Sinopsismu.blogspot.com - Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 9 Part 2
Mr. Jin membawa sebuah brankas yang berisi berlian yang ia temukan dengan susah payah, kemudian brankas tersebut di serahkannya kepada argus. Mereka mencoba membuka kunci brankas tersebut. Tapi ternyata kunci brankas tersebut rusak.
"Aku tidak punya pilihan. melainkan untuk membawa semuanya. Jadi kalian harus membukanya." Lanjut Mr. Jin.
Tapi Mr Jin terlambat 27 jam dan 15 menit. Argus menodongnya dengan pistol. Mr. Jin memohon supaya Argus tak membunuhnya, ia beralasan kalau semua itu karena gempa.
"Apa kau tahu kesamaan medan perang dengan bencana? Tidak ada yang peduli....atau tahu ada mayat."
Mr. Jin sampe merem-merem ketakutan ia berjanji akan melakukan apa saja, semuanya. asalkan Argus membiarkannya hidup.
Argus menjawab kalau Mr. Jin tidak harus melakukan apapun, cukup Lakukann sesuai perintahnya.
"Tentu. Bukan masalah. Iya, iya." jawab Mr. Jin lega dan akhirnya Argus CS pun pergi.
Anak buah Argus membuka brankas tapi tidak ada berlian di dalamnya. Si anak buah berpikir bahwa Mr. Jin sudah menipu mereka dan ia bersedia untuk mengejar Mr. Jin.
Argus mencengkeram kerah anak buahnya tersebut, Apa anak buahnya tersebut tak berpikir, dimana Mr. Jin berada sekarang.
Mr. Jin merengek pada Ja Ae, ia berkata kalau ia sangat kesakitan.
Myeong Ju menghampiri mereka, bertanya ada apa?
"Dia baik-baik saja sampai kemarin, tapi sekarang dia tiba-tiba sakit. Aku yakin dia akan mati besok." Jelas ja Ae.
"Efek setelah kejadian itu berbahaya. Sudah cukup buruk jika kau mengalami kecelakaan mobil. Tapi aku berada di tengah-tengah gempa bumi yang mengerikan...dan aku korban serangan." rengek Mr. Jin.
Myeong Ju menyuruhnya diam setelah mengecek hasil Scan X-ray dan tes respon saraf motorik Mr. Jin, ia berkata kalau semuanya bagus.
Mr. Jin tak terima kalau cuma hasil X-ray. Ia ingin mendapatkan MRI di rumah sakit umum di Seoul. Ia ingin naik pesawat berikutnya sebagai pasien.
"Sudah kukatakan semua kursi sudah penuh." Bentak Ja Ae.
Myeong Ju juga setuju dengan Ja Ae. Mr. Jin tetap memaksa.
Untunglah Dae Young datang dan menyeret Mr. Jin keluar medicube.
"Apa kau ingin menjadi pasien? Kau ingin sakit seperti apa? Apa kau ingin patah tulang? Apa kau ingin kehilangan tangan kananmu? Aku bisa melakukan itu." Tawar Dae Young.
Mr. Jin geleng-geleng tak mau. Yang ia lakukan memang salah, ia minta maaf.
"Kau bisa mengakui semuanya di luar kompleks kami. Kau punya lima detik untuk pergi. 1, 2, 3,."
Mr. Jin menghentikannya, ia mengaku jarang melakukan kesalahan....tapi ia minta maaf.
Mr. Jin melihat Chi Hoon, ia mau nitip pesan untu Ja Ae bahwa ia minta maaf.
Chi Hoon kesana ternyata untuk memberikan kursinya pada Mr. Jin, ia memutuskan untuk tinggal.
Paginya, mr. Jin duduk di bus yang akan membawa rombongan ke bandara. ia mengingat kejadian malam itu, kalau ia menelan semua berlian setelah menemukannya. lalu merusak brankasnya.
