaan lain dengan melakukan balas dendam, dalam harapan supaya Wakil Presdirnya itu bisa hidup dengan tenang dan ia juga mau menikmati hidup selama mungkin. Soo Jin bertanya apakah Joo Eun mendapatkan surat persetujuannya. Joo Eun pikir kenapa harus ia yang melakukan

“Ini adalah tugasmu. Kau bias memberinya minuman herbal juga.” Tegas Joo Eun

“Dia tak akan mau dan Aku tak tahu apa yang telah kau katakan pada ibu itu.” Kata Soo Jin membahas tentang ibu korban

“Aku hanya memberinya sedikit nasehat dan sedikit banyak menguasai hukum. Jadi, aku hanya menggunakan ilmuku saja. Apa kau sudah selesai?” ucap Joo Eun lalu meninggalkan ruangan sambil mengucapkan selamat pagi dengan wajah tersenyum. Soo Jin memilih makan permen caramel untuk meredakan amarahnya.


Young Ho memakai jasnya, Kepala Min kembali menelp memberitahu kalau sudah siap, Young Ho dengan wajah sedikit kesal mengatakan akan segera datang. Sesampai di gedung Gahong, Young Ho masuk dengan Ketua Min dengan tatapan dingin.

Didalam ruangan, terlihat ayahnya dengan Direktur lain dan juga Direktur Choi serta Woo Shik sudah menunggu. Terlihat Direktur Choi yang jenuh harus menunggu Direktur baru yang bisa mengeser kedudukanya. Terdengar bunyi suara pintu diketuk.

Ketua Min masuk lebih dulu memberikan hormat, lalu Young Ho melirik ayahnya yang terlihat sangat dingin lalu memperkenalkan diri  sebagai Direktur baru dari Gahong. Direktur Choi dan Woo Shik saling bertatapan seperti tak percaya Young Ho yang akan mengantikan CEO di perusahan Gahong.


Didepan ruangan, Direktur Choi mulai bergosip Dibandingkan dengan foto John Kim, menurutnya Young Ho terlihat sangat berbeda. Lalu Young Ho keluar dari ruangan dengan Ketua Kim, Direktur Choi langsung mengubar senyuman sebagai paman dari keponakanya.

“Keponakanku sudah besar rupanya.” Komentar Direktur Choi, Young Ho membalas dengan menyapa paman dari ibu tirinya.

“Apa hanya aku yang pernah melihatnya saat kecil dulu?” kata Direktur Choi bangga seperti tahu kalau Young Ho sebelumnya hanya duduk dikursi roda, lalu memohon kerja samanya.

“Aku adalah General Manager, Im Woo Shik..” Kata Woo Shik, Young Ho Mohon meminta kerjasama sambil berjabat tangan. Woo Shik juga meminta hal yang sama

“Baiklah kalau begitu, sampai ketemu di upacara nanti.” Kata Young Ho lalu meninggalkan semuanya. Direktur Choi seperti ingin menendangnya dengan wajah dongkol.


Joo Eun menerima telp dari atas mejanya, dikagetka kalau Joon Sung yang menelp ke kantor bukan ke ponselnya, meminta untuk bertemu. Joo Eun mengatakan kalau pekerjaanya sebentar lagi selesai.

Keduanya bertemu dicafe, Joon Sung terlihat gugup meminum air putihnya dengan cepat. Joo Eun melihat Joon Sung yang gugup, menyarankan mereka untuk minum bir saja. Joon Sung menolak karena  Sebentar lagi pertandingannya akan dimulai.

“Oh, iya. Maafkan aku....Hanya saja, dalam keadaan mabuk. Kita bisa mengatakan sesuatu dengan mudah.” Jelas Joo Eun

“Bukan begitu, hanya saja aku bingung.” Ungkap Joon Sung.

“Kau ingin aku membantumu menemukan ibumu?” tanya Joo Eun yang sudah mengenal Joon Sung sebagai anak yatim

“Aku telah menemukannya, tapi... Dia tak ingin melihatku. Dan tak ada yang bias kulakukan agar bisa menemuinya. Tapi, dia sepertinya sedang menderita. Aku ingin tahu, apa ada cara agar aku bisa mebantunya. Kau adalah satu-satunya yang bisa kupercaya di Korea.” Cerita Joon Sung.

