Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 15 Part 2
Kehidupan Mo Yeon tetap berjalan seperti biasa, Ia tetap melakukan operasi dan disiarkan.
Saat Mo Yeon sedang makan, Eun Ji mendekatinya, seperti biasa ia tetap sinis pada Mo Yeon, pura-pura memberi selamat saat Mo Yeon berhasil meraih tittle-nya kembali dan menjadi pengoperasi tercepat se Gangnam.
"Kudengar kau menentang perubahan pemasok untuk Cosmo Farmasi?" Inti dari percakapan Eun Ji.
Mo Yeon menjawab kalau Obat yang sekarang kan sudah murah dan juga bagus. Untuk apa diganti?
"Kenapa kau tak setuju saja, sih? Manager Park adalah sepupu Dr. Park, dia juga besan dari keluargaku."
"Dia adalah suami bibimu." Lanjut Mo Yeon.
Pokoknya Eun Ji memintanya untuk setuju dengan penggantian obat saja dengan begitu semua akan diuntungkan. Mo Yeon kan sedang menulis laporan untuk klinik sekarang lalu kenapa malah menyusahkan pekerjaan orang lain, sih?
"Siapa yang disusahkan?" tanya Mo Yeon.
"Aku. Apa kau yang membayarnya? Jika kau mau jadi Schweitzer, jadi relawan saja sana. Banyak yang sekarat di Africa dan mereka kekurangan tenaga medis. Cepat ke sana dan selamatkan dunia."
Mo Yeon mendengar kalau kemampuan Eun Ji belum bagus, 3 dari 4 pasiennya salah diagnosis. Mo Yeon menyarankan agar Eun Ji harus cepat menyewa pengacara jika ingin menyelamatkan lisensi dokternya.
"YAA!!" Teriak Eun Ji.
Mo Yeon menyuruhnya paergi agar ia bisa makan siang dengan tenang.
Mo Yeon minum wine dengan Ji Soo di ruangan Ji Soo. Ji Soo menasehati Mo Yeon untuk jangan banyak minum. Mo Yeon mengelak karena rasanya enak.
"Kau harus pulang hari ini. Kau sudah cukup lama menjadi dokter panggilan (kapanpun siap untuk melakukan operasi)? Pikirkan juga Dokter magang." Saran Ji Soo.
"Apa mereka menderita karena aku? Aku tak kepikiran sampai situ.
Mo Yeon ada operasi pagi ini. Ji SOo menyuruhnya untuk istirahat dari ruang operasi. Mo Yeon lagi-lagi mengelak karena ia adalah wanita seksi saat berada dalam ruang operasi.
Mo Yeon diam. Ji Soo bertanya ada apa. Mo Yeon hanya teringat sesuatu, ini dan itu. Mo Yeon berkaca-kaca. Air, wine, Lilin, Foto X-ray, karet gelang, mungkin ia sudah gak waras tapi ia tersenyum.
"Kenapa kau tertawa? Apa kau sudah gila sungguhan?" Canda Ji Soo.
Mo Yeon pikir ia sudah baik-baik saja tapi ia sungguh gila sekarang.
"Apa kau mau kupeluk?"
Mo Yeon menggeleng, tidak tapi ia menangis.
"Kau mau minum alkphol?"
"Ya."
Mo Yeon menghapus airmatanya, dan mereka tertawa terbahak.
Myeong Ju melapor pada komandan bahwa pada pada 31 November 2015. ia telah menerima perintah untukpergi ke markas Taebaek di Urk. dan mengakhiri laporannya dengan hormat.
Komandan Yoon membalas hormatnya, ia memperingatkan Myeong Ju untuk kembali dengan selamat, kali ini tak boleh sampai sakit.
"Maaf karena membuatmu khawatir. Ayah juga harus tetap sehat."
Ayah mengiyakan. Myeong Ju berterimakasih karena Komandan sudah memberikan perintah misi yang baik.
"Perintah yang membuatku khawatir adalah... Tentang dia. Karena aku telah membuat putriku menderita, jadi hal itu adalah kegagalan total dalam bertugas. Aku tahu, kau hanya mengkhawatirkan bocah itu. Tapi, kau lah yang aku khawatirkan. Seorang putri yang mengkhawatirkan pria lain itu, aku berharap mengkhatirkan ayahnya juga. Jika kau... bisa memaafkanku. Maka maafkan lah aku."
