Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Strongest Deliveryman Episode 2 Part 1
Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea Strongest Deliveryman Episode 1
Sinopsis Drama Korea Strongest Deliveryman Episode 2 Part 1
Kang Soo dan
Gong Gi terlibat perselisihan. Kang Soo menjepit tubuh Gong Gi, is meminta agar
Gong Gi mengembalikan mangkok-mangkok miliknya yg telah di curinya. Gong Gi
terus mengelak, tp karna tubuhnya semakin terjepit, ahirnya Gong Gi berjanji
akan mengembalikan mangkok milik Kang Soo.
Sesaat
kemudian, anak buah Gong Gi akhirnya terpaksa mengembalikan mangkuk-mangkuknya
Kang Soo. Dengan geram Kang Soo memperingatkan Gong Gi untuk tidak macam-macam
dengannya lagi. Dia tidak peduli biarpun negaranya dicuri darinya, tapi tidak
mangkuk-mangkuknya. Gong Gi cuma mengangguk pelan.
Begitu Kang
Soo pergi, Byeong Soo cs tanya apakah Gong Gi kalah. Tidak, Gong Gi justru
menang dalam perkelahian, tapi tekad Kang Soo jauh lebih kuat darinya. Mulai
sekarang, jangan lagi ganggu Kang Soo. "Sepertinya ada psiko di lingkungan
kita sekarang."
Byeong Soo
cs tidak nyambung maksud bos mereka itu. Byeong Soo menyimpulkan kalau bos
mereka itu biarpun punya banyak sabuk hitam, tapi dia kurang praktek makanya
dia kalah. Ho Young jadi cemas, sepertinya mereka sudah cari perkara dengan
orang yang salah. Haruskah mereka minta maaf pada Kang Soo?
"Jangan
jadi pengecut kau, bego! Jumlah kita lebih banyak. Kita pasti menang dalam
perkelahian. Tunggu saja. Akan kubuat si kunyuk itu jadi gila!"
Melihat Kang
Soo pulang membawa mangkuk-mangkuknya, Dan Ah langsung memujinya. "Kau
hebat, oppa! Aku tahu kau bisa."
Kang Soo
langsung sinis, minggir sana. Nenek Jung, penjual Hanyang Seolleontang yang
laris manis itu, datang membawakan Seolleontang untuk mereka. Kang Soo tampak
begitu menikmati Seolleontang-nya. Dia mengakui rasanya sangat enak.
Tuan Jang
kagum dengan larisnya restoran Nenek Jung. Dia bisa jadi milyuner kalau begini.
Nenek Jung tak yakin, tak banyak sisa setelah dia membayar karyawannya dan sewa
gedung. Soon Ae setuju, yang benar-benar menghasilkan uang banyak hanyalah
pemilik kompleks pertokoan.
Ngomong-ngomong,
siapa yang membeli kompleks pertokoan di lingkungan mereka. Katanya mereka
menyapu bersih seluruh kompleks. Entahlah, Soon Ae tak tahu, yang pasti orang
kaya.
Kang Soo
hendak menyumpit kimchi lobak tapi malah tak sengaja membuatnya terlempar tepat
mengenai jaketnya Dan Ah di bagian dada.
Kang Soo
langsung panik mengambil tisu, berniat mau mengelapnya. Tapi Dan Ah dengan
cepat memelintir tangannya. Kang Soo berusaha menjelaskan kalau dia sungguh
hanya mau membantu mengelapnya.
Tapi Soon Ae
tak percaya dan menuduh Kang Soo punya pikiran mes*m sekilas. Dan Ah sontak
mendorongnya sampai Kang Soo terjatuh dari kursi lalu melanjutkan makannya
dengan santai.
Tuan Lee
diberitahu pembantu bahwa Ji Yoon sudah pulang, tapi sekarang sudah pergi lagi.
Tuan Lee pun bergegas pulang dan mendapati kamarnya Ji Yoon sudah berantakan
seperti habis dirampok.
Ji Yoon
hanya meninggalkan pesan untuk Ayahnya. Meminta maaf dan meyakinkan Tuan Lee
kalau dia akan baik-baik saja, putri ayah jauh lebih kuat daripada yang ayah
kira. Tuan Jang menyuruh pembantu untuk membersihkan kamar ini dan jangan
beritahu istrinya.
Ji Yoon
istirahat di taman setelah merampok isi kamarnya sendiri dan dia benar-benar
bangga dengan dirinya sendiri. Saat Kang Soo balik ke kamarnya, dia malah
mendapati Ji Yoon sudah menata semua barang-barangnya di sana.
