Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 3
Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 4
Siang itu, Saimdang menunggu Lee Gyeom untuk berkunjung
ke kuil. Namun, Lee Gyeom tidak kunjung datang. Di tengah hutan, Saimdang
menunggu pria yang dia cintai dengan rasa cemas. Tapi, seorang gadis miskin
datang menghampirinya dan menyampaikan jika Lee Gyeom tidak dapat menemaninya.
Saimdang pun memutuskan untuk pergi bersama gadis itu.
Mereka membawa bahan makanan yang sangat banyak untuk diberikan kepada gelandangan
yang sedang ada di kuil tersebut.
Akan tetapi, langkah mereka terhenti ketika melihat
seorang anak kecil diancam di tengah-tengah pesta. Anak kecil itu tidak lain
adalah anak yang mendapat lukisan Dewi Bulan dari Saimdang. Saimdang ingin
sekali menolong anak tersebut, namun tak ada yang bisa dia lakukan selain
bersembunyi.
Lukisan yang Saimdang lukis pun terjatuh. Pria yang
mengancam anak tersebut pun membukanya. Dia membaca sebuah puisi yang tertulis
dalam lukisan tersebut. “Hatiku terasa hancur melihat orang-orang pergi di
tahun Gi Myo,” raut wajah pria itu berubah menjadi sangat marah.
Dia mengacungkan pedang ke seluruh penjuru. Dia pun
menebas anak kecil yang ada di depannya. Ayah dari anak tersebut pun tidak
terima, dia juga mendapat tebasan yang tak kalah dari yang diterima anaknya.
Orang-orang yang ada di sekitar kuil itu pun tidak terima
dengan sikap pejabat tersebut. Mereka mengambil batu dan melemparkannya ke arah
pejabat itu. Melihat temannya terancam, salah seorang pejabat juga maju ke
depan dan memerintahkan untuk membunuh semua orang yang ada di sekitar kuil
tersebut.
Semua orang berlarian tanpa arah, menghindari kejaran
pengawal pejabat tersebut. Termasuk juga Saimdang dan gadis miskin itu. Mereka
berlari tanpa tujuan, hingga Saimdang jatuh terperosok ke sebuah jurang.
Di tepi sungai Saimdang belum juga sadarkan diri. Gadis
miskin yang menemaninya, berusaha menyadarkannya tapi Saimdang tak kunjung
sadarkan diri. Tangan gadis miskin itu mengeluarkan darah dengan derasnya.
Dia membalutkan sebuah kain di atas lukanya, agar
darahnya berhenti mengalir. Dia pun mennggendong Saimdang dan membawanya
pulang. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Lee Gyeom. Lee Gyeom menaikkan
Saimdang ke atas kudanya dan membawanya pergi.
Dia tak sedikit pun melihat ke arah gadis itu. Lee Gyeom
merasa sangat bersalah tidak dapat menemani Saimdang siang itu. Dan dia sangat
mengkhawatirkan nyawa wanita yang sangat dia cintai itu.
Sesampainya di rumah Saimdang segera mendapat perawatan.
Lee Gyeom berusaha mencari tabib terdekat untuk mengobati kekasihnya. Di tengan
perjalanan, sekali lagi Lee Gyeom bertemu dengan gadis miskin yang menggendong
Saimdang.
“Minggirlah, aku harus segera mencari pertolongan untuk
Saimdang,” Lee Gyeom tidak memperdulikan gadis itu. Namun, gadis itu mengahdang
Lee Gyeom. Dia ingin Lee Gyeom juga memperhatikannya. Tetapi, dia tidak
mendapat tanggapan yang dia inginkan. Alih-alih mendapatkan perhatian Lee Gyeom
hanya memberikan gadis itu uang untuknya berobat.
Sejak saat itu, dia sangat membenci Saimdang dan Lee
Gyeom. Dia bahkan berniat jahat kepada Saimdang dengan menyerahkan buku gambar
Saimdang dan pitanya kepada pasukan yang telah melakukan pembantaian di kuil
siang tadi.
Berdasarkan bukti yang diterima itu, para pasukan itu pun
segera mencari keberadaan Saimdang. Selain itu, Raja juga mulai mendengar jika
puisi rahasianya telah tersebar luas. Hanya saja, siapa penulisnya tidak
diketahui. Karena hal itulah, Saimdang harus membatalkan pernikahannya dengan
Lee Gyeom. Dia tidak ingin nyawa keluarganya dan Lee Gyeom juga ikut terancam.
Di hari pernikahan Saimdang, Lee Gyeom ingin menerobos
pesta pernikahan Saimdang,namun dihadang oleh para pengawalnya. Ibu angkat Lee
Gyeom telah mendapat surat pembatalan pertunangan Saimdang beserta alasannya
dari ayah Saimdang.
Lee Gyeom terus meronta-ronta untuk bertemu dengan
Saimdang. Dia merasa bingung dan kecewa melihat kekasihnya menikah secara
tiba-tiba. Dia pun dimasukkan ke dalam gudang, agar tidak dapat menemui
Saimdang.
Sementara itu, ayah Saimdang harus menghadapi pasukan
rahasia yang mengincar nyawa Saimdang sebelumnya. Namun, sesuai dengan janji
Raja sebelumnya, jika dia membatalkan pernikahan maka dia akan mendapat
perlindungan dari raja.
Benar saja, seorang pengawal melindungi ayah Saimdang
dari serangan pasukan rahasia itu. Akan tetapi, ayah Saimdang tetap dibunuh
setelah Saimdang menikah.
Di acara pemakaman ayahnya, air mata Saimdang seakan
mengering, karena menangis sepanjang hari. Lee Gyeom datang menghampirinya. Dia
seakan tidak percaya semua kesialan itu terjadi padanya. Dia bahkan mengajak
Saimdang untuk melarikan diri, namun Saimdang menolak.
“Ini yang terbaik untuk kita. Aku sudah melakukan malam
pertama dengan suamiku,” air mata Saimdang mengalir dengan derasnya. Lee Gyeom
tidak kalah terpukul dengan pernyataan Saimdang. Cinta mereka pun harus
diakhiri dengan tragedi yang sangat memilukan itu.
Ji Yoon yang menyadari lukisan asli Keumsangdon berada di
dinding rumah Saimdang pun segera menuju rumah Saimdang yang telah menjadi
situs sejarah bersama Han Sang Hyun. Namun, sayang sekali bangunan bersejarah
itu telah mengalami pemugaran dan lukisan Keumsangdon tidak ditemukan di sana.
Ji Yoon yang seharian menyelidiki keberadaan lukisan
tersebut dengan Sang Hyun pun dicurigai oleh ibu mertuanya berselingkuh. Dia
dilarang melakukan penelitian atau pun penyelidikan lagi. “Bahkan jika kau akan
mati jika kau tidak melakukan penelitian itu, kau tetap tidak boleh
melakukannya,” mertua Ji Yoon salah paham kepada Ji Yoon.
Akankan Ji Yoon benar-benar akan menghentikan
penelitian dan penelitiannya? Dan dimanakah lukisan Keumsangdon yang asli
berada? Temukan jawabannya di sinopsis episode berikutnya ya…
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 5