.

Sinopsis Drama Yong Pal Episode 2 Part 2

Sinopsis Drama Yong Pal Episode 2 Part 2


Pegawai admin pun berjalan kembali, Tae Hyun berpura-pura sedikit berlari sambil terbatuk-batuk. Pegawai admin yang melihat Tae Hyun bertanya keadaan Young Sik, Tae Hyun dengan sedikit gugup mengatakan sudah kembali normal. pegawai admin pun merasa keadaan itu cukup beruntung.

“Bagaimana dengan detektif? Kelihatannya mereka membuatmu sakit kepala.” tanya Tae Hyun

“Apa maksudmu dengan sakit kepala? Aku baru saja memperkenalkan mereka ke bagian Bedah, yaitu Ketua Bedah Lee. Ketika kita melihat catatan, saat membuang pisau-pisau bedah itu, orang yang bertanggung jawab di departemen lt.12  adalah ketua Lee Ho Joon. jadi aku serahkan kepadanya” kata pegawai admin dengan bangga.

“Kau melakukan pekerjaan yang bagus.” komentar Tae Hyun ikut-ikut tertawa bahagia tapi sebenarnya dalam hati terlihat panik.


Dalam ruangan Dr Lee

“CEO dari perusahaan importir pisau-pisau bedah itu adalah junior di sekolahku, tapi tidak mudah seperti itu dalam proses pembelian dari rumah sakit ini.” jelas Dr Lee

“Alasan kami datang mencarimu bukan karena itu. Ini bukan tentang pembelian yang baru kau lakukan pada waktu itu, tetapi dibuang karena pembelian baru. Kami penasaran tentang pisau-pisau bedah yang dibuang.” jelas Detektif Lee

Di luar terlihat Tae Hyun sengaja berdiri didepan meja receptionist sambil melihat ke dalam dan berpura-pura melihat catatan pasien. Perawat terlihat curiga lalu bertanya apakah ada yang bisa dibantunya.

“Ah, ya. Aku hanya penasaran tentang pasien di kamar 1227.” ucap Tae Hyun mencari alasan

“Pasien itu sudah jauh lebih membaik. Jika kau penasaran, kau bisa masuk dan melihatnya.” kata si perawat

Tiba-tiba terlihat ada laporan keadaan dari ponsel, si perawat khusus langsung melihat ke monitor mengecek bagian tangan. Tae Hyuk sempat melirik, Si perawat langsung mengeser monitor agar tak diintip lalu pergi meninggalkan meja receptionist.

Tae Hyun bertanya apakah ada keadaan darurat dan butuh bantuan. Si pegawai mengatakan tak ada lalu masuk ke dalam ruangan daerah terlarang.


Di dalam ruangan, Ketua Lee sedang melihat pisau bedah yang dibawa polisi, menurutnya seharusnya mereka mengatakannya lebih awal karena ketika ia membuang barang-barang operasi, kebanyakan mendonasikannya ke sekolah untuk alat latihan mereka atau  menyerahkannya ke perusahaan pembuangan profesional.

“Tapi barang-barang operasi itu sendiri bukan bahan biohazardous.” ucap Dr Lee, Si anak buah Detektif Lee yang mencatat meminta mengulangi kata-kata bio.....

“Ah, itu berarti kontaminasi biologis. Bagaimanapun, jika barang-barang operasi dibersihkan dengan benar, mereka tidak mengandung material biohazardous. Jadi mereka naya bisa menjadi besi tua.” Jelas Dr Lee

Detektif Lee terlihat binggung, Dr Lee melihat catatan alat operasi dalam berkas, ternyata statusnya itu hilang, lalu memberitahu Detektif Lee kalau barang itu sudah dikesampingnya, dengan artian sudah ada ditempat rongsokan, setelah itu bertanya alasan Detektif Lee mencarinya.


Dalam lift

Detektif terlihat bener-benar dibuat pusing dengan menutup kepalanya, Anak buahnya merasa ini adalah  pekerjaan yang sulit untuk mencari Yong Pal hanya menggunakan pisau bedah itu. Detektif Lee berpikir  Entah ditukar dengan sepotong permen tradisional atau disumbangkan ke sekolah.

