Sinopsis Drama Korea Temptation of an Angel Episode 7 Part 2
"Ada yang ingin kutanyakan. Kenapa kau berbohong? Kau bilang kau ada di toko tapi kenyataannya kau ada di rumah sakit Joo Seung Oppa. Apa yang kau sembunyikan dariku?" tanya Hyun Ji sambil menatap tajam Ah Ran.
Ah Ran pun terkejut, Hyun Ji...
"Katakan! Waktu aku mendengar kalau Joo Seung Oppa sudah memiliki kekasih, rasanya aku mau gila. Aku tahu itu tidak mungkin. Tapi melihatmu pergi berdua dengan Joo Seung Oppa membuatku tidak tahan. Apa kalian berdua....?"
"Hyun Ji, bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu? Kau benar2 berlebihan! Kakakmu baru saja meninggal!" ucap Ah Ran marah.
"Kalau begitu jelaskan padaku!" pinta Hyun Ji.
"Sebenarnya ibumu ingin menemui Dokter Nam. Dia menyuruhku menjauhkanmu dari Dokter Nam." jawab Ah Ran emosi.
Hyun Ji pun kaget, apa? Kenapa ibu melakukan itu!
Hyun Ji lantas ingin menanyakan hal itu pada ibunya. Namun Ah Ran melarang. Ah Ran berkata itulah alasan dia berbohong pada Hyun Ji. Karena Nyonya Jo tak ingin Hyun Ji tahu. Ah Ran lantas meminta Hyun Ji untuk memahami perasaan Nyonya Jo. Hyun Ji pun hanya bisa menghela napas mendengar kata2 Ah Ran.
Ah Ran diam2 pergi ke halaman rumah dan menelpon Joo Seung. Wajahnya terlihat panik. Ah Ran memberitahu Joo Seung tentang CD nya itu. Ia yakin Hyun Woo lah yang mengirimkan CD nya ke rumah.
"Apa yang harus kita lakukan? Kita akan tamat jika Shin Hyun Woo benar2 masih hidup!" ucap Ah Ran panik.
"Jangan takut dan tenangkan dirimu. Jika Hyun Woo masih hidup, kita harus segera menemukannya. Jika dia tidak ada di rumah, berarti hanya ada satu tempat baginya untuk bersembunyi." jawab Joo Seung.
"Dimana? Apa di rumah Suster Yoon?" tanya Ah Ran kaget.
"Pikirkan baik2. Setelah kebocoran gas terjadi, Suster Yoon menerima telepon dan langsung pergi." jawab Joo Seung.
"Apa! Kenapa kau baru mengatakan hal itu sekarang! Dimana rumah Suster Yoon? Kita harus menangkapnya sekarang!" ucap Ah Ran.
"Jangan! Kita lakukan besok saat Suster Yoon tidak ada di rumahnya." jawab Joo Seung.
"Bagaimana bisa kau menyuruhku menunggu! Jika Hyun Woo benar2 ada di sana, apa yang harus kita lakukan?" ucap Ah Ran panik.
Keesokan harinya... Jae Hee berangkat dengan terburu2. Tanpa ia sadari, Ah Ran dan Joo Seung mengawasinya dari depan rumahnya. Begitu Jae Hee pergi, Ah Ran dan Joo Seung langsung turun dari mobil mereka dan bergegas masuk ke kontrakan Jae Hee. Ah Ran meminta kunci cadangan kamar Jae Hee ke si pemilik sewa. Pada si pemilik sewa Ah Ran mengaku sebagai kakak Jae Hee.
Ah Ran dan Joo Seung menerobos masuk ke kamar Jae Hee. Mereka mencari jejak Hyun Woo diantara barang2 Jae Hee. Namun mereka tak menemukan apapun.
"Semua barang semuanya milik Suster Yoon. Jika Hyun Woo tinggal disini, seharusnya ada barang2 seorang pria." ucap Ah Ran.
Joo Seung lalu terkejut saat melihat sebuah boneka kayu di atas meja rias Jae Hee. Ah Ran juga terkejut. Ia yakin Hyun Woo yang membuat boneka itu. Joo Seung pun berkata tidak mungkin Hyun Woo membuat boneka itu di villa.
"Boneka ini tidak bisa dijadikan bukti kalau Hyun Woo masih hidup." ucap Joo Seung.
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Dimana kita dapat menemukan Hyun Woo?" tanya Ah Ran.
"Kita harus membuat jebakan. Kita jebak Suster Yoon." jawab Joo Seung.
