.

Sinopsis Drama Temptation of an Angel Episode 3 part 1

Sinopsis Drama Temptation of an Angel Episode 3 part 1

Ah Ran terlihat tegang ketakutan sambil menangis melihat Hyun Woo yang tergeletak  bersimbah darah.

"Tidak! Tidak! Pembalasan dendamku belum selesai. Semuanya tidak boleh berakhir semudah ini. Aku tidak akan membiarkan kecelakaan ini merusak rencanaku. Aku mau bahagia! Aku harus bahagia!"

Ah Ran lantas memindahkan tubuh Hyun Woo ke kursi pengemudi. Tanpa ia sadari, cincin couple nya jatuh ketika ia dengan susah payah memindahkan tubuh Hyun Woo ke kursi pengemudi. Selesai memindahkan tubuh Hyun Woo ke kursi pengemudi, Ah Ran pun berlari meninggalkan Hyun Woo.


Nyonya Jo terbangun karena mimpi buruk. Presdir Shin juga ikut terbangun. Presdir Shin pun menatap sang istri dan bertanya, ada apa? Nyonya Jo pun berkata ia hanya mimpi buruk. Presdir Shin menanggapi dengan sinis. Ia tanya apa Nyonya Jo melakukan hal yang buruk sampai bisa mimpi seperti itu.

Nyonya Jo pun ingin melihat Hyun Woo. Tapi Presdir Shin melarang dan meminta Nyonya Jo untuk tidak sensitif seperti itu.

"Ini sudah malam dan dia belum kembali. Kita juga tidak bisa menghubunginya." jawab Nyonya Jo.

"Dia sudah dewasa, kenapa kau memperlakukannya seperti anak kecil? Jangan lakukan hal bodoh dan tidurlah." ucap Presdir Shin.

Namun Nyonya Jo masih tidak tenang. Ia mengkhawatirkan Hyun Woo. Sementara itu Ah Ran berlari mencari taksi di tengah guyuran hujan deras. Begitu taksi lewat, ia langsung menyetopnya dan bergegas pergi. Dalam perjalanan, ia mengirimkan pesan pada Joo Seung. Dalam pesannya, ia memberitahu Joo Seung tentang kecelakaan yang dialaminya bersama Hyun Woo. Ia juga meminta bantuan Joo Seung.


Begitu mendapat pesan dari Ah Ran, Joo Seung langsung berlari keluar. Tak lama kemudian, Ah Ran datang. Ah Ran langsung pingsan begitu turun dari taksi. Joo Seung pun membawa Ah Ran ke rumah sakitnya. Ah Ran kini sudah sadar dan Joo Seung sedang mengobatinya. Joo Seung berkata Ah Ran mengalami patah tulang rusuk. Ah Ran juga harus menerima jahitan di keningnya. Namun Ah Ran menolak. Ah Ran takut hal itu akan membuat keluarga Hyun Woo mencurigainya.

"Tapi itu akan terasa sakit. Apa kau yakin?" tanya Joo Seung.

"Aku tidak peduli. Aku akan menahan rasa sakitnya asalkan aku tidak ketahuan. Shin Hyun Woo mengalami kecelakaan sendirian dan aku ada di rumah." jawab Ah Ran.

"Baiklah dan tunggu sebentar." ucap Joo Seung


Joo Seung lalu beranjak pergi. Begitu Joo Seung pergi, Ah Ran menutupi lukanya dan menangis. Joo Seung kembali ke apartemennya. Ia mengambil sesuatu seperti buku dari laci, lalu pergi lagi.
Joo Seung pergi mengantar Ah Ran. Sesampainya di rumah, Joo Seung berkata mereka akan masuk bersama.


"Aku akan berpura2 seolah2 ada hal penting yang akan kubicarakan dengan Presdir Shin. Dan kau masuklah diam2. Ganti pakaianmu dengan pakaian tidurmu agar mereka tidak curiga. Kau bisa melakukannya?" ucap Joo Seung.

"Ya aku bisa melakukannya." jawab Ah Ran.


Joo Seung pun masuk duluan. Nyonya Jo heran karena Joo Seung datang malam2. Joo Seung pun berkata ada sesuatu yang mau ia bicarakan dengan Presdir Shin. Nyonya Jo pun masuk ke kamarnya untuk memanggil suaminya. Begitu Nyonya Jo masuk kamarnya, Joo Seung langsung menyuruh Ah Ran masuk. Ah Ran pun masuk dan mengendap2 menuju kamarnya. Namun karena gugup, ia menjatuhkan sepatunya ke lantai. Ah Ran pun langsung mengambil sepatunya dan berlari ke kamarnya. Tanpa ia sadari, tanah yang menempel di sepatunya tadi mengotori lantai.

