Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 2
Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 3
Saimdang dan Lee Gyeom menghabiskan banyak waktu mereka
bersama-sama. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Mereka mempunyai hoby
dan sifat yang tidak jauh berbeda. Tanpa harus berpikir terlalu lama, Lee Gyeom
pun segera melamar Saimdang.
Suatu hari, Raja mendengar jika Lee Gyeom akan menikah.
Raja yang masih mempunyai hubngan keluarga dengan ayah angkat Lee Gyeom pun
penasaran dengan tunangan Lee Gyeom. Dia pun berkunjung ketika dia sedang
berlibur ke rumah Lee Gyeom.
Dengan mengenakan pakaian biasa, Raja menginap di rumah
Saimdang. Dia sangat terkesima melihat Saimdang yang sedang melukis
Keukamsangdon. Raja pun menghapiri Saimdang dan menyapanya. Raja semakin
terkesan dengan Saimdang, karena tutur kata Saimdang sopan dan sangat cerdas.
Dia pun
sangat mendukung pernikahan Lee Gyeom dengan Saimdang. Dia semakin merestui
hubungan Saimdang dengan Lee Gyeom, ketika dia tahu jika ayah Saimdang adalah
seorang menteri yang berada di pihaknya. Dia pun mengirimkan sebuah puisi
rahasia untuk ayah Saimdang.
“Hatiku
hancur memikirkan mereka yang terusir di tahun Gi Myo,” Raja menulis puisi
tersebut dengan harapan ayah Saimdang tetap berada di pihaknya. Meski untuk
saat ini, posisi Raja sangatlah lemah. Ayah Saimdang yang menerima puisi tersebut
pun segera mencari keberadaan Raja.
Dia berlari
dan berteriak-teriak di sepanjang jalan untuk menemui Raja. “Hidup Yang Mulia…
Hidup…,” dia terus saja berlari hingga menemukan sosok Raja yang sedang
melihatnya dari kejauhan. Ayah Saimdang pun memberi penghormatan kepada Raja
yang disambut dengan senyum tipis dari Raja.
Ayah
Saimdang sangat senang mendapat puisi rahasia dari Raja. Dia pun menyalin puisi
tersebut dengan penuh konsentrasi. Hingga dia tidak menyadari Saimdang datang
dan membaca sebagian dari puisi rahasia tersebut.
Mengetahui
Saimdang membaca puisi tersebut, ayahnya segera menutup lembaran puisi yang
sedang dia salin tanpa berkomentar sedikit pun. Dia tidak ingin puisi rahasia
tersebut bocor, bahkan bocor hanya kepada Saimdang.
Di hari yang
berbeda, Saimdang membuat sebuah stempel yang bergambarkan seokor hewan
mitologi, Biikjo. Seekor burung yang hanya mempunyai satu mata dan satu sayap.
Saimdang ingin agar Lee Gyeom mau membuat stempel pasangannya agar burung
tersebut dapat terbang.
Stempel itu
pulalah yang mereka gunakan untuk mengikat janji suci mereka. Dia atas lukisan
Keukamsangdon Ahnkyun, mereka menulis sebuah sajak yang mengungkapkan perasaan
mereka.
“Bagaimana
kalau kita menulis puisi tentang perasaan kita di atas lukisan Keukamsando
Ahnkyun yang kita bawa bersama ini?,”
Lee Gyeom mengajak Saimdang menuliskan puisi tentang perasaan mereka.
Saimdang pun mengecap lukisan tersebut dengan Biikjo.
Ji Yoon yang
mendengarkan terjemahan yang dibacakan mahasisiwanya itu menemukan sebuah petunjuk
untuk mencari lukisan Keukangsandon yang asli. “Jadi pada lukisan Keukangsando
terdapat syair Saimdang dan Lee Gyeom dan dicap dengan cap Biikjo,” pria itu
membantu Ji Yoon mengambil kesimpulan.
Tanpa pikir
panjang, Ji Yoon segera melihat lukisan Saimdang yang dia temukan di Bologna.
Dia menggunakan kaca pembesar untuk mencari dari satu sudut ke sudut yang lain
dari lukisan tersebut dengan teliti. Akhirnya dia menemukan cap Biikjo dalam
lukisan tersebut, yang membuktikan lukisan tersebut benar-benar karya Lee
Gyeom.
Belum sempat
memberi kabar gembira tersebut kepada rekannya, Ji Yoon mendengar suara dari
balik rumahnya. Suara segerombolan lelaki yang hendak menagih hutang suaminya.
Tanpa permisi mereka menerobos rumah Ji Yoon.
Ji Yoon
beserta keluarganya sangat terkejut dan panik. Mereka sama sekali tidak tahu
menahu keberadaan suami Ji Yoon sama sekali. Untung saja mahasiswa Ji Yoon, Han
Sang Hyun datang tepat waktu dan membantu Ji Yoon untuk mengusir mereka.
Sejak saat
itu, Han Sang Hyun menginap di rumah Ji Yoon. Selain untuk menjaga keluarga Ji
Yoon dia juga ingin membantu Ji Yoon menerjemahkan buku diari Saimdang.
“Sunbae, apakah tidak ingin membacanya?,” Han Sang Hyun memberikan salinan dari
diari Saimdang.
Ji Yoon pun
membaca perlahan, dan dia mulai menemukan alasa awal Saimdang tidak dapat
bersatu dengan Lee Gyeom.
Suatu hari,
ketika Saimdang pergi ke sebuh kuil untuk melukis, dia melihat sebuah
kejanggalan. Dia melihat beberapa pejabat yang sedang berfoya-foya di kuil
tersebut. Padahal di sekitar tempat itu, banyak sekali gelandangan yang
kelapara. Saimdang merasa ada yang tidak adil di tempat tersebut. Dia pun
melukis Dewi Bulan dan menuliskan sebuah puisi Raja yang dia baca sebelumnya.
Seorang anak
kecil dengan pakaian yang lusuh, datang menghampirinya dan Saimdang pun
memberikan makanan untuk anak tersebut. Dia bahkan memberikan lukisan yang dia
lukis untuk anak itu.
Setibanya di
rumah, dia mengirimkan surat untuk Lee Gyeom. Dia ingin mengajak Lee Gyeom ke
kuil tersebut. Namun, surat tersebut tidak sampai di tangan Lee Gyeom. Seorang
gadis miskin yang diam-diam menyukai Lee Gyeom tidak menyampaikan surat
Saimdang kepada Lee Gyeom.
Akankan Lee Gyeom menemani Saimdang ke kuil
tersebut? Apakah yang akan terjadi kepada Saimdang, jika Lee Gyeom tidak
menemaninya? Temukan jawabannya di sinopsis episode selanjutnya ya…
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 4
