.

Sinopsis Sassy Go Go (cheer up!) Episode 3 part 1

Sinopsis Sassy Go Go (cheer up!) Episode 3 part 1

Yeon Doo  menegaskan alasannya tidak akan pernah ingin berkolaborasi bersama dalam tim Cheerleader Baekho.  Yeon Doo langsung berpaling dari Kim Yeol. Namun Kim Yeol memegang tangan Yeon Doo, dan memaksa Yeon Doo supaya bisa berkolaborasi bersamanya di tim Cheerleading. Yeon Doo bersikeras tidak ingin bekerja sama dengan tim Kim Yeol. Terpaksa deh, Kim Yeol melepaskan tangan Yeon Doo. Yeon Doo pun pergi bersama Dong Jae. Ibu Kepsek Sevit serta guru Tae Bum berpapasan dengan Kim Yeol serta Ha Joon. Ibu Kepsek berkata ke Ha Joon,”Ayahmu cukup kuatir selama pertemuan Komite lalu..”. Ibu Kepsek menyinggung Kim Yeol sebagai teman baik Ha Joo serta siswa terpintar di SMA Sevit, yang bisa membantu Ha Joon dalam berbagai masalah.

Kemudian muncullah ingatan lalu Kim Yeol. Kala itu, Ibu Kepsek mengancam Kim Yeol untuk membawa kembali Yeon Doo serta anggota klub Real King lain untuk ikut dalam perlombaan Cheerleader Regional. Bila tidak Ibu Kepsek Sevit akan mengadukan tingkah abnormal Ha Joon ke orang tuanya. Kembali ke masa sekarang, Kim Yeol berkata ke ibu Kepsek,”Tidak akan ada masalah, jadi jangalah kuatir”. Ibu kepsek senang mendengarnya, dan menepuk bahu Kim Yeol. Kim Yeol sendiri belum berbicara jujur perihal  kesepakatannya bersama ibu kepsek kepada Ha Joon. Melihat Yeon Doo, Da Mi, serta Hyo Sik jalan bersama—Kim Yeol hendak menghampiri mereka. Namun Soo Ah lebih dulu mengampiri ketiga anggota Real King itu. Soo Ah dengan angkuhnya memperlihatkan klub baru cheerleadernya, dan terdiri dari dua mantan anggota Real King yakni Joon Soo serta Jung Eun.

Joon Soo serta Jung Eun hanya tertunduk malu, karena ketahuan pengkhiatan mereka di depan anggota Real King yang lain. Yeon Doo,”Kamu selalu mengatakan hal2 yang tak sopan seola2h itu adalah kata2 terima kasih”. Dengan beraninya, Soo Ah juga mengajak Hyo Sik serta Da Mi untuk bergabung bersamanya. Hyo Sik menanggapi,”Saya seperti akan ingin muntah setiap kali saya melihat muka bodohmu”. Kemudian Hyo Sik pergi bersama Da Mi diikuti Yeon Doo. Kim Yeol tersenyum melihat pertengkaran Soo Ah dengan tiga anggota Real King. Saat Soo Ah sedang belajar di perpus, tak lama Kim Yeol mendatanginya. Kim Yeol,”bagaimana kamu bisa menyogok anak2 Real King berada disampingmu ?”. Soo Ah,”Saya enggak ngelakuinnya. Mereka datang sendiri atas kemauan mereka. Mereka hampir dikeluarkan dari asmara jadi mereka melakukan cheerleading sebagai gantinya”. Kim Yeol kembali bertemu dengan Yeon Doo. Kim Yeol,”Bisakah kita bicara ? Hanya beberapa detik”. Namun Yeon Doo tak ingin, Kim Yeol terus saja memaksa. Dengan memukul tangan Kim Yeol, Yeon Doo pun pergi.



Di kelas saat guru Tae Bum menerangkan tentang hukuman poin para siswa  Sevit, Kim Yeol tetap memandang serius Yeon Doo. Sesaat Kim Yeol bertanya akan jumlah pointnya ke guru Tae Bum. Guru Tae Gum heran mengapa Kim Yeol menanyakan hal itu. Kim Yeol menanggapi,”Saya enggak membawa buku cetak ekonomi. Tapi Guru membiarkanku pergi karena saya peringkat satu. Itu mungkin menjadi point buat hukuman kan ?”. Guru Tae Bum hanya kebingungan. Kemudian Kim Yeol berdiri dan mengatakan beberapa pelanggarannya yang bisa dihitung sebagai poin. Seperti cara berpakaian Kim Yeol, tingkahnya yang ber-sms-an di dalam kelas, juga saat Kim Yeol meninggalkan sekolah tanpa ijin minggu lalu. Ha Joon sempat kaget mendengar sumua perkataan Kim Yeol itu. Tak lama Kim Yeol menyinggung bahwa Yeon Doo juga meninggalkan sekolah mereka tanpa ijin minggu lalu. Kim Yeol,”Jadi berapa banyak poin hukuman yang Kang Yeon Doo punya secara keseluruhan ?”. Yeon Doo pun gelisah. Dan akhirnya karena point hukuman itu, Kim Yeol serta Yeon Doo dihukum untuk membersihkan sebuah ruangan yang tertimbun banyak sampah minuman.