Tepat setelah itu, Hyun Min keluar dari kamarnya. Ia pun terkejut saat kakinya menginjak tanah dari sepatu Ah Ran. Ia pun heran dan bertanya2 kenapa tanah itu bisa ada di sana.


Sementara di bawah Presdir Shin ditemani Nyonya Jo sedang bicara dengan Joo Seung. Joo Seung berkata saat dirinya sedang bersih2, ia menemukan sesuatu milik sang ayah.

"Sepertinya anda akan membutuhkan ini." ucap Joo Seung lagi.

Presdir Shin mengernyit heran, sesuatu milik Seketaris Nam?

Joo Seung pun menyerahkan buku itu ke tangan Presdir Shin. Buku itu ternyata buku rekening rahasia perusahaan. Presdir Shin pun berkata sudah tidak memerlukan buku itu lagi.

"Karena di buku itu ada nama perusahaan, makanya aku membawanya ke sini." jawab Joo Seung.


Presdir Shin terus membolak balik halaman buku itu. Hingga akhirnya ia menemukan foto ayah Ah Ran di sana. Presdir Shin pun heran dan bertanya pada Joo Seung kenapa foto itu bisa ada di sana? Kenapa Seketaris Nam menyimpan foto itu?


Joo Seung pun bertanya foto siapa itu?

"Orang ini mengalami kecelakaan di pabrik. Biarkan aku yang menyimpan ini." jawab Presdir Shin.
Tiba2 terdengar suara2 dari atas. Hyun Ji pun masuk ke kamar sang kakak karena suara itu berasal dari sana. Tepat saat itu, Ah Ran keluar dari kamar mandi sambil memegangi luka di keningnya. Ah Ran pun mengaku habis jatuh di kamar mandi.


"Kau harus lebih berhati2. Aku pikir kalian pergi ke suatu tempat. Tapi kapan kau kembali?" tanya Hyun Ji.

"Kapan aku kembali? Aku sejak tadi ada di rumah." jawab Ah Ran.

"Tapi tadi aku ke kamarmu karena ingin meminjam pengikir kukumu. Dan aku tidak melihatmu sama sekali." ucap Hyun Ji.

"Aku pasti ketiduran saat berendam di bathub." jawab Ah Ran.


Ah Ran lalu turun ke bawah dan bertemu mertuanya dan Joo Seungh di bawah. Nyonya Jo heran melihat luka di kening Ah Ran. Ah Ran pun berkata ia jatuh saat mandi. Nyonya Jo pun menyuruh Ah Ran berhati2. Nyonya Jo kemudian menanyakan ttg Hyun Woo. Ah Ran pun membenarkan kalau Hyun Woo masih belum kembali.

"Dia juga mematikan ponselnya. Aku tidak tahu apa yang terjadi." jawab Ah Ran lagi.

"Kau ada di sini?" Ah Ran menegur Joo Seung.

"Aku datang malam2 dan membangunkan semua orang." jawab Joo Seung.


Telepon rumah lantas berdering. Ah Ran kaget setengah mati. Nyonya Jo penasaran siapa yang menelpon malam2 begitu. Namun begitu menjawab teleponnya, Nyonya Jo pun kaget. Telepon itu mungkin dari polisi atau rumah sakit yang memberitahukan keadaan Hyun Woo.


Mereka semua pun langsung menuju rumah sakit. Ah Ran pun pura2 histeris melihat Hyun Woo yang sedang ditangani dokter. Ia juga berpura2 pingsan. Hyun Min memegangi Ah Ran. Nyonya Jo, Hyun Ji dan Presdir Shin juga cemas. Presdir Shin heran karena anaknya tiba2 jadi begitu padahal paginya sang anak sebelumnya sehat2 saja. Hyun Ji menangis. Presdir Shin meminta dokter menyelamatkan anaknya. Ia berkata akan membayar berapapun biayanya asalkan Hyun Woo selamat. Tak lama, dua orang polisi datang menghampiri mereka.

"Apa anda orang tua Shin Hyun Woo?" tanya polisi itu.

Joo Seung yang menjawab, ya. Mereka orang tuanya. Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?

"Dia masuk ke jalur yang salah. Pengemudi lain juga sedang kritis." jawab polisi itu.


"Bagaimana itu bisa terjadi? Dia tidak pernah mengalami kecelakaan sepanjang hidupnya!" teriak Presdir Shin.

"Ayah tenanglah! Dokter sedang menangani Oppa. Dia sedang berjuang untuk bertahan!" ucap Hyun Ji kesal karena sang ayah yang berteriak2 begitu.


Dokter terus berusaha mengembalikan detak jantung Hyun Woo. Sesaat kemudian, detak jantung Hyun Woo kembali. Ah Ran dan Joo Seung pun kaget. Kini dokter bicara dengan Presdir Shin, Nyonya Jo, Hyun Min, Ah Ran dan Joo Seung.

