.

Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 10 Part 2

Sinopsismu.blogspot.com - Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 10 Part 2


Di medan perang, Shi Jin sedang bersembunyi di balik sesuatu dengan terus melawan musuh. Tembakan demi tembakan terus ia arahkan ke musuh, sampai akhirnya pelurunya ternyata sudah habis. Ia nampak agak panik, menoleh kesekitarnya, ia melihat sebuah pistol tergeletak disana. Nampaknya ia merasa kesulitan untuk mengambil pistol tersebut, karna tembakan dari musuh terus mengarah pada nya. Selain itu, musuh-musuh yang sempat ia tahlukan kini sudah bangkit dan mulai menyerangnya kembali.


Ternyata Mo Yeon tadi tidak pulang tapi mengambil ancang-ancang untuk menabrak pintu gudang dengan mobilnya.

ia berhasil memukul mundur musuh dengan mobilnya, lalu ia mundur menuju Shi Jin dan Fatima dan menyuruh merekamasuk mobil. setelah itu kabur bersama.


Mo Yeon sangat senang telah mengalahkan mereka, walupun menegangkan,,"Apa ini sebabnya kau jadi tentara?"

"Kau hampir menabrakku." Protes Shi Jin.

"Kupikir kau tidak dibelakangku." Jawab Mo Yeon.

"Bagaimana bisa dia belajar kedokteran dengan otak seperti itu?"

Tiba-tiba mobilnya gam mau jalan. Mo Yeon bertanya-tanya, kenapa mobilnya jadi begini?

"Kau tidak tahu? Kau menabrakkan mobilnya ke gedung. Ini mobil ketiga yang kau hancurkan." Jawab Shi Jin.



Dae Young dan yang lain menuju ke tempat ranjau untuk mengamankannya. Dae Young melihat ke arah datangnya Myeong Ju, ia terus kepikiran dengan syarat Ayah Myeong Ju.



"Kau benar-benar tidak mendengarkan? Aku dengan jelas mengatakan padamu untuk menunggu di zona aman karena itu berbahaya." Protes Dae Young.

"Zona aman membosankan."  Jawab Myeong Ju sambil duduk di mobil.

lalu Myeong Ju memerintahkan Dae Young Melangkah dua langkah ke kiri dan lihat ke depan. dan selanjutnya satu langkah ke depan.

Myeong Ju memakaikan Dae Young krim.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Dae Young

"Aku tidak meminta apapun. Aku hanya menyentuhmu."

"Banyak yang melihat."

"Apa yang kau bicarakan?"



Dae Young memegang lengan Myeong Ju, baginya ini perlakuan kasar.

"Kenapa? Apa ini kasar karena aku bukan pramugari?"

Dae Young menjawab kalau itu karena dia adalah Letnan Yoon Myeong Ju.

"Banyak yang melihat." Giliran Myeong Ju yang malu.

"Aku bisa mengabaikan mereka."

dan mereka siap melukannya. Tapi penggangu muncul.



Shi Jin memanggil dari Walkie-Talkie, ia minta bantuan karena  Mobilnya mogok.

"Aku tidak bisa mengabaikan yang ini." Kata Dae Young.

"Dia benar-benar tidak membantu." Keluh Myeong Ju.

Dae Young menjawab kalau ia akan mengirimkan Sersan Gong.




"Bagaimana dia tahu untuk hanya mengambil obat penghilang rasa sakit?" tanya Mo Yeon.

Shi Jin menebak kalau Fatima pasti belajar mana yang lebih murah dan mahal.

"Yang bisa menyelamatkan hidup banyak orang adalah yang murah seperti antiseptik, antibiotik dan vaksin. Itu akan lebih baik jika dia belajar itu."

lalu Mo Yeon bertanya, bagaimana cara mengatakan 'Kau tertangkap dengan tindak kejahatanmu' dalam bahasa Inggris. Shi Jin pikir Fatima pasti mengerti.

"Mulai sekarang, kau harus ikuti perintahku. Kau tidak punya pilihan. Kembali ke sekolah." Kata Mo Yeon untuk Fatima dalam bahasa Inggris.

"Apa pedulimu?" Fatima tanya bali.

"Aku peduli karena aku menyelamatkanmu. Dan jangan membalas perkataanku. Karena kau terus membalas, aku harus bicara dalam bahasa Inggris. Aku sudah muak. Bagaimanapun juga." Jawab Mo yeon dengan bahasa korea, lalu ia melanjutkan dengan bahasa Inggris,," aku akan membayar biaya sekolahmu. Jadi selesaikan dulu sekolahmu. Tentu saja itu tidak gratis. Aku hanya meminjamkannya padamu. Jadi kau harus mengembalikan uangnya. Oke?"



"Kau pikir dia mengerti perkataanku?" Tanya Mo Yeon pada Shi Jin.