"Aku
sudah menjadi mandiri, seperti yang ahjussi suruh." Kata Ji Yoon dengan
bangganya. Dia bahkan sudah punya pekerjaan sekarang, di sebuah coffee house di
sekitar sini. Dia berjanji setelah dia mendapatkan gajinya nanti, dia akan
membayar semua kebaikan Kang Soo padanya lalu pindah ke gosiwon atau
semacamnya. Dia boleh tinggal sementara waktu kan di sini?
Kang Soo
jelas protes, "Bawa semua barangmu dan keluar dari sini!"
Ji Yoon
langsung sedih, kenapa Kang Soo melakukan ini padanya? Padahal dia mempercayai
Kang Soo. Kenapa juga Ji Yoon mempercayainya padahal Ji Yoon tidak mengenalnya.
Dia masih muda tapi sudah berani pindah ke tempat tinggal seorang pria.
Memangnya
Kang Soo pria, dia tidak menganggapnya begitu. Dia hanya merasa Kang Soo orang
yang baik, tak peduli gender.
"Tidak
ada orang semacam itu. Tidak ada orang-orang yang benar-benar baik."
Baiklah, Ji
Yoon akan pergi. Dia pun mengepaki barang-barangnya sambil mewek sampai Kang
Soo panik dan merasa tak enak. Kang Soo memintanya untuk pulang saja.
Dia takkan
bersikap seperti ini jika Ji Yoon setidaknya sudah lulus SMA. Masalahnya Ji
Yoon kan baru kelas dua SMA sekarang. Dia mau hidup bagaimana tanpa ijazah di
jaman sekarang ini.
Oh, jadi
yang Kang Soo permasalahkan cuma karena dia masih di bawah umur. Ji Yoon pun
menghapus air matanya dan menunjukkan passport-nya. Dia sungguh berumur 23 tahun,
usia di mana dia sudah bisa hidup mandiri dari orang tuanya.
Selama ini
dia hidup bagaikan robot ibunya. Hidupnya selama ini ditentukan oleh ibunya.
Dia bahkan terpaksa harus belajar bisnis manajemen padahal dia sebenarnya ingin
mengambil jurusan pendidikan.
Dia sudah
menurutinya, tapi sekarang Ibunya malah menyuruhnya kuliah ke luar negeri. Lalu
nanti setelah kembali, dia diharuskan menikah dengan pria pilihan ibunya. Dia
duduk di bandara sambil memikirkan perasaan yang menyesakkan dadanya ini hingga
airnya berlinang. Dia merasa semua ini salah, makanya dia memutuskan melarikan
diri dari bandara.
Kang Soo
jadi tak enak ngomong banmal ke Ji Yoon mengingat beda umur mereka yang tak
begitu jauh. Tapi Ji Yoon tak masalah, perlakukan saja dia seperti sebelumnya.
Tapi apa sekarang, dia harus memanggil Kang Soo sebagai 'Oppa'?
Kang Soo
menolak keras, dia tidak suka panggilan itu. Ji Yoon bingung, biasanya kan para
pria suka dipanggil begitu. Ahjussi memang orang yang baik. Kalau begitu,
masalah ini sudah beres, kan. Ji Yoon pun pamit mau tidur, dia harus kerja
besok pagi.
Kang Soo
memperingatkannya untuk keluar sebelum jam 7 dan jangan kembali sebelum jam 11
malam biar dia tidak ketahuan. Baik.
Pagi-pagi
sekali, Dan Ah bekerja membersihkan tempat kursus Bahasa Inggris sebagai ganti
belajar gratis di sana. Dia sebenarnya lelah dengan banyaknya pekerjaan yang
harus dilakukannya dan berharap sekali bisa tidur setidaknya 6 jam sehari. Tapi
sudahlah, dia hanya bisa tidur sepuasnya jika dia mati.
Setelah
selesai, dia duduk dan mulai membuka buku pelajarannya. Tapi ponselnya
berdering saat itu dari Ibunya. Dan Ah mengangkatnya dengan malas-malasan,
apalagi saat Ibu membahas masalah biaya pendidikan adiknya.
Ibu meminta
Dan Ah untuk membantu membiayai kuliah adiknya. Tapi Dan Ah bersikeras menolak,
suruh saja adiknya berhenti jika dia tidak punya uang. Lagipula jaman sekarang
susah dapat pekerjaan biarpun punya gelar sarjana.