Jae Hee sedang di rumah sakit ketika dirinya menerima sebuah pesan atas nama Hyun Woo. Dalam pesan itu, Hyun Woo menyuruhnya segera datang. Jae Hee pun langsung cemas dan menelpon Hyun Woo. Kecemasan Jae Hee semakin bertambah karena Hyun Woo tidak bisa dihubungi.
Jae Hee pun langsung meninggalkan rumah sakit. Tanpa ia sadari, Joo Seung dan Ah Ran mengikuti dirinya. Dalam perjalanan, Jae Hee terus mencoba menghubungi Hyun Woo. Namun Hyun Woo tidak menjawab telepon Jae Hee. Jae Hee pun semakin cemas. Ia takut sesuatu terjadi pada Hyun Woo.
Hyun Woo sendiri sedang mandi. Ia tak menyadari ponselnya yang terus2an berbunyi sedari tadi.
Sementara itu, taksi yang ditumpangi Jae Hee melaju dengan kencang. Di belakang, Ah Ran dan Joo Seung pun masih mengikuti Jae Hee.
Hyun Woo akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia pun langsung menelpon Jae Hee setelah melihat beberapa panggilan dari Jae Hee di layar ponselnya.
"Ahjussi, apa yang terjadi? Kau baik2 saja?" tanya Jae Hee panik begitu Hyun Woo menghubunginya.
"Apa yang kau bicarakan? Tidak ada yang terjadi." jawab Hyun Woo.
"Kau mengirimiku pesan teks. Kau menyuruhku segera datang. Bagaimana aku tidak cemas?" ucap Jae Hee.
"Aku tidak mengirim pesan apapun padamu? Apa itu benar2 dari nomorku?"
"Nomornya tidak di kenal tapi ada tulisan namamu."
"Aku tidak punya alasan menulis atas nama Shin Hyun Woo. Namaku Ahn Jae Sung sekarang. Ada sesuatu yang tidak beres disini. Putar balik mobilmu dan jangan datang kesini."
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Jae Hee.
Jae Hee pun melihat sedikit ke belakang. Barulah ia menyadari ada orang yang mengikutinya. Ia pun menyuruh sang supir memutar balik taksinya. Joo Seung dan Ah Ran terus mengikuti Jae Hee. Keduanya pun terkejut melihat Jae Hee datang ke rumah Hyun Woo.
"Masuklah ke dalam. Feelingku tidak enak. Jika dia mengatakan sesuatu yang aneh, kau harus menghentikannya." ucap Joo Seung.
Di dalam, Jae Hee disambut dengan baik oleh keluarga Hyun Woo. Nyonya Jo berkata terus memikirkan Jae Hee akhir2 ini. Jae Hee pun bertanya apa Joo Seung tidak memberitahu mereka kalau dirinya bekerja di rumah sakit Joo Seung.
"Benarkah? Tapi kenapa anak itu tidak mengatakan apapun?" tanya Presdir Shin heran.
"Kau tahu pada hari kau berhenti bekerja, terjadi kebakaran di villa." ucap Hyun Ji.
"Dokter Nam sudah mengatakannya padaku. Kalian pasti sangat sedih." jawab Jae Hee.
Pembicaraan mereka pun terhenti sejenak karena kedatangan Ah Ran. Ah Ran masuk ke rumah dengan terburu2. Ah Ran bertanya ada urusan apa Jae Hee datang ke rumah mereka.
"Ada pesan aneh yang masuk ke ponselku. Aku bertanya2 apa mungkin Shin Hyun Woo masih hidup?" jawab Jae Hee.
"Apa maksudmu?" tanya Ah Ran.
"Seseorang yang mengaku sebagai Shin Hyun Woo mengirimkan pesan ini padaku."
Jae Hee pun menunjukkan isi pesan yang diterimanya.
Presdir Shin pun marah, siapa yang mengirimkannya! Bahkan jika Hyun Woo masih hidup, kenapa dia harus menghubungimu? Seharusnya dia menghubungi keluarganya!
"Nomornya tidak diketahui. Haruskah kita menyelidikinya?" tanya Hyun Ji.
"Itu tidak perlu. Aku yakin itu hanya pekerjaan orang iseng." jawab Ah Ran.
"Aku juga yakin seperti itu. Dia bisa saja terbangun. Aku tidak tahu bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi." ucap Jae Hee sambil melirik Ah Ran.
"Dia bisa saja terbangun? Apa maksudmu?" tanya Nyonya Jo.