"Sekarang dia telah melewati masa kritisnya. Meskipun ia belum sadar, tapi detak jantungnya sudah kembali normal." ucap dokter.

"Lalu kapan dia akan sadar?" tanya Hyun Min.

"Setiap pasien berbeda2 jadi aku tidak bisa memberikan jawaban pastinya." jawab dokter.
Wajah Joo Seung dan Ah Ran pun langsung tegang mendengar penjelasan dokter. Dokter lalu beranjak pergi. Presdir Shin, Nyonya Jo dan Hyun Ji tampak cemas. Hyun Ji bahkan bertanya kapan sang kakak akan sadar? Apa kakaknya akan meninggal?

"Dia pasti bangun. Dia tidak boleh seperti ini. Kami baru saja menikah. Hyun Woo bukan lah orang yang tidak bertanggungjawab." ucap Ah Ran.

"Kenapa dia pergi kesana malam2 begini. Dan hujan turun begitu deras" ucap Presdir Shin heran.
"Apa dia tidak mengatakan sesuatu padamu?" tanya Nyonya Jo pada Ah Ran.

"Dia tidak mengatakan apapun. Dia hanya bilang akan menemui temannya jadi aku tidak bertanya lagi." jawab Ah Ran.

Hyun Min tiba2 teringat sesuatu... ia pun bertanya apa Ah Ran pergi keluar tadi malam? Wajah Ah Ran dan Joo Seung langsung berubah tegang. Hyun Min berkata saat dirinya hendak pergi ke kamar mandi, ia menemukan tanah di depan kamar Ah Ran. Presdir Shin membela Ah Ran. Ia berkata melihat Ah Ran di lantai atas tadi malam. Nyonya Jo limbung. Hyun Min dan Hyun Ji langsung memegangi ibu mereka.

"Nyonya Jo terlihat lemah. Sebaiknya kalian semua pulang." ucap Joo Seung.

Joo Seung lantas menatap Hyun Min. "Hyun Min, antar mereka pulang. Biar aku yang menunggu disini."

"Kenapa kami harus pulang dan kau tetap disini? Aku tidak akan kemana2 sampai Hyun Woo sadar." jawab Nyonya Jo.

"Apa kau dokter? Meskipun kau tetap disini, kau tidak akan membantu apapun. Lagipula masa kritisnya sudah lewat. Jadi sebaiknya kita pulang. Kita akan kembali besok pagi setelah dia sadar." ucap Presdir Shin.

Nyonya Jo membantah, tapi...

"Ayolah ibu kita pulang. Kau tidak boleh sakit. Kalau kau sakit bagaimana dengan kakak?" bujuk Hyun Min.


Ah Ran menatap Hyun Woo yang terbaring tak sadarkan diri dengan tajam. Ia teringat kecelakaan yang mereka alami juga kecelakaan yang menewaskan orang tuanya. Ah Ran lantas berkata pada dirinya tidak perlu merasa bersalah atas kecelakaan yang ia alami bersama Hyun Woo. Itu kecelakaan. Ia tak melakukan kesalahan apapun.

Tak lama, Joo Seung pun datang. Ia memberitahu Ah Ran kalau pengemudi yang lain sudah meninggal. Ah Ran pun panik. Ia takut orang2 akan tahu siapa yang menyetir jika Hyun Woo sadar.
"Kau harus melakukan sesuatu! Kau dokter!" teriak Ah Ran.

"Iya aku dokter! Dan tugas dokter adalah menyelamatkan hidup seseorang. Aku tidak bisa membuatnya seperti lelucon!" jawab Joo Seung.

"Tidak boleh berakhir seperti ini. Bagaimana dengan penderitaanku selama 25 tahun ini? Apa yang harus kulakukan! Aku akan menebus dosaku karena membunuh seseorang, tapi tidak sekarang. Kau boleh menyebutku bukan manusia, tapi aku tidak akan menyerah demi orang tuaku!" ucap Ah Ran.

"Hentikan sampai disini. Ayo kita pergi bersama." bujuk Joo Seung.

"Aku harus tenang." ucap Ah Ran.

Ah Ran lantas menatap tajam Hyun Woo, kita harus membuat rencana sebelum dia bangun.


Keesokan harinya.... Hyun Ji sedang menyiapkan sarapan untuk ayah dan kakaknya. Presdir Shin menanyakan Nyonya Jo. Hyun Min bilang ibunya pergi pagi2 sekali ke rumah sakit. Tak lama, Ah Ran datang. Hyun Ji pun langsung menanyakan keadaan Hyun Woo. Ah Ran mengatakan bahwa Hyun Woo masih belum sadar, tapi ia percaya mereka akan segera mendapat kabar bagus.

"Ah Ran makanlah. Setelah itu pergilah bekerja. Kau dan Hyun Min harus mengurus perusahaan sampai Hyun Woo sadar." ucap Presdir Shin.