"Bagian kau mengatakan tidak gratis sangat jelas."

"Aku menekankan pada bagian itu."



Mo Yeon menunduk menyesal kerena telah membuat janji. Shi Jin mengelus kepalanya. Mo Yeon mengingatkan kalau ia tidak mencuci rambutnya. SHi Jin pun segera melepaskan tangannya dan meniupnya.



Mo Yeon mengeringkan rambutnya di bawah kipas angin.

"Kau akhirnya mencuci rambutmu." Shi Jin lega, dan bercanda, apa Mo Yeon yakin sudah mencucinya? Apa airnya lancar?

Mo yeon kesal dan menyuruhnya untuk tidur saja.

"Bukankah malam ini terlalu bagus untuk disia-siakan?" tanya Shi Jin.

lalu ia mengeluarkan 2 bungkus ramen dari kantongnya.



"Hormat. Aku sudah mendidihkan air." Lapor Gi Beom.

lalu Shi Jin memberikan 2 ramen pada Gi Beom untuk dimasak.



Lalu Mo yeon bertanya, Bagaimana dengan mobilnya, apa Bisa diperbaiki?

"Sedang diperiksa. Kau sudah memiliki utang merusak mobil Daniel dan kau juga merusak mobil lagi hari ini. Dan juga, kau harus membayar biaya sekolah."

Shi Jin mulai serius, apa Mo yeon benar-benar akan  akan mendukung Biaya sekolah Fatima. Mo yeon bertanya kenapa memangnya.

Shi Jin mengingatkan walupun Dokter gajinya banyak tapi Memberikan bantuan berarti memiliki tanggung jawab.

"Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan. Bahkan jika itu mengacaukan. Kau ingat siapa yang mengatakan ini? Aku tidak banyak membaca." Jawab Mo yeon.

Shi Jin menjelaskan kalau Mo Yeon tidak bisa bertanggung jawab untuk setiap orang yang ditemui di sini. Itu tidak mengubah dunia.

Mo Yeon tidak akan bisa mengubah dunia. Tapi hidup Fatima akan berubah. Dan itu berarti dunia untuk Fatima. Maka itu cukup baginya.



"Kupikir kau mengatakan kau bukan dokter semacam itu." Ungkap Shi Jin.

"Kupikir kau mengatakan aku Dokter semacam itu." Elak Mo yeon.

Shi Jin bertanya, Kenapa Mo Yeon menunjukkan pesonanya padahal ia sudah sudah jatuh cinta pada Mo Yeon. Mo Yeon beralasan kalau ia  wanita dengan banyak utang dan dengan utang tersebut, sangat mudah untuk dibuang.

"Terima kasih sudah menyelamatkan aku hari ini." Ucap Shi Jin tulus.

Dan ramen pun matang. Gi Beom juga membawa kimchi. Tapi tiba-tiba lampunya mati.

"Haruskah kita makan seperti Pasukan Khusus?" Tanya Shi Jin.



Selanjutnya mereka menngunakan teropong khusus agar bisa melihat di tempat gelap. Mo Yeon merasa ini lucu dan bersyukur karena bisa melakukan hal-hal aneh setelah bertemu seorang pria di Pasukan Khusus.

"Kau cocok jadi tentara. Kau harus tetap bersama seorang pria di Pasukan Khusus." Jawab Shi Jin.

Lalu Mo Yeon merencanakan untuk bermain sepak bola. Ia akan pamer nanti setelah kembali ke Korea kalu ia  bisa bermain sepak bola.



Mr Jin BAB, ia mengeluarkan berlian yang ditelannya. kemudian seseorang datang memberinya paspor palsu.

Mr. Jin sudah menyamar dan akan menelan kembali berlian yang tadi di keluarkannya.

Astaga... BAUUUUUUU

Mr Jin sampai di bandara. petugas mencurigainya.



Dae Young mengatakan pada Shi Jin kalau Mr. Jin tertangkap di bandara karena membawa paspor palsu. Tapi polisi Mowuru yang membawanya bukannya Angkatan Darat AS atau Interpol. Kedutaan hanya meminta identifikasi Mr. Jin.

"Itu berarti seseorang membuat Kepala Polisi Mowuru menangkap Mr. Jin?" Tanya Shi Jin dan dae Young mengangguk.



"Apa Mungkin itu karena berlian?" Tanya Min Jae yang datang tiba-tiba.

Mereka meminta Min Jae untuk menjelaskan. lalu Min Jae mulai cerita, ia melihatnya setiap hari, dia naik kendaraan gratis. ia melihat dia memasukkan berlian ke dalam brangkasnya.

"Kendaraan gratis? Salah satu yang melintasi perbatasan?" Tanya Shi Jin.