“entah bagaimana dan apapun caranya aku harus menangkap Yong Pal” kata Detektif Lee

“Woo...Sunbaenim, kau sadar kan kalau kau terlalu memaksakan diri? Ini adalah akhir dari bukti itu, yeah? Ini telah berakhir.”kata Anak buahnya.

“Tapi tidakkah kau pikir ini aneh? Bahkan jika dia tertangkap,  paling lama dia ditahan selama enam bulan. Jadi mengapa dia harus mempertaruhkan hidupnya dengan melompat ke sungai dari jembatan? Apa mungkin...dia...seorang dokter sungguhan?” ucap Detektif Lee, terdengar teriakan anak buahnya sampai semua didalam lift melihatnya.

“Itu benar. Jika dia seorang dokter sungguhan, karena dia tidak ingin kehilangan lisensi dokternya yang sama berharganya dengan hidupnya.” dugaan Detektif Lee yakin

“Ini tidak seperti semua orang bisa menjadi seorang dokter...” komentar anak buahnya tertawa. Detektif Lee itu tertawa menurutnya itu memang tak masuk akal.

Keduanya keluar dari lift, ternyata Tae Hyun ikut keluar juga dari lift yang sama lalu menghembuskan nafas seperti merasa lega karena identitasnya belum terbongkar.


Tae Hyun kembali lagi ke ruang rawat, saat berjalan dilorong bertemu degan Kepala perawat, tapi ketika menyapanya Kepala Perawat hanya acuh dan masuk ke dalam ruang rawat untuk mengecek infus pasien. Beberapa saat kemudian, Tae Hyuk masih berdiri didepan ruang rawat lalu memanggil Kepala Perawat ketika baru keluar.

“Kepala perawat... Kau harus mengatakan padaku.. apa kesalahan yang sudah aku lakukan..” ucap Tae Hyun binggung dengan sikap kepala perawat.

“Apa kau benar-benar tidak tahu?” Sindir Kepala Perawat, Tae Hyun mengatakan memang benar-benar tak tahu

Di taman rumah sakit, keduanya duduk bersama.

“Meskipun orang lain mengejek bahwa kau adalah "mata duitan" atau orang yang pelit, alasan bahwa aku tidak bisa seperti itu, aku mengenal dokter Kim Tae Hyun dengan baik. Karena aku tahu bagaimana kau hidup dan Juga, bagaimana kau kehilangan ibumu. Itu karena aku mengerti dirimu.” cerita Kepala perawat. Tae Hyun hanya bisa diam dengan mata menerawang.


Flash Back

Sebuah ambulance baru sampai didepan pintu ruang UGD, dokter melihat pasien yang penuh luka dengan bantuan oksigen. Petugas memberitahu keadaan pasien dan suda melukan CPR selama 10-15 menit.

Si Dokter menghela nafas karena pasien itu pasti akan meninggal. Si petugas merasa tugas dokter untuk menolongnya.

“Lalu kau ingin aku mengumumkan kematiannya?” kata si dokter seperti tak peduli

“Kenapa kau bertanya hal itu?” kata petugas binggung

Dokter itu akhirnya mengumumkan pasien itu sudah meninggal  pada 17 Juni 2012 jam 8:42. Tiba-tiba datang seorang bibi datang dengan panik memanggil “ibuny Hyun” dokter meminta supaya bibi itu tenang.

“Tolong selamatkan dia. Selamatkan ibunya Hyun.” ucap Si bibi dengan menangis

“Sekarang, tidak banyak yang bisa kita lakukan.” kata Dokter terlihat tak peduli

“Tolong hubungi putranya. Tolong....” ucap si bibi

“Wali pasien yang seharusnya menghubungi putranya. Kenapa harus kami...” keluh si dokter.

Si bibi memberitahu kalau putra dari pasien itu adalah dokter di rumah sakit itu jado meminta tolong menghubunginya. Si dokter kaget mengetahui ternyata pasien adalah orang tua dari dokter disana juga, akhirnya menyuruh suster dan dokter memindahkan pasien segera.