Tim medis yang hanya mengantar bertanya-tanya, Apa Chi Hoon benar-benar tinggal?
Mo Yeon dan Dr Sang Hyun datang dengan nafas terengah-engah, mereka tidak menemukan Chi Hoon dimana-mana. dan bis pun berjalan tanpa Chi Hoon karena waktunya sudah mepet.
"Apa kau pikir sesuatu terjadi padanya (Chi Hoon)?" tanya Ja Ae pada Mo yeon.
Min Ji setuju karena Chi Hoon bertingkah benar-benar aneh akhir-akhir ini, mengabaikan skema warna dan mengenakan sepatu yang sama selama tiga hari.
Akhirnya Dr Sang Hyun menemukan Chi Hoon di gudang obat-obatan.
"Aku mengerti apa yang kau rasakan. Hee Eun menambah berat badan ekstra, bahkan untuk ibu hamil. Kau pasti tidak merindukannya. Tetapi, tidak ingin pulang...hanya berlaku jika...kau tinggal di dalam Korea. Kau ada disisi lain dari dunia ini. Ini sedikit terlalu ekstrim." Nasehat Dr Sang Hyun.
Chi Hoon menjawab kalau tempatnya berada sat ini sangat jauh, Itu sebabnya ia tidak bisa pergi. Jika ia pergi sejauh itu untuk kabur... ia merasa tidak layak menjadi seorang dokter.
"Lee Chi Hoon. Aku hanya akan bertanya ini sekali. Apa yang terjadi antara kau dan pasien itu, Kang Min Jae? Aku bisa membantu."
Chi Hoon belum mau cerita, baginya mendapatkan bantuan dari orang lain...membuatnya merasa seperti ia melarikan diri, juga. Untuk sekarang... ia akan mencoba mengatasi ini sendiri. Jika tidak berhasil...akan ia beritahu.
Mr. Jin sampai di bandara, ia celingukan melihat kesegala arah dan saat ia melihat ada anak buah Argus disana ia bersembunyi, padahal ia sudah di pintu masuk untuk pemeriksaan.
Seorang pramugari menemukan Mr. Jin yang sembunyi dengan ketakutan, ia menawarkan bantuan. Mr. Jin memnintanya untuk pergi.
Anak buah melapor bahwa pesawatnya sudah take off tapi Mr. Jin tidak muncul.
"Sepertinya dia pergi setelah mencurigai kami. Tapi kami membuat beberapa perangkap dengan kepala polisi. " lanjut anak buah.
Argus yakin kalau Mr. Jin akan melakukan apa saja untuk keluar dari negara ini. Dan ia akan mencabik-cabiknya ketika ia bertemu dengannya nanti.
"Siapkan mawar bukan pistol ke pengiriman Kolonel Amang. Mawar merah yang kupilih sebelumnya." Perintahnya.
Scene beralih ke penduduk lokal yang sedang sisiran.
Shi Jin menggunakan senjata laras panjang untuk mengintip Mo Yeon yang sedang cuci muka, di senjata itu ada teropongnya.
"Apa kau menargetkan untuk menembak kepalanya?" tanya DaeYoung.
"Ini adalah tembakan cinta. Targetku terlalu cantik." Jawab Shi Jin.
"Semua akan jelas pada pemeriksaan pistol tentara."
Shi Jin menjawab Pistolnya juga baik-baik saja. Dae Young membalas kalau Pistol tampaknya baik-baik saja, tapi penembaknya tidak.
"Itu tidak benar. Aku tidak akan menjawab pertanyaan lagi." Jawab Shi Jin yang mau fokus.
Harry Potter (Sesan Choi) memanggil Serigala (Dae Young). Dae Young menjawabnya, ada apa?
"Harimau Kuning akan mengunjungi Kompi besok siang." Jawab sersan Choi.
Sersan Choi memberitahu Myeong Ju juga tapi Myeong Ju tak tahu Siapa itu Harimau Kuning. Sersan Choi menjelaskan bahwa Harimau Kuning adalah tanda panggilan Komandan.
