Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 3 Part 2
Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 2
Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 3 Part 2
Tuan Choi
baru saja sampai rumah, Nyonya No langsung mengintrogasi karna semalam suaminya
tidak pulang kerumah. Tuan Choi menjelaskan jika semalam ia menginap dirumah
orang tuanya. Tapi Nyonya No masih belum puas dengan penjelasan Tuan Choi.
“Pamanku
membayar biaya sekolahku menggantikan ayah. Sekarang peringatan kematiannya
yang ke-49. Apa yang lebih penting dari itu?” tanya Tuan Choi.
“Eun Seok.
Putri kita, Eun Seok. Aku menemukannya.” Jawab Nyonya No.
Kagetlah
Tuan Choi mengetahui putrinya yang hilang 25 tahun lalu masih hidup. Tuan Choi
kemudian protes karena Nyonya No melakukan tes DNA diam2 dan menemui orang tua
yang membesarkan Eun Seok tanpa memberitahunya. Nyonya No balik marah. Ia
berkata, itu karena Tuan Choi yang menganggap Eun Seok sudah tiada karena tidak
berhasil menemukan Eun Seok selama setahun.
"Apa
mungkin anak orang kaya diculik tanpa meminta uang tebusan?" ucap Nyonya
No, menirukan kata2 Tuan Choi kala itu.
“Baik.
Sudah cukup. Dia masih hidup dan kita menemukannya. Mari bicarakan Eun Seok. Bagaimana
kabarnya? Apa yang dia lakukan? Dia seharusnya sudah 28 tahun. Apa dia hidup
dengan baik?” tanya Tuan Choi.
Adegan
lalu beralih pada Ji An yg di dalam taksi menuju suatu tempat. Ji An bicara
pada seseorang di telepon, ia berkata bahwa dirinya tidak fasih bahasa Jepang
tapi bisa membaca aksaranya. Ji An pun mengerti tugasnya adalah memperkenalkan
produk di acara-acara promosi.
Selesai
bicara di telepon, Ji An melirik ke argo taksinya. Ia pun mengaku pada supir
taksi hanya punya 43 dollar sedangkan argonya sudah mencapai 38 dollar.
Tuan Choi
dan Nyonya No kembali berdebat. Nyonya No marah karena Tuan Choi tidak mau
langsung membawa Eun Seok pulang. Tuan Choi meminta istrinya menunggu beberapa
hari lagi.
“Karena
aku menemukannya setelah 25 tahun. Jadi, aku tidak mau dia menghabiskan lebih
banyak waktu di rumah itu.” ucap Nyonya No.
“Ini bukan
hanya tentang kita. Kita juga harus memikirkan dia.” jawab Tuan Choi.
“Teganya
kau bicara begitu setelah mendengar keadaannya?” ucap Nyonya No.
Diluar,
Seohyun yg baru pulang bingung sendiri mendengar perdebatan orang tuanya. Tak
lama kemudian, Seketaris Min datang menghampiri Seohyun. Seohyun pun langsung
menanyakan siapa Eun Seok pada Seketaris Min. Kagetlah Seohyun saat Seketaris
Min mengatakan siapa Eun Seok itu.
Ji An yang
baru datang langsung disuruh menemui Do Kyung. Do Kyung yg lagi berkumpul
bersama teman2nya, langsung menhampiri Ji An begitu melihat Ji An. Seorang
wanita juga menghampiri mereka. Do Kyung menyuruh wanita itu memberikan script
nya pada Ji An.
“Aku Jung
Hye Mi, pembeli barang2 mewah.” Ucap wanita itu.
“Aku Seo
Ji An.” Jawab Ji An.
“Itu
naskah untuk trunk show-nya. Nona Jung akan berbicara, lalu kau
menerjemahkannya ke bahasa Inggris dan Jepang.” Ucap Do Kyung.
Do Kyung
lalu bertanya, apa Ji An pernah melakukan presentasi.
“Tentu
saja.” Jawab Ji An.
“Aku akan
memanggil siapa pun jika hanya untuk presentasi.” Ucap Do Kyung.
“Aku akan
menerjemahkan sesuai dengan ucapannya.” Jawab Ji An.
“Akan
kubayar usai acara ini.” ucap Do Kyung.
“Kapan kau
akan selesai?” tanya Ji An.
“Sebelum
tengah malam.” Jawab Do Kyung.
“Tidak
bisakah kau membayar setelah aku selesai?” tanya Ji An.
“Kenapa
aku harus pergi selagi pesta berlangsung hanya untuk membayar orang sepertimu?”
ketus Do Kyung.
“Aku tidak
boleh terlewat bis terakhir ke Seoul.” Jawab Ji An.