Ketika masuk kedalam ruangan, dokter memberitahu kalau Ibunya Hyun terkena serangan jantung.

Ibunya Hyun dipindah ruang IGD, memeriksa tekanan darah dan menekan bagian dadanya lalu berteriak meminta “epinephrine”.


Sementara di lorong obat terlihat beberapa orang yang sedang membungkuk dengan kepala dilantai, Dokter senior sedang memarahi semua juniornya yang tak melakukan perkerjaannya, Salah satu dokter junior itu adalah Tae Hyun. Ponsel Dokter senior lalu berteriak memanggil Tae Hyun.

Tae Hyun langsung berlari dengan cepat di lorong rumah sakit dan masuk ke dalam ruang IGD, sampai disana hanya ada dokter yang memijat tangannya.

Tae Hyun tahu ibunya tadi ada ditempat itu, Si pria yang terlihat kelelahan mengatakan kalau ibunya sudah selamat dan menyuruhnya pergi ke ruang operasi dengan cepat. Tae Hyun langsung berterima kasih lalu pergi meninggalkan ruang IGD.


Ibu Tae Hyun sedang didorong oleh perawat salah satunya adalah kepala perawat. Tae Hyun pun langsung cepat memegang tangan ibunya dengan menangis menanyaka apa yang terjadi pada ibunya. Terlihat sang ibu yang sadar tetapi masih dengan bantuan alat oksigen mengatakan baik-baik saja.

Ketika akan masuk ke dalam ruangan, Kepala Perawat meminta supaya Tae Hyun cepat minggir karena mereka sudah tak punya waktu lagi. Tae Hyun hanya bisa menangis melihat ibunya. Seorang dokter  mencuci tangannya lalu berbicara pada Tae Hyun sebagai putra dari pasien yang akan dioperasi.

Tae Hyun membenarkan lalu meminta supaya Dokter itu menyelamatkan ibunya, Si dokter merasa ibunya itu beruntung karena ia masih di rumah sakit jadi memintanya tak perlu khawatir karena ia akan melihat CT scan. Tae Hyun langsung mengucapkan terimakasih dengan wajah haru.
 
Beberapa dokter dan suster tiba-tiba berlari dilorong terlihat ada kepanikan, seorang dokter yang sudah mengunaka pakaian operasi membisikan sesuatu. Akhirnya si dokter langsung memerintahkan menelpon Dr Kang, lalu memutuskan akan mengurus yang operasi darurat dan akan mengirimkan dokter yang lain untuk segera datang.

“Professor. Bagaimana kau pergi begitu saja? Bagaimana dengan ibuku?” teriak Tae Hyun melihat si dokter pergi begitu saja.
 


Sudah pukul setengah 10 malam, Tae Hyun melihat ibunya yang sudah ada alat yang masuk ke dalam mulutnya. Kepala Perawat masuk kembali memberitahu Ada masalah besar karena tidak ada dokter lain yang bisa mengoperasinya sekarang. Tae Hyun hanya bisa menutup matanya menahan tangis

“Aku tidak bisa melakukan ini dan tidak bisa bertahan lebih lama lagi.” ucap si dokter yang dibelakang monitor lalu memerintahkan asisten dokter untuk melakukannya.

“Saya? Bagaimana jika professor masuk..”kata si dokter kacamata ketakutan

“Hei! Mereka itu tidak akan melakukannya! Itu bukan hanya orang VIP biasa. Orang itu melebihi VVIP. Seluruh jadwal operasi telah dibatalkan. Tentu saja staf, tapi seluruh rekan-rekan sedang terlibat.” jelas si dokter yang dibelakang monitor

Si dokter terlihat binggung, Tae Hyun yang ada didalam ruang operasi terlihat binggung dengan dengan yang akan dilakukannya. Si Dokter berteriak tak ada lagi yang harus dipikirkan karena mereka tidak punya waktu lagi.

“Jika terkena serangan jantung lagi, kali ini benar-benar berakhir” teriak Si dokter memperingati.