Ibu terus
berusaha memohon. Tapi Dan Ah tetap teguh dengan pendiriannya, sia menghemat
semua uangnya bukan untuk disumbangkan ke sembarang tempat. Dia menderita
selama 5 tahun bukan untuk memberikan semua uangnya pada adiknya. Kesal, Ibu
mengancam akan membayarnya sendiri dengan cara menjual organ tubuhnya. Dan Ah
masa bodoh, silahkan saja.
Bahkan
selama kursus berlangsung, Ibu terus menerus mengirim sms. Berusaha
menakut-nakuti Dan Ah dengan pura-pura kalau dia mau jual ginjal, tapi Dan Ah
tetap tak peduli dan jadi kesal dengan semua sms itu.
Ponselnya
berbunyi lagi saat dia hendak pergi. Dia langsung mengangkatnya sambil
menggerutu kesal, tapi yang menelepon ternyata bukan ibunya, melainkan Ahjumma
pemilik rumah kontrakannya.
Ahjumma
ternyata berniat menaikkan harga sewanya lagi dari 500.000 menjadi 600.000 won.
Ahjumma beralasan kalau sekarang harga properti di daerah ini naik gara-gara
perusahaan konstruksi yang pindah ke daerah ini dan para pegawai mereka
sekarang sedang ramai-ramai mencari rumah kontrakan. Kalau Dan Ah tidak setuju
maka dia pindah saja.
Dan Ah jelas
tidak terima, malah terang-terangan menggerutui Ahjumma yang bisanya cuma
ngganggur dan mengambil semua uang gajinya hanya karena Ahjumma pemilik rumah
ini. Ahjumma kontan menggerutu kesal, kalau saja dia tak pernah melihat Dan Ah
menghajar orang, dia pasti sudah mengusirnya dari sini, kenapa juga dia
menerima penyewa semacam Dan Ah.
Dan Ah jadi
galau gara-gara itu. Dia mencoba mengurangi tabungannya di aplikasi penghitung
harinya dan hasilnya, hari jadinya untuk minggat dari Korea harus berkurang jadi
201 hari.
Ji Yoon
menatap bayangan dirinya di cermin dengan bangga. Akhirnya dia dapat pekerjaan,
dia suka dengan seragam barunya. Dia ingin sekali menunjukkannya pada Ahjussi.
Manager toko
memperingatkan Ji Yoon kalau dia harus sopan pada pelanggan tak peduli biarpun
pelanggan itu kasar padanya. Jika tidak maka dia akan dipecat. Ji Yoon
mengiyakannya dengan antusias, kelihatan jelas kalau ini pertama kalinya dia
bekerja. Manager toko lalu pamit pergi.
Pelanggan
pertama Ji Yoon akhirnya datang tak lama kemudian dan dia adalah Jin Gyu. Ji
Yoon melayaninya dengan sopan dan antusias. Tapi kemudian Jin Gyu mengenalinya,
dia yang menginjak mobilnya, kan?
Ji Yoon
sontak panik tapi kemudian buru-buru pasang senyum dan bersikeras menyatakan
kalau Jin Gyu salah orang, dia baru tiba di daerah ini kemarin kok. Ini pertama
kalinya mereka bertemu.
Jin Gyu
jelas kesal. Ji Yoon langsung minta maaf berulang kali, dia tidak bermaksud
membuat Jin Gyu kesal. Jin Gyu terpaksa mengalah, lagipula dia tak punya bukti.
Ji Yoon terus saja meminta maaf berulang kali sampai Jin Gyu jadi tak nyaman
mendengarnya.
Dan Ah baru
balik ke restoran. Tuan Jang langsung menyuruhnya untuk mengambilkan pengasah
pisau di gudang lantai dua. Dan Ah pun mengambil kunci, tapi pintu gudang
sepertinya rusak lagi.
Mengira Kang
Soo punya obeng, dia berniat membuka pintu kamarnya tapi malah melihat ada
sebuah kain merah terselip di pintu. Dan Ah heran melihat kain itu, ini kan
pakaian wanita. Penasaran, dia membuka kamar itu dan langsung shock melihat
kamar itu penuh berisi barang-barang wanita.
Tapi Dan Ah
tak berpikir kalau Kang Soo menyembunyikan wanita, malah membayangkan Kang Soo
itu banci. Hahaha! Astaga! Dia harus memecat Kang Soo secepat mungkin. Tapi...
dia tidak punya waktu untuk mengurusi masalah ini, dia sudah cukup sibuk
mengurusi masalahnya sendiri.
Nyonya Jung
melihat foto-foto candid Jin Gyu. Sepertinya dia berniat menjadikan Jin Gyu
jadi menantunya. Sekretarisnya melapor kalau Jin Gyu itu berkepribadian bebas
dan bergaul dengan wanita hanya saat dia mabuk, tapi dia tak pernah menyentuh
narkoba.