Joo Eun pikir kenapa bukan Young Ho yang membantunhya, Joon Sung tak ingin Young Ho tahu, karena pasti akan lebih kecewa, lalu memberikan berkas dalam amplop. Joo Eun memastikan akan berusaha membantunya. Joon Sung meminta maaf karena menganggunya, lalu bertanya berapa yang harus dibayar. Joo Eun  mengeluh dengan pertanyaan itu.

“Kau tak usah memikirkannya, karena Kau bahkan telah sangat membantuku selama ini. Terima kasih telah memberikanku kesempatan untuk membalas budimu.” Kata Joo Eun.

“Kasus ini bukan spesialis dalam bidangmu, ya?” tanya Joon Sung.

“Sayangnya, iya. Dan Pasti akan membantu jika aku spesialis dibidang ini, ya?” kata Joo Eun
“Terima kasih. Aku akan mengantarmu pulang dan berangkat ke gym.” Ucap Joon Sung.


Didalam mobil
Joon Sung menyuruh Joo Eun untuk tak perlu menutupi badannya lagi. Joo Eun tersenyum merasa akan  mengingat selamanya kebiasaan ini, lalu memberitahu  akan pindah minggu depan, karena telah menemukan rumah baru. Joon Sung mengaku rasanya sangat sedih.

Ji Woong menanyakan dimana akan tinggal, Joo Eun pikir masih bisa tahu diri, jadi tak mungkin tinggal di rumah mereka selamanya, lalu menutup kembali wajahnya. Ji Woong tiba-tiba berteriak melihat salju yang turun. Joo Eun meliha ke jendela kalau ini adalah salju pertama tuurn. Ji Woong bertanya apakah berat badan Joo Eun sudah turun 5kg. Karena ia sangat ingin pergi berkemah.

“Astaga. Sepertinya aku tidak berhasil.” Kata Joo Eun sedih, Ji Woong memberi semangata agar merek mengecek lebih dulu.

“Aku sudah bisa menduganya dan pasti gagal. Tapi Di mana Young Ho?” tanya Joo Eun, Joon Sung tak tahu
“Em, asalkan Young Ho tidak melihat salju ini...” ucap Joo Eun, Ji Woong setuju mereka harus berpura-pura tak melihat salju pertama turun. Joon Sung hanya bisa tertawa melihat keduanya berpura-pura tak melihat salju yang turun.


Sesampai dirumah, Joo Eun memanggil Young Ho tapi tak ada sahutan, berpikir pelatihnya itu sedang tidur atau mungkin belum pulang. Akhirnya ia pergi ke kamar melihat salju yang turun dari jendela.

“Ya, lupakan soal berkemah itu, tapi Aku harus melihat salju pertama ini dengannya.” Kata Joo Eun penuh semangat, lalu kembali memanggil Young Ho.

“Apa tidak masalah aku masuk begitu saja seperti ini?” ucap Joo Eun berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Sambil menutup wajahnya dan memberikan sela pada jari agar melihatnya memanggil Young Ho yang mungkin sudah tidur dan memberitahu  Saljunya sudah turun. Kamar Young Ho kosong, Joo Eun melihat tempat tidurnya bagus sekali lalu melihat kearah jendela dengan salju yang turun dan bertanya-tanya dimana keberadaan pelatihnya itu.


Ia mengeluarkan ponsel merasakan ada suara ponsel yang terdengar, lalu berjalan melihat ada jas dan juga dasi yang berceceran dilantai. Dibalik dinding dress room terlihat celah dan terdengar bunyi ponsel dari ruangan dibalik itu.

Joo Eun memberanikan diri mengeser pintu dan membiarkan ponselnya terus menelp Young Ho dan suara semakin nyaring. Young Ho duduk dengan lemas dengan celana yang robek seperti habis di gunting. Joo Eun hanya bisa menutup mulutnya dengan wajah kaget.

Tangan Young Ho bergetar dan nafasnya terengah-engah, dengan keringat yang membanjiri bagian dahi. Joo Eun memanggil Young Ho, tapi Young Ho meminta tak mendekat, Joo Eun mendekatinya hanya satu langkah. Young Ho semakin menjerit agar Joo Eun tak mendekat

bersambung ke episode 9