"Dia terlihat berbeda setiap kali aku menunjukkan foto keluarganya. Dia menangis setiap kali aku membicarakan keluarganya." jawab Jae Hee.
Ah Ran rasanya mau meledak mendengar kata2 Jae Hee.
"Jika bukan karena kebocoran gas, Hyun Woo kami pasti masih hidup." ucap Presdir Shin.
Ah Ran yang sudah tidak tahan lagi pun menyuruh Jae Hee pergi.
"Kau tidak bisa melihat bagaimana terlukanya perasaan keluargaku!" ucap Ah Ran kesal.
"Baiklah. Sepertinya aku telah membuat kesalahan. Tapi aku memiliki beberapa fotonya. Aku sengaja mengambilnya karena ini pekerjaan pertamaku bekerja sebagai perawat pribadi. Jadi aku menyimpan foto ini di buku harianku." jawab Jae Hee.
Jae Hee pun menunjukkan foto2 Hyun Woo ke Presdir Shin.
"Lihatlah baik2 foto itu. Dan kau akan tahu kalau paman sudah sadar dan baik2 saja." batin Jae Hee.
Tapi Presdir Shin malah marah2 melihat foto itu.
"Apa gunanya foto2 ini sekarang!" bentaknya.
Jae Hee pun minta diri. Namun sebelum pergi, ia meninggalkan kartu namanya untuk mereka. Ah Ran mengantarkan Jae Hee keluar.
"Suster Yoon, aku harap kau tidak pernah datang lagi ke rumah kami." ucap Ah Ran.
"Memangnya kenapa? Aku tidak mengerti kenapa kau begitu terganggu." jawab Jae Hee.
"Apa yang kau sembunyikan dibalik wajah polosmu?" batin Ah Ran sambil menatap tajam Jae Hee.
"Kau jangan khawatir. Aku akan berpura2 tidak terjadi apa2. Aku tidak tahu siapa yang mengirimkan pesan itu tapi menggunakan nama orang yang sudah mati...."
"Kau tidak perlu cemas berlebihan seperti itu." ucap Ah Ran memotong kata2 Jae Hee.
Jae Hee lalu melirik jam nya dan bergegas pergi.
Sekarang Ah Ran berada di apartemen Joo Seung. Hari sudah malam. Ah Ran marah2 karena Jae Hee sudah menipunya. Joo Seung pun bertanya2, dimana Hyun Woo sekarang? Dia masih hidup atau sudah mati.
"Haruskah kita mendatangi panti asuhan yang didanai Hyun Woo? Memberikan mereka sebuah gedung yang besar, aku yakin hubungan mereka cukup dekat." ucap Ah Ran.
"Tadi aku sudah ke sana dan aku tidak menemukan apapun." jawab Joo Seung.
Ah Ran pun emosi, lalu apa yang sedang terjadi sekarang! Apa dia mempersiapkan manekin dan rambut palsu tapi gagal menyelamatkan diri?
"Ini membuatku gila! Aku merasa seperti sedang berhadapan dengan seorang pembunuh yang tidak terlihat." ucap Ah Ran.
Hyun Woo dan Jae Hee bertemu di suatu tempat. Jae Hee berkata dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih saat menerima SMS itu. Ia sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada Hyun Woo. Hyun Woo pun yakin kalau mereka sudah mulai curiga dirinya masih hidup.
"Aku tidak tahu berapa lama kita bisa menyembunyikan hal ini dari mereka. Aku berencana menunjukkan bukti kalau aku benar2 sudah tiada." ucap Hyun Woo.
"Bagaimana caranya?" tanya Jae Hee.
"Saat aku menjalani operasi plastik, dokter mencabut beberapa gigiku. Kita bisa menggunakan hal itu." jawab Hyun Woo.
"Rencana yang bagus. Jika kita tidak bisa meyakinkan mereka, mereka akan menangkap kita. Jika mereka tahu siapa dirimu maka semuanya akan selesai." ucap Jae Hee.
Wajah Jae Hee seketika berubah sedih....
"Ahjussi, kau sudah bekerja sangat keras. Kau bahkan menjalani operasi yang beresiko itu." ucap Jae Hee.
"Jangan cemas, aku akan berhati2." jawab Hyun Woo.
"Lalu apa rencanamu berjalan lancar?" tanya Jae Hee.
"Untuk meyakinkan Joo Ah Ran, aku harus memiliki resort atas namaku. Tapi uangku tidak cukup." jawab Hyun Woo.
"Aku tidak bisa membantumu soal itu." ucap Jae Hee menyesal.