"Maksudmu Ayahku?" Tanya Myeong Ju kaget.
Shi Jin mengumpulkan semua anggotanya, ia memberitahu kalau Sore nanti, Panglima Pasukan Khusus dijadwalkan untuk berkunjung, untuk memberi semangat pada Kompi. semua tentara mengeluh.
"Jangan mengeluh. Aku, diperintah...tidak akan membuat keributan hanya karena..komandan datang untuk melakukan kunjungan."
Semuanya senang namun selanjutnya Shi Jin memerintahkan mereka untuk melakukan pekerjaan pembersihan di dekat penyimpanan di tempat latihan militer. an seperti biasa mereka akan membersihkan kamar kecil dengan pasta gigi sampai bersinar.
"Kita tidak akan pernah membuat keributan. Setelah memperbaiki saluran pembuangan, kita akan membersihkan penyimpanan. Bertindaklah seperti biasa, seperti biasanya kita. Mengerti?" Lanjut Shi Jin.
Mereka pun berkerja sama untuk membersihkan semuanya. Dan Shi Jin hanya bertindak sebagai pengawas.
Sersan Choi datang untuk mengabarkan bahwa Komandan dijadwalkan untuk melakukan pertemuan dengan kepala pasukan PBB, jadi kunjungannya ke Kompi mereka telah dibatalkan.
Shi Jin senang, tapi Sesan Choi belum selesai,,"Sebaliknya, komandan batalion memanggilmu. Dia ingin kau datang dengan Dokter Kang. Sersan Mayor Seo dan Letnan Yoon bersiap-siap juga.
Myeong Ju menatap Dae Young khawatir, dae Young tahu arti tatapan Myeong Ju itu, ia berkata kalau Myeing Ju tak usah khawatir tentangnya.
"Aku tidak khawatir. Kenapa harus khawatir?" balas Myeong Ju.
Mo Yeon berbaris di sebelah Shi Jin, ia bertanya Bagaimana ia harus memanggil ayah Myeong Ju.
"Ahjusshi Tentara?" Goda Shi Jin.
Komandan Yoon datang, pimpinan mengomando untu Hormat ke Komandan. semua hormat seperti biasa hanya Mo yeon yang meletakkan tangannya di dada.
tapi sepertinya ia malu, jadi ia pura-pura aja lagi garuk-garuk. sementara itu, Shi Jin yang melihatnya berusaha menahan senyum.
Kemudian mereka berjalan ke suatu tempat. Komandan Yoon meminta ijin Komandan Divisi untuk menggunakan kantornya selama 30 menit sebelum breefing Karena alasan pribadi.
Komandan Yoon memerintah Yoo Si Jin, Seo Dae Yeong, Yoon Myeong Ju dan Dokter Kang Mo Yeon untuk menemuinya.
Setelah sampai di ruangan, Komandan Yoon memerintahkan mereka untuk duduk. Mo Yeon mengucapkan terimakasih dan akan menuju kursi tapi ketiganya mengatakan 'Tak apa, Pak.' dan kembali berdiri tegak.
Mo Yeon pun jadi ikutan berdiri.
Komandan Yoon berbicara dengan Mo Yeon terlebih dahulu, ia bercanda kalau seharusnya Mo Yeon menjadi tentara.
"Aku mendengar prestasimu...tentang operasi pasien VIP. Dengan semangat seperti itu, kau akan menjadi seorang tentara yang baik. Itu sangat disayangkan." Lanjut Komandan.
"Anda melebih-lebihkan...tapi saya kesulitan bangun pagi." Jawab Mo yeon jujur.
"Kurasa itu sebabnya kau begitu cantik."
Mo yeon pun tersipu. tapi pada intinya sih Komandan Yoon cuma mau mengucapkan terima kasih yang terdalam dan berharap bisa bertemu dengan Mo yeon lagi. Mo Yeon pun pergi, tapi sebelumnya ia menyenggol Shi Jin, kode-kode gitu kalau ia keluar dulu.