Terlihat ada grafik dilayar monitor, terlihat ibu Tae Hyun seperti lemas. Si dokter yang dibelakang monitor pun memberitahu kalau tadi adalah serangan jantung. Tae Hyun hanya bisa menangis histeris memanggil ibunya. Semua perawat terlihat hanya bisa diam.


Tae Hyun berkaca-kaca mengingat kematian ibunya tepat didepan matanya, Kepala Perawat bertanya apakah sekarang Tae Hyun mau mendengarkannya jadi meminta berhenti saja. Tae Hyun hanya berkata “lalu”.

“Apa yang kau maksud "lalu"? Setidaknya aku tidak pernah berpikir dokter Kim Tae Hyun,  yang pernah melalui hal yang seperti itu, kalau kau akan mengabaikan pasien seperti Kim Young Sik.”sindir Kepala perawat

“Pikiranmu terbalik, Jika aku tidak melalui hal seperti itu, seperti dokter-dokter atau ahli bedah itu, aku akan memiliki rasa kemanusiaan dan tinggal di sisinya.” ucap Tae Hyun, Kepala Perawat terlihat binggung.


“Tapi, apa yang bisa aku lakukan? Pada awalnya aku menyadari hal itu, tidak membantu sama sekali dalam menyelamatkan pasien. Rumah sakit ini bukan sebuah tempat untuk melakukan pekerjaan sosial. Ibuku meninggal karena aku tidak memiliki kemampuan.

Satu-satunya cara untuk menyelamatkan pasien  Kim Hyung Sik adalah dengan kemunculan seorang wali yang punya banyak uang.” ucap Tae Hyun, Kepala Perawat menatap Tae Hyun.

“Kenapa? Apakah yang aku katakan salah?”kata Tae Hyun melihat wajah Kepala Perawat yang tak setuju.

“Tidak.... Pada akhirnya, satu-satunya yang menyelamatkan pasien adalah dokter. Uang atau wali itu hanya sebuah alasan. Kalau saja kau, dokter Kim Tae Hyun, memiliki keinginan untuk menyelamatkan pasien, pasti ada jalan.” kata Kepala perawat.

“Perawat Hwang, apa kau tetap memiliki pemikiran yang naif? Apakah aku harus katakan padamu apa yang  benar-benar bisa menyelamatkan Kim Young Sik? Kita harus segera memindahkannya segera Atau, dia tidak memiliki harapan.” jelas Tae Hyun yang membuat Kepala Hwang kaget.


“Sebelum aku mengunjungi kantor administrasi, aku singgah di laboratoriun pengujian diagnostika Setelah melakukan permohonan yang sangat kepada hoobae, aku mendapatkan hasil bakteri yang dikembangkan. Ini, sebenarnya, bukan sesuatu yang kau lakukan tanpa asuransi kesehatan. Namun begitu, seperti yang diduga,  hasilnya adalah hepatitis.” jelas Tae Hyun lebih mendalam.

Kepala Hwang merasa menyesal karena Tae Hyun tidak mengatakannya lebih awal. Tae Hyun bertanya balik pada siapa ia harus mengatakanny karena mereka harus menuangkannya ke dalam antibiotik apa saja yang mereka miliki.

“Tapi untuk pasien Kim Young Sik, ini adalah permintaan yang tidak mungkin baginya. Tapi mengirimnya segera ke lembaga nasional dan mengijinkannya untuk memperoleh pengobatan yang tepat,  itu adalah cara untuk menyelamatkan Kim Young Sik.Dan itu sebabnya aku pergi ke kantor administrasi.” jelas Tae Hyun, Kepala Hwang hanya bisa melonggo

“Satu-satunya hal yang bisa kita harapkan untuk Kim Hyung Sik adalah dipindahkan sesegera mungkin. Sampai saat itu, dia harus bertahan. Dengan antibiotik seharga 100 won yang kita berikan padanya.”ucap Tae Hyun lalu berjalan pergi, Kepala Hwang terlihat masih Shock karena salah sangka dengan sikap Tae Hyun.


