Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 7 Part 2
Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 8 Part 1
Seorang
pelayan kafe tidak sengaja menyenggol
tubuh Yoo Mi, sehingga tubuhnya hendak tersungkur, tapi dengan sigap Jin Wook
menangkap tubuh Yoo Mi.
"aku
sungguh tidak bisa melepaskan pandangan dari wanita ini." gumam Jin Wook.
Yoo Mi jalan
duluan menjauh dari restaurant, Jin Wook menghampirinya dan memberikan
saputangan untuk mengelap gaunnya yang ketumpahan wine.
Jin Wook
menyindir, rasanya Yoo Mi lebih suka mengguyurkan anggur ke seluruh tubuh dari
pada meminumnya. Tapi untunglah cuma kejadian kecil, tak sampai harus memanggil
ambulan seperti waktu itu. Yoo Mi cemberut meminta Jin Wook berhenti.
"Kau
cantik." Puji Jin Wook. Yoo Mi sudah tersipu, tapi kemudian Jin Wook
melanjutkan, "maksudku gaunnya. Mahal itu."
"Tunggu..
Apa aku harus membayar untuk gaun ini?"
"Rasanya
makan 10 kali saja tidak seimbang dengan gaun ini."
Yoo Mi mulai
panik, ia mengingatkan kalau bukan ia yang mau memakai gaun itu, Jin Wook lah
yang menyuruhnya.
Manager kafe
menghampiri mereka untuk minta maaf. Jin Wook bilang tidak apa-apa, tapi
manager itu malah menyuruhnya untuk minta maaf pada Yoo Mi.
"Jika
karyawan Anda melakukan kesalahan, harusnya Anda meminta maaf."
Jin Wook pun
terpaksa menurut dan membungkuk minta maaf pada Yoo Mi. Yoo Mi diberi hadian
oleh manager untuk permintaan maaf.
"Nikmati
waktu Anda berdua." Kata Manager itu lalu pergi.
Setelah
mereka pergi, Jin Wook mengambil hadiah itu (anggur), ia yang akan menjaganya.
Yoo Mi protes, itu kan miliknya toh yang ketumpahan anggur dan hampir tertimpa
nampan. Jin Wook mengoreksi, ia yang menyelamatkan Yoo Mi tadi dan manager
jelas bilang anggur itu untuk mereka berdua.
"Wah,
tak bisa dipercaya. Jadi Anda mau kita meminumnya bersama?"
"Kenapa
tidak, dengan hubungan kita."
"Hu...
hubungan kita? Yang benar saja."
Yoo Mi tidak
terima, ia meminta anggurnya dikembalikan. Maka terkadilah perebutan anggur
itu. Jin Wook terus menghindar sampai membuat Yoo Mi kebingungan. Sampai
akhirnya mereka terjebak di posisi romantis, dimana Yoo Mi tidak sengaja
memeluk Jin Wook. Yoo Mi kembali cegukan.
"Tunggu
aku di atas. Akan kubawakan gelas wine-nya." Ucap Jin Wook.
Yoo Mi masih
diam saja, maka Jin Wook yang mengambil langkah duluan, ia pergi sambil membawa
anggur itu.
Hye Ri
datang ke kafe Hyun Tae untuk minum bukan untuk memaksanya mengikuti acaranya.
Hyun Tae awalnya sudah mau tutup tapi ia terpaksa menemani Hye Ri.
Hye Ri
menanyakan dimana Yoo Mi. Hyun Tae menjelaskan kalau Yoo Mi ada perjalanan
dinas.
"Perjalanan
dinas? Sama siapa..." Tapi Hye Ri sudah tahu tanpa harus melanjutkan
pertanyaannya, ia jadi kesal, mulai kapan sih dia berangkat?
"Benar
juga." jawab Hyun Tae.
"Kau
membiarkan dia pergi? Harusnya kau cegah dia! Meskipun perjalanan dinas, ada
pria lain yang bermalam dengan cewekmu!"
"Hei,
kau ngebayangin apa?"
"Persis
seperti yang kaubayangkan!"
Bayangan
mereka: Yoo Mi selesai mandi lalu Jin Wook mengetuk kamarnya sambil membawa
anggur dan mereka menghabiskan anggur itu berdua dalam kamar Yoo Mi.