Shi Jin gak bisa apa-apa karena di depan komandannya, ia tetep aja menatap lurus ke dapan.
Setelah Mo Yeon pergi, Komandan menanyakan apa ada yang terluka saat bertugas kemarin. ketiganya kompak manjawab tidak ada.
"Kalau begitu mengabaikan pangkat. aku akan bertanya sebagai ayah Myeong Ju. Dimulai dengan Si Jin." Lanjut Komandan Yoon.
Komandan Yoon ingin memperjelas, ia ini sekutu atau musuhnya Shi Jin. Lebih Perjelaslah dengan identifikasi antara teman atau musuh,,"Apa kau benar-benar tidak tertarik pada anakku?"
Myeong Ju mau protes dengan pertanyaan ayahnya itu. kemudian Shi Jin menjawab.
"Letnan Yoon adalah rekan dekat. Tapi selama tujuh tahun saya mengenalnya, saya tidak pernah punya perasaan apa pun terhadapnya."
Komandan Yoon menyayang namun ia mengijinkan Shi Jin pergi sekarang.
Shi Jin menyusul Mo Yeon di luar, Mo Yeon bertanya, kenapa Si Jin keluar begitu cepat, ia pikir mereka mau berbicara serius.
"Kita sudah melakukannya. Aku ditendang keluar tepat setelah itu."
"Dari tentara?" Tanya Mo Yeon kaget.
"Tidak. Atas perintah komandan. Aku telah diberhentikan dari potensi menantu."
"Kemudian.."
"Ya, cinta segitiga telah berakhir. Aku seorang pria dengan masa lalu. Kau tidak keberatan?"
Mo Yeon tersenyum, ia lebih penasaran mengenai apa yang akan terjadi dengan Letnan Yoon dan Sersan Mayor Seo. Shi Jin juga tidak tahu, Tugas-tugas sulit memang selalu untuk Sersan Mayor Seo.
Komandan selanjutnya menanyai Myeong Ju, apa setelah bersatu kembali Myeong Ju masih menyukai Dae Young.
"Ya, Pak." Jawab Myeong Ju yakin.
"Bagaimana denganmu Dae Yeong? Kau merasakan yang sama?"
Myeong Ju meminta ayahnya untuk menanyakan itu padanya saja tak usah melibatkan Dae Young.
"Ya, Pak." Jawab Dae Young tanpa diduga.
Komandan pikir mereka sudah sepakat. Tapi sekarang ia rasa mereka akan kembali berperang untuk Myeong Ju lagi. Kmandan memerintahkan Dae Yeong menjawab.
"Jawaban saya adalah.."
Myeong Ju menyelanya, ia melingkarkan tangan di lengan Dae Young. Ia tidak peduli apa yang Dae Young bilang,ia tidak akan meninggalkan Dae Young.
Dae Young melepaskan tangan Myeong Ju dari lengannya. Myeong Ju menurunkan tangannya dengan lemah, tapi kemudian Dae Young menggenggamnya.
"Saya akan menggenggam...tangan ini." Jawab Dae Young.
"Apa kau pikir kau mampu memegang tangan itu?" Tantang Komandan Yoon.
"Jika anda memerintahkan saya pindah tugas, saya akan selalu pergi. Namun, saya tidak akan melepaskan tangan ini."
Komandan memerintahkan Myeong Ju untuk keluar, Myeong Ju tak mau tapi Dae Young meyakinkan Myeong Ju agar tak perlu khawatir seperti yang ia katakan tadi. Maka Myeong Ju pun keluar.
Komandan Yoon membelakangi Dae Young. Ia hanya punya dua tujuan selama 30 tahun sebagai seorang tentara. Pertama, menjadi Komandan terhormat. Kedua, dihormati oleh anaknya, yang juga seorang tentara. Tapi...sepertinya ia gagal di keduanya. Perintahnya pada Dae Young tidak masuk akal...dan putrinya tidak menghormatinya.