Dokter penganti untuk pasien Young Sik sedang menyeduh mie instan dalam ruang dokter, Tae Hyun yang baru masuk langsung diberitahu untuk datang ke lantai 12 bertemu dengan Dr Lee. Tae Hyun binggung kenapa dirinya dipanggil.

Tae Hyun masuk ke dalam ruang Ketua Lee lalu bertanya apakah ia dipanggil. Ketua Lee membenarkan lalu meminta supaya Tae Hyun untuk duduk dengan nyaman, jangan hanya berdiri saja dengan memberikan senyuman. Tae Hyun pun mengangguk mengerti dengan memberikan senyumannya.


“Apakah kau mau teh juga, Yong Pal?” ucap Dr Lee blak-blakan, Tae Hyun kaget mendengar ketua Lee memanggil Yong Pal lalu meliriknya.

“Apakah terjadi sesuatu yang salah, Yong...Pal?”ucap Dr Lee kembali menegaskan namanya.

Tae Hyun langsung berlutut didepan Dr Lee meminta ampun, Dr Lee langsung tertawa mengejek karena keadaan seperti ini yang diharapkan. Ia melihat sikap yang dimiliki Tae Hyun itu seperti sikap tidak bersalah pada hidup tapi ia sangat menyukainya.

“Kau cukup jujur dan jelas serta juga kuat. Dari sikap sombong sampai saat kau berlutut, itu bahkan tidak lebih dari 1 detik.” sindir Dr Lee dengan tertawa mengejek. Tae Hyun tertunduk merasa pantas mati.

“Hm, apa yang harus kita lakukan sekarang? Apakah harus aku jelaskan bagaimana saya melihat pisau bedah dan mengetahui bahwa kau adalah Yong Pal?”kata Dr Lee, Tae Hyun mengelengkan kepala menurutnya tak perlu.

“Kemudian, haruskah aku mengancammu dengan mengatakan bahwa aku akan menghubungi polisi dan menyerahkanmu?” ucap Dr Lee,


“Tidak, ketua. Kau tidak harus melakukannya. Hanya katakan apa yang kau inginkan.” ucap Tae Hyun seperti menyerah

“Kenapa? Apakah kau pikir aku menginginkan sesuatu darimu?”kata Dr Lee

“Jika bukan karena itu, kau sudah pasti menyerahkanku pada polisi.” ucap Tae Hyun

Dr Lee mengumpat Tae Hyun itu  Bajingan angkuh. Tae Hyun pun kembali meminta maaf, Dr Lee memegang wajah Tae Hyun sambil menegaskan dirinya akan mengatakan ketika ada sesuatu yang dinginkan. Tae Hyun terlihat ketakutan mengangguk mengerti. Dr Lee semakin tertawa mengejek melihat Tae Hyun ketakutan.

Tae Hyun berjalan dengan lemas keluar dari ruangan, lalu mencoba bersadar dan akhirnya berjongkok dengan wajah letih. Sementara didalam ruangan, Dr Lee terlihat menelp Direktur menanyakan apakah ada waktu malam ini.

“Aku berharap kau akan mewawancarai teman yang aku katakan sebelumnya. dia orang yang tepat, yang aku cari.” ucap Dr Lee.


Di ruang rawat Yeo Jin, si perawat khusus terlihat mendandani Yeo Jin dengan lipstik dan juga menyisir rambutnya. Setelah itu memperlihatkan wajah dicermin dengan mengajak bicara Yeo Jin, apakah ia menyukainya. Yeo Jin yang dudukan hanya diam, si perawat kembali mendadaninya dengan kuas bedak.

Sedangkan di restoran, Tae Hyun terlihat tegang duduk disebelah Dr Lee dan direktur didepannya.

“Dia adalah anak yang sangat keras kepala.Cukup untuk julukannya menjadi "mata duitan," dia adalah orang yang sangat perhitungan dan kelihatannya, dia orang yang cukup pintar Jadi, itulah alasan aku pikir kita bisa lebih mempercayainya.” cerita Dr Lee

“Aku sudah mengetahuinya dari desas-desus. Tapi, aku dengar kau memiliki kemampuan.” komentar Direktur

‘Ya. Karena dia sering melakukan kunjungan rumah  untuk mengobati para mafia, maka dia mengembangkan kemampuan bedah.” kata Dr Lee blak-blakan

“Apa alasannya hingga kau bisa melakukan hal seperti itu?” tanya Direktur

“Aku membutuhkan uang.” kata Tae Hyun.

