.

Sinopsis Drama Korea Temptation of an Angel Episode 8 Part 1

Sinopsis Drama Korea Temptation of an Angel Episode 8 Part 1


Ah Ran sudah tersadar dari pingsannya. Ia terlihat syok. Hyun Woo mengajak Ah Ran bermalam di resort ayahnya. Ia berkata mereka tidak mungkin kembali ke Seoul dengan kondisi seperti itu.
Hyun Woo mendekati Ah Ran yang duduk dengan wajah pucat di lantai. Ia pun berkata akan mencuci pakaian Ah Ran. Ah Ran masih terlihat syok karena jatuh dari kuda tadi. Hyun Woo lantas memberikan Ah Ran segelas susu hangat. Hyun Woo juga menyuruh Ah Ran tidur siang.


"Kau pasti lapar kan? Tidak ada restoran di dekat sini, jadi aku berpikir untuk membuat pasta. Tapi bumbunya tidak banyak, jadi aku tidak tahu apa rasanya akan enak." ucap Hyun Woo lagi.

"Tidak perlu." jawab Ah Ran.

Hyun Woo lalu menggenggam erat tangan Ah Ran.

"Kau bisa mengalami cedera serius karena terjatuh dari kuda. Untung saja ada aku yang menangkapmu. Tapi kau pasti syok." ucap Hyun Woo.

Ah Ran pun mengucapkan terima kasih karena Hyun Woo sudah menyelamatkannya. Hyun Woo pun berkata untuk wanita secantik Ah Ran, pria mana yang tidak akan menyelamatkan Ah Ran. Bahkan jika pria itu diinjak2 sampai mati oleh kuda, pria itu akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan Ah Ran. Ah Ran tertegun mendengar kata2 Hyun Woo. Hyun Woo lalu beranjak pergi.


Ah Ran menyusul Hyun Woo ke dapur. Ia pun membeku melihat Hyun Woo memasak pasta sambil menyanyi. Ingatannya pun langsung melayang ke masa lalunya dengan Hyun Woo. Nyanyian yang ia dengar sama persis dengan nyanyian Hyun Woo dulu.

Flashback....


Hyun Woo sedang memasak cheonggukjang sambil menyanyi. Ah Ran pun datang dan memeluk Hyun Woo dari belakang. Hyun Woo berkata dirinya sedang membuat cheonggukjang. Ah Ran terkejut, cheonggukjang?

"Kita akan makan pasta malam ini." ucap Ah Ran.

"Dibandingkan dengan pasta, chenggukjang jauh lebih enak." jawab Hyun Woo.

Flashback end...

Mata Ah Ran tampak berkaca2 teringat kenangannya dengan Hyun Woo. Lamunan Ah Ran pun buyar karena Hyun Woo menegurnya. Hyun Woo menyuruh Ah Ran segera duduk di meja makan.


"Kapan kau membuat semua ini?" tanya Ah Ran.

"Bukankah sudah pernah kubilang sebelumnya. Saat aku mengambil gelar MBA ku, aku memenuhi syarat sebagai koki." jawab Hyun Woo.

Hyun Woo lantas menyuapi Ah Ran pasta. Awalnya Ah Ran menolak dan berkata bisa makan sendiri. Tapi Hyun Woo memaksa. Ah Ran pun menerima suapan Hyun Woo. Tiba2, ponsel Ah Ran berdering. Telepon dari Joo Seung. Semula Ah Ran tidak mau menjawabnya, namun Hyun Woo yang menyuruh Ah Ran menjawab telepon Joo Seung.

"Aku sangat sibuk sekarang. Aku akan menelponmu lagi nanti." ucap Ah Ran pada Joo Seung.

Ah Ran pun mematikan teleponnya. Hyun Woo bertanya, kenapa kau berbohong? Kenapa kau tidak bilang kau sedang bersama investor? Apa itu pacarmu?

Ah Ran diam saja. Hyun Woo pun berkata lagi, seorang wanita yang sudah memiliki kekasih tidak memiliki pesona.

"Dia bukan pacarku. Dia hanya seseorang yang kukenal." jawab Ah Ran.


Sementara itu Joo Seung yang berada di ruangannya terlihat kesal. Tak lama kemudian, Jae Hee masuk ke ruangan Joo Seung. Jae Hee pamit pulang. Saat Jae Hee hendak pergi, Joo Seung pun menghentikan langkah Jae Hee.