Keduanya kaget melihat timbunan sampah itu. Yeon Doo,”Apa ini ?”. Kim Yeol,”Kamu enggak ingin bicara sama aku, jadi Aku enggak punya cara lain deh. Jadi siapkan waktu dan tempat buat kita untuk bicara”. Yeon Doo,”Kamu memilih tempat yang bagus!”. Keduanya saling bercakap, dimana Kim Yeol meminta Yeon Doo untuk bisa berbicara dengan Yeon Doo. Namun Yeon Doo tetap menolak, soalnya bagi Yeon Doo Kim Yeol memiliki kesempatan yang lebih baik lagi dengan banyak kegiatan lain dibandingkan melakukan cheerleading dengan Yeon Doo. Kim Yeol semakin bertingkah aneh biar Yeon Doo kesal. Kim Yeol membuang semua sampah di keranjang. Yeon Doo,”Jika kamu teru saja bertingkah jenaka, setidaknya menyakinkanlah. Dengan sesuatu yang kamu tahu tidak akan mengubah pikiranku!”. Kemudian semua murid lain pun kembali melanjutkan kegiatan belajar mereka dipantau oleh guru Tae Bum. Namun Dong Jae tak tenang melihat bangku Yeon Doo kosong karena poin hukumannya. Dong Jae memanggil guru Tae Bum, Dong Jae,”Pak Guru, Berapa banyak poin hukuman yang kupunya ?”. Guru Tae Bum semakin pusing mendengarnya. Sebaliknya Kim Yeol serta Yeon Doo masih di ruangan tempat sampah minuman.

Kim Yeol tetap saja bertingkah jenaka dengan tidak menginjak dengan benar sampah minuman yang diberikan Yeon Doo. Yeon Doo menjadi jengkel dengan tindak tanduk Kim Yeo itu. Namun Kim Yeol malah menyalahkan Yeon Doo yang tak tepat menaruh sampah minuman itu dibawah kaki si Yeol. Yeon Doo semakin jengkel, Kim Yeol,”Jadi kubilang, Saya sungguh membutuhkanmu di team cheerleading”. Yeon Doo,”Saya enggak ingin menghabiskan sepanjang malam disini bersamamu. Jadi injaklah ini!”. Yeon Doo pun memperlihatkan gaya injakannya yang serupa dengan gaya dance dengan beberapa ketukan. Yeon Doo sempat mengejek Yeol sebagai orang bodoh karena tak bisa mengikutinya. Tak berapa lama, Kim Yeol berhasil melakukan gerakan dance yang diperagakan Yeon Doo, dan menginjak sampah minuman dalam jumlah yang super banyak. Mereka melakukannya dengan baik dan hampir bertepuk tangan bersama. Karena mungkin belum akrab keduanya tak jadi melakukannya. Yeol masih berharap Yeon Doo bisa berubah pikirannya karena kekompakan mereka tadi. Namun Yeon Doo tetap tak mengubah keputusannya bergabung dengan Yeol.