  


Si Direktur merasa semua orang juga butuh uang tapi tidak semua dokter melakukan kunjungan rumah untuk para mafia. Tae Hyun langsung berlutut mengakui kesalahanya merasa pantas mati jadi meminta untuk meyelamatkannya sekarang.  Dr Lee saling melirik dengan si direktur, telihat direktur mengangguk dengan senyuman.

“Apa yang harus aku lakukan untuk menyelamatkanmu?” ucap si direktur

“Aku akan melakukan segalanya yang kau minta. Katakan saja padaku.”kata Tae Hyun cepat

“Benarkah? Kau akan melakukan segalanya?”ucap Si Direktur

“Katakan saja padaku langsung dan aku akan melakukan segalanya. Aku akan mengabdi kepada anda” ucap Tae Hyun cepat

Direktur tertawa mendengar akan mengabdi lalu memuji Tae Hyun itu orang yang menyenangkan. Tae Hyun dengan cepat menyakinkan dan dan meminta supaya diselamatkan dengan berjanji akan melakukan segalanya. Direktur mulai bertanya-tanya apa yang akan dilakukannya sekarang. 

“Jika kau akan melakukan segalanya yang aku minta padamu, kau tidak akan bisa melakukan kunjungan rumah untuk para mafia sekalipun. Dan juga... mari kita lihat, kemudain, itu akan sulit untuk memegang pisau bedah di ruang operasi. Apakah itu tidak masalah?” kata Direktur. Tae Hyun sempat terdiam, matanya memerah seperti menahan tangis

“Ya, itu tidak masalah. Hanya tolong selamatkan aku.” ucap Tae Hyun terpaksa

“Orang ini tidak memiliki kebanggaan apapun sebagai seorang ahli bedah.” komentar Dr Lee merendahkan

“Benarkah? Maka, itu melegakan. Kemudian sekarang, aku menyukainya. Urus yang lainnya, ketua bedah Lee.”kata si Direktur.

Ketua Lee pun mengerti dengan perintahnya, lalu keduanya bersulang. Tae Hyun hanya bisa diam dengan menahan rasa sedih dan kakinya masih tertetap seperti minum teh tradisional.

Setelah itu Direktur mulai memakain ikan segar dan mengajak Tae Hyun minum juga. Tae Hyun dengan dengkulnya berjalan lalu menerima tuangan arak beras dari Direktur.


Di dalam mobil

Tae Hyun duduk disamping bangku sopir, Dr Lee kembali mengejek Tae Hyun sibajingan itu sangat beruntung, lalu bertanya rencananya setelah penempatan selesai. Tae Hyun mengaku tidak tahu dan belum berpikir tentang itu, tapi mungkin menjadi dokter yang dibayar dengan tepat.

“Dokter yang membayar, sebuah kebohongan.Kau mungkin akan melakukan kunjungan rumah untuk para penjahat itu kan? Kenapa kau tidak mulai bekerja di lantai 12, mulai besok?” kata Dr Lee, Tae Hyun kaget medengarnya.

“Kau akan menjadi seorang rekan di rumah sakit kita mulai sekarang dan juga, kau akan menjadi seorang staf. Selain itu juga, kau mungkin akan bisa menjadi direktur kesehatan.” ucap Dr Lee menatap ke jendela luar mobilnya.

Tae Hyun menengok mencoba sedikit mendengar lebih jelas lagi. Direktur Lee mengatakan mungkin saja Tae Hyun akan menjadi seperti dirinya lalu tersenyum, seperti ada rencana licik dibalik omongannya.


Tae Hyun pun dianter sampai rumah sakit “Han Shin Medical Center” terlihat Dr Lee yang cuek begitu saja saat pergi meninggalkannya. Dibawah sinar lampu jalanan, Tae Hyun mengingat perkataan Direktur saat direstoran.