“Akan
kuberikan ongkos taksi untuk pulang juga. Tunggulah.” Ucap Do Kyung.
Jung Hye Mi
mengajak Ji An ke dalam. Ji An menilai, acara itu cukup besar untuk sebuah
trunk show. Nona Jung pun menjelaskan, bahwa itu adalah acara perkumpulan N
Gaon dan timnya diundang.
“Mereka
bertemu setiap tiga bulan untuk berolahraga dan mengobrol.” Ucap Nona Jung.
“N-Gaon?”
tanya Ji An bingung.
“Perkumpulan
chaebol generasi ketiga yang merupakan teman masa kecil.” Jawab Nona Jung.
Acara pun
dimulai. Ji An melakukan tugasnya dengan baik sebagai penerjemah. Do Kyung dan
para tamu lainnya nampak terkesan pada Ji An. Tapi di tengah2 acara, Do Kyung
dihubungi Seohyun. Seohyun mengatakan soal Eun Seok dan meminta Do Kyung
pulang. Terpaksa lah Do Kyung meninggalkan pestanya.
Do Kyung
melajukan mobilnya dengan cemas. Seohyun bilang, sang ibu pingsan setelah berdebat
dengan sang ayah. Seohyun tak mengerti kenapa mereka bertengkar disaat putri
mereka baru ditemukan.
Do Kyung
langsung ke kamar ibunya begitu sampai di rumah. Nyonya No berkata, ini bukan
kali pertama dia pingsan. Tuan Choi menyuruh Do Kyung kembali ke pesta N-Gaon,
tapi Do Kyung tidak peduli dengan pesta itu dan menanyakan Eun Seok.
“Kabarnya
baik atau tidak, kita harus mendengarnya sendiri.” Jawab Tuan Choi.
Ji An
mulai kelaparan. Ia menghampiri salah satu pelayan dan bertanya, kapan bisa
makan. Si pelayan bilang, mereka bisa makan setelah kembali ke hotel setelah
acara selesai. Ji An pun kaget. Si pelayan bilang, mereka mendapat camilan
pukul 4 sore tadi. Ji An pun langsung lemas mendengarnya. Si pelayan yang
kasihan melihat Ji An kelaparan, akhirnya merelakan cemilannya untuk Ji An. Ji
An langsung memakannya. Si pelayan menegurnya dan menyuruh Ji An makan
diam-diam.
Seohyun
menghampiri Do Kyung begitu Do Kyung keluar dari kamar orang tua mereka.
Seohyun bingung sendiri kenapa dirinya tiba2 punya kakak perempuan. Seohyun
lalu bertanya pada Do Kyung, apa Do Kyung mengingat Eun Seok.
“Tidak
juga. Ada kenangan yang diingat, tapi kami bahkan dilarang menyebut nama Eun
Seok.” Jawab Do Kyung.
“Dia
sangat miskin. Itu sebabnya Ibu ingin membawanya kembali.” Ucap Seohyun.
Ji An
masih menunggu Do Kyung. Hingga acara selesai, Do Kyung tak jua muncul. Ji An
lantas menghubungi ponsel Do Kyung, tapi tidak diangkat. Ji An pun mendengus
kesal.
Woo Hyuk
yang masih di tempat kerjanya, heran sendiri karena Ji An tidak menghubunginya.
Ia sampai tidak focus bekerja karena terus menatap layar ponselnya menunggu panggilan
Ji An.
Do Kyung
yang ketiduran, dibangunkan oleh Seohyun. Seohyun memberitahu Do Kyung soal
teman Do Kyung yang menelpon ke ponselnya.
Setelah
Seohyun keluar dari kamarnya, Do Kyung mencari-cari ponselnya. Tak lama
kemudian, Do Kyung baru sadar ponselnya ketinggalan di mobil.
Malam
semakin larut. Hujan turun dengan deras. Ji An yang baru keluar dari tempat
acara, berteduh di halte. Ji An mengecek jadwal bus di ponselnya. Tiba2,
seorang pria pengendara sepeda yang mengenakan jas hujan lengkap lewat di depan
Ji An. Pria itu berhenti sebentar untuk memberitahu Ji An kalau tidak ada bus
lagi untuk malam.
Pria itu
juga menawarkan tumpangan untuk Ji An. Jelas saja, Ji An menolak. Ia berbohong
dengan mengatakan suaminya dalam perjalanan menjemputnya. Setelah itu, si pria
pengendara sepeda pergi.
Begitu
pria itu pergi, Ji An mengirimkan pesan pada Ji Soo. Ia minta Ji Soo tetap
bangun dan membayarkan ongkos taksinya. Setelah pesan terkirim, Ji An
menghubungi layanan taksi namun sayangnya tak ada taksi yang mau pergi sejauh
itu karena hujan lebat.
