Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 8 Part 1
Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 8 Part 2
Jin Wook
kembali ke kamarnya. Dia duduk di sofa sambil menikmati wine.
"apa
lagi? Aku akan pergi kemana pun sesuai apa kata hatiku, hingga sejauh apa,
lihat saja nanti, gumam Jin Wook".
Sekertaris
Jang memberitahu pada Ketua Cha jika Jin Wook ada main dengan Yoo Mi. Ketua Cha
nampak begitu kesal mendengar hal itu. Sekertaris Jang menawarkan apakah ia
perlu menghubungi Jin Wook untuk datang menemui Ketua Cha?
"Jangan.
Kalau tindakanku tergesa-gesa tidak ada yang tahu bagaimana reaksinya. Untuk
saat ini, selidiki gadis ini. Cari tahu siapa dia, dari keluarga mana dan apa
dia punya aib."
Yoo Mi
menyapa Hyun Tae yang tumben bangun pagi. Hyun Tae berkata kalau ia mau menulis
naskah.
"Baru
datang dari perjalanan dinas, tampangmu terlihat bahagia sekali." Ujar
Hyun tae.
"Apa?
Oh. Setelah berbagi kasur dengan 2 orang, tidur sendiri memang sangat
nyaman."
"Sendiri?"
Lalu Hyun Tae berbalik dan bergumam, "Aku merasa lega dengar barusan,
menyedihkan sekali."
Yoo Mi
bertanya, apa yang Hyun tae katakan tadi. Hyun Tae cerita kalau Hye Ri datang
untuk minum saat Yoo Mi perjalanan dinas.
"Sepertinya
dia lagi suntuk." Lanjut Hyun Tae.
"Oh,
masa?"
"Perjalanan
dinasmu sama Si Makan Tiga Kali gimana?"
Yoo Mi
mengalihkan pembicaraan, ia terlambat jadi harus cepat pergi. "Untuk
ultahnya Dong Goo nanti kau mau menemaniku belanja?"
"Boleh,
habis kerja kujemput."
Setelah Yoo
Mi pergi, Hyun Tae memukul kepalanya sendiri, menyesali diri karena bodoh
sekali tadi.
Yoo Mi
mengganti nama kontak Jin Wook dari "Makan Tiga Kali" menjadi
"Direktur 'heart' " pada nama Kontak Jin Wook, ia lalu mengirim pesan
"Anda ingat makan siang?"
Jin Wook
hanya membalasnya "iya".
Yoo Mi
sebenarnya agak kecewa, tapi kemudian SMS masuk lagi dari Jin Wook, "Tak
seharusnya aku menghentikanmu membuatkanku dosirak. Aku jadi tak punya alasan
bertemu denganmu di kantor."
Yoo Mi
tersenyum, lalu menulis balasan. "Dikit... aku sedikit... syedih."
Jin Wook
bergumam, "Dia tak bisa sok jual mahal." lalu tersenyum.
Sekretaris
Jang yang ada di sana berujar, "aku tak tahu Anda bisa senyum seperti
itu."
"Seperti
apa?" Tanya Jin Wook seperti biasa. Sekretaris Jang hanya tersenyum.
Jin Wook
masih sibuk dengan ponselnya, ia menulis balasan. "Habis kerja kita makan
malam bersama."
Ternyata Yoo
Mi menolaknya karena anjingnya ulang tahun. Jin Wook kesal, "Aku ditolak
gara-gara anjing?"
Yoo Mi
keluar kantor, ia masih memikirkan Jin Wook yang menurutnya tidak harus sedih
karena ia tolak ajakan makan malamnya demi pesta ultah anjing.
Hyun Tae
memanggilnya, saat itu Jin Wook melihat Yoo Mi. Ia melotot sebal,
"Wanita
itu, dasar."
Yoo Mi
dibantu Hyun Tae berbelanja untuk keperluan pesta ulang tahun Dong Goo dan
sepertinya Hyun Tae lebih tahu kesukaan Dong Goo daripada Hyun Tae.
Ibu terkejut
melihat pesta yang dipersiapkan untuk Dong Goo. Ia mengapresiasi usaha Hyun Tae
dan Yoo Mi. Kemudian mereka menyanyikan lagu ulang tahun dan meniup lilin.
Setelah itu,
Hyun Tae menyalakan lampu dan bertepatan dengan Jin Wook yang membuka pintu
kafe. Yoo Mi panik melihat Jin Wook yang datang.
"Direktur~"
Ucap Yoo Mi sambil melepas topi ulang tahunnya.
Ibu mengira
Yoo Mi yang mengundang Jin Wook, tapi Yoo Mi cepat-cepat membantahnya. Jin Wook
menjelaskan bahwa ia datang atas inisiatif sendiri.
"Tapi
kenapa kau bawa makanan anjing?" Tanya Ibu, "Kurasa di rumah kita punya
anjing imut."