"Bagaimanapun..sekarang aku tahu bagaimana perasaanmu, saatnya untuk berbagi perasaanku, juga. Aku tidak akan bertele-tele. Kau boleh mengencani Myeong Ju. Dan tentu saja, aku juga memikirkan adanya pernikahan." Lanjut Komandan.
"Anda sungguh-sungguh?"
Komandan bersungguh-sungguh. Namun, ia tidak ingin memiliki sersan mayor sebagai menantu,,"Kau harus berhenti menjadi seorang tentara. Berhenti menjadi seorang tentara...dan bekerja untuk perusahaan yang dimiliki oleh ibu Myeong Ju. Aku akan mencari pekerjaan di perusahaan itu yang dapat berhubungan dengan pengalamanmu sebelumnya. Pikirkan tentang hal ini sampai kau kembali ke Korea. Kau harus kembali ke Korea dengan keputusan. Putuskan apa kau akan melepaskan tangannya... atau kau akan menjadi orang yang layak memegang tangan itu."
Shi Jin sedang mengisi bahan bakar. Mo Yeon melamun. Shi Jin bartanya, Apa yang Mo Yeon pikirkan?
"Aku sedang berpikir tentang Letnan Yoon dan Kapten Yoo."
"Myeong Ju dan aku?" Ulang Shi Jin.
Iya. Mo Yeon tidak dapat memahami tidak peduli berapa banyak ia memikirkannya. Kenapa Shi Jin tidak mengencani Myeong Ju yang masih muda, cerdas, dari keluarga baik-baik, dan memiliki tubuh seksi. Pokoknya tidak memiliki kekurangan.
"Haruskah aku mengencani siapa pun yang cantik dan dari keluarga baik-baik?" Tanya Shi Jin.
"Jadi kau pikir dia cantik. Aku tidak mengatakan apa-apa tentang betapa cantiknya dia."
Shi Jin mengira kalau Mo Yeon cemburu, ia lalu menyuruh Mo Yeon memegang pompa bahan bakar. Mo Yeon menurut.
"Kenapa kau mengalihkan pembicaraan? Jika dia begitu cantik, kau harus mengencaninya. Apa yang begitu cantik tentang dia?" Tanya Mo Yeon.
Shi Jin menunggu Mo Yeon berbalik menghadapnya. Dan saat Mo Yeon berbalik ia segera mengecup bibir Mo Yeon.
"Apa yang kau lakukan?" Protes Mo Yeon.
"Aku menutup mulutmu dengan cara yang seksi." Jawab Shi Jin.
Ia membebaskan Mo Yeon untuk mencoba berbicara lagi.
"Pergi sana." Suruh Mo Yeon.
dan terjadi lagi...
Mo Yeon bertanya, Kapan isi bahan bakarnya selesai. Shi Jin menjawab kalau sudah selesai beberapa waktu lalu dan ia akan membayar.
Saat Shi Jin akan masuk ke toko pemilik SPBU, seorang anak keluar kemudian seorang orang dewasa berteriak dari dalam untuk menangkap anak itu.
ternyata anak itu baru saja mencuri. Shi Jin mencoba menenangkan si pemilik toko dan ingin menyelesaikan ini baik-baik
Mo Yeon menghampiri mereka, ia bertanya ada apa?
"Sepertinya dia mencuri obat karena dia sakit. Ayo kita bawa dia ke Medicube." ajak SHi Jin.
Tapi Mo Yeon melarang, mereka harus pergi ke kota. Anak itu demam dan memiliki bintik-bintik dan papula. Jika diagnosisnya benar, anak itu menderita menderita campak. Ini adalah penyakit menular. jadi mereka perlu menghentikan ini sebelum menyebar.