Myeong Ju berkaca-kaca mendengar kalimat ayahnya, aku juga..T.T
Mo Yeon menemui Myeong Ju di kedai makanan tradisional korea. Disana Myeong Ju minum sendirian. Mo Yeon bertanya, kenapa Myeong Ju minum disiang bolong begini. Myeong Ju menuangkan soju ke gelas Mo Yeon sambil menjawab kalau ia menyesuaikan dengan waktu Urk, disana saat ini sudah tengah malam.
"Aku akan ke sana lagi." Ujar Myeong Ju.
"Ah... Kau beruntung bisa kembali ke Urk."
"Apa kau iri? Kau mau ikut denganku?"
"Iya, ya? Pria-pria itu bisa ke sana bersamaan, kita juga bisa."
"Kau memang sudah gila."
Sebagai salam perpisahan, Myeong Ju memberikan 'kekasih' Shi Jin pada Mo Yeon yang ia ambil dari barak, 'kekasih' Dae Young juga ada bersamanya.
Mo Yeon bertanya, kapan Myeong Ju berangkat. Myeong Ju menjawbab senin, masih ada 3 hari tersisa, Myeong Ju mengajak Mo Yeo pesta minum 3 hari 3 malam. Mo Yeon setuju.
Mo Yeon merasa aneh, akhir-akhir ini ia selalu teringat dengan kenangan manisnya. Myeong Ju berbeda, yang ia ingat hanyalah hal-hal uang tak sempat ia lakukan dengan Dae Young.
"Tapi, aku ingin tahu, kapan mereka berdua bertemu? Aku selalu mau bertanya, kenapa mereka bisa jadi sahabat begini? Sekarang, aku tak bisa bertanya lagi pada mereka." Tanya Mo Yeon.
Myeong Ju bisa menjawabnya, mereka pertama bertemu... karena seorang gadis.
-= Kilas balik =-
Dae Young ada di depan gedung, di luar hujan. Ia teringat saat minum pertama kali dengan Myeong Ju, setelah mereka menghadiri upacara pernikahan mantan Dae Young, saat itu Myeong Ju mengatakan kalau ia sudah menyelesaikan misinya sekarang gilran dae Young untuk bilang pada Shi Jin kalau mereka pacaran.
Dae Young membuka payungnya, ia menembus hujan. Tiba-tiba seseorang masuk ke payungnya dan merangkulnya. Siapa lagi coba kalo bukan Shi Jin.
Adegannya lucu. jadi inget Kim Jung Bong dan Jang Mi Ok (Answer Me 1988). Waktu itu Jung Bong juga masuk ke payung Mi Ok dan merangkulnya. Jdi, Shi Jin jadi Jung Bong nya dan Dae Young jadi Mi Ok nya.
Shi Jin memperkenalkan diri sebagai kapten dan ia minta dae Young untuk berbagi payung.
"Kami sudah pacaran." Kata Dae Young
"Maksudmu dengan 'kami'?"
"Aku pacaran dengan Letnan Yoon Myeong Ju."
Mereka pindah lokasi kali ini di restaurant. Dae Young mengulangi lagi kalau ia pacaran dengan Letnan Yoon Myeong Ju. Shi Jin bertanya, sudah berapa lama mereka pacaran. Dae Young menjawab satu tahun dan saat ditanya dimana Dae Young pertama kali bertemu Myeong Ju, Dae Young menjawab sebulan yang lalu saat lari 1,000 mil.
"Kau bilang tadi, kalian sudah pacaran selama 1 tahun?" Tanya Shi Jin.
"Aku adalah pacar Letnan Myeong Ju, dan kau harus tahu itu."
Shi Jin bertanya lagi, apa Dae Young tahu kalau ayah Myeong Ju punya 3 bintang di pundaknya. Menurut Dae Young, seseorang bisa membuat 3 kesalahan dalam hidup. pangkat ayah Myeong Ju tidak akan menghalangi cinta kami.
"Kuberitahu sekali lagi, aku adalah pacara Letnan Yoon Myeong Ju." Tegas Shi Jin.
"Aku harap kalian sungguh jadian." Ungkap Shi Jin mantap.
"Akan kupastikan hal itu juga." Dae Young juga ikutan menjawab mantap namun ia diam sebentar lalu melanjutkan kalau mereka sudah pacara selama 1 tahun.
"Ya, ya~ aku tahu. Aku iri padamu." Jawab Shi Jin.
Dae Young masih penasaran, apa Shi Jin sudah menyerah. Mungkin SHi Jin juga akan menemui seseorang seperti hubungan mereka. Dan tak akan memperebutkan Myeong Ju dan harus saling membela jika terjadi sesuatu.