Min Jae mengiyakan lalu ia melanjutkan ceritanya kalau Mr Jin selalu naik kendaraan gratis sendiri. dan suatu hari, Mr Jin memiliki darah pada kaos kakinya.

"Kenapa kau baru bicara sekarang?" Protes dae Young.



"Aku sibuk berusaha untuk hidup." Jawab Min Jae.

Dae Young menyimpulkan, pasti karena Berlian  makanya Mr. Jin memaksa mereka untuk memriksa kantornya dulu.

"Benar, itu pasti sebabnya." Jawab Shi Jin.

Shi Jin merasakan sesuatu yang buruk. Biasanya dalam kasus seperti ini, mayat tak dikenal diserahkan ke polisi.



"Mayat itu pasti Mr. Jin." Sela Min Jae.

Shi Jin menutup mulut Min Jae dengan tangannya lalu mendorongnya menjauh.

"Aku bisa merasakan  ini awal dari laporan yang sangat panjang." Lanjut Shi Jin.

"Aku bisa merasakan, aku yang akan menulis laporan yang sangat panjang itu." Tambah Dae Young.

mereka lalu pergi tanpa menghiraukan Min Jae.



Mr Jin sekarang tertangkap oleh Argus CS. anak buah sudah sudah mencarinya di mana-mana, tapi tidak bisa menemukan berliannya.

"Benarkah? Kau belum memeriksa perutnya." Jawab Argus.

lalu mereka menempatkan Mr. Jin diatas meja untuk dibelah perunya. Mr. Jin meronta-ronta.



sekelompok pria bersenjata dan berpakaian serba hitam menembus masuk ke dalam, mereka berhasil membawa ingin menyelamatkan Mr. Jin.

Argus berusaha kabur, tapi ia tertangkap.

"Jangan bergerak. Jika kau bergerak...kau akan mati kali ini."

Lalu Shi Jin membuka maskernya.

Dae Young berkata kalau mereka sudah mendapatkan Mr Jin. Kemudian mereka kembali tanpa menangkap siapapun, hanya membawa Mr Jin.



Mr. Jin sudah terbaring di ranjang Medicube.

"Apa berlian yang kau miliki punya Argus?" Tanya Shi Jin.

"Berlian? Berlian apa? Aku diseret kesini hanya mengenakan celana dalam. Kau pikir aku punya apa?" Elak Mr. Jin.

Shi Jin mendekat, ia minta Mr. Jin untuk mengatakannya dengan jelas, ia perlu tahu berapa banyak Mr Jin berhutang pada Argus untuk melihat apa Mr Jin layak dilindungi atau tidak.

Mr Jin kesulitan bernafas serta batuk-batuk, ia minta dipanggilakn dokter. kebetulan Mo Yeon datang membawa hasil X-ray dan benar saja ternyata berlian tersebut ada di lambung mr. Jin.

Shi Jin merasa kalau Mr. Jin hanya pura-pura sakit, tapi kemudian Mr. Jin muntah darah.

"Napasnya dangkal dan detak jantungnya lemah. Kupikir berlian itu menyebabkan pendarahan internal." Kata Mo yeon setelah memeriksa Mr. Jin, lalu ia memerintahkan semuanya untuk menyiapkan ruang operasi.


Mo Yeon sudah ada di ruang operasi. kemudian Myeong Ju datang, Mo Yeon bertanya, kenapa Myeong Ju yang datang padahal ia memanggil Dr sang Hyun.

Ja Ae menjawab kalau Dr Sang Hyun sedang tak enak badan makanya ia memanggil Myeong Ju.

Dan mereka mulai membedah.Myeong Ju melakukan kesalahan, membuat darah muncrat.

"Astaga, aku minta maaf. Kurasa aku menyentuh pembuluh yang salah."

"Akan kuatasi." Jawab Mo Yeon.



Mo Yeon menemukan hal lain, bukan pembuluh, melainkan Tumor di kelenjar getah beningnya pecah.

"Perdarahan internal pasti karena berlian. Tapi bagaimana dengan hipertrofi kelenjar limfatik?" tanya Myeong Ju.

Mo Yeon menyadari sesuatu, ia meminta semuanya untuk mengangkat tangan dan menjauh dari meja operasi.

"Dia batuk, kesulitan bernafas, dan...ada juga hipertrofi di kelenjar getah bening. Semua gejala menunjukkan bahwa ia memiliki....virus influenza. Kurasa itu disebabkan oleh virus M. Sampai kita memiliki diagnosis yang akurat...ruang operasi akan disegel. Selain Letnan Yoon dan aku yang sudah terkontaminasi...yang lain harus keluar." Jelas Mo Yeon.



"Bagaimana dengan operasinya?" Tanya Ja Ae.

Mo Yeon merasa kalau ia dan Myeong Ju harus menyelesaikannya. Myeong Ju mengangguk yakin.