Kim Yeol,”Kamu akan segera mengubah pikiranmu”. Yeon Doo,”Enggak akan. Engak bakalan bahkan dalam mimpimu”. Tak lama Hyo Sik datang dengan membawa tasnya. Hyo Sik,”Yeon Do Saya akan memberitahukanmu segalanya, namun..”. Yeon Doo,”Kamu dikeluarkan dari asrama kan dan Da Mi juga?”. Kim Yeol,”Kamu tahu ?”. Nampaknya Da Mi yang memberitahukan hal ini ke Yeon Doo. Kemudian Yeol menjelaskan bagaimana anak2 Real King yang dikeluarkan dari asrama adalah ulah dari si ibu Kepsek. Kim Yeol,”Dan dua lainnya enggk punya pilihan lain namun harus beralih ke Kwon Soo Ah”. Yeon Doo pun mengucapkan kata maaf ke Hyo Sik karena tak bisa melakukan apapun buat Hyo Sik. Hyo Sik,”Enggak. Itu enggak benar! Hey.. Saya bisa memesan semua makanan yang aku ingini pada malam hari… dan saya bebas sekarang”. Saat Hyo Sik pergi, Yeon Doo pun duduk menangis. Kim Yeol,”Kamu akan membiarkan temanmu seperti itu ?”. Yeon Doo menangis berkaca2, Yeon Doo, ”Apa yang bisa kulakukan ? Apa yang kau ingin aku lakukan ?”. Kim Yeol nampak simpati melihat kisah pilu Yeon Doo. Kim Yeol menyarankan agar Yeon Doo kembali terlibat dalam “cheerleading”.


Yeon Doo,”Saya tahu, Jika saya bila iya, segalanya akan terpecahkan!. Namun apa yang harus kulakukan ? Saya enggak ingin melakukannya, bahkan jika itu membunuhku!”. Yeon Doo merasa pilu melihat teman2nya di Real King harus mengalami masa2 yang sangat sulit. Namun bagi Yeon Doo lebih baik dia meninggal dibandingkan harus terlibat dengan cheerleading. Maklumlah karena hanya paksaan dari pihak SMA Sevit. Yeon Doo,”Itu adalah sobekan terakhir dari  kebangganku yang tersisa jadi apa yang ingin kamu (Yeol) aku lakukan ?”. Yeon Doo pun menangis dan melampiaskan semua kegundahannya. Yeon Doo menangis pilu di tengah malam hingga lagi lima menit jam 12. Yeon Doo terus menangis hingga lupa waktu. Tak lama Ha Joon menelpon bahwa pintu asrama akan ditutup. Akhirnya Yeol meminta maaf, dan memberitahukan ke Yeon Doo bahwa pintu asrama mereka akan ditutup. Tanpa berkipir panjang, Yeon Doo menghilangkan semua kesedihannya dan bergegas kembali ke asrama diikuti dengan Yeol. Namun pintu utama asrama SMA Sevit sudah terkunci.

Yeol serta Yeon Doo pun berusaha mencari pintu asrama yang mungkin belum dikunci. Karena semua pintu sudah dikunci. Yeol pun bersiul ke salah satu jendela. Tak lama Ha Joon keluar dan memberikan tali ke Yeol. Ha Joon,”Hey, Kim Yeol! Cepatlah Mereka akan memeriksa kita !”. Akhirnya Yeol pun naik ke kamarnya dengan bantuan tali dari Ha Joon. Sebaliknya Yeon Doo menelpon teman sekamarnya. Namun dia tak menjawabnya, karena Soo Ah tak memberitahukan panggilan Yeon Doo tersebut. Yeon Doo pun menangis karena harus ketinggalan diluar asrama. Sebaliknya Yeol turun kembali tali itu dan menawarkan tumpangan ke Yeon Doo sambil mengulurkan tangannya. Kim Yeol,”Satu orang akan dikeluarkan bila kau tertangkap! Dua menghabiskan malam disini. Ketiga akan bersyukur saat kamu mengambil tanganku dan setuju terlibat cheerlead”. Akhirnya Yeon Doo pun naik bersama Yeol. Di luar kamar asrama, Dong Jae sedang cemas menunggu Yeol, pasalnya guru mereka sedang memeriksa kamar asrama putra SMA Sevit.

Dong Jae kaget saat melihat Yeon Doo keluar dari jendela kamarnya. Akhirnya Dong Jae pun menutup pintu kamarnya dan mencegat guru pengawas untuk masuk. Dong Jae bercakap sementara dengan guru pengawas yang akan memeriksa setiap ruangan. Saat guru pengawas hendak memeriksa kamarnya, Dong Jae melarangnya. Guru pengawas itupun marah. Dong Jae berusaha mengajak berbincang gurunya. Namun pada akhirnya sang guru masuk ke kamar. Guru,”Min Hyo Sik dikeluarkan.. dan bagaiman dengan Kim Yeol ?”. Ha Joon,”Yeol sungguh sakit skarang, jadi dia istirahat”. Yeol pun tidur dibaluti selimut, namun Yeon Doo juga bersembunyi disamping Yeol. Ha Joon berusaha menyakinkan gurunya bahwa Yeol sekarang sedang sakit demam. Namun si guru tak percaya, sang guru hendak membuka selimut Kim Yeol, Kim Yeol terus bertingkah sedang sakit di dpean gurunya, Kim Yeol,”Sangat dingin sungguh dingin!”. Untunglah sang guru tak berhasil melihat Yeon Doo yang tidur disamping Kim Yeol.

