Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 26
Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 27
Pertemuan
Saimdang dengan Ji Yoon memiliki arti tersendiri. Ji Yoon dikirimkan untuk
member semangat kepada Saimdang. “Kamu bisa. Mulai sekarang kamu harus percaya
padaku,” Ji Yoon meyakinkan Saimdang.
Dia memegang
tangan Saimdang dan memberikan petunjuk yang dapat digunakan untuk
menyelamatkan Lee Gyeom. Dia mengarahkan untuk membebaskan Lee Gyeom saat
perjalanannya menuju Tamra dan memberikan peta kepada Lee Gyeom untuk mencapai
Italia.
Tiba-tiba
terdengar suara yang memanggil nama Ji Yoon. Ji Yoon pun berpamitan kepada
Saimdang dan pergi meninggalkannya. Ji Yoon segera dibawa ke rumah sakit dan
mendapatkan perawatan.
Namun dia
tidak sadarkan diri. Tiba-tiba seorang pria meisterius mendekati tubuhnya yang
tergulai lemas di tempat tidur. “Maafkan aku istriku,” ucapnya lirih. Ternyata
suami Ji Yoon belum meninggal. Dia menemui Ji Yoon secara diam-diam.
Suami Ji
Yoon pun terpergok oleh teman-teman Ji Yoon dan dipaksa untuk menemui ibu dan
anaknya. Mereka snagat senang mengetahui bahwa kepala keluarga mereka masih
hidup.
Sementara
itu, Saimdang yang tersadar dari mimpinya mendapati tubuhnya penuh dengan
keringat dingin dan tubuhnya berada di lantai. Dia merasa telah mengalami mimpi
yang sangat panjang. Namun, ketika dia melihat sebuah gelang yang sedang
melingkar di tangannya.
Dia pun
menyadari jika pertemuaannya dengan Ji Yoon bukanlah mimpi. Dia segera beranjak
dari tempatnya dan menuliskan semua petunjuk yang diberikan oleh Ji Yoon.
Saimdang
mengumpulkan tenaga dan massa untuk menolong Lee Gyeom. Dia pun menemui Putra
Mahkota untuk mendapatkan bantuan. Putra Mahkota yang juga sangat menyayangi
Lee Gyeom siap memberikan bantuan. Saimdang juga menemui pejabat Baek yang
sanagt dekat dengan utusan Ming, untuk menyediakan perahu guna Lee Gyeom
melarikan diri.
Hari keberangkatan
Lee Gyoem ke pengasingan pun tiba. Namun, secara mendadak Raja mengubah arah
perjalanan Lee Gyeom. Lee Gyeom tidak lagi dikirim ke Tamra, melainkan menuju
tempat yang berbeda arah.
Tentu saja
ini akan mengubah rencana Saimdang. Putra Mahkota yang mengetahui rencana Raja
itu pun segera mengirimkan pengawal untuk memberitahukan perubahan itu kepada
Saimdang. Segera setelah pemberitahuan itu, para orang Lee Gyoem segera menuju
jalan yang ditempuh Lee Gyeom.
Mereka pun
akhirnya menemukan Lee Gyeom yang sedang beristirahat. Jauh dari perkiraan
mereka, ternyata pengawal Raja tidak memberikan perlawanan yang berarti. Dia
bahkan membiarkan Lee Gyeom pergi dengan cuma-cuma.
“Tuan Lee
Gyeom tidak bersalah,” hanya itu kalimat yang keluar dari pengawal Raja yang
setia itu. Lee Gyeom pun mulai mengingat kebaikan pria itu. Dia memandang pria
itu dengan tatapan sedih dan penuh tanya.
“Ingat kalian tidak melihat apa-apa hari ini,”
teriaknya kepada semua prajurit yang ada di hutan itu. Perlahan dia belutut dan
menarik pedangnya. Tanpa ragu dia menghunuskan pedangkan ke perutnya. Dia lebih
memilih mati daripada menuruti semua perintah gila Raja.
Lee Gyeom
pun berhasil melarikan diri dan bertemu dengan Saimdang. Di sebuah teluk, tubuh
Saimdang terkena cahaya bulan malam itu. Dengan penuh kecemasan dia menunggu
Lee Gyeom.
Dia
memberika sebuah bungkusan kepada Lee Gyeom dan membiarkanya pergi. “Cepat
pergilah!,” Saimdang pun membalikkan badannya. Dia tak sanggup melihat Lee
Gyeom pergi secara langsung. Lee Gyeom pun perlahan menuju perahu dan tak henti
melihat Saimdang.
Air mata
terus mengalir dengan derasnya di mata dua insan yang saling mencintai itu.
Malam itu merupakan malam terakhir pertemuan mereka berdua.
Keesokan
harinya, Lee Gyeom membuka bungkusan yang diberikan Saimdang. Dia mendapatkan
sebuah petunjuk untuk menuju sebuah tempat. Dia melewati berbagai tempat dan
jalanan yang sangat panjang sekali. Hingga akhirnya dia sampai di Itali.
Lee Gyeom
memulai kehidupan barunya dengan menjadi seorang seniman asing dengan karya
yang menakjubkan. Tapi dia selalu mengingat Saimdang di sela-sela kegiatannya
menciptakan karyanya.
Sementara
itu Saimdang juga melanjutkan kegiatannya di pabrik kertas Yangyoo. Dia tetap
melestarikan kegiatan belajar dan membantu kaum miskin. Dia juga menghidupkan
Biikdang yang merupakan peninggalan dari Lee Gyeom. Meskipun jiwa mereka
terpisah mereka berdua tetaplah satu.
Akankah
Saimdan dan Lee Gyeom dapat bertemu lagi? Dan apakah Ji Yoon mamapu bertahan
dan sadar dari keadaannya yang sedang koma? Temukan jawabannya dalam synopsis
episode terakhir Saimdang!
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea Saimdang Light's Diary Episode 28