"Tapi ayah bagaimana mereka bisa bekerja dalam kondisi seperti ini?" tanya Hyun Ji.

Namun Ah Ran setuju dengan kata2 Presdir Shin. Ia berkata hanya itulah hadiah yang bisa ia berikan ketika Hyun Woo sadar nanti.

Hyun Min pun memberikan semangat untuk Ah Ran. Ia berkata polisi akan melihat catatan telepon Hyun Woo dan CCTV di lokasi kecelakaan untuk mengetahui alasan Hyun Woo pergi ke sana malam itu. Ah Ran langsung tegang.


Ah Ran kembali ke kamarnya. Ia berkata tidak boleh berdiam diri saja menunggu Hyun Woo sadar. Ia harus melakukan sesuatu. Ia harus merebut perusahaan sebelum Hyun Woo sadar. Ah Ran lantas pergi ke meja riasnya dan mulai berdandan.


Sementara itu Nyonya Jo sedang menunggui Hyun Woo.

"Hyun Woo, bangunlah. Mau sampai kapan kau tidur seperti ini? Buka matamu. Kau mendengar kata2 ibu kan? Kau tidak pernah mengecewakan ibu sekali pun." ucap Nyonya Jo sedih.


Joo Seung lalu datang. Melihat Joo Seung, wajahnya Nyonya Jo berubah kesal. Nyonya Jo melarang Joo Seung menjenguk anaknya. Joo Seung pun mengajak Nyonya Jo minum kopi. Nyonya Jo menolak. Ia berkata tidak ada seorang ibu pun yang bisa bersantai minum kopi disaat anaknya sedang terbaring sakit. Nyonya Jo pun mengusir Joo Seung. Joo Seung tampak kesal.

Berikutnya.... adegan yang cukup melegakan. Hyun Woo sadar! Nyonya Jo melihat tangan Hyun Woo yang perlahan bergerak. Joo Seung pun terkejut melihatnya. Nyonya Jo langsung berlari keluar memanggil dokter. Begitu Nyonya Jo pergi, Joo Seung menatap tajam Hyun Woo.

"Lakukan sesuatu! Kau seorang dokter!"


Kata2 Ah Ran itu terngiang2 di telinga Joo Seung. Lalu secara perlahan2, Joo Seung pun mendekati Hyun Woo. Ia berniat melepaskan masker oksigen Hyun Woo. Namun tangannya terhenti saat ia hendak melepas masker oksigen Hyun Woo. Ya, ia tak bisa melakukannya. Tiba2, mata Hyun Woo terbuka. Joo Seung pun terlonjak kaget.


Hyun Ji kegirangan saat menerima telepon dari sang ibu. Sang ibu memberitahu tentang Hyun Woo yang sudah sadar. Hyun Ji pun langsung memberitahukan itu pada ayah dan kakaknya. Namun sang ayah menanggapinya dengan wajah dingin. Sang ayah berkata dirinya sudah tahu Hyun Woo akan sadar.

"Ayah kenapa bersikap begini? Aku tahu kau senang kakak sudah sadar. Kau bahkan tidak bisa tidur karena mencemaskan kakak." jawab Hyun Min.


Ah Ran duduk meja Hyun Woo. Ia berkata pada seketaris Hyun Woo akan mengurus perusahaan selama Hyun Woo berada di rumah sakit. Ia lalu menyuruh seketaris Hyun Woo memindahkan semua deposit ke rekening yang ia berikan.

Ah Ran lalu ditelpon Hyun Ji. Ia terkejut mengetahui Hyun Woo sudah sadar.


"Kakak? Apa kau mengenaliku? Kau tahu siapa aku?" tanya Hyun Ji saat mereka sudah berkumpul di rumah sakit.

Hyun Woo pun memberikan jawaban dengan mengedipkan matanya. Ah Ran terbelalak melihatnya. Presdir Shin meminta Hyun Woo mengatakan sesuatu. Nyonya Jo pun menanyakan kecelakaan itu. Apa Hyun Woo ingat kecelakaan itu? Apa Hyun Woo bersama seseorang saat kecelakaan itu terjadi?
Hyun Woo pun lagi2 mengedipkan matanya, membuat Ah Ran kaget. Hyun Woo pun melirik Ah Ran. Hyun Ji juga ikut bertanya, apa Hyun Woo benar2 pergi dengan seseorang? Apa dia seorang wanita?

Hyun Woo lagi2 mengedipkan matanya. Presdir Shin pun bertanya maksud Hyun Ji. Ia bertanya apa maksud Hyun Ji Hyun Woo pergi dengan wanita lain karena Ah Ran ada di rumah saat itu.

"Jangan terlalu memaksakan Hyun Woo. Dia baru saja sadar." ucap Ah Ran.