Akhirnya sang guru menyuruh Ha Joon serta Dong Jae untuk merawat Kim Yeol dengan baik serta memberikannya obat. Saat Yeon Doo serta Yeol berduan di dalam selimut, Yeol mengucapkan permintaan maafnya sudah memaksa Yeon Doo telibat dalam cheerleading. Yeol,”Maaf, untuk mencoba memanfaatkan temanmu guna menyakinkanmu. Sejujurnya, Saya..”. Sayang Yeol tak bisa mengungkapkan seluruh ungkapan hatinya, karena Ha Joon menyuruh Yeon Doo untuk segera masuk ke kamar asrama putri SMA Sevit. Yeon Doo pun bergegas pergi, dan pemeriksaan kamar asrama putri dilakukan. Yeon Doo berhasil selamat, karena sudah berada di kamarnya.

Yeol pun meng-sms Yeon Doo untuk bertemu dengannya di ruangan laundry SMA Sevit. Yeol secara jujur mengatakan alasanya membujuk Yeon Doo ikut cheerleading, Yeol,”Jika saya tidak bisa membujukmu, ini akan menjadi akhir buat salah satu temanku. Dia seorang teman yang layaknya seperti saudara bagiku, namun jika saya ingin melindunginya, saya harus melakukan cheerlead”. Yeol tahu bila kebanggaan  Yeon Doo yakni dance sangat penting baginya. Yeol,”Namun bagiku, teman itu lebih penting lagi. Saya minta maaf”. Yeol pun menyerahkan semua keputusan  bergabung ke tangan Yeon Doo. Di kamarnya, Yeon Doo merenungkan perkataan dari Yeol itu sembari memandang foto2 teman anggota Real King. Sebaliknya di kamar, Yeol memikirkan perkataan dari Yeon Doo saat dia menangis tadi di ruangan penyimpanan sampah.

Saat itu, Yeon Doo memilih untuk mati dibandingkan harus dipaksa melakukan cheerleading. Yeon Doo merasa pilu melihat anggota Real King harus mengalami masa sulit. Bila dilihat, nampaknya Yeol menaruh perasaan prihatian mendengar perkatan jujur perihal perasaan Yeon Doo saat itu. Akhirnya di luar SMA Sevit, Yeon Doo bertemu dengan segenap anggota Real King. Hyo Sik,”Apa ini, kenapa sungguh malam ?”. Jung Eun,”Yeon Doo..apa ada sesuatu terjadi ?”. Anggota Real King yang lain yang sempat marahan sama Yeon Doo juga datang. Yeon Doo,”Real King belumlah musnah”. Joon Soo pun mengucapkan kata maaf ke Yeon Doo. Demikian juga dengan Jung Eun. Yeon Doo,”Enggak usah. Mengapa kalian minta maaf ?”. Yeon Doo pun bertanya apakah teman2 yang lain bisa hidup tanpa Real King. Yeon Doo,”Secara jujur, Saya pikir saya bisa hidup tanpa dancing. Namun saya enggak bisa hidup tanpa kalian kawan”. Hyo Sik bertanya apakah Yeon Doo setuju dengan melakukan cheerleading lagi. Yeon Doo,”Siapa perduli apakah itu cheerleading ataukah dancing ?. Sepanjang saya bisa melakukannya bersama dengan kalian semua”.

Bagi Yeon Doo persahabatan dengan teman2-nya adalah segalanya. Keesokan harinya,  keenam anggota Real King pun masuk kembali ke SMA Sevit dengan berpakaian lengkap seragam SMA Sevit. Semua anggota Real King menghadap  ke ibu Kepsek Sevit. Yeon Doo terang2 mengaku melakukan Cheerleading karena ancaman. Namun ibu kepsek membela dirinya bahwa Hyo Sik dikeluarkan karena melanggar aturan asrama. Demikian pula pada Da Mi yang melanggar aturan berpakaian. Yeon Doo berjanji akan tetap melakukan cheerleading. Namun Yeon Doo meminta ibu kepsek untuk berpegang kepada janjinya untuk menghidupkan klub Real King kembali, bila anggota Real King berhasil memenangkan kompetisi Regional. Ibu Kepsek,”Jika kalian memenangkan kompetisi regional, Saya pasti akan melakukannya. Jadi lakukanlah dengan baik”. Namun Yeon Doo tak ingin kalah dengan kepicikan ibu Kepsek, dia tetap merekam perkataan janji dari ibu kepsek. Setelah memberikan surat permohonan maaf, anak2 Real King pun meminta pamit dari Kepsek Sevit.



