Sinopsista.com - Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 12 Part 1
Sersan Choi terlihat penasaran, kemudian balik bertanya, apa mungkin terjadi sesuatu???
Dae Young menatap ke tempat SHi Jin meninggalkan seragam, senjata dan tanda pengenalnya.
"Sesuatu yang buruk telah terjadi." Jawab dae Young.
Shi Jin menghubungi pengawal Presiden Arab, ia ingin menggunakan kartu terakhirnya. ia butuh helikopter Dan kencan sekali lagi.
-= Episode 12 =-
Dae Young menunggu sampai Myeong Ju bangun sendiri. Myeong Ju sekarang sudah baikan karena obat penemuan Dr Sang Hyun. Dae Young bersyukur. Myeong Ju menyadari ada yang aneh dengan pakaiana Dae Young.
"Mau kemana?" Tanya Myeong Ju.
"Kami kehilangan kontak dengan Dr Kang dan Big Boss. Kami percaya bahwa Dr Kang, yang tak bisa dihubungi telah diculik. Dan Big Boss yang tak menjawab panggilan kami, Mesti memulai operasi solo nya."
"Lalu..."
"Kau bilang hadiahku sedang dalam perjalanan. Dapatkah aku membuka hadiah itu sekarang?"
Lalu Dae Young mencium kening Myeong Ju. kemudian memberikan tanda pengenalnya pada Myeong Ju.
"Jagalah ini. Kau tahu kan kalau aku butuh membeli ini juka kau menghilangkannya?"
"Kau tahu kan kalau kau harus kembali."
Dae Young mengumpulkan Tim ALpha untuk menjelaskan Operasi Hitam yang akan mereka laksanakan. Ini dalah operasi tanpa seragam dan ada kemungkinan bahwa mereka tak akan kembali.
"Siapapun yang ingin keluar, bisa melakukannya sekarang. Apa ada yang ingin?"
"Tidak, Pak!"
Dae Young melanjutkan kalau liburan telah berakhir. Saat ini waktunya kembali menjadi Tim Alpha.
Mereka mempersiapkan senjata yang dibutuhkan dibutuhkan dan siap berangkat.
Di KorSel, Semua petinggi menggelar pertemuan. Komandan Yoon juga ikut dalam pertemuan tersebut.
Shi Jin sudah sampai di tempat penyekapan. Ia berhasil masuk dengan melumpuhkan penjaga satu, dua dan tiga.
Ia juga menemukan anak-anak disana, mereka juga di sekap. Shi Jin menembak CCTV yang merekam ruang penyekapan anak-anak tersebut.
Kesepakatan dengan Urk Utara sudah selesai, uang juga sudah diterima. Argus langsung memasukkan laptop nya ke aquarium.
"Bye Bye..."
Ia menyanyi senang sambil berjalan menuju brankas. Mo Yeon memperhatikan setiap gerik Argus.
Isi brankas tersebut adalah bertumpuk-tumpuk uang dan tentu saja berlian. Argus mengeluarkan berliannya. Lalu anak buahnya bertanya, bagaimana mengenai anak-anak.
"Kita harus membuang semua yang tak muat di koper." Jawab Argus.
Lalu anak buah itu memberi perintah para penjaga untuk mengurus anak-anak.
Para penjaga menyadari ada penyusup masuk. Mereka langsung menuju lokasi Shi Jin.
Shi Jin berhasil menembak mati semua penjaga tapi masih tertinggal satu, dan dia menggunakan anak kecil sebagai sandera.
Shi Jin menjatuhkan senjatanya dan mengangkat tangannya. Penjaga itu siap menembaknya namun malah tertembak duluan.
Dae Young dan yang lain masuk untuk mengamankan situasi.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Shi Jin ke Dae Young.
"Apa yang kau lakukan disini, menngangkat tanganmu sendirian?" Dae Young balik bertanya.
Shi Jin menjawab kalau ia pikir teritimindasi sendiri, dan sekarang ia menyambut kawannya dengan tangan terbuka.
"Jangan merasa demikian. Semua anggota Tim Alpha sudah kembali dari cuti." Ujar Dae Young.