Do Kyung
mengambil ponselnya di mobil dan mendapati panggilan tak terjawab serta pesan
dari Ji An. Dalam pesannya, Ji An mengaku ongkosnya sudah habis gara2 dipakai
naik taksi atas suruhan Do Kyung. Ji An juga mengaku akan menunggu Do Kyung semalaman
untuk mendapatkan bayarannya.
Ji An
menyusuri jalanan, menerobos hujan deras. Tiba-tiba, si pria pengendara sepeda
tadi melintas dan berhenti di depan Ji An. Ji An ketakutan, apalagi setelah
melihat pria itu mengambil sesuatu. Ternyata, pria itu hanya mau melihat
ponselnya saja. Setelah melihat ponselnya, pria itu kembali mengayuh sepedanya.
Tangis Ji
An seketika pecah melihat pria itu pergi. Ia makin panik setelah melihat
baterai ponselnya tinggal satu persen. Tepat saat itu, Hyuk menelpon. Hyuk pun
bergegas pergi untuk menjemput Ji An.
Bersamaan
dengan itu, Do Kyung juga sedang di jalan menuju ke tempat Ji An. Ia berusaha
menghubungi Ji An, tapi jadi kesal karena ponsel Ji An sudah tak aktif.
Kekesalan Do Kyung makin bertambah saat melihat ada mobil di belakangnya yang
tak berhenti mengklaksonnya.
Si pemilik
mobil yang mengklakson Do Kyung adalah Hyuk. Hyuk berusaha menyalip Do Kyung
tapi gagal. Hyuk pun mengumpat kesal.
Ji An
terus berjalan hingga akhirnya ia sampai di pompa bensin. Ji An pun teringat
kata2 Hyuk tadi setelah ia memberitahunya ada di daerah Daesung-ri. Hyuk
menyuruh Ji An pergi ke pompa bensin terdekat agar bisa meminjam ponsel.
Hyuk
akhirnya berhasil menyalip Do Kyung. Tapi gara2 itu, nyaris saja Do Kyung
tabrakan dengan truk. Do Kyung kesal dan langsung mengejar Hyuk.
Tak lama
kemudian, Hyuk akhirnya melihat Ji An yang sedang berjalan menuju pompa bensin.
Ji An langsung menarik nafas lega begitu bertemu Hyuk. Hyuk lantas memapah Ji
An ke mobilnya.
Dari
kejauhan Do Kyung melihat itu. Ia senang Ji An selamat, tapi juga kesal karena
Ji An menghubungi Hyuk padahal tadi Ji An bilang mau menunggunya. Tak lama
kemudian, Do Kyung ingat siapa Hyuk. Do Kyung tidak menyangka Ji An dan Hyuk
akan menjadi dekat secepat itu.
Ji An
menggigil kedinginan. Hyuk pun menyelimuti Ji An dengan jaketnya. Ji An yg
kehabisan tenaga, duduk sambil menyenderkan kepalanya ke kaca. Hyuk menyuruh Ji
An men-charge ponsel agar bisa mengabari orang rumah. Ji An mengangguk dan
langsung memakai charger ponsel Hyuk. Begitu ponselnya menyala, ia mendapati
pesan teks dari Do Kyung.
“Aku
mengirim pesan karena kau tidak bisa dihubungi. Maaf aku harus pergi karena
urusan mendadak. Telepon aku saat sempat.” [Do Kyung]
“Aku akan
membayar utangku. Kirimkan nomor rekeningmu dan jumlah utangku padamu. Akan
kutransfer uangnya.” Balas Ji An.
Setelah
membalas pesan Do Kyung, Ji An bertanya pada Hyuk, kenapa Hyuk diam saja, tidak
bertanya apapun padanya. Hyuk hanya menjawab, haruskah ia mengetahui segalanya.
Hyuk lantas menyuruh Ji An tidur karena besok Ji An harus bekerja. Ji An
tersenyum pahit dan mengaku dirinya sudah dipecat.
Kasihan
pada Ji An, Hyuk langsung mengajak Ji An makan tapi Ji An menolak dan memilih
tidur.
Ji An
turun dari mobil Hyuk begitu mobil Hyuk berhenti di depan rumahnya. Ia mau
mengembalikan jaket Hyuk, tapi Hyuk menolak dan kembali menyampirkan jaketnya
ke tubuh Ji An. Hyuk bilang, Ji An bisa mengembalikan jaketnya nanti setelah Ji
An mencucinya. Ji An tersenyum dan berterima kasih pada Hyuk.
Hyuk
lantas menyuruh Ji An masuk dan beristirahat. Ji An berjanji akan mentraktir
Hyuk sebagai balasan. Hyuk langsung senang.