Dr Sang Hyun memberitahu Shi Jin dan Dae Young. Shi Jin bertanya pa itu virus M?

"Ini adalah salah satu virus yang diidentifikasi oleh WHO. Kita perlu diagnosis lebih lanjut  untuk mengetahui apakah itu M2 atau M3. M2 berarti itu sedikit lebih buruk dari virus flu. M3 berarti itu adalah sedikit lebih baik daripada virus Ebola." Jelas Dr Sang Hyun.



Shi Jin dan dae Young langsung menuju ruang operasi, namun mereka tak diijinkan masuk. saat ini Myeong Ju dan Mo Yeon sedang diambil darahnya.

"Kau baik-baik saja? Apa kau sakit?" Tanya Shi Jin.

"Sepertinya aku tidak akan sakit secepat itu. Aku harus menunggu hasil diagnosis." Jawab Mo Yeon.



"Yoon Myeong Ju." panggil dae Young.

"Syukurlah. Kau berlari di sini lebih cepat daripada saat kau mendapat paket dari pramugari itu."

"KAU BAIK-BAIK SAJA??" Tanya Dae Young sambil berteriak.

"Wow, apa aku baru saja menakut-nakuti Seo Dae Yeong?"

Mo Yeon sudah selesai diambil darahya sekarang giliran Myeong Ju.



Mo Yeon mendekati Shi Jin. Shi Jin bertanya, apa yang bisa ia lakukan untuk Mo Yeon?, Ia meminta Mo Yeon untuk mengatakan apa yang Mo yeon butuhkan.

"Aku mau jawaban. Siapa yang menulis 'Hari aku bertemu Si Jin Oppa' dengan hati? Apa itu yang di sebelah kanan atau yang di sebelah kiri?"

"Yang di sebelah kiri. Dia sangat imut."

"Oh, begitu. Sepertinya dia sangat imut. Dan pria ini langsung menjawab."

"Sekarang bukan waktunya bercanda."



Myeong Ju mendekat, ia berkata kalau Seolah-olah ia dan Mo Yeon sudah mati.

"Mereka melakukan apapun sesuai kehendak kita." lanjut Myeong Ju.

tapi wajah Dae Young dan Shi Jin jelas sekali menunjukkan kalau mereka tegang karena khawatir.

"Kalian tenang sedikit. Kami tidak akan mati." Ujar Myeong Ju.

Ja Ae membenarkan karena ia sudah selesai mengambil darah mereka tinggal dibawa ke laboratorium Rumah Sakit yang bisa melakukan tes PCR.

"Ada sebuah laboratorium di pangkalan militer Amerika 20 menit dari sini. Tapi aku tidak yakin apa mereka akan bekerja sama." Ujar Myeong Ju.

Lalu SHi Jin dan Dae Young yang turun tangan untuk membawa sempel darah mereka ke lab yang dimaksud Myeong Ju.



Shi Jin dan Dae Young sampai di lab dan untungnya petugas disana mau bekerja sama karena masalah virus tersebut  juga masalah mereka.

Shi Jin dan dae Young bisa sedikit bernafas lega.



Mo Yeon dan Myeong Ju menunggu di ruang operasi, mereka sedang di karantina.

Myeong Ju memeriksa keadaan Mr. Jin yang menunjukkan bahwa Tekanan darah dan detak jantungnya stabil.

"Kita sudah melakukan yang terbaik." Ujar Mo Yeon.

"Apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Myeong Ju.

"Kita menunggu hasil untuk pasien dan untuk kita."



Hasil tes Sampel darah sudah selesai. positif virus m3.

"Pasien dinyatakan positif...dan 1 dari 2 dokter juga diuji positif." Kata Petugas.

"Siapa? Siapa yang positif?" Tanya Shi Jin dag dig dug.




Myeong Ju dan Mo yeon duduk sambil menunggu, mereka membicarakan mengenai berlian dan kemungkinan berapa harganya.

"Hanya kita yang tahu berapa jumlahnya. Kau mau mengambil satu?" Tawar Mo Yeon.

"Aku tidak pernah berpikir Sunbae seperti ini. Kau seorang wanita yang bijaksana." Jawab Myeong Ju.

dan mereka tersenyum untuk menenangkan diri.


Dae Young dan Shi Jin sudah kembali ke medicube. dae Young langsung menerobos masuk ke ruang operasi dan memeluk Myeong Ju.

"Apa kau gila? Keluar dari sini. Aku sedang dikarantina." Perintah Myeong Ju.

Dae Young tak beranjak, menjawab pun tidak.


Mo Yeon dan Shi Jin juga hanya bisa melihat ke arah mereka.


"Itu aku kan?" Tanya Myeong Ju.

Air mata Dae Young keluar..


Lanjut episode 11