-= Kilas balik selesai =-
Mo Yeon membawa 'kekasih' Shi Jin, ia merasa senang telah minum di siang bolong.
Mo Yeon melewati kedai kopi, ia teringat kencannya dengan SHi Jin.
-= Kilas Balik =-
Shi Jin meikirkan, jika diingat-ingat, ia dan Mo Yeon tak pernah mengucapkan, "Aku mencintaimu".
"Kita mengucapkannya dengan tubuh, bukan dengan kata-kata." Jelas Mo Yeon.
Shi Jin sampai tersedak saat minum kopinya. Mo Yeon melanjutkan kalau mereka pegangan tangan, ciuman tanpa mengatakan "Aku mecintaimu". Daebak! Menurutnya, itu sangat keren.
"Kenapa wanita bisa mengatakan hal-hal seperti itu?" Heran Shi Jin.
"Aku memang permberani, kok."
Shi Jin mengajak Mo Yeon untuk mengucapkan kata-lkata itu. Di urut dari alfabet, karena Kang Mo yeon "K" sedangkan Ia Yoo Shi Jin "Y" maka Mo yeon harus mengatakan duluan. Mo Yeon mengelak yang ingin dengar duluan seharusnya mengucapkan duluan.
SHi Jin menggeleng, harus ladies first, Kalau begitu, sesuai usia saja?
"Kenapa kau memaksaku, sih? Kau juga tak pernah mengucapkannya." Protes Mo yeon.
"Aku Mencintaimu."
Mo yeon kaget, Shi Jin mengulangi lagi, Aku Mencintaimu.
"Roger. Aku juga mencintaimu. Aku akan selalu setia denganmu.
"Oke! Apa kau berjanji dengan sepenuh hatimu?" Tanya Shi Jin sambil mengangkat permen coklatnya.
"Iya, Pak." Jawab Mo Yeon.
Dan keduanya melakukan tos permen coklat. Lalu Mo Yeon menyelupkan permennya ke gelas minumnya. Shi Jin mencontohnya, Mo Yeon mengatakan kalau rasanya agak erotis.
"Kenapa wanita mengatakan itu? Masih belum larut, 'kan?" Balas Shi Jin.
-= Kilas Balik selesai =-
Mo Yeon sampai di rumahnya, ia menyalakan lilin tepat seperti saat Shi Jin pertama kali kerumahnya. Posisi Mo Yeon juga sama. Mo Yeon meletakkan 'kekasih' Shi Jin di tempat Shi Jin.
"Apa aku sudah cantik? Apa aku sudah cantik dengan view yang seperti ini?" Tanya Mo Yeon.
Mo Yeon menunduk karena tak ada jawaban.
"Kau selalu terlihat cantik." Jawab bayangan Shi Jin.
Mo Yeon mendongakkan kepalanya, ia melihat Shi Jin duduk di kursi dan mengambil 'kekasih'nya.
Mo Yeon mengatakan kalau ia rindu Shi Jin. Shi Jin juga.
"Tapi, kenapa kau tak kembali?" Tanya Mo Yeon
"Karena aku bekerja untuk perdamaian."
"Bagaimana dengan janjimu? Apa semuanya hanyalah bohong?"
"Aku pasti akan kembali... dengan sepnuh hatiku. Aku akan kembali padamu."
"Tapi, nyatanya kau tak kembali. Kau tak kembali."
Mo Yeon mengais terisak. Dan ternyata itu hanya 'kekasih' Shi Jin yang di kursi.
Myeong Ju sampai di Urk. Ia membereskan bukunya dan ternyata ia tetap menyimpan surat dari Dae Young.
"Aku tak akan membacanya. Aku tak akan membaca meski aku akan mati. Kali ini, kau lah yang harus menderita."
Mo Yeon di bandara, ia sudah check in. sekarang ia sedang telfonan dengan seseorang, ia mengatakan kalau ia akan transit di Abu Dhabi dan terbang ke Albania. owalah, ternyata ia telfonan dengan Ji Soo dan harus menutup telfon karena ada telfon lain yang masuk. Mo Yeon menjawab telfon daniel lalu mereka ketemuan.
Daniel ada di depan sebuah ruangan yang dijaga dua tentara. tapi anehnya di depan ruangan tersebut ada tenda.
"Apa yang kau lakukan di sini? Kapan? Dan untuk apa benda ini?" Tanya Mo yeon.
Daniel menjelaskan kalau ia ke sana untuk memprotes FIA, tapi ia malah dilarang. Mereka bilang, selama ia tak melewati garis merah itu, ia tak akan dipenjara.