Jae Hee lalu teringat sesuatu. Ia pun berkata memiliki hadiah untuk Hyun Woo. Ia lantas mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya. Ia mengaku mengambil foto itu diam2 saat berada di di rumah Hyun Woo. Tangis Hyun Woo pun langsung keluar begitu melihat foto keluarganya.
"Tunggulah sebentar lagi. Aku yakin hari itu akan datang. Hari dimana kau kembali ke rumahmu dengan wajah tersenyum." ucap Jae Hee.
Tangis Hyun Woo pun keluar semakin deras. Jae Hee lantas memeluk Hyun Woo dengan erat.
Keesokan harinya.. Hyun Woo pergi ke villanya yang sudah habis terbakar. Ia melemparkan giginya ke dalam villa itu. Bersamaan dengan itu, Nyonya Jo berjalan di sekitar villa. Tangis Nyonya Jo tiba2 pecah. Hyun Woo yang hendak meninggalkan villa pun tertegun melihat sang ibu. Hatinya remuk melihat sang ibu seperti itu.
Hyun Woo lantas menghela napas, berusaha mengendalikan dirinya. Ia lalu berjalan keluar villa. Namun langkahnya terhenti saat dia tiba disamping ibunya.
"Kau baik2 saja? Kau butuh bantuan?" tanya Hyun Woo.
"Tidak perlu. Aku baik2 saja." jawab Nyonya Jo.
"Sepertinya kau baru saja mengalami sesuatu yang besar. Kumohon kuatkan dirimu." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo lalu memberikan saputangannya pada Nyonya Jo.
Nyonya Jo pun bercerita kalau putranya meninggal di sana. Seluruh tubuhnya terbakar.
Tangis Hyun Woo seketika keluar. Hyun Woo pun memalingkan mukanya agar tangisnya tak terlihat oleh sang ibu.
"Aku memang tidak tahu bagaimana ceritanya tapi anakmu pasti mencemaskanmu. Dia takut kalau ibunya akan masuk ke dalam kobaran api. Jika kau benar2 mencintai anakmu, kau harus tetap sehat. Jika kau berpikir dia hidup di tempat lain, perasaanku akan jauh lebih baik." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo pun beranjak pergi.
(So sad.....)
Sementara itu Ah Ran sedang menunggu seseorang di sebuah kafe. Tiba2 sebuah pesan aneh masuk ke ponsel Ah Ran.
[Meskipun kau sudah menyia2kan cintaku, aku akan tetap mencintaimu bahkan ketika kau berada di neraka sekali pun]
Ah Ran pun mendengus kesal. Pesan itu sepertinya dari Jung Sang Mo. Tak lama kemudian, orang yang ditunggu2 Ah Ran pun datang. Dia Ahn Jae Sung! Ah Ran berkata dia tidak mau bekerja sama jika resort itu bukan atas nama Jae Sung.
"Kau benar2 pebisnis sejati. Aku jadi merasa frustasi." ucap Jae Sung.
Jae Sung lalu mengajak Ah Ran pergi ke suatu tempat.
Sementara itu Jung Sang Mo berdiri di pinggir jalan yang cukup ramai dilintasi oleh kendaraan. Beberapa detik kemudian, Jung Sang Mo pun berjalan ke tengah kendaraan yang melintas.
Hyun Woo ternyata mengajak Ah Ran balapan kuda. Ah Ran pun menerima ajakan Hyun Woo. Awalnya Hyun Woo yang mengungguli Ah Ran. Namun tak lama, Ah Ran berhasil menyusul Hyun Woo. Ah Ran sangat senang karena bisa mengalahkan Hyun Woo. Namun tiba2 kuda yang dinaiki Ah Ran pun berhenti berlari lantaran ada seekor kelinci di depan mereka. Kuda Ah Ran seketika mengamuk.
Mengetahui Ah Ran akan jatuh, Hyun Woo langsung turun dari kudanya dan berlari ke arah Ah Ran. Ah Ran terlempar dari kudanya. Hyun Woo pun langsung menangkap tubuh Ah Ran. Ah Ran langsung pingsan seketika.
Hyun Woo membawa Ah Ran kembali. Ia memeluk Ah Ran yang pingsan dan mengendarai kudanya pelan2. Wajah Hyun Woo pun terlihat penuh dendam.
"Joo Ah Ran, ini baru permulaan. Aku akan membuat dirimu tergila2 padaku." batin Hyun Woo.