"Tapi,
anak itu siapa?" Tanya Jin Wook.
"Kebanggaan
keluarga kami. Dong Goo adalah--"
"Bu!"
Sela Yoo Mi. Ia lalu meminta ibunya untuk segera membawa Dong Goo pulang karena
ini waktu tidur Dong Goo. Yoo Mi bahkan membujuk Dong Goo dengan kartun Dino
agar Dong Goo mau pulang.
Yoo Mi terus
memaksa bahkan menggendong Dong Goo agar ibunya mau cepat. Sebelum pergi ibu
berujar pada Hyun Tae, "Hyun Tae, kurasa kau punya saingan."
Tinggallah
hanya Hyun Tae dan Jin Wook disana. Jin Wook duduk dengan canggung.
Yoo Mi
mengatakan kalau ia tidak ingin menjelaskan kehidupan keluarganya yang rumit
pada bosnya.
"Bosmu?
Cih... Bukan pacarmu?" tanya ibu.
Yoo Mi tidak
menjawabnya, hanya menyuruh ibunya cepat masuk.
Yoo Mi
kembali ke kafe Hyun Tae, dimana aura peperangan sangat terasa diantara Hyun
Tae dan Jin Wook. Jin Wook membuka pembicaraan.
"Aku yakin
kau tak masuk rumah wanita yang tinggal sendirian, kan?"
"Kadang
iya, tapi ada alasannya."
"Oh ya,
kau buka usaha di sini? Bukan bar, juga bukan toko buku. Ga jelas. Mungkin
seperti pemiliknya."
"Penghasilanku
lumayan. Aku tak perlu kerja sampai pingsan karena kurang gizi."
Yoo Mi
mencairkan suasana dengan mengajak mereka bersulang. Tapi mereka menanggapinya
dengan dingin. Mereka hanya bersulang berdua tanpa melibatkan Yoo Mi. Dan
mereka terus minum sampai mabuk.
Yoo Mi
membantu Hyun Tae masuk taksi, walaupun sebenarnya ia terus berontak ingin
minum lagi.
Yoo Mi
kembali ke kafe dan menemukan Jin Wook duduk di belakang kursi. Yoo Mi
membangunkannya, ia akan memanggilkan supir pengganti untuk Jin Wook tapi Jin
Wook menolaknya.
"Tidak,
tak akan. Aku tak mau pulang. Aku tak mau tidur sendirian... Aku juga tak mau
makan sendirian. Jadi jangan menyentuhku."
"Ya
sudah, aku tak akan meminta Anda pulang. Tidur di sini ya?"
"Bilang
dari tadi kek."
Pagi-pagi
Yoo Mi sudah memasak banyak soalnya ia ada pelatihan. Ibu menghubungi Lee PD
untuk mengajaknya ketemuan.
"Aku
luang saat makan siang. Bisa mampir ke stasiun TV, Seonbaenim?" Jawab Lee
PD.
Yoo Mi
berpesan pada ibunya agar menyuruh Jin Wook sarapan dulu sebelum pulang.
"Ibu jangan bilang apa-apa."
Kafe Hyun
Tae di tutup karena pemiliknya kebanyakan minum.
Dong Goo
menarik-narik rambut Jin Wook yang masih tertidur disana, ia bahkan mengikat
rambut Jin Wook. Jin Wook merengek kesakitan dan lama-lama ia terbagun.
Jin Wook
celingukan menatap tempat asing itu, apalagi ada Dong Goo disana.
Ibu datang
kemudian, ia tersenyum melihat keadaan Jin Wook. Ibu menyampaikan kalau Yoo Mi
membuat sup ikan, jadi Jin Wook keataslah dan makan. Jin Wook bangun tapi ia
tidak sadar kalau ia cuma memakai kolor. Ibu menutup matanya terkejut, lacu ia
cepat-cepat menutupinya dengan selimut.
"Apa
yang terjadi?" Tanya Jin Wook.
"Aih,
kau tidak ingat?"
"Iya,
tidak ingat."
Lalu
tiba-tiba sebuah ingatan muncul dikepala Jin Wook. Ia teringat semalam ia duel
minum dengan Hyun Tae.
"Kau
siapa? Kau bukan temannya, kan?" Tanya Jin Wook.
"Apa
ya? Kalau mengenai hubungan manusia, selalu ada misteri. Jangan melewati batas
sebagai bosnya Yoo Mi."
"Apa
aku terlihat cuman jadi bosnya Yoo Mi saja?"
"Jangan
merayu Yoo Mi."
"Terus
kenapa kau tak tetapkan berdiri di mana daripada statusmu ga jelas!"
"Jangan
mengganggu wanita lugu dengan memanfaatkan jabatanmu."
"Kuharap
kau nyerah."
"Apa?
Kalau aku mau lanjut gimana? Kau mau apa?"
"Berdiri
kau, Nyuk! Hei, berdiri."