Melihat tingkah nakal dari anak2 Real King di depan ibu Kepsek,  maka guru So Yoong pun memburu anak2 Real King, dan mereka berlarian. Kemudian ibu Kepsek membaca surat permintaan maaf dari anak2 Real King. Sejenak ibu Kepsek tertawa membacanya. Ibu Kepsek juga membaca permintaan maaf dari Yeon Doo. Di suratnya Yeon Doo meminta maaf, namun Yeon Doo merasa bahagia . Selain itu ibu kepsek membaca surat maaf anak Real King yang lain dimana dia berjanji akan lebih banyak belajar dan meningkatkan pertemanannya. Di luar SMA Sevit, Yeon Doo berteriak,”baiklah2, Milikilah kekuatan Real King!”. Yeol menghampiri Yeon Doo. Yeol sempat menyindir Yeon Doo yang menangis tadi malam. Yeon Doo pun marah mendengarnya. Yeol juga mengucapkan terima kasih karena ingin bergabung dengan tim cheerleading. Yeon Doo,”jadi bisakah kamu melindungi temanmu lagi ?”. Yeol,”Saya bilang itu bohong, bahkan saat saya bohong, saya memperlihatkan ketulusan hati”. Yeol bertanya apakah Yeon Doo kini bisa melindungi kebanggannya. Yeon Doo mengaku melakukan semuanya untuk mengembalikan kembali Real King serta melindungi temannya.

Tak lama orang tua dari klub Baek Ho datang ke SMA Sevit. Orang tua murid, “Ibu Kepsek, katakan pada kami. Bagaimana ini bisa terjadi ?. Anda menggunakan anak2 kami untuk membantu satu gadis, Kwon Soo Ah ?”. Ibu Kepsek membela dirinya bahwa dia tak memanfaatkan anak mereka. Ibu Kepsek menjelaskan bahwa anak2 mereka takkan bisa masuk Universitas Seoul, jika hanya mengandalkan bakat akademik seperti nilai dan peringkat. Ibu Kepsek berujar bahwa kegiatan Cheerleading akan membantu aplikasi para murid klub Baek Ho agar bisa masuk ke Universitas Seoul. Ibu Kepsel,”Aktifitas Ekstrakurikuler sangat…”. Namun segenap orang tua tak ingin mendengarkan alasan tersebut. Saat para orang tua bertengkar dengan ibu kepsek. Tiba2 saja ada seorang misterius yang menfoto hal tersebut, dan melaporkannya ke Dinas Pendidikan via online. Ayah Yeol serta ibu Yeon Doo makan siang bersama di sebuah restoran mewah. Ibu Yeon heran dengan restoran mewah yang dilihatnya. Ibu Yeon Doo,”Apakah ini hari yang khusus ?”. Ayah Yeol,”Enggak, Enggak seperti itu !”. Di dalam sakunya kemejanya, ayah Yeon Doo ternyata memiliki sekotak cincin. Ayah Yeon Doo pun memberikan aba2 ke pelayan restoran.



Melihat kumpulan orang tua SMA Sevit turut makan disana. Ayah Yeol membatalkan niatnya memberikan cincin ke ibu Yeon Doo. Ayah Yeol berniat untuk pergi secara diam2 dari restoran itu bersama ibu Yeon Doo. Ibu Soo Ah menjamu semua orang tua klub Baek Ho dengan makan siang yang mewah. Orang tua murid,”bagaimana Anda bertanggung jawab atas semua ini ?”. Ibu Soo Ah,”Apa kalian pikir saya menaruh Soo Ah dengan resiko ?”. Kemudian Direktur Choi secara frontal mengungkit bagaimana para oran tua murid klub Baek Ho tak melaporkan tindakan SMA Sevit ke media ataupun Dinas Pendidikan. Ini mengindikasikan bahwa para orang tua itu menginginkan sesuatu dari orang tua Soo Ah. Salah seorang orang tua murid pun tersenyum. Orang tua murid itupun meminta projek Cheeleader yang digagas oleh ibu Soo Ah,  bisa menguntungkan para orang tua murid yang lain. Nampaknya para orang tua murid ingin juga mengambil keuntungan dari gagasan ibu Soo Ah tentang Cheerleading.

Bersambung part 2