Lanjut episode 8
"Ada yang ingin kutanyakan. Kenapa kau berbohong? Kau bilang kau ada di toko tapi kenyataannya kau ada di rumah sakit Joo Seung Oppa. Apa yang kau sembunyikan dariku?" tanya Hyun Ji sambil menatap tajam Ah Ran.
Ah Ran pun terkejut, Hyun Ji...
"Katakan! Waktu aku mendengar kalau Joo Seung Oppa sudah memiliki kekasih, rasanya aku mau gila. Aku tahu itu tidak mungkin. Tapi melihatmu pergi berdua dengan Joo Seung Oppa membuatku tidak tahan. Apa kalian berdua....?"
"Hyun Ji, bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu? Kau benar2 berlebihan! Kakakmu baru saja meninggal!" ucap Ah Ran marah.
"Kalau begitu jelaskan padaku!" pinta Hyun Ji.
"Sebenarnya ibumu ingin menemui Dokter Nam. Dia menyuruhku menjauhkanmu dari Dokter Nam." jawab Ah Ran emosi.
Hyun Ji pun kaget, apa? Kenapa ibu melakukan itu!
Hyun Ji lantas ingin menanyakan hal itu pada ibunya. Namun Ah Ran melarang. Ah Ran berkata itulah alasan dia berbohong pada Hyun Ji. Karena Nyonya Jo tak ingin Hyun Ji tahu. Ah Ran lantas meminta Hyun Ji untuk memahami perasaan Nyonya Jo. Hyun Ji pun hanya bisa menghela napas mendengar kata2 Ah Ran.
Ah Ran diam2 pergi ke halaman rumah dan menelpon Joo Seung. Wajahnya terlihat panik. Ah Ran memberitahu Joo Seung tentang CD nya itu. Ia yakin Hyun Woo lah yang mengirimkan CD nya ke rumah.
"Apa yang harus kita lakukan? Kita akan tamat jika Shin Hyun Woo benar2 masih hidup!" ucap Ah Ran panik.
"Jangan takut dan tenangkan dirimu. Jika Hyun Woo masih hidup, kita harus segera menemukannya. Jika dia tidak ada di rumah, berarti hanya ada satu tempat baginya untuk bersembunyi." jawab Joo Seung.
"Dimana? Apa di rumah Suster Yoon?" tanya Ah Ran kaget.
"Pikirkan baik2. Setelah kebocoran gas terjadi, Suster Yoon menerima telepon dan langsung pergi." jawab Joo Seung.
"Apa! Kenapa kau baru mengatakan hal itu sekarang! Dimana rumah Suster Yoon? Kita harus menangkapnya sekarang!" ucap Ah Ran.
"Jangan! Kita lakukan besok saat Suster Yoon tidak ada di rumahnya." jawab Joo Seung.
"Bagaimana bisa kau menyuruhku menunggu! Jika Hyun Woo benar2 ada di sana, apa yang harus kita lakukan?" ucap Ah Ran panik.
Keesokan harinya... Jae Hee berangkat dengan terburu2. Tanpa ia sadari, Ah Ran dan Joo Seung mengawasinya dari depan rumahnya. Begitu Jae Hee pergi, Ah Ran dan Joo Seung langsung turun dari mobil mereka dan bergegas masuk ke kontrakan Jae Hee. Ah Ran meminta kunci cadangan kamar Jae Hee ke si pemilik sewa. Pada si pemilik sewa Ah Ran mengaku sebagai kakak Jae Hee.
Ah Ran dan Joo Seung menerobos masuk ke kamar Jae Hee. Mereka mencari jejak Hyun Woo diantara barang2 Jae Hee. Namun mereka tak menemukan apapun.
"Semua barang semuanya milik Suster Yoon. Jika Hyun Woo tinggal disini, seharusnya ada barang2 seorang pria." ucap Ah Ran.
Joo Seung lalu terkejut saat melihat sebuah boneka kayu di atas meja rias Jae Hee. Ah Ran juga terkejut. Ia yakin Hyun Woo yang membuat boneka itu. Joo Seung pun berkata tidak mungkin Hyun Woo membuat boneka itu di villa.
"Boneka ini tidak bisa dijadikan bukti kalau Hyun Woo masih hidup." ucap Joo Seung.
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Dimana kita dapat menemukan Hyun Woo?" tanya Ah Ran.
"Kita harus membuat jebakan. Kita jebak Suster Yoon." jawab Joo Seung.