“mari aku lihat . . .Mungkin akan sulit untuk memegang pisau bedah di ruang operasi. Apakah itu tidak masalah?”

“Ya, itu tidak masalah. Hanya tolong selamatkan aku.”

“Orang ini tidak memiliki kebanggaan apapun sebagai seorang ahli bedah.”

Tae Hyun hanya bisa menghela nafas lalu duduk dipinggir taman menelp So Hyun menanyakan keadaannya. Setelah itu menceritakan kalau ia baru saja dipromosikan ke lantai 12, tapi sepertinya adiknya malah berpikir itu buruk.

“Hei anak kecil, itu merupakan kesuksesan yang besar  untuk pindah dari lantai 6 ke lantai 12. Aishh.. Dasar kau! Oppa tidak akan melakukan operasi lagi. Aku hanya akan berurusan dengan pelanggan VIP yang datang ke lantai 12. Di lantai 12, kita tidak menyamakan mereka sebagai pasien tapi menyebutnya pelanggan.” jelas Tae Hyun di telp.


Tae Hyun yang baru masuk melihat dokter pengantinya terlihat panik saat menerima telp, Si dokter menekan dada Young Sik karena kembali terkena serangan jantung, beberapa saat kemudian Perawat So pun berteriak gembira karena detak jantungnya kembali normal. Tae Hyun yang baru datang langsung bertanya apa sebenarnya yang terjadi.

“Tidakkah kau bisa tahu dengan melihat? Ini adalah serangan jantung! Aku telah melakukannya dua kali, hari ini dan tidak berpikir dia akan bertahan sepanjang malam. Jika dia mendapatkan serangan jantung lagi, dia akan meninggal.” keluh si dokter.

Tae Hyun mengingat tentang serangan jantung pada ibunya dan kata-kata si dokter yang dibelakang monitor mengatakan kalau pasien itu bukan orang yang bisa tapi VVIP. Tae Hyun makin panik tak tahu apa yang harus dilakukannya.

“Apa maksudmu? Kita sudah tak ada waktu lagi. Jika ada serangan jantung lagi, ini akan berakhir.” teriaks Si dokter dibelakang monitor, akhirnya dengan sangat sedih Tae Hyun membuat ibunya meninggal didepan matanya karena tak ada dokter yang membantunya operasi.

nAkhirnya Tae Hyun bergumam dalam hati kalau ini akan menjadi operasi terakhirnya, lalu melihat monitor Young Shik. Si dokter penanggung jawab mengeluh harus menjadi salah satu asisten besok, dengan keadaan ini maka ia tidak akan bisa tidur. Tae Hyun mengatakan akan mengambil alih dan menyuruhnya pergi untuk istirahat. Sidokter sempat binggung.
“Kau bisa pergi dan istirahat. Aku akan menjaganya di sini.”kata Tae Hyun lebih jelas, si dokter sempat tak percaya lalu bertanya alasanny. Tae Hyun pikir Dokter itu tak suka dengan hal itu.
“Tidak, bukan seperti itu. Hanya saja ini aneh..... Hyung, kau pasti habis minum.” ucap si dokter menatap Tae Hyun
Tae Hyun pura-pura ngambek dengan akan pergi, si dokter pun langsung menahanya menurutnya Tae Hyun sudah memperlihatkan kebaikannya dalam waktu yang lama, jadi tak mungkin menolaknya. Tae Hyun terus melirik ke arah Young Sik, Si dokter pun mengucapkan selamat bekerja dan pergi. 


Tae Hyun langsung melepaskan alat yang menempel di tubuh Young Sik, Perawat So yang sinis bertanya apa yang dilakukan Tae Hyun sekarang. Tae Hyun mengatakan akan melakukan X-Ray untuk pasien Young Sik. Perawat So pun merasa tak masuk akal karena melakukan X-Ray dimalam hari, menurutnya mereka bisa mengunakan C-arm. [alat Xray portable]

“Tidak, C-arm tidak bisa, Kita harus pergi keruangan X-Ray.” ucap Tae Hyun menatap perawat So

“Apakah kau sedang bercanda sekarang? Kita tidak bisa pergi! Apa yang sedang kau lakukan sekarang?!” tegas Perawat So menarik alat yang baru saja dicopot oleh Tae Hyun.