"Kudengar kemarin kau datang ke rumah Shin Hyun Woo. Apa itu benar?" tanya Joo Seung.
"Itu benar. Aku menerima pesan aneh, jadi kupikir aku harus memberitahu mereka." jawab Jae Hee.
"Lain kali kalau ada sesuatu yang terjadi, kau harus memberitahuku lebih dulu. Jangan lupa, kau adalah karyawanku." ucap Joo Seung.

"Aku mengerti maksudmu. Aku minta maaf jika membuat dirimu tidak nyaman." jawab Jae Hee.


Sementara itu Ah Ran sudah tertidur pulas di atas sofa. Ponsel Ah Ran pun berdering. Telepon dari Joo Seung. Hyun Woo pun menjawabnya. Joo Seung terkejut karena yang menjawab teleponnya adalah seorang pria.

"Siapa kau?" tanya Joo Seung.

"Aku partner bisnisnya. Aku tidak tega membangunkannya karena dirinya terlihat sangat lelah." jawab Hyun Woo.

"Ada dimana kalian?" tanya Joo Seung.

"Jika kau berkendera menuju bukit, kau akan menemukan arena pacuan kuda. Ada sebuah resort tak jauh dari sana." jawab Hyun Woo.

Hyun Woo lantas menyuruh Ah Ran pindah ke kamar. Joo Seung yang mendengar hal itu pun langsung pergi menyusul Ah Ran. Dan Hyun Woo mematikan ponsel Ah Ran.


Dalam perjalanan, Joo Seung mencoba menghubungi Ah Ran. Kekesalannya pun semakin bertambah karena ponsel Ah Ran tidak bisa dihubungi.


Hyun Woo menatap Ah Ran yang tertidur pulas dengan wajah marah. Lalu perlahan2, Hyun Woo pun mendekatkan wajahnya ke wajah Ah Ran.

Joo Seung tiba di resort Hyun Woo. Ia langsung masuk ke dalam mencari Ah Ran. Tanpa ia sadari Hyun Woo sudah bersiap pergi dengan mobilnya. Hyun Woo melihat sekilas ke arah Joo Seung dengan wajah marah.


Setibanya di dalam, Joo Seung langsung celingak celinguk mencari Ah Ran. Namun yang ia temukan adalah lukisan wajah Ah Ran. Emosi Joo Seung pun meledak. Ia langsung merobek2 lukisan itu. Emosinya pun semakin bertambah saat menemukan sebuah piyama dan selimut di atas sofa.
Joo Seung lantas menerobos masuk ke sebuah kamar. Ia pun terkejut melihat Ah Ran yang terlelap di ranjang. Dengan wajah marah ia menyuruh Ah Ran bangun. Namun karena Ah Ran tak kunjung bangun, ia pun membangunkan Ah Ran dengan paksa. Ah Ran pun kaget melihat Joo Seung.

"Kenapa kau berbohong padaku!" tanya Joo Seung marah.

Joo Seung lantas mau menampar Ah Ran. Tangannya sudah terangkat, namun entah kenapa ia tak jadi menampar Ah Ran. Mata Ah Ran langsung berkaca2. Ah Ran pun mengatakan kalau Joo Seung salah paham.

"Salah paham? Apa kau pikir kau bisa membohongiku seperti kau membohongi Shin Hyun Woo? Katakan padaku apa yang terjadi!"

"Aku pergi ke arena berkuda dengan seorang investor. Dan aku menderita cedera kecil. Dia hanya berusaha menolongku."

"Lalu kenapa kau berbohong!"

"Aku tidak mengatakannya padamu karena aku takut kau akan marah padaku!"

Wajah Ah Ran lalu berubah cemas. Ia bertanya apa Joo Seung bersikap kasar pada investornya?

"Kau takut aku bersikap kasar padanya? Sebenarnya ada hubungan apa kalian berdua!"

"Ini hanyalah bisnis! Setelah semuanya selesai, kita bisa mendapatkan uang. Kenapa kau menghancurkanya!"


Ah Ran pun bangkit dari kasur dan mau keluar kamar. Tapi Joo Seung menahannya.

"Mulai sekarang kau adalah milikku! Jika kau berpikir bisa membohongikuu dan melakukan sesuatu di belakangku, kau salah!" ucap Joo Seung.

Ah Ran tertegun mendengar kata2 Joo Seung. Joo Seung lantas mengajak Ah Ran pergi.


Jae Hee duduk sendirian di tengah lapangan. Ia mau menelpon Hyun Woo, tapi ragu2. Ia lantas bangkit dan berlari mengitari lapangan. Matanya tampak berkaca2. Lelah berlari, Jae Hee pun menjatuhkan tubuhnya di tengah2 lapangan.