Jae Hee sedang di rumah sakit ketika dirinya menerima sebuah pesan atas nama Hyun Woo. Dalam pesan itu, Hyun Woo menyuruhnya segera datang. Jae Hee pun langsung cemas dan menelpon Hyun Woo. Kecemasan Jae Hee semakin bertambah karena Hyun Woo tidak bisa dihubungi.
Jae Hee pun langsung meninggalkan rumah sakit. Tanpa ia sadari, Joo Seung dan Ah Ran mengikuti dirinya. Dalam perjalanan, Jae Hee terus mencoba menghubungi Hyun Woo. Namun Hyun Woo tidak menjawab telepon Jae Hee. Jae Hee pun semakin cemas. Ia takut sesuatu terjadi pada Hyun Woo.
Hyun Woo sendiri sedang mandi. Ia tak menyadari ponselnya yang terus2an berbunyi sedari tadi.
Sementara itu, taksi yang ditumpangi Jae Hee melaju dengan kencang. Di belakang, Ah Ran dan Joo Seung pun masih mengikuti Jae Hee.
Hyun Woo akhirnya keluar dari kamar mandi. Ia pun langsung menelpon Jae Hee setelah melihat beberapa panggilan dari Jae Hee di layar ponselnya.
"Ahjussi, apa yang terjadi? Kau baik2 saja?" tanya Jae Hee panik begitu Hyun Woo menghubunginya.
"Apa yang kau bicarakan? Tidak ada yang terjadi." jawab Hyun Woo.
"Kau mengirimiku pesan teks. Kau menyuruhku segera datang. Bagaimana aku tidak cemas?" ucap Jae Hee.
"Aku tidak mengirim pesan apapun padamu? Apa itu benar2 dari nomorku?"
"Nomornya tidak di kenal tapi ada tulisan namamu."
"Aku tidak punya alasan menulis atas nama Shin Hyun Woo. Namaku Ahn Jae Sung sekarang. Ada sesuatu yang tidak beres disini. Putar balik mobilmu dan jangan datang kesini."
"Apa yang harus kulakukan?" tanya Jae Hee.
Jae Hee pun melihat sedikit ke belakang. Barulah ia menyadari ada orang yang mengikutinya. Ia pun menyuruh sang supir memutar balik taksinya. Joo Seung dan Ah Ran terus mengikuti Jae Hee. Keduanya pun terkejut melihat Jae Hee datang ke rumah Hyun Woo.
"Masuklah ke dalam. Feelingku tidak enak. Jika dia mengatakan sesuatu yang aneh, kau harus menghentikannya." ucap Joo Seung.
Di dalam, Jae Hee disambut dengan baik oleh keluarga Hyun Woo. Nyonya Jo berkata terus memikirkan Jae Hee akhir2 ini. Jae Hee pun bertanya apa Joo Seung tidak memberitahu mereka kalau dirinya bekerja di rumah sakit Joo Seung.
"Benarkah? Tapi kenapa anak itu tidak mengatakan apapun?" tanya Presdir Shin heran.
"Kau tahu pada hari kau berhenti bekerja, terjadi kebakaran di villa." ucap Hyun Ji.
"Dokter Nam sudah mengatakannya padaku. Kalian pasti sangat sedih." jawab Jae Hee.
Pembicaraan mereka pun terhenti sejenak karena kedatangan Ah Ran. Ah Ran masuk ke rumah dengan terburu2. Ah Ran bertanya ada urusan apa Jae Hee datang ke rumah mereka.
"Ada pesan aneh yang masuk ke ponselku. Aku bertanya2 apa mungkin Shin Hyun Woo masih hidup?" jawab Jae Hee.
"Apa maksudmu?" tanya Ah Ran.
"Seseorang yang mengaku sebagai Shin Hyun Woo mengirimkan pesan ini padaku."
Jae Hee pun menunjukkan isi pesan yang diterimanya.
Presdir Shin pun marah, siapa yang mengirimkannya! Bahkan jika Hyun Woo masih hidup, kenapa dia harus menghubungimu? Seharusnya dia menghubungi keluarganya!
"Nomornya tidak diketahui. Haruskah kita menyelidikinya?" tanya Hyun Ji.
"Itu tidak perlu. Aku yakin itu hanya pekerjaan orang iseng." jawab Ah Ran.
"Aku juga yakin seperti itu. Dia bisa saja terbangun. Aku tidak tahu bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi." ucap Jae Hee sambil melirik Ah Ran.
"Dia bisa saja terbangun? Apa maksudmu?" tanya Nyonya Jo.
"Dia terlihat berbeda setiap kali aku menunjukkan foto keluarganya. Dia menangis setiap kali aku membicarakan keluarganya." jawab Jae Hee.