Hobinya
balapan dengan sesama anak konglomerat. Mereka taruhan sekitar 10 atau 20 juta
won dan biasanya Jin Gyu selalu menang. Dia sangat kompetititf dan tidak terima
kalah, biasanya dia balapan di pinggiran kota Seoul lewat tengah mlam.
Nyonya Jung
langsung memerintahkan Sekretaris untuk memotret Jin Gyu saat dia melakukan
aksi balapannya. Nyonya Jung senang, anak ini bisa sangat berguna dengan
sedikit sentuhan.
Di coffee
shop, Jin Gyu meminum kopinya sambil menatap Ji Yoon dengan kesal. Tapi saat
dia hendak menghabiskan kopinya, dia langsung memuntahkannya lagi gara-gara ada
anting-anting didalam kopinya.
Dia langsung
memanggil Ji Yoon dan melempar anting-anting itu ke meja. Ji Yoon sontak panik
meminta maaf. Ji Yoon tidak terima dan terus menggerutu, bahkan menuntut Ji
Yoon untuk memanggil managernya sekarang juga.
Managernya
kembali saat itu juga. Jin Gyu pun langsung memanggil si manager dan menyuruh
Manager untuk mendengarnya sendiri dari Ji Yoon. Tapi Ji Yoon malah mengklaim
kalau Jin Gyu berbohong tentang ada anting-anting di dalam kopinya padahal tak
ada.
Jin Gyu
langsung mendelik kaget mendengarnya dan baru sadar kalau anting-antingnya
entah kapan sudah terpasang di telinganya Ji Yoon lagi. Ternyata Ji Yoon tadi
cepat-cepat memasangnya saat perhatian Ji Yoon teralih saat memanggil Manager.
Jin Gyu
sontak menggebrak meja dengan penuh amarah dan menuntut Manager untuk
menunjukkan rekaman CCTV. Tapi Manager bilang kalau CCTV sedang tidak bisa
digunakan sekarang karena mereka sedang meng-upgrade-nya.
Jin Gyu
semakin kesal membentak-bentak Ji Yoon untuk mengakui kalau dia sudah
berbohong. Lakukan saja perintahnya karena dia bisa saja menghancurkan hidup Ji
Yoon jika dia mau. Ji Yoon menurutinya dan mengakui semua perbuatannya.
Tapi dia
mengaku sambil mewek yang jelas saja membuat Manager jadi lebih mempercayai Ji
Yoon dan dengan sopan mengusir Jin Gyu.
Kesal, Jin
Gyu terus menuntut Ji Yoon mengakui kesalahannya. Ji Yoon langsung berlutut dan
mewek makin lebay. Manager jadi semakin kesal pada Jin Gyu dan memaksanya pergi
sekarang juga. Bahkan para pengunjung lainnya pun langsung merekam kejadian itu
sambil menggerutui Jin Gyu.
Jin Gyu
ketawa gila. Baiklah, dia pergi. Tapi dia bersumpah akan mengingat Ji Yoon,
mereka pasti akan bertemu lagi.
Begitu
sendirian, Ji Yoon menghapus air matanya dan memuji aktingnya tadi. Dia
melakukannya dengan baik. Dunia ini memang sebuah hutan, dia harus bisa
bertahan. Dia berharap Jin Gyu akan melupakannya. Tapi di bengkel, Jin Gyu
sedang membanting-banting semua barang saking kesalnya.
Nyonya Jung
menemui Ibunya Jin Gyu dan to the point ingin menjodohkan putrinya dengan Jin
Gyu. Ibu tak yakin, Jin Gyu itu tidak berguna. Nyonya Jung tetap bersikeras
ingin menjodohkan mereka.
Jika Ibu
setuju, Nyonya Jung berjanji akan mengajari Jin Gyu tentang bisnis. Dia akan
menjadikan Jin Gyu seorang pebisnis yang hebat. Putrinya tidak bisa berbisnis,
jadi dia harus mewariskan bisnisnya pada menantunya.
Ibu
berterima kasih atas kebaikan Nyonya Jung pada putranya. Tapi ia tetap ragu,
Jin Gyu tidak akan bisa berbisnis. Nyonya Jung tetap ngotot meminta Ibu untuk
memikirkannya sekali lagi. Nyonya Jung sangat yakin kalau Jin Gyu pasti bisa,
dia kan anaknya Ketua Oh, bisnis mengalir di dalam darahnya.
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea Strongest Deliveryman Episode 2 Part 2