Ah Ran lalu menatap Hyun Woo, Hyun Woo-ssi, apa kau baik2 saja? Jangan berpikir terlalu banyak.


"Hyung, bagaimana kecelakaan itu terjadi? Apa benar kau yang menyetir?" tanya Hyun Min.

"Apa bukan kau yang menyetir?" tanya Nyonya Jo.

Hyun Woo pun mengedipkan matanya atas pertanyaan Nyonya Jo. Ah Ran pun semakin tegang.

"Jika bukan kau yang menyetir, lalu apa yang terjadi? Apa yang menyetir seorang wanita?" tanya Presdir Shin.

"Wanita itu yang menyetir dan memindahkan kakak ke kursi pengemudi. Polisi bilang kakak yang menyetir." ucap Hyun Ji.

"Ini benar2 membuatku frustasi." jawab Presdir Shin.

Tak lama, Presdir Shin berkata lagi.

"Seorang wanita? Hyun Woo dan seorang wanita?"


Presdir Shin tiba2 menatap Ah Ran. Hyun Min pun ikut menatap Ah Ran. Ia teringat saat menginjak tanah di depan kamar Ah Ran dan Hyun Woo.


"Aku hanya ingin memastikan. Wanita yang bersamamu bukan Hyungsoo-nim kan?" tanya Hyun Min.

Hyun Woo pun tidak mengedipkan matanya, membuat semuanya kaget terutama Ah Ran.

Lalu semua pun dikejutkan dengan kehadiran seseorang.


Diluar, Joo Seung menemui dokter jaga. Ia memperkenalkan dirinya sebagai ahli penyakit dalam dan meminta dokter jaga melarang Hyun Woo menerima kunjungan terlalu banyak. Sementara itu di kamar Hyun Woo, ada dua orang polisi.


"Kami menemukan sebuah petunjuk. Cincin ini kami temukan di lokasi kejadian. Dari ukurannya, cincin ini milik seorang wanita." ucap polisi itu.

Nyonya Jo melirik Ah Ran. "Apa itu cincinmu?"

"Tidak. Ini pertama kalinya aku melihat cincin itu." jawab Ah Ran tenang.

"Jika bukan punyamu, lalu kenapa cincin itu bisa ada di sana?" tanya Presdir Shin heran.

Sementara itu, Hyun Woo menatap geram Ah Ran.

"Jangan bilang Hyun Woo memiliki wanita lain." ucap Presdir Shin lagi.


"Itu tidak mungkin. Kakak tidak mungkin punya wanita lain. Ini omong kosong!" bantah Hyun Min.
Tak lama, dokter pun masuk. Dokter berkata pasien tidak boleh menerima kunjungan terlalu banyak. Hanya boleh satu orang saja yang menemani pasien. Ah Ran pun langsung mengajukan dirinya menemani Hyun Woo. Ia berjanji akan memberitahu jika sesuatu terjadi pada Hyun Woo.


Ah Ran pergi keluar dan menelpon Joo Seung. Ia memberitahu Joo Seung kalau polisi sudah menemukan cincin couple nya. Ia berkata semua akan selesai jika polisi menemukan cincin milik Joo Seung. Selesai menelpon, Ah Ran pun kembali ke dalam. Namun langkahnya terhenti karena merasa ada seseorang yang mengawasinya. Orang itu, Hyun Min! Hyun Min menatap curiga Ah Ran. Ah Ran sendiri sepertinya tahu siapa yang mengawasinya.


Hyun Woo sendirian di kamarnya. Tak lama, Ah Ran datang.

"Kau tidak boleh menangis." ucap Ah Ran dalam hati pada dirinya sendiri.

"Kenapa kau bertindak sejauh ini? Apa kau benar2 menginginkan kematianku?" batin Hyun Woo.

"Kenapa kau bangun? Harusnya kau mati! Kenapa kau bangun dan membuatku seperti ini! Kau ingin membuatku gila!" tanya Ah Ran dengan mata berkaca2.

"Apa kau benar2 wanita yang kucintai?" batin Hyun Woo.


Ah Ran lalu berbisik pada Hyun Woo.

"Kau bukan denganku. Kau bersama wanita lain. Dan wanita itu yang membuatmu kecelakaan." bisik Ah Ran.

"Jangan pikir kau bisa selamanya berbohong." batin Hyun Woo.

"Aku akan pastikan surga tidak akan menerimaku." ucap Ah Ran.

"Kenapa kau seperti ini? Meskipun kau tidak mencintaiku, kau tidak berhak memperlakukanku seperti ini." batin Hyun Woo.

"Benar. Dengan ditemukannya cincin itu, semuanya akan diketahui." ucap Ah Ran.