Hyun Tae
menyangkal, Yoo Mi jelas bukan wanita seperti itu. Hye Ri menjelaskan wanita
itu seperti apa. Wanita mah makhluk licik. Dari penampilannya saja Hyun Tae
mana tahu wanita.
"Cewek
yang tampangnya lugu kau tahu? Mereka punya 2-3 sumpelan dada supaya payudara
mereka terlihat besar bahkan ada yang dijejali tisu dan kaki. Tapi tentu
saja... kalau aku tidak perlu sumpelan."
Sementara
itu, Yoo Mi dan Jin Wook menikmati wine sambil memandang laut. Jin Wook berujar
kalau ia teringat masa-masa dahulu. Yoo Mi sampai tersedak mendengarnya. Jin
Wook hanya tersenyum,
"Terkadang...
Tidak, aku lumayan sering memikirkanmu. Tiap kali aku minum wine... Tiap kali
datang ke sini... Tiap kali dapat kembalian koin 500 won, aku membaliknya.
Jujur saja... aku tak menyangka kau akan pergi begitu saja. Kupikir.." AKu
Jin Wook.
"Kupikir
aku tak akan pernah melihatmu lagi. Tidak, lebih tepatnya... aku tak ingin
memulai hubungan seperti itu."
"Kau
sangat tak suka padaku?"
"Ten...
tentu saja."
Jin Wook
hendak meminum anggurnya tapi tidak jadi, ia penasaran alasan Yoo Mi sangat
tidak menyukainya.
"Anda
sungguh tidak tahu? Anda mengataiku banteng ngamuk dan Anda pernah melihatku
terlihat awut-awutan di kamar mandi. Dan di malam pertama kita, bukannya di
tempat lain, tapi di mobil..."
"Terus
apa? Katakan saja."
"Tidak,
kuhentikan sampai di sini. Pokoknya, menurutku hal itu tidak baik."
"Yang
terjadi malam itu, kau menyesalinya?"
"Iya."
Hye Ri
menjelaskan dirinya pada Hyun Tae, kalau tidak ia akan bilang tidak. Kalau ia
tidak suka seseorang akan ia katakan langsung. ia tak tahu kenapa orang repot
bersikap jual mahal. Orang-orang bilang, cara terbaik adalah tidak jual mahal.
"Aku
suka kepribadianmu." Aku Hyun Tae.
"Kau
ini mengaku suka padaku?"
"Kau
mabuk?"
"Aku
belum minum banyak. Begini-begini aku tahan minum."
"Kau
terlihat juga begitu."
"Sungguh?
Kau tahu bagaimana rasanya? Cowok-cowok suka padaku... Tapi cowok yang kusuka
tak tertarik padaku. Perasaan yang sangat kesepian."
Anggur Yoo
Mi dan Jin Wook sudah habis. Yoo Mi membahas soal kotak perhiasan itu. Jin Wook
segera memotongnya, kotak itu tidak ada hubungannya dengan Yoo Mi, jadi luoakan
saja.
"Anda
marah padaku?"
"Tidak.
A-apa? Menurutmu kau berarti bagiku?"
"Anda
bilang lumayan sering memikirkanku."
"Kapan
aku bilang gitu?"
"Sudahlah,
mungkin aku salah mengerti."
"Ayo
kita pergi."
Hye Ri sudah
sangat mabuk mungkin ia akan pulang tapi Hyun Tae mendudukkannya kembali dan
akan mengambilkannya air. Hye Ri mendadak menangis, sudah 12 tahun aku menyukai
Jin Wook Oppa. Ia hanya punya Jin Wook Oppa, meskipun cowok lain memperlihatkan
ketertarikannya padanya, ia hanya memikirkan Jin Wook Oppa jadi ia tolak mereka
semua.
"Kau
pengecut."
"Siapa?
Aku?" Tanya Hyun Tae.
"Harusnya
kau jangan bilang pada siapapun. Itu cuman alasan. Kita melakukannya karena
menginginkannya. Bukan untuk orang lain dan bukan karena kita memikirkan orang
itu. Saat kita ingin melakukan sesuatu demi orang yang kita suka."