Ah Ran rasanya mau meledak mendengar kata2 Jae Hee.
"Jika bukan karena kebocoran gas, Hyun Woo kami pasti masih hidup." ucap Presdir Shin.
Ah Ran yang sudah tidak tahan lagi pun menyuruh Jae Hee pergi.
"Kau tidak bisa melihat bagaimana terlukanya perasaan keluargaku!" ucap Ah Ran kesal.
"Baiklah. Sepertinya aku telah membuat kesalahan. Tapi aku memiliki beberapa fotonya. Aku sengaja mengambilnya karena ini pekerjaan pertamaku bekerja sebagai perawat pribadi. Jadi aku menyimpan foto ini di buku harianku." jawab Jae Hee.
Jae Hee pun menunjukkan foto2 Hyun Woo ke Presdir Shin.
"Lihatlah baik2 foto itu. Dan kau akan tahu kalau paman sudah sadar dan baik2 saja." batin Jae Hee.
Tapi Presdir Shin malah marah2 melihat foto itu.
"Apa gunanya foto2 ini sekarang!" bentaknya.
Jae Hee pun minta diri. Namun sebelum pergi, ia meninggalkan kartu namanya untuk mereka. Ah Ran mengantarkan Jae Hee keluar.
"Suster Yoon, aku harap kau tidak pernah datang lagi ke rumah kami." ucap Ah Ran.
"Memangnya kenapa? Aku tidak mengerti kenapa kau begitu terganggu." jawab Jae Hee.
"Apa yang kau sembunyikan dibalik wajah polosmu?" batin Ah Ran sambil menatap tajam Jae Hee.
"Kau jangan khawatir. Aku akan berpura2 tidak terjadi apa2. Aku tidak tahu siapa yang mengirimkan pesan itu tapi menggunakan nama orang yang sudah mati...."
"Kau tidak perlu cemas berlebihan seperti itu." ucap Ah Ran memotong kata2 Jae Hee.
Jae Hee lalu melirik jam nya dan bergegas pergi.
Sekarang Ah Ran berada di apartemen Joo Seung. Hari sudah malam. Ah Ran marah2 karena Jae Hee sudah menipunya. Joo Seung pun bertanya2, dimana Hyun Woo sekarang? Dia masih hidup atau sudah mati.
"Haruskah kita mendatangi panti asuhan yang didanai Hyun Woo? Memberikan mereka sebuah gedung yang besar, aku yakin hubungan mereka cukup dekat." ucap Ah Ran.
"Tadi aku sudah ke sana dan aku tidak menemukan apapun." jawab Joo Seung.
Ah Ran pun emosi, lalu apa yang sedang terjadi sekarang! Apa dia mempersiapkan manekin dan rambut palsu tapi gagal menyelamatkan diri?
"Ini membuatku gila! Aku merasa seperti sedang berhadapan dengan seorang pembunuh yang tidak terlihat." ucap Ah Ran.
Hyun Woo dan Jae Hee bertemu di suatu tempat. Jae Hee berkata dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih saat menerima SMS itu. Ia sangat takut sesuatu yang buruk terjadi pada Hyun Woo. Hyun Woo pun yakin kalau mereka sudah mulai curiga dirinya masih hidup.
"Aku tidak tahu berapa lama kita bisa menyembunyikan hal ini dari mereka. Aku berencana menunjukkan bukti kalau aku benar2 sudah tiada." ucap Hyun Woo.
"Bagaimana caranya?" tanya Jae Hee.
"Saat aku menjalani operasi plastik, dokter mencabut beberapa gigiku. Kita bisa menggunakan hal itu." jawab Hyun Woo.
"Rencana yang bagus. Jika kita tidak bisa meyakinkan mereka, mereka akan menangkap kita. Jika mereka tahu siapa dirimu maka semuanya akan selesai." ucap Jae Hee.
Wajah Jae Hee seketika berubah sedih....
"Ahjussi, kau sudah bekerja sangat keras. Kau bahkan menjalani operasi yang beresiko itu." ucap Jae Hee.
"Jangan cemas, aku akan berhati2." jawab Hyun Woo.
"Lalu apa rencanamu berjalan lancar?" tanya Jae Hee.
"Untuk meyakinkan Joo Ah Ran, aku harus memiliki resort atas namaku. Tapi uangku tidak cukup." jawab Hyun Woo.
"Aku tidak bisa membantumu soal itu." ucap Jae Hee menyesal.