Ah Ran lalu mengambil kemeja yang dipakai Hyun Woo saat kecelakaan. Ia pun membuang pakaian itu diam2. Namun tiba2 Hyun Min datang dan mengambil pakaian itu. Ia bertanya kenapa Ah Ran membuang pakaian itu? Apa Ah Ran menyembunyikan sesuatu?

"Ini salah paham." jawab Ah Ran.

"Salah paham? Aku melihatnya dengan mataku sendiri. Bagaimana mungkin salah paham? Kemana kau pergi semalam? Tanah di depan kamarmu, apa kau benar2 tidak tahu?" ucap Hyun Min.

"Karena kau seperti ini baiklah aku akan memberitahumu. Sebenarnya aku mencari sesuatu di pakaian Hyun Woo. Di sana aku menemukan surat yang aneh." jawab Ah Ran.

Ah Ran lalu memberikan surat itu pada Hyun Min. Surat itu tentu saja palsu.

[Hyun Woo, aku lebih mati daripada harus melihatmu bersama wanita lain. Kenapa kau menikahi wanita itu? Kenapa kau membohongiku. Kau bilang hanya aku satu2nya wanita yang kau cintai]

Hyun Min terkejut membaca surat itu. Ia lalu menatap Ah Ran.

"Jangan menatapku begitu. Aku tidak percaya surat itu. Jangan katakan apapun pada ayah dan ibu. Aku tidak ingin ada kesalahpahaman." ucap Ah Ran.

"Hyungsoo-nim." panggil Hyun Min.


"Itulah kenapa aku ingin membuangnya." ucap Ah Ran lagi lalu merobek2 surat itu dan membuangnya ke tempat sampah bersama dengan pakaian Hyun Woo. Ah Ran lalu pergi.

"Hyungsoo-nim. Ini tidak benar! Ada sesuatu yang salah disini! Kakakku bukan orang seperti itu!" teriak Hyun Min.

Namun Ah Ran terus berjalan dan.... tersenyum licik!!

Joo Seung kembali ke rumah sakitnya. Ia berpikir sejenak. Sejurus kemudian, ia melepaskan cincin di jarinya dan membuangnya ke tempat sampah. Tak lama kemudian, Jae Hee datang. Ia bertanya, haruskah mereka menerima pasien hari ini?

Joo Seung melarang Jae Hee menerima pasien. Jae Hee pun mengerti dan hendak pergi. Namun tiba2 Joo Seung memanggil dan menyuruh Jae Hee mengosongkan tempat sampahnya. Jae Hee pun pergi keluar membuang sampah. Saat membuang sampah itulah, ia menemukan cincin Joo Seung.


"Kenapa cincin sebagus ini dibuang? Apa dia habis putus dengan pacarnya?" gumam Jae Hee.

Jae Hee lalu menerima sebuah telepon dan menyimpan cincin Joo Seung di sakunya. Wajahnya pun berubah panik mendengar kabar dari seseorang yang menelponnya itu.


Sementara itu di rumah, Hyun Ji sedang membahas cincin itu bersama kakak dan orang tuanya. Ia tidak percaya Hyun Woo punya wanita lain. Ia yakin Ah Ran lah satu2nya wanita yang dicintai Hyun Woo.

"Tapi Ah Ran bilang itu bukan cincinnya. Aku benar2 tidak tahu apa yang terjadi." jawab Nyonya Jo.

"Aku tidak percaya ini. Meskipun di dunia ini banyak laki2 yang suka berselingkuh, tapi kakak bukan orang seperti itu." ucap Hyun Ji.

"Anak nakal. Dia sudah menikah dan dia berselingkuh? Bagaimana bisa dia melakukan itu. Mulai sekarang kalian jangan melakukan apapun yang bisa menyinggung Ah Ran." jawab Presdir Shin.


Hyun Min lalu melihat cincin itu. Ia pun terkejut menemukan inisial yang terukir di cincin itu.

"N.J? Berarti ini bukan punya kakak. Tidak mungkin kakak berselingkuh." ucap Hyun Min.

"Jangan2 itu singkatan nama mereka berdua." jawab Hyun Ji.

"Jangan menghina kakak. Akan kubuktikan kakak tidak bersalah. Aku akan ke kantor polisi." ucap Hyun Min, lalu beranjak pergi.

Ah Ran menemui dokter jaga. Ia menyuruh dokter memberikan obat tidur pada Hyun Woo. Ah Ran beralasan karena Hyun Woo susah tidur. Dokter pun setuju dan pergi untuk memberikan obat tidur pada Hyun Woo.

Jae Hee berlari ke panti asuhannya. Tampak ibu panti yang sedang tiduran di halaman. Jae Hee memeluk ibu pantinya dan terlihat khawatir.

"Kenapa tidak ke rumah sakit kalau kau sakit? Kenapa kau disini?" rengek Jae Hee.