Myeong Ju tak sempat tak percaya mendengar dari Dae Young bahwa Ayahnya menyetujui hubungan mereka. Myeong Ju heran, kenapa tiba-tiba. apa Ayahnya menderita kanker? atau penyakit mematikan lain? tapi yang pasti ia harus menelepon Ayahnya.
"Aku bisa tahu suaranya jika ia mengatakan yang sebenarnya atau tidak." Lanjut Myeong Ju. lalu ia bergegas ke medicube.
Tapi Dae Young tak mengatakan pada Myeong Ju mengenai syarat yang ayahnya ajukan.
Mo Yeon dan Shi Jin sudah sampai ke kota. Shi Jin meminta sersan Choi untuk memeriksa koordinat GPS mereka.
Dae Young datang ke ruang kontrol. Sersan Choi melapor kalau mereka memeriksa koordinat sebelum terputus, tapi itu aneh karena peta tidak menunjukkan ada kota di daerah itu.
"Apa itu benar? Apa kau ingat dokter perdamaian dunia (Daniel)? Cari dia." Perintah Dae Young.
Mo Yeon dan Shi Jin membaringkan anak itu di sebuah tenda, ia bertanya, Sudah berapa lama mereka sakit. karena disana juga banyak anak-anak yang sakit.
tapi tak ada yang menjawab. Shi Jin mencoba bertanya dengan bahasa setempat namun sama saja.
"Kurasa mereka tidak mengerti." Ujar Shi Jin
"Mereka pasti memiliki campak. Apa yang harus kulakukan? Aku harus mengumpulkan semua anak untuk kuperiksa."
Lalu gadis yang kita lihat sebelumnya, mendekat, ia mengatakan kalau mereka tidak mendapatkan makanan selama tiga hari jika mereka berbicara dengan orang asing. tapi itu Tidak masalah lagi baginya.
Mo Yeon meminta bantuan gadis itu untuk mengumpulkan semua anak-anak. Karena Anak-anak di sana memiliki campak dan itu adalah penyakit virus yang sangat serius. Jika mereka tidak dirawat sekarang, sekitar 70 persen akan meninggal atau menjadi cacat.
"Lebih baik mati sekarang daripada tinggal di sini. Anak-anak di sini menjadi geng. Dan gadis-gadis dijual ke germo ketika mereka tumbuh dewasa." jelas gadis itu.
Hari ini adalah gilirannya. Ia akan bekerja sama, tapi dengan satu syarat. Ia minta diKeluarkan Dari sana.
Di markas mereka meminta bantuan Daniel untuk menjelaskan tempat itu.
Daniel menjelaskan kalau tempat itu adalah Desa Berhantu, di mana anak-anak yatim korban perang hidup dan dikendalikan oleh geng lokal. Mereka menculik anak-anak dan menjual mereka untuk perdagangan seks bukannya menjaga mereka.
Shi Jin menerima telfon dari dae Young. dae Young menjelaskan kalau Mereka terus bergerak. maka karena itulah mereka menyebutnya Desa Berhantu.
Shi Jin melihat seseorang datang. dan ia bisa melihat dengan jelas kalau itu adalah Argus
"Kau harus buru-buru. Aku baru saja melihat pemilik desa kembali." Perintah Shi Jin pada Dae Young sambil berlari kembali ke Desa.
Argus turun dari mobil dan anak-anak disana berlari menjauh ketakutan.
Mo Yeon mendekat ke Argus,,"Apa Anda wali mereka?"
"Oh, ada tamu." balas Argus.
Mo Yeon menjelaskan kalau dokter dari Korea. ia minta ijin untuk membawa anak-anak yang sakit campak ke rumah sakit lapangan?
"Kau terlalu cantik untuk melakukan sesuatu yang baik seperti ini." Tanggap Argus.
Shi Jin datang dan melindungi Mo Yeon dibelakangnya.
"Senang bertemu denganmu lagi, Kapten. Kebetulan kita bertemu di tempat seperti ini." Argus mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tapi Shi Jin mengacuhkannya.