“Kepala perawat, apakah kau sungguh-sungguh ingin menyelamatkan pasien ini? Kemudian, pasien ini harus mendapatkan X-ray segera. Kim Young Shik adalah pasien yang menderita  "Abdominal Compartment syndrome" [Sindrom bag.perut] Ukuran perutnya meningkat akibat pendarahan di dalam.(internal hemorrhage).

Tekanan perut menjadi lebih kuat, sehingga mempengaruhi jantung. Selanjutnya, kita harus menghentikan dan mengairi pendarahan dan kemudian menjahitnya. Diikuti dengan mengangkat bagian yang rusak. Jadi, apa yang paling dibutuhkan oleh pasien ini?” ucap Tae Hyun perlahan.

“Tentu saja opera......” kata Perawat So langsung dipotong oleh Tae Hyun

Tae Hyun mencoba menyembunyikan akan melakukan operasi dengan sebutan X-Ray. Dua perawat yang ada disana pun ikut mendengarnya, Tae Hyun menjelaskan kembali merkea harus menghentikan pendarahannyadan menurunkan tekanan darahnya serta mengangkat bagian yang rusak.

“Jadi Apa yang harus kita lakukan?”ucap Tae Hyun mencoba bertanya kembali

“Karena itu, segera lakukan operasi!” kata perawat So yang belum mengerti

“Bukan, bukan hanya itu. Kebijakan rumah sakit kita, kita tidak bisa melakukan operasi kepada  orang yang tidak bisa membayar biaya berobat mereka. Namun, tergantung pada keputusan dokter darurat, kau bisa melakukan operasi dengan gratis. Apa itu?” ucap Tae Hyun, perawat So melihat keadaan Tae Hyun.

“Sekarang, hanya X-Ray.” tegas Tae Hyun

Perawat So ingin menyela tapi baru sadar maksudnya itu sengaja harus melakukan X-ray.  Tae Hyun pun akhirnya bisa membuat Perawat So mengerti. Perawat So sempat bertanya apakah Tae Hyun akan melakukan Operasi sendiri lalu menganti dengan cepat kata “X-ray” Tae Hyun mengatakan sudah tak ada waktu lagi lalu melepaskan semua alat.


Dengan lorong yang gelap, Tae Hyun dan perawat So membawa pasien Young Sik ke dalam lift, Tae Hyu menyuruh perawat So keluar saja karen bisa bermasalah. Perawat So mengatakan Tae Hyun tidak bisa melakukan X-ray sendirian.

Tae Hyun tersenyum mendengarnya lalu pintu lift pun tertutup. Sampai di lantai yang dituju, keduaya langsung masuk ke ruang operasi yang kosong.


Di lantai 12

Monitor Yeo Jin terlihat memperlihatkan grafik berwarna merah, mata Yeo Jin bergerak-gerak sampai akhirnya terbuka dengan melotot. Perawat khusus melihat dari ponsel keadaan Yeo Jin lalu masuk ke dalam ruangan.


Si perawat kaget melihat Yeo Jin yang sudah tak ada di tempat tidurnya lalu melihat sekeliling tak ada orang, sampai akhirnya mendekat ke arah kursi ada pecahan vas dan noda darah, tiba-tiba terlihat tangan yang sudah dengan memegang pecahan vas.

Yeo Jin mencoba untuk berdiri, perawat benar-benar kaget melihat Yeo Jin yang terbangun dengan darah ditangannya lalu mencoba mendekat. Yeo Jin langsung mengancam dengan menaruh pecahan vas di lehernya dan menyuruhnnya tak boleh mendekat. Terlihat tetesan darah jatuh diatas bunga mawar berwarna putih, tangan kiri Yeo Jin seperti sudah berdarah.

Bersambung ke episode 3