"Siapa yang mengatakannya padamu? Tubuhmu akan semakin lemah saat kau tua nanti. Ini bukan masalah serius." jawab ibu panti.


"Kudengar kau akan menjalani transplantasi hati? Jangan cemaskan apapun. Pergilah ke rumah sakit." pinta Jae Hee.

"Apa kau tidak punya tempat lain untuk menghabiskan uangmu? Jangan cemaskan aku. Aku tidak akan mati dalam waktu dekat karena penyakit ini. Jadi pergilah bekerja." jawab ibu panti.

"Kenapa aku menjadi suster? Aku menjadi suster karena aku ingin merawatmu. Aku menjadi suster karena aku tidak mau melihatmu menolak ke rumah sakit karena masalah uang. Tapi kau malah bersikap tidak terjadi apa2." ucap Jae Hee.

"Ketika kau sakit, aku pura2 tidak tahu. Ketika kau demam, aku mengurungmu di kamar mandi. Harusnya kau melakukan hal yang sama. Jadi pergilah." jawab ibu panti.

Jae Hee pun menangis dan memeluk ibu pantinya.

"Aku tidak ingin kau mati. Jangan mati! Jangan seperti ini!" rengek Jae Hee.

"Lepaskan! Kau menggangguku!" ucap ibu panti berusaha melepaskan pelukan Jae Hee, tapi Jae Hee memeluk ibu panti erat2. Ibu panti pun memeluk Jae Hee dan menepuk2 punggung Jae Hee.

Jae Hee berusaha meminjam uang di bank, tapi pihak bank tidak mau meminjamkannya. Jae Hee pun kecewa.


Jae Hee pun menemui Joo Seung. Ia meminta Joo Seung membayar gajinya sekarang. Joo Seung pun menanyakan alasannya. Jae Hee ragu2 menceritakannya. Tapi ia tetap menceritakannya. Ia mengatakan seseorang yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sedang sakit dan membutuhkan biaya berobat. Joo Seung pun menyetujui permintaan Jae Hee. Ia menyuruh Jae Hee menuliskan berapa biayanya. Jae Hee pun girang dan mengucapkan terima kasih pada Joo Seung.


Sementara itu, Hyun Min sedang di kantor polisi. Hyun Min ingin melihat CCTV di lokasi kecelakaan kakaknya. Namun ia terkejut saat polisi mengatakan CCTV itu telah dirusak. Polisi lalu berkata menemukan jejak kaki seorang wanita di tempat kejadian.

Hyun Min kaget, jejak kaki wanita?

Polisi lalu menyebutkan ukuran kaki wanita itu. Tiba2, seorang polisi lainnya datang memberitahukan adanya kotak hitam yang ditemukan di lokasi kecelakaan. Hyun Min kaget. Ia bertanya apa mereka bisa mengetahui kronologis kecelakaan dengan melihat kotak hitam itu. Polisi pun membenarkan.


Ah Ran masih di rumah sakit. Ia melihat suster sedang menyuntikkan obat penenang ke infus Hyun Woo. Suster lalu berkata Hyun Woo akan menjadi lebih baik setelah sadar nanti. Ia juga melarang Ah Ran menyentuh selang infus Hyun Woo. Ah Ran mematuhinya. Suster pun beranjak pergi.


Tiba2, ponsel Ah Ran berbunyi. Telepon dari Hyun Min. Ah Ran pun terbelalak ketika Hyun Min memberitahu soal kotak hitam yang ditemukan di lokasi kecelakaan.

Ah Ran langsung berlari ke kantor polisi. Wajahnya tegang ketika polisi berkata mereka bisa mengetahui bagaimana kecelakaan itu terjadi dari kotak hitam yang ditemukan. Mereka pun mulai melihat kotak hitam itu. Namun sayang video yang ditampilkan kabur. Tapi dari sana mereka mendapatkan satu petunjuk lagi.


"Kita harus mencari wanita yang memiliki kaki berukuran 235 mm, memiliki cincin hati dan mengenakan pakaian ini." ucap Hyun Min.

Ah Ran langsung pulang ke rumah. Ia mencari pakaian yang dikenakannya saat kecelakaan di dalam mesin cuci. Beberapa saat kemudian, ia dikejutkan dengan kedatangan Nyonya Jo. Nyonya Jo heran melihat reaksi kaget Ah Ran. Ah Ran pun beralasan ia sulit tidur sehingga ia menjadi sensitif terhadap sesuatu.


Mata Ah Ran lalu melihat pakaiannya itu di dalam keranjang cucian kotor. Ah Ran pun langsung mengambil pakaiannya itu dan beranjak pergi. Nyonya Jo terheran2 melihat tingkah Ah Ran. Ah Ran kembali ke kamarnya. Ia memasukkan pakaiannya itu ke dalam plastik beserta dengan sepatu yang juga ia kenakan semalam.