Masuk ke
rumah, Ji An langsung naik ke kamarnya dengan mata setengah terpejam. Ia tak
menyadari ibunya sampai tertidur di meja karena menunggunya. Nyonya Yang
sepertinya menyadari Ji An sudah pulang, tapi dia tetap memejamkan matanya.
Keesokan
harinya, Ji Soo datang ke toko. Nam Goo pun heran, karena hari itu hari libur
Ji Soo. Ji Soo beralasan, ia datang untuk membantu Nam Goo karena hari itu
adalah hari pengiriman bahan. Nam Goo yang tak mau resep rahasia nya diketahui
Ji Soo, menyuruh Ji Soo pulang. Tapi Ji Soo kekeuh mau bantuin Nam Goo. Nam Goo
yang tahu maksud dan tujuan Ji Soo sebenarnya, langsung mengusir Ji Soo.
Nyonya
Yang hanya bisa mengelus dada melihat Ji An yang tidur pulas. Dadanya semakin
sesak melihat luka lecet di kaki Ji An. Setelah terdiam beberapa saat menatap
putrinya yang tampak kelelahan, ia pun membangunkan Ji An. Awalnya Ji An tak
mau bangun, tapi setelah ibunya berteriak menyuruhnya bangun, ia langsung
bangun. Nyonya Yang mengajak Ji An makan diluar. Ia juga memberikan Ji An
pakaian yang bagus dan menyuruh Ji An berdandan.
“Kenapa
kita pergi ke hotel?” tanya Ji An setelah taksi yang mereka tumpangi masuk ke
hotel. Nyonya Yang diam saja. Ji An pun menyangka ibunya akan membawanya ke
kencan buta. Ji An protes, tapi Nyonya Yang menyuruhnya diam.
Sesampainya
di sana, Tuan Choi dan Nyonya No sudah menunggu. Ji An jelas bingung, karena
itulah ia langsung bertanya pada ibunya siapa Tuan Choi dan Nyonya No. Nyonya
Yang berkata, mereka adalah temannya dan menyuruh Ji An memperkenalkan diri
pada mereka. Ji An pun memperkenalkan dirinya sebelum duduk.
Begitu
mereka duduk, Nyonya No mau langsung ke intinya, tapi Nyonya Yang ingin Ji An
sarapan dulu. Tuan Choi mengerti dan langsung menyuruh pelayannya membawa semua
makanan yang mereka pesan masuk.
“Ibu
mencarikanku pekerjaan?” tanya Ji An.
Nyonya
Yang tidak menjawab dan menyuruh Ji An sarapan dulu. Ji An pun langsung makan.
Hati ibu mana yang tidak terluka melihat anaknya makan selahap itu. Tuan Choi
yang juga tak tega melihat putrinya makan selahap itu, menyuruh pelayannya
membawa semua makanan masuk sekaligus.
Ji An
minta maaf karena makan begitu lahap. Ia beralasan, itu karena ia tidak makan
tadi malam.
“Dia bukan
pemilih makanan dan perilakunya baik. Dia rajin dan pintar. Dia tidak punya
cela.” Ucap Nyonya Yang.
Mendengar
omongan ibunya, Ji An langsung tersedak.Nyonya No langsung khawatir. Ji An
buru2 minum. Setelah itu, ia minta maaf dan mengaku bahwa ia hanya mengikuti
ibunya saja datang ke hotel itu tanpa tahu apa2.
“Dia belum
memberi tahu apa-apa?” tanya Nyonya No kaget.
Ji An
terdiam. Tak lama kemudian, ia ingat Tuan Choi dan Nyonya No adalah pimpinan
Haesung Group. Ji An pernah membaca artikel mereka di sebuah majalah saat masih
bekerja di Haesung.
‘Bagaimana
Ibu bisa mengenal mereka?” tanya Ji An bingung sekaligus kaget.
“Ibu
mengenal mereka melalui kau.” jawab Nyonya Yang.
“Aku?”
tanya Ji An bingung.
“Mereka
orang tua kandungmu, Ji An-ah.” Jawab Nyonya Yang.
Ji An pun
terkejut. Ia sampai menanyakan dua kali apa maksud kata2 sang ibu. Nyonya Yang
mengatakannya sekali lagi, bahwa Tuan Choi dan Nyonya No adalah orang tua
kandung Ji An.
Ji An
terdiam, ia pun langsung menatap Nyonya No dan Tuan Choi dengan tatapan
bingung. Tuan Choi mengangguk, membenarkan pernyataan Nyonya Yang. Setelah itu,
Ji An kembali menatap Nyonya Yang, meminta penjelasan.
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 4