"Kau kenal dia? Siapa dia?" Tanya Mo yeon.
"Dia adalah tentara Ryan." Jawab Shi Jin.
Argus mengingat Mo Yeon saat di pemakaman.
"Kurasa aku memiliki keuntungan saat ini, Big Boss." Kata Argus
Duarrr... Sebuah peluru menembus pinggang Argus dari belakang. Argus tersungkur. dan tampaklah si penembak, yaitu gadis yang tadi.
Gadis yang tadi langsung berlindung di belakang Shi Jin. Shi Jin mengacungkan pistolnya.
"Cepat, ayo pergi sekarang. Ini kesempatan terakhir kita." Ajak gadis itu.
Di markas mereka meminta bantuan Daniel untuk menjelaskan tempat itu.
Daniel menjelaskan kalau tempat itu adalah Desa Berhantu, di mana anak-anak yatim korban perang hidup dan dikendalikan oleh geng lokal. Mereka menculik anak-anak dan menjual mereka untuk perdagangan seks bukannya menjaga mereka.
Shi Jin menerima telfon dari dae Young. dae Young menjelaskan kalau Mereka terus bergerak. maka karena itulah mereka menyebutnya Desa Berhantu.
Shi Jin melihat seseorang datang. dan ia bisa melihat dengan jelas kalau itu adalah Argus
"Kau harus buru-buru. Aku baru saja melihat pemilik desa kembali." Perintah Shi Jin pada Dae Young sambil berlari kembali ke Desa.
Argus turun dari mobil dan anak-anak disana berlari menjauh ketakutan.
Mo Yeon mendekat ke Argus,,"Apa Anda wali mereka?"
"Oh, ada tamu." balas Argus.
Mo Yeon menjelaskan kalau dokter dari Korea. ia minta ijin untuk membawa anak-anak yang sakit campak ke rumah sakit lapangan?
"Kau terlalu cantik untuk melakukan sesuatu yang baik seperti ini." Tanggap Argus.
Shi Jin datang dan melindungi Mo Yeon dibelakangnya.
"Senang bertemu denganmu lagi, Kapten. Kebetulan kita bertemu di tempat seperti ini." Argus mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tapi Shi Jin mengacuhkannya.
"Kau kenal dia? Siapa dia?" Tanya Mo yeon.
"Dia adalah tentara Ryan." Jawab Shi Jin.
Argus mengingat Mo Yeon saat di pemakaman.
"Kurasa aku memiliki keuntungan saat ini, Big Boss." Kata Argus
Duarrr... Sebuah peluru menembus pinggang Argus dari belakang. Argus tersungkur. dan tampaklah si penembak, yaitu gadis yang tadi.
Gadis yang tadi langsung berlindung di belakang Shi Jin. Shi Jin mengacungkan pistolnya.
"Cepat, ayo pergi sekarang. Ini kesempatan terakhir kita." Ajak gadis itu.
anak buah Argus juga menodongkan pistol, mereka tak melarang siapapun untuk bergerak.
"Hei Dokter, lakukan sesuatu." Pinta si anak buah.
"Tidak, tidak. Bunuh saja dia. Biarkan dia mati." Larang gadis tadi.
"Dokter, apa yang kau tunggu? Lakukan pekerjaanmu." Perintah Argus.
karena Mo Yeon tak kunjung melakukan yang ia perintah, Argus menodongkan pistolnya ke arah gadis namun ia kembali terjatuh.
"Sepertinya aku tidak akan membiarkannya hidup. Aku akan meninggalkan dia. Jika aku membiarkan dia hidup dia bisa membunuh lebih banyak orang." Ujar Mo Yeon.
"Biarkan dia hidup. Lakukan pekerjaanmu sebagai dokter. Jika kita harus membunuh seseorang aku akan melakukan pekerjaanku." Jawab Shi Jin.
Lanjut episode 10 ya....