Ah Ran kemudian meletakkan plastik berisi pakaian dan sepatunya itu di bagasi mobilnya. Saat melihat ke belakang, ia terkejut dengan kehadiran Hyun Ji.


"Kenapa kau kau membuang sampah di bagasimu?" tanya Hyun Ji.

"Itu bukan sampah. Itu barang yang ingin kubawa ke rumah sakit." jawab Ah Ran.


Ah Ran lalu beranjak pergi. Hyun Ji menatap kepergian Ah Ran dengan tatapan curiga.
Ah Ran membakar pakaian dan sepatunya di taman. Lalu tiba2 ia melihat Hyun Woo yang menatapnya penuh kebencian. Ia terkejut dan bergegas lari. Namun rupanya itu hanyalah bayangan dirinya saja. Ia pun memegangi kepalanya dan wajahnya tampak pucat.

Lalu tanpa sengaja ia melihat pemandangan orang2 yang berkabung di depannya. Ia pun pergi ke sana. Tampak seorang wanita dan anak kecil yang sedang menangisi kepergian anggota keluarga mereka. Ah Ran pun teringat pengemudi yang ditabraknya sudah meninggal. Tiba2 anak kecil itu menoleh dan menatapnya tajam. Ah Ran terkejut dan bergegas lari.


Ah Ran pergi ke kamar Hyun Woo. Hyun Woo masih belum bangun. Dengan tatapan dingin ia berkata takdirnya ada di tangan Hyun Woo sekarang. Tidak peduli kemana pun ia lari, semuanya tidak ada gunanya jika Hyun Woo mengatakan yang sebenarnya.

Lalu tiba2, Hyun Woo terbangun dan mencengkram tangan Ah Ran. Ah Ran terkejut. Dengan napas tersengal2 Hyun Woo memanggil nama Ah Ran. Ah Ran melangkah mundur. Sedetik kemudian, matanya melirik selang infus Hyun Woo.

Ah Ran lantas mengunci pintu kamar Hyun Woo. Lalu dengan perlahan2 ia berjalan ke arah Hyun Woo. Sambil menatap Hyun Woo ia pun berkata akan lebih baik kalau Hyun Woo mati. Hyun Woo ketakutan. Ia ingin berteriak tapi tak bisa.

"Semua ini karena orang tuamu. Orang tuaku mati di tangan orang tuamu dan kau pun akan mati di tanganku." ucap Ah Ran.


Hyun Woo menangis ketakutan. Perlahan2, tangan Ah Ran berusaha menyentuh selang infus Hyun Woo. Namun ia tidak bisa melakukannya. Ia tidak bisa membunuh Hyun Woo. Ah Ran pun lari menjauh. Matanya berkaca2. Namun tiba2 ia dikejutkan dengan Hyun Woo yang kejang2.

"Aku tidak melakukan apapun. Aku tidak melihat apapun." ucap Ah Ran ketakutan.


Ah Ran pun terduduk lemas. Sementara itu di luar, Hyun Min sedang berjalan menuju kamar kakaknya. Hyun Woo kejang2. Ah Ran terus menangis. Suara ketukan pintu lalu menyadarkan Ah Ran. Ah Ran pun bergegas ke kamar mandi. Ia lalu keluar dengan handuk tergantung di lehernya. Lalu tak lama ia keluar dari kamar mandi dan pura2 histeris melihat keadaan Hyun Woo.

"Hyungsoo-nim, buka pintunya!" teriak Hyun Min.


Ah Ran pun bergegas membukakan pintu. Begitu Hyun Min masuk, Ah Ran beralasan ia sedang di kamar mandi tadinya. Hyun Min pun menyuruh Ah Ran memanggil dokter. Tapi Ah Ran terus berpura2 histeris.

"Apa ada sesuatu yang aneh terjadi sebelumnya saat kau menjaganya?" tanya dokter.

"Tidak. Suster tadi memberikannya suntikan. Ia masih terlihat sehat. Lalu aku pergi ke kamar mandi dan tiba2..."

Kata2 Ah Ran pun terputus. Dan ia pura2 menangis.

Dokter pun menjelaskan kalau Hyun Woo mengalami kondisi yang disebut dengan PVS atau Persistent Vegetative State. PVS adalah suatu kondisi dimana pasien dengan kerusakan otak serius berada dalam kondisi sadar secara parsial namun tidak bisa merespon rangsangan orang lain.
Hyun Min menangis...


"Tidak mungkin. Bagaimana bisa? Bukankah kau bilang masa kritisnya sudah lewat? Dia bahkan sudah membuka matanya dan berbicara. Kenapa dia bisa tiba2 begini!" teriak Hyun Min.

Ah Ran pun pingsan. Entah pura2 atau tidak. Hyun Min pun panik melihat kakak iparnya itu pingsan.

Bersambung ke part 2