Tepat saat
itu Yoo Mi datang tapi tiba-tiba Hyun Tae terbaring tak sadarkan diri. Yoo Mi
menjelaskan pada Jin Wook kalau Hyun tae kebanyakan minum ya seperti itu,
seperti orang mati.
Yoo Mi
membujuk Jin Wook supaya pulang, ia akan memanggilkan supir penggangti. Jin
Wook malah mengata-ngatai Hyun Tae,
"Dasar!
cemen lu! Dia bukan teman. Dia punya motif lain! Dasar licik! Bangun kau!"
"Aku
tak ngerti dia ngomong apa." Gumam Yoo Mi.
Yoo Mi
memegang bahu Yoo Mi, ia kesal sekali, ia tidak suka Yoo Mi dengan pria lain.
Jin Wook tiba-tiba merebahkan kepalanya pada Yoo Mi. Karena itu cegukan Yoo Mi
kembali lagi.
"Kau
cegukan lagi. Kau imut, imut banget..." Jin Wook bangun sebentar tapi ia
tertidur lagi.
Yoo Mi
membangunkan Jin Wook tapi Jin Wook-nya tidak merespon.
Yoo Mi lalu
meninggalkan Jin Wookdisana, tapi ia menyelimuti Jin Wook sebelum pergi.
Jin Wook
berkata pada Ibu bahwa ia sudah ingat semuanya dan akan permisi setelah minta
maaf.
"Tidak,
jangan cemaskan hal itu. Begini... Aku harus pergi karena ada meeting
penting."
"Iya,
kalau begitu aku akan segera--"
"Tapi,
tidak ada yang menjaga Dong Goo."
"Begitu
ya."
"Tolong
jaga dia beberapa jam."
"Maaf?
Kenapa aku?"
"Apa
ya... Kalau kau mau membuat Yoo Mi terkesan... perlakukan anak itu dengan
baik."
Jin Wook
membaca pesan Yoo Mi di obat anti mabuk, "Sebelum sarapan, minum ini dulu.
Kunyah dengan baik, atau langsung telan saja. Terserah Direktursaja deh."
Setelah makan
usai, Jin Wook melihat-lihat isi rumah Yoo Mi. Ia penasaran, apa Hyun Tae
sering kesana dan ia menanyakan hal itu pada Dong Goo. Tentu saja Dong Goo
hanya tersenyum.
"Kenapa
aku tanya anak kecil?" Akhirnya Jin Wook sadar diri.
Jin Wook
menemukan VCD film dewasa, ia tak menyangka Yoo Mi juga suka nonton begituan.
Jin Wook tak memperhatikan covernya tapi setelah ia lihat sekali lagi, ia
menyadari bahwa pemerannya adalah ibu Yoo Mi. Jin Wook langsung cepat-cepat
mengembalikan itu ke tempatnya.
Jin Wook
meminta ponselnya yang sejak tadi dibuat main-main sama Dong Goo. Ia
menjelaskan kalau itu tidak baik, lalu ia mengajak Dong Goo main di luar.
Jin Wook
sangat berkarisma saat menggandeng Dong Goo menuju taman bermain kompleks,
tidak hanya sampai di situ, ia juga sangat keren saat menemai Dong Goo main
ayunan. Hal itu sukses membuat ibu-ibu lupa sama anaknya dan memilih untuk
memperhatikannya.
Selanjutnya,
Jin Wook membantu Dong Goo naik perosotan. Tapi kemudian banyak anak yang
datang juga meminta bantuannya, akhirnya ia seperti penjaga disana yang harus
menemani anak-anak main.
Lama-lama
Jin Wook menikmati juga, ia mulai rileks bermain dengan anak-anak disana.
Ketua Cha
hendak mendatangi rumah Yoo Mi diantar sekretarisnya.
"Standarnya
soal wanita payah sekali. Akarnya harus kucabut sebelum berkecambah." Ucap
Ketua Cha.
Lalu ia
melihat Jin Wook dan ia meminta sekretarisnya untuk menghentikan mobil. Ketua
Cha memperhatikan Jin Wook yang sedang main-main bersama anak-anak.
"Kunyuk
satu itu ngapain di sini? Anak itu siapa? Kunyuk satu itu."
Tapi
kemudian Ketua Cha seperti menyadari sesuatu.
# E P I L O G #
- Gaya Tidur
Direktur Cha yang Pemilih
Kekenyangan,
Ga nyaman. Pakaiannya juga bikin gerah. Dia menggeliat, dia melepas celananya
sendiri. Dan begitulah gaya tidurnya Direktur perusahaan celana dalam.
Beberapa
kali Jin Wook mengecup bibir Yoo Mi. Mereka lagi kasmaran. Inilah yang disebut
cinta. Mereka main-main sepuasnya disana.
"Kolam
renang ini sudah ku booking. Aku menunggu 3 tahun supaya kita bisa
berduaan."