"Kau memang keren sekali." Puji Mo Yeon.
Daniel mengaku kalau ia adalah kriminal Internasioanl sekarang. ia telah diboikot 12 negera. Mo Yeon menanggapi, tapi pria yang jahat seperti Daniel lah yang disukai oleh wanita.
"Dr. Kang, apa kau mau berlibur?" Tanya Daniel.
"Aku akan menjadi relawan."
"Ah, maksudnya camp. Albania? Dr. Chi Hoon sudah memberitahuku. Sepertinya menjadi relawan sangatlah menyenangkan."
"Tidak juga, sih. Karena aku memiliki alasan pribadi tersendiri. Aku ke sana karena ini adalah hadiah untuk peringatan kematiannya."
Mo Yeon sampai di Albania, ia mulai melakukan pemeriksaan.
Daniel di wawancara.
"Mulai polio TBC, AIDS, yang
dianggap sebagai penyakit yang tak memiliki obat, sudah banyak pasien yang telah disembuhkan dengan kemajuan pengobatan. Tapi, 14 juta pasien masih sekarat bukan karena penyakit, tapi karena pengobatannya."
Mo Yeon mengirim pesan untuk Shi Jin, ia mengatakan kalau ia bertemu Daniel di bandara, Rasanya sangat menyenangkan.
"Oh ya, aku baru ingat, golongan darahku adalah O. Mungkin, aku sungguh adalah tipemu. Mereka bilang, ada gurun pasir di sini. Apa menurutmu, di sini akan ada oasis?"
Lanjut ke wawancara Daniel.
" 'Apa kau bisa mendapat hak paten untuk Matahari?' Itu adalah ucapan dari Dr. Salk yang mengembakan vaksin polio."
Seorang reporter bertanya, Daniel kan terus berusaha untuk membuat hak paten beberapa vaksin, Bukannya hal ini sangat penting dalam mengembangkan sebuah obat?
"Sebagian besar perusahaan farmasi menggunakannya sebagai teknik pemasaran. Jika mereka ingin membuat vaksin hanya karena uang. Ini tak ada bedanya dengan sebuah edaran narkotika. Nelson Mandela pernah mengatakan ini.."
Lanjut ke SMA Mo Yeon.
" 'Hidup ini lebih penting daripada setumpuk uang'. Dia mengajarkan kita bahwa hidup tak bisa dibeli. Aku ingin menjadi dokter yang seperti itu. Apa aku sudah menjadi manusia terpuji dari atas sana?"
Myeong Ju menjalankan tugasnya sebagai dokter tentara. Ia mengobati seorang tentara lalu ia memerintahkan Komandan petugas, gar jangan menyiksa tentara yang terluka itu, oke?
"Ya, aku mengerti." jawab Gi Beom.
Lalu Gi Beom menawari Myeong Ju makan, ia sudah masak ramen yang enak.
Saat makan ramen bersama, Myeong Ju bertanya, apa alasan Gi Beom datang jauh-jauh kesana?
"Sersan Kim Gi Beom. Saya memang dilahirkan sebagai tentara."
Myeong ju tersenyum, lalu menunduk, ia kembali teringat dae Young. Ia bertanya, apa Dae Young juga sering makan ramen. Gi Beom mengiyakan.
"Ayo makan, ramennya enak." Ajak Myeong Ju.
Gi Beom melihat keluar, ia menemukan sesuatu yang menakjubkan. Diluar turun salju. tak biasanya di Urk turun salju. Myeong Ju jadi ikutan menatap keluar.
Mo Yeon berjalan di gurun, ia membawa tas yang diatasnya ada bunga. karena anginnya terlalu kencang Mo yeon berhenti senentar untuk mengikat rambutnya. Mo Yeon kembali teringat saat Shi Jin mengikatkan rambutnya, dan berkata kalau pacaran memang seperti itu, melakukan hal-hal yang bisa dilakukan sendiri oleh pasangan.
Mo Yeon sampai tumpukan batu-batu, ia meletakkan bunga diatas salah satu tumpukan batu. Mo Yeon menangis ia kembali mengingat percakapannya dengan SHi Jin.
Mo Yeon: Kenapa kau selalu menempatkan dirimu dalam bahaya pada setiap hal yang kau lakukan?
Shi Jin: Aku adalah petugas yang telaten. Dan bagian dari tugasku adalah untuk tidak mati.
"Pembohong." Kata Mo Yeon.
Mo Yeon teringat saat Shi Jin memeluknya sebelum pergi ke