"Hei,
kenapa kau mengira lebih baik dariku? Kau bahkan tidak jujur pada cewek yang
kausuka. Jujur saja... Pengecut sebenarnya bukan aku. Tapi kau."
Setelah itu,
Hye Ri pulang.
Yoo Mi
memikirkan Jin Wook saat mandi. Semua yang dikatakan Jin Wook tadi tidak bisa
lepas dari pikirannya.
"Hubungan
kita? Entahlah. Hubungan kita ini apa? Aku juga tak tahu." Gumam Yoo Mi.
Ternyata Yoo
Mi tadi juga memakai bantalan dada.
Jin Wook
selesai mandi. Ia melihat kotak itu lagi dan mengambilnya, lagi-lagi ia
teringat malam 3 tahun lalu.
"Sudahlah.
Kalau kuperlihatkan ini padanya aku bisa bilang apa?" Jin Wook menyerah
lalu melemparkan kotak itu ke dalam kopernya.
Proses
penandatanganan kontrak berjalan lancar. Jin Wook bahkan dipuji karena bisa
tahu kalau kelemahannya adalah makanan sehat. Ia langsung memutuskan, berkat
ahli diet yang kompeten.
Usai klien
pergi. Jin Wook membalas dendam pada Sekretaris Jang. ia menyuruh Sekretaris
jang kembali ke Seoul naik bis sendirian seperti yang sekretaris Jang lakukan
dulu padanya.
Jin Wook
lalu mengirim pesan pada Yoo Mi, "Ketemuan sejam lagi."
Jin Wook
mengajak Yoo Mi ke kolam renang, ia sengaja menyewa kolam itu. Ia beralasan
kalau kolam itu milik ayahnya. Ia tidak suka berbagi kolam renang dengan orang
lain.
"Begitu
ya. Berhubung aku tak bisa renang, aku ke spa saja." Ucap Yoo Mi.
Jin Wook
melarangnya, ia memeritahkan Yoo Mi untuk melihatnya. Yoo Mi protes, untuk apa
coba ia melihat Jin Wook renang.
"Kakiku
bisa tiba-tiba kram... atau tiba-tiba terserang arrest, aku mau ada seseorang
yang minta bantuan."
"Jadi
aku di sini untuk mengawasi keselamatan Anda? Bukannya Jang Biseo yang
melakukannya..."
Jin Wook
mendadak membuka jubahnya membuat Yoo Mi otomatis menghentikan kata-katanya dan
langsung menutup mata.
"Kenapa
pake tutup muka begitu? Bukan pertama kalinya kau lihat tubuhku." gumam
Jin Wook lalu ia menyebur ke kolam.
Jin Wook
bertanya, apa Yoo Mi masih menyesal atas kejadian malam itu? Yoo Mi balik
bertanya, kenapa tiba-tiba Jin Wook mengungkitnya?
"Karena
yang kaukatakan membuatku terganggu." Jawab Jin Wook.
"Anda
sendiri? Anda tak menyesal?"
"Aku
tak menyesalinya. Karena aku jujur dengan perasaanku. Kuharap kau tidak
menyesalinya dan menganggap hal itu kenangan yang memalukan."
Jin Wook
lalu meminta bantuan Yoo Mi untuk menariknya tapi Jin Wook iseng menyeburkan
Yoo Mi ke dalam kolam. Yoo Mi marah, gimana coba kalau terjadi apa-apa gimana?
ia kan tak bisa renang!
Ternyata Jin
Wook sengaja untuk mengetas cegukan Yoo Mi dan sekarang Yoo Mi sudah tidak
cegukan lagi. "Aigoo, sekarang kau tak cegukan lagi."
Baru selesai
Jin Wook bicara begitu, Yoo Mi langsung cegukan, lalu ia minta diturunkan dan
pergi.
Yoo Mi sudah
naik tapi saat ia berbalik, Jin Wook nya mengambang. Yoo Mi mengira Jin Wook
cuma pura-pura dan memintanya berhenti tapi kemudian ia ingat pesan Jin Wook
tadi.
Yoo Mi
panik, ia nyebur lagi untuk menolong Jin Wook sambil berteriak minta bantuan.