"Aku akan mengekspresikan rasa terimakasihku nanti."
Shi Jin memerintah Anggota Tim Alpha atas nama Captai Big Boss yang disandangnya.
"Piccolo (Sersan Gong) dan Harry Potter (Sersan Im), Lindungi anak-anak. Tinggalkan tempat ini secepat mungkin."
"Ya. Pak!"
"Wolf (Dae Young) dan Snoopy (Sersan Choi), akan menyelamatkan sandera bersamaku."
"Ya, Pak!"
Dalam pertemuan, Komandan Yoon menyampaikan pada Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional bahwa pukul 22:00 pasukan khusus memulai Operasi Hitam untuk menyelamatkan sandera.
Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional membentak Komandan Yoon yang berani mengomando tanpa merintahnya. Kepala menjelaskan bahwa Tentara US berjanji akan menolong sandera dalam 24 jam.
"Tentara Korea diberangkatkan untuk menyelamatkan warga Korea. Tak ada hal yang tak masuk akal tentang ini, Pak." Jelas Komandan Yoon.
Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional menjelaskan pokok persoalannya, bahwa ini bukan kasus penculikan biasa, beliau takut kalau pemberangkatan ini akan merusak operasi CIA. Siapa coba yang bakalan tanggung jawab.
Komandan Yoonmengerti kekhawatiran Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional.
"Berhenti memotongku. Ini persoalan keamanan nasional yang memerlukan diplomasi dan pertimbangan politik. Jadi, serahkan masalah sandera ke temtara US saja. Kita fokus saja pada biaya keamanan dan cara menekannya."
"Hey, Politikus!" Panggil Komandan Yoon dengan bahasa informal.
"Apa yang barusan Anda katakan? Saya salah dengar, kan?"
Komandan Yoon melanjutkan masih dengan bahasa informal. Ia menyuruh Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional mendengarkannya baik-baik jika tadi salah dengar. Komandan Yoon tidak peduli jika keamanan nasional menjadi ruang rahasia didunia politik dan kamera diplomasi untuk Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional.
"Tapi bagi bawahanku. itu berarti pengorbanan mereka untuk melindungi Tanah Air. Dan merelakan nyawa mereka untuk menjalankan tugas. Alasan mereka untuk menjawab panggilan tugas...untuk Negara yang tidak mengapresiasi pengorbanan mereka...Walaupun mereka terbunuh, adalah karena mereka percaya...bahwa nyawa warga sipil adalah keamanan Negara itu sendiri."
Komandan Yoon akan bertanggung jawab atas semua ini. Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional cukup memilih dasi saja dan menjadi politikus media.
Intinya Komandan Yoon mempertaruhkan jabatannya jika ada kesalahan yang terjadi pada Tim Alpha.
Yi Hwa sudah selesai meracik obat herbalnya, giliran Gi Beom dan Tim medis yang memberikan obat tersebut pada Myeong Ju. Myeong Ju merasa tak enak telah menyusahkan banyak orang.
Dr Sang Hyun tahu kalau ini tak pastas untuk ditanyakan pada orang yang hampir meninggal. Tapi ia penasaran, apa terjadi sesuatu pada Mo Yeon? Apa Myeong Ju tidak mendengar apapun dari Sesan Seo?
"Apa Ketua Kang benar-benar diculik?" Tanya Min Ji.
"Apa kapten Yoo dan tim-nya pergi untuk menyelamatkannya?" Imbuh Ja Ae.
Myeong Ju menjawab kalau semuanya tak perlu khawatir karena mereka pasti akan meyelamatkan Mo Yeon dengan cara apapun.
Min Ji bertanya, memangnya cara apa. Myeong Ju menjawab kalau mereka tak perlu tahu.
Waktunya telah tiba. Argus memerintah Mo Yeon untuk memakai baju yang sudah ia siapkan. Dan anak buanhnya menggiring Mo yeon keluar.