Jae Hee lalu teringat sesuatu. Ia pun berkata memiliki hadiah untuk Hyun Woo. Ia lantas mengeluarkan sebuah foto dari dalam tasnya. Ia mengaku mengambil foto itu diam2 saat berada di di rumah Hyun Woo. Tangis Hyun Woo pun langsung keluar begitu melihat foto keluarganya.
"Tunggulah sebentar lagi. Aku yakin hari itu akan datang. Hari dimana kau kembali ke rumahmu dengan wajah tersenyum." ucap Jae Hee.
Tangis Hyun Woo pun keluar semakin deras. Jae Hee lantas memeluk Hyun Woo dengan erat.
Keesokan harinya.. Hyun Woo pergi ke villanya yang sudah habis terbakar. Ia melemparkan giginya ke dalam villa itu. Bersamaan dengan itu, Nyonya Jo berjalan di sekitar villa. Tangis Nyonya Jo tiba2 pecah. Hyun Woo yang hendak meninggalkan villa pun tertegun melihat sang ibu. Hatinya remuk melihat sang ibu seperti itu.
Hyun Woo lantas menghela napas, berusaha mengendalikan dirinya. Ia lalu berjalan keluar villa. Namun langkahnya terhenti saat dia tiba disamping ibunya.
"Kau baik2 saja? Kau butuh bantuan?" tanya Hyun Woo.
"Tidak perlu. Aku baik2 saja." jawab Nyonya Jo.
"Sepertinya kau baru saja mengalami sesuatu yang besar. Kumohon kuatkan dirimu." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo lalu memberikan saputangannya pada Nyonya Jo.
Nyonya Jo pun bercerita kalau putranya meninggal di sana. Seluruh tubuhnya terbakar.
Tangis Hyun Woo seketika keluar. Hyun Woo pun memalingkan mukanya agar tangisnya tak terlihat oleh sang ibu.
"Aku memang tidak tahu bagaimana ceritanya tapi anakmu pasti mencemaskanmu. Dia takut kalau ibunya akan masuk ke dalam kobaran api. Jika kau benar2 mencintai anakmu, kau harus tetap sehat. Jika kau berpikir dia hidup di tempat lain, perasaanku akan jauh lebih baik." ucap Hyun Woo.
Hyun Woo pun beranjak pergi.
(So sad.....)
Sementara itu Ah Ran sedang menunggu seseorang di sebuah kafe. Tiba2 sebuah pesan aneh masuk ke ponsel Ah Ran.
[Meskipun kau sudah menyia2kan cintaku, aku akan tetap mencintaimu bahkan ketika kau berada di neraka sekali pun]
Ah Ran pun mendengus kesal. Pesan itu sepertinya dari Jung Sang Mo. Tak lama kemudian, orang yang ditunggu2 Ah Ran pun datang. Dia Ahn Jae Sung! Ah Ran berkata dia tidak mau bekerja sama jika resort itu bukan atas nama Jae Sung.
"Kau benar2 pebisnis sejati. Aku jadi merasa frustasi." ucap Jae Sung.
Jae Sung lalu mengajak Ah Ran pergi ke suatu tempat.
Sementara itu Jung Sang Mo berdiri di pinggir jalan yang cukup ramai dilintasi oleh kendaraan. Beberapa detik kemudian, Jung Sang Mo pun berjalan ke tengah kendaraan yang melintas.
Hyun Woo ternyata mengajak Ah Ran balapan kuda. Ah Ran pun menerima ajakan Hyun Woo. Awalnya Hyun Woo yang mengungguli Ah Ran. Namun tak lama, Ah Ran berhasil menyusul Hyun Woo. Ah Ran sangat senang karena bisa mengalahkan Hyun Woo. Namun tiba2 kuda yang dinaiki Ah Ran pun berhenti berlari lantaran ada seekor kelinci di depan mereka. Kuda Ah Ran seketika mengamuk.
Mengetahui Ah Ran akan jatuh, Hyun Woo langsung turun dari kudanya dan berlari ke arah Ah Ran. Ah Ran terlempar dari kudanya. Hyun Woo pun langsung menangkap tubuh Ah Ran. Ah Ran langsung pingsan seketika.
Hyun Woo membawa Ah Ran kembali. Ia memeluk Ah Ran yang pingsan dan mengendarai kudanya pelan2. Wajah Hyun Woo pun terlihat penuh dendam.
"Joo Ah Ran, ini baru permulaan. Aku akan membuat dirimu tergila2 padaku." batin Hyun Woo.
Lanjut episode 8