Petugas datang dan membantu menaikkan tubuh Jin Wook. Tapi ternyata Jin Wook
cuma pura-pura, ia berbisik pada petugas untuk menyuruh mereka pergi.
Yoo Mi makin
panik karena mereka pergi, ia bahkan sampai menangis.
Yoo Mi
menepuk-nepuk pipi Jin Wook supaya mau bangun.
"Sadarlah.
Kumohon sadarlah, Direktur. Aku juga tak menyesali kejadian malam itu. Hari itu
sangat spesial bagiku. Aku senang... Aku senang karena itu Anda. Aku bahkan
lihat bantalan dadaku di kotak perhiasan Anda!"
Mendengar
itu, Jin Wool langsung membuka mata dan kembali duduk.
"Kau..
kau sungguh melihatnya?"
"Astaga!
Anda membuatku takut!"
Jin Wook
kembali nyebur ke kolam, ia masih penasaran, apa benar Yoo Mi sungguh
melihatnya?
Yoo Mi
mengaku, malam itu saat bersembunyi di lemari Jin Wook, ia melihatnya, meskipun
ia tidak tahu kenapa itu bisa ada di lemari. api mereka masing-masing punya
kesukaan yang unik.
"Aku
juga punya kesukaan sendiri." Lanjut Yoo Mi.
"Iya."
jawab Jin Wook sambil tersenyum.
Yoo Mi
penasaran, kenapa Jin Wook membawa kotak itu kesana. Rencana Jin Wook adalah
untuk mengembalikan itu pada pemiliknya.
"Cabul."
Kata Yoo Mi.
"Hei,
dasar. Aku bukan cabul. Itu yang kautinggalkan, memangnya aku harus gimana? Kan
bukan sepatu. Memangnya kau "Paderella"?"
"Paderella?"
"Benar,
Paderella. Kalau kupikirkan betapa banyak hal yang kualami gara-gara benda
ini... Baik, aku mengerti kenapa kau beranggapan aku cabul. Aku sendiri saja
tak tahu kenapa barang itu kusimpan. Tapi... Kalau aku tak menyimpannya... aku
tak akan bisa ingat kenangan kita berdua."
Yoo Mi
berterimakasih karena Jin Wook masih menyimpannya. Ia membalasnya dengan sebuah
kecupan mendadak di pipi.
"Kalau
mau berterima kasih... Bisa lakukan sekali lagi? Kalau kau benar-benar ingin
berterima kasih, kurasa setidaknya itu yang bisa kaulakukan." Pinta Jin
Wook.
Yoo Mi
hendak melakukannya lagi tapi Jin Wook malah curang, ia memalingkan wajahnya
dan terjadilah ciuman di bibir.
Jin Wook
senang karena Yoo Mi benar-benar tidak cegukan. Lalu mereka ciuman lagi...
Jin Woo
mengantar Yoo Mi kembali ke kamar sambil bergandengan tangan. Yoo Mi
mengucapkan selamat malam lalu membuka pintu kamarnya. Yoo Mi hendak menutupnya
tapi Jin Wook menahannya.
"Ngomong-ngomong,
aku penasaran sesuatu. Soal inisalnya (bantalan dada). Kenapa "M.H."
bukannya "Y.M."? Itu juga bukan nama merk-nya."
"Anda
tak perlu tahu." Jawab Yoo Mi sekenanya karena itu adalah milik ibunya dan
ia tidak mungkin jujur.
Yoo Mi
hendak menutup pintunya lagi dan Jin Wook kembali menahannya. Ia bertanya apa
Yoo Mi tidak lapar, Yoo Mi kembali mengucapkan selamat malam lalu menutup
pintunya.
"Kalau...
ramyeon gimana?" Jin Wook masih belum menyerah.
Tapi Yoo Mi
tetap tidak membuka pintunya lagi. Jin Wook bergumam, dingin banget Yoo Mi
ternyata.
Jin Wook
mengirim pesan, "Tidur nyenyak ya."
Yoo Mi
membayangkan lagi yang tadi, ia menyentuh bibirnya sambil menatap cermin,
"Aku harus gimana?"
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 8 Part 2