Shi Jin, Dae Young dan sersan Seo sudah menunggu di luar. Shi Jin memerintahkan keduanya untuk memulai misi.
helicopter sudah mendekat ke lokasi.
sekarang tinggal Shi Jin sendirian, kemudian Argus muncul.
"Aku menepati janjiku. Jadi kau juga.. Biarkan sandera pergi."
Mo Yeon muncul di belakang argus. SHi Jin memperhatikan keadaan Mo Yeon. setelah melihat bibir Mo Yeon terlukan, Shi Jin langsung mengacungkan pistolnya.
"Apa kau memukulnya?"
Shi Jin memerintah Tim nya untuk bersiap. Wolf melapor kalau target sudah dalam posisi.
Argus melangkah ke samping. memperlihatkan kalau Mo yeon dipakaikan baju panuh Bom dan Argus memegang detonatornya.
Shi Jin memerintahkan Tim nya untuk menahan tembakan.
Shi Jin bertanya pada Snoopy untuk menjelaskan tipe Bom di tubuh Mo Yeon.
Sersan Choi menjelaskan kalau itu tipe Bom PVC saku. Yang akan meledak jika tombol detonatornya ditekan. dan Jika tangan pemegang detonator di tembak maka bom sakunya akan meledak.
"Jadi kita tidak punya pilihan?" tanya Shi Jin.
Helicopter sudah semakin mendekat. Argus mnyuruh Shi Jin untuk memerintahkan pendaratan helicopter tersebut.
"Lepaskan dulu dia, atau helicopternya taka akan mendarat."
Argus berkata kalau ia harus ditempat anam terlebih dahulu, atau.... Argus menrangkul Mo Yeon,,"Dia akan mati."
Sersan seo mendekat ke Shi Jin, ia mengatakan pasti ada pemancar Wireless disuatu tempat, Mereka hanya perlu menemukan itu.
Argus bertanya pada Mo Yeon, apa yang mereka bicarakan. Mo Yeon menjawab kalau mereka mengatakan mengenai cuaca yang indah hari ini.
Argus langsung menodongkan pistolnya ke kepala Mo Yen,,"Kau mau mati?"
Shi Jin sigap, ia menembak pistol Argus hingga jatuh.
"Apa kau GILA?"
"Aku kira, kau bisa menyebut demikian. Jadi, jangan takuti dia, jangan sentuh dia... Jangan mengajaknya bicara. Hanya aku yang perlu kau ajak bersepakat."
"No. Thank You."
Argus kembali mengambil pistolnya, ia tertawa, sangat menyenangkan, bepergian dengan wanita cantik.
Sersan Choi menemukan wireless nya, ada di bahu kiri Mo Yeon dengan nyala led hijau.
Shi Jin menurunkan pistolnya, ia berbicara pada Mo Yeon.
"Maaf karena terlambat. Jangan bergerak, diam saja. Kau percaya ppadaku, kan? Jangan bergerak."
Lalu Shi Jin mengangkat pistolnya kembali, ia memerintah untuk memulai penembakan, dan ia menembak wireless di pundak Mo Yeon, tepat mengenai led hijau.
Semua berhasil dilumpuhkan. Sekarang saatnya melumpuhkan Bom yang menempel ditubuh Mo Yeon. Sesan Choi yang bertugas dan ia membutuhkan waktu 1 menit.
Sersan Choi melarang Mo yeon untuk bergerak. Mo yeon ridak ingin bergerak, ia juga menahannya tapi tubuhnya tetap bergetar karena ketakutan.
Shi Jin mengajaknya bicara, ia mengingatkan Mo Yeon tentang candaannya dulu saat ia membohongi Mo Yeon sudah menginjak ranjau darat dan Mo Yeon memintanya untuk membawakan seorang ahli.
"AKu telah memekai seragam ini selama 15 tahun. Dan aku tidak pernah melihat Bom yang tidak bisa dijinakkan oleh sersan Choi. Dia yang terbaik yang kami miliki. Jadi, tak perlu khawatir, Aku tidak akan membiarkanmu mati."
Tapi timer di Bom tinggal 30 detik lagi. Mo yeon menyuruh keduanya untuk menjauh sebisa mungkin. Shi Jin tersenyum.