"Ahjussi, ketika kau masih koma, aku berdoa supaya kau cepat sadar. Sekarang, aku merindukan saat2 itu. Saat kita berdua berada di resort." ucap Jae Hee.

Jae Hee pun menangis.


Sementara itu orang yang dirindukan Jae Hee sedang berbicara di telepon dengan Ah Ran. Hyun Woo baru saja tiba di apartemennya.

"Aku tidak tega membangunkanmu karena kau terlihat lelah, jadi aku langsung pergi." ucap Hyun Woo.

"Apa kau yang menjawab teleponku?" tanya Ah Ran.

"Sepertinya dia kekasihmu, jadi aku memberitahunya posisi kita. Aku sudah bilang kan aku benci hal2 yang rumit. Jika nanti kekasihmu mengawasi kita saat kita sedang bekerja bersama, aku mungin akan berpikir dua kali untuk bekerja sama denganmu." jawab Hyun Woo.


Hyun Woo pun masuk ke rumahnya. Namun langkahnya seketika terhenti saat melihat Jae Hee yang berdiri di depan rumahnya. Jae Hee sendiri sudah mau pergi. Namun saat ia melihat Hyun Woo di depannya, senyumnya pun langsung mengembang. Mereka pun pergi ke sebuah taman.

"Sudah berapa lama kau di rumahku?" tanya Hyun Woo.

"Baru saja. Aku habis dari rumah temanku, jadi kuputuskan untuk mampir." jawab Jae Hee sembari tersenyum.

"Kau tahu kan Joo Ah Ran sedang mengawasi kita? Sampai mereka yakin diriku sudah tiada, kita harus berhari2." ucap Hyun Woo.

Senyum di wajah Jae Hee pun langsung lenyap.

"Aku minta maaf. Aku tidak berpikir sampai ke sana. Lain kali, aku tidak akan datang lagi ke rumahmu." ucap Jae Hee.

"Jae Hee, aku tahu kau kasihan padaku. Tapi itu hanya rasa simpati. Jangan berpikir terlalu dalam." jawab Hyun Woo.

"Siapa bilang itu simpati? Menjadi marah karena dirimu, mencemaskan dirimu, begadang karena dirimu, apa semua itu tidak berarti apa2? Jika ini bukan cinta, lalu apa itu cinta?" ucap Jae Hee.

"Itu bukan cinta." jawab Hyun Woo.

"Aku mencintaimu." ucap Jae Hee.

"Aku tidak bisa menerima perasaanmu sekarang. Bahkan meskipun kau orang yang penting di dalam hatiku, kau bukan kekasihku. Ada banyak hal yang harus kulakukan. Agar aku bisa hidup tenang, aku tidak akan mencintai siapapun lagi. Hatiku sudah membeku." jawab Hyun Woo.


Tangis Jae Hee pun pecah.

"Ahjussi, kau bodoh! Kenapa menutup hatimu hanya karena istrimu? Apa balas dendam akan membuat hidupmu bahagia!"

"Akan lebih baik jika aku tidak tahu apa itu kebahagiaan. Aku tidak peduli dengan hidupku selama aku bisa menghukum mereka yang mendorongku ke tepi jurang."

Jae Hee lantas menggenggam erat tangan Hyun Woo.

"Izinkan aku menghapus air matamu. Izinkan aku menyembuhkan lukamu. Aku tidak bisa menipu diriku sendiri. Jika kau terluka, datanglah padaku."

"Aku tidak mau menyeretmu ke dalam masalahku!"

"Jangan mencari2 alasan! Aku ingin mengarungi badai denganmu Ahjussi. Kenapa kau malah mendorongku! Apakah aku tidak berarti apa2 untukmu!"


Jae Hee pun ingin pergi, namun Hyun Woo langsung memeluknya dari belakang.

"Aku takut kau terluka karena diriku. Aku takut melihatmu kecewa karena balas dendamku. Aku selalu ingin melindungimu." batin Hyun Woo berkaca2.


Hyun Woo lalu beranjak pergi. Jae Hee menangis menatap kepergian Hyun Woo.

"Ahjussi, kau juga mencintai diriku kan? Lalu kenapa kau lari? Kalau kau mencintaiku, kenapa kau merasa menyesal?" tanya Jae Hee.


Ah Ran bersama Joo Seung di apartemen Joo Seung. Joo Seung berkata tidak ingin bertengkar dengan siapapun karena Ah Ran. Ia juga bertanya kenapa Ah Ran terlihat ragu disaat tujuan mereka sudah hampir tercapai.

"Berikan aku sedikit waktu. Aku akan mengurusnya." jawab Ah Ran.

Ponsel Ah Ran lalu berdering. Telepon dari Hyun Ji.

"Eonni, dimana dirimu? ini sudah jam dua pagi kenapa kau belum pulang?" tanya Hyun Ji.

"Aku akan segera kembali. Kau jangan cemas dan jangan menungguku." jawab Ah Ran.

Usai bicara dengan Hyun Ji, Ah Ran pun kesal. Ia kesal ditanya2i Hyun Ji. Joo Seung kemudian memeluk Ah Ran. Ia melarang Ah Ran pergi. Ah Ran pun berkata dia harus segera pulang. Joo Seung pun kembali memeluk Ah Ran.

"Ayo kita buat keputusannya sekarang." ucap Joo Seung.

Keesokan harinya... Hyun Min menanyakan Ah Ran pada Hyun Ji. Hyun Ji terkejut mendengarnya. Ia pun curiga kalau Ah Ran tidak pulang semalaman.

"Kakakmu akan benar2 sibuk nantinya. Jadi jangan membuatnya cemas tentang masalah keluarga." ucap Presdir Shin.

Presdir Shin lantas menyuruh Hyun Ji membawakan makanan dan beberapa pakaian ganti untuk Ah Ran. Ah Ran pun mengangguk. Hyun Min kemudian menanyakan sang ibu.

"Kenapa kau menanyakan tentang ibumu? Dia pergi melihat Hyun Woo. Anaknya yang sudah meninggal lebih penting dibandingkan dengan suaminya yang masih hidup." jawab Presdir Shin kesal.


Sementara itu Ah Ran yang berada di kamar Joo Seung tengah bersiap2. Beberapa menit kemudian, Joo Seung pun datang membawakan pakaian Ah Ran. Ah Ran mendekati Joo Seung.

"Kau sudah tidak marah lagi kan? Bersabarlah sedikit lagi." pinta Ah Ran.


Ah Ran lantas kembali ke tokonya. Ia pun terkejut melihat beberapa orang polisi di tokonya. Polisi itu memberitahu Ah Ran tentang Jung Sang Mo yang tewas bunuh diri. Ah Ran pun terkejut.

"Kami menemukan banyak fotomu di rumahnya. Dan kau adalah orang terakhir yang dihubunginya. Ada hubungan apa diantara kalian?"

"Orang itu adalah penguntit. Dia bekerja paruh waktu denganku sebagai desainer. Dia terus mengikutiku kemana pun aku pergi. Aku benar2 takut."

"Kapan terakhir kali kau melihatnya?"

"Mungkin sekitar sebulan yang lalu. Setelah itu kami tidak pernah bertemu lagi. Tapi baru2 ini dia menghubungiku beberapa kali. Tapi kami tidak pernah bertemu."

"Jung Sang Mo meninggal sekitar jam satu siang kemarin. Apa yang anda lakukan kemudian?"

"Aku bertemu dengan partner bisnisku. Setelah itu, kami pergi berkuda."


Tangan Ah Ran bergetar hebat. Untuk menenangkan dirinya, ia menggenggam tasnya erat2.

"Tidak peduli apapun, kami berpikir Jung Sang Mo bunuh diri karena dirimu."

Tepat saat itu, Hyun Ji datang. Hyun Ji terkejut melihat polisi2 itu. Begitu polisi itu pergi, Ah Ran pun berlari ke tangga darurat. Ia tidak menyadari kehadiran Hyun Ji. Hyun Ji lantas mengikuti Ah Ran. Ah Ran terlihat panik dan hendak menghubungi seseorang. Namun belum sempat ia memencet nomornya, ia dikejutkan dengan kehadiran Hyun Ji.

"Eonni, kenapa polisi2 itu datang? Siapa yang bunuh diri karena dirimu?" tanya Hyun Ji.

"Itu bukan apa2. Hanya seorang pelanggan yang mati karena kecelakaan. Tapi kenapa kau datang ke sini sepagi ini?"

"Eonni, kau bekerja semalaman jadi aku datang membawakanmu pakaian ganti dan makanan. Tapi kenapa pakaianmu berbeda? Apa semalam kau tidak berada di kantor?"

"Aku pulang ke rumah pagi2 sekali untuk mengganti pakaianku. Lalu aku kembali ke sini."

"Kau pulang ke rumah? Aku bahkan tidak tahu."

"Tidak apa2 Kau sudah melakukannya dengan baik. Terima kasih ya. Aku akan menikmati makanannya."

Ah Ran pun beranjak pergi. Namun Hyun Ji tampak mencurigai Ah Ran.

Bersambung ke part 2