"Apa yang kau pikir akan kami lakukan dalam 30 detik?"
Sersan Choi berhasil memutus kebel, tapi ia tidak bisa menghentikan Timer jadi Bom tersebut tetap akan meledak. Sersan Choi melemparkan Bom tersebut ke luar dan Bom meledak.
Dae Young masih memantau Argus. Mo Yeon membuka matanya, ia melihat Argus bangkit dengan pistol ditangan, siap untuk menembak.
"Big Boss, arah jam 9." Peringatan Dae Young.
Shi Jin melindungi Mo yeon dari tembakan Argus, untungnya meleset.
Argus mengambil koper dan melarikan diri. Dae Young menembaknya tapi tak kena karena Argus berhasil bersembunyi dibalik dinding.
Shi Jin menutup mata Mo yeon dengan tangannya.
"Lupakan bagian ini."
Lalu Shi Jin mulai menembaki ARgus sampai meninggal. Airmata SHi Jin mengalir.
Sekarang mereka sudah ada di dalam helikopter. Shi Jin melapor pada komandan kalau misi mereka sukses, target terbunuh dan sandera selamat. Ahi Jin akan menerima apapun hukumannya.
Komandan menjelaskan bahwa tidak ada hadiah yang akan diterima SHi Jin tapi juga tidak ada hukuman. Itu adalah hadiah untuk Shi Jin.
"Lupakan semuanya dan istirahatlah."
Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasionaltidak setuju dengan keputusan Komandan Yoon ini.
"Bisakah aku menulis laporan bahwa Anda yang memerintahkan misi ini?"
"Pastikan untuk melakukannya." jawab Komandan Yoon mantap.
Presiden datang. Beliau bertanya apa sandera selamat?
Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional membenarkan tapi CIA menentang keras misi ini. Ini akan berdampak pada perdagangan.
Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional mengusulkan agar Presiden menghukum pejabat yang terlibat.
"Begitukah?" tanya Presiden ke Komandan Yoon.
"Saya Yoon Gil Joon, Komandan Pasukan Khusus. Saya stuju dengannya. Saya akan menanggung tanggungjawab penuh."
Tapi Presiden tak sejutu, untuk apa menghukum orang yang telah menyukseskan misi. Sandera telah selamat, menyisakan masalah diplomatis dan politik, maka itu artinya sekarang menjadi bagiannya. Presiden akan menangani semua itu.
Kepala Urusan Luar Negeri dan Keamanan Nasional mau protes tapi Presiden malah memberinya tugas untuk membereskan masalah yang tersisa.
"Terimakasih sudah menyelamatkan satu dari warga kita. Saya juga mendengar bahwa mereka kembali tanpa terluka sedikitpun. Terimakasih."
Presiden mengakhirinya dengan membungkuk 90 derajad dan Komandan Yoon membalasnya dengan hormat.
Myeong Ju terbangun karena mendengar sesuatu. Ia melepas infusnya lalu keluar dari ruang karantina. Karena tubuhnya belum pulih benar, ia terpeleset saat menuruni tangga, untung ada Dae Youn yang menangkapnya.
Myeong Ju melepaskan pelukannya. Ia menyentuh wajah Dae Young dan matanya berkaca-kaca. Lega...
Mo Yeon melihat Shi Jin memnadangi foto, lalu Shi Jin membakar foto tersebut.
Mo Yeon tadi terluka oleh tembakan SHi Jin, tapi cuma goresan sedikit. Ja Ae, Min Ji dan Dr Sang Hyun mengobatinya.
Min Ji berujar kalau ia baru pertama ini melihat luka tembak. Dr Sang Hyun menambahi kalau selama di Urk mereka memang melihat hal-hal yang diluar dugaan.
Dr Sang Hyun menggunakan candaannya lagi agar Mo yeon menggigit pulpennya seperti di film-film. Ja Ae memukulnya agar berhenti tapi Mo yeon malah menangis.
Ja Ae dan Dr Sang Hyun mengucapkan kata-kata menghibur, Min Ji bingung harus apa.
"Buat dia menggigit ini." Kata Dr Sang Hyun sambil mengacungkan pulpennya.
"Yaa!!" bentak Ja Ae.
Keadaan kembali normal. para tentara jogging seperti biasa dan para suster melihatnya minus Mo Yeon tapi plus Dr Sang Hyun.
Kali ini para tentara lebih semangat. Bahkan saat lewat di depan para wanita, mereka mengangkat kedua tangan dan bersorak. Para wanita pun menyambut sorakan mereka.
Dr Sang Hyun memanggil Dae Young untuk mengajaknya bicara sebentar. Dr Sang Hyun sudah menahannya selama ini tapi pikiran intelektualnya tidak bisa menahannya lagi.
"Kenapa kita harus melihat pemandangan cabul setiap hari?" Protes Dr sang Hyun.
DaeYoung hanya tersenyum, lalu menepuk bahu Dr Sang Hyun kemudian menyusul kembali rekan-rekannya.
Mo Yeon bertemu Shi Jin.
"Bagaimana lukamu?" tanya Shi Jin.
Mo Yeon tak menjawabnya ia lebih penasaran dengan Fatima. Shi Jin menjelaskan kalau Fatima mulai pulih.
"Benarkah?"
"Apa maksudmu?"
Mo Yeon menjawab kalau Shi Jin hampir terlalu sering membohonginya. Shi Jin mengatakan kalau anak-anak dari Desa berhantu aman tapi malah ada bersamanya di tempat penculukan.
"Maaf karena sudah berbohong. Aku tak ingin kau khawatir."
"Jadi apa kebohongan lainmu, sehingga aku tak perlu khawatir?"
Shi Jin mengingat semua kebohongannya pada Mo Yeon, saat Mo Yeon menjahit luka diperutnya. SHi Jin menjawab luka itu dari hasil kerja sebagai buruh.
Saat penangkapan pembawa senjata. Mo Yeon bertanya, apa ada yang terluka. Shi Jin menjawab tidak ada, hanya kecelakaan mobil biasa.
Di kota. Waktu Shi Jin bertemu Argus. SHi Jin berkata kalau ia mendapat perintah dari Komandan.
Shi Jin kemudian menjawab kalau tidak ada kebohongan lain lagi.
"Bohong. Apa alasan kenapa kau selalu berbohong?"
Sekarang Mo Yeon mengerti. Kebohongan yang selalu Shi Jin katakan... Bukanlah hal yang bisa ia keluhkan ataupun pertengkarkan. Kebohongan Shi Jin adalah... tentang hidup dan mati seseorang, Politik dan diplomasi, dan masa depan seluruh bangsa.
Shi Jin selalu saja bercanda... untuk menutupi apa yang tak bisa Shi Jin katakan padanya. Shi Jin akan selalu bercanda... agar ia tak mengetahui sesuatu yang tak seharusnya ia ketahui.
"Dan aku tak akan percaya padamu. Dan pada akhirnya, kita... tak bisa mengatakan apa-apa. Aku hanya ingin... Bercerita tentang saat aku marah ketika orang mengambil 2 slot parkir. Bercerita tentang kebingunganku memilih makan siangku. Atau cerita tentang paketku yang terlambat. Itu adalah hal-hal biasa yang bisa diceritakan."
"Kalau begitu, katakan. Semua yang kau katakan itu sangat penting untukku."
Mo Yeon tahu, ia percaya... Tapi... Ia tak bisa mengatakan hal-hal yang seperti itu pada seseorang yang melindungi orang lain dari tembakan peluru.
"Kau mau putus denganku?"
Mo Yeon hanya ingin tahu, apakah Shi Jin.. seorang yang bisa ia temani?
Mo Yeon pergi. Kata-kata Argus terngiang dibenaknya...
"Big Boss. Dia cerdas, Lucu... Dan misterius. Tapi... Dia punya banyak rahasia. Dia akan menghilang... Dan sulit untuk dihubungi. Lalu, suatu hari... Phusshhhh... Dia tak akan pernah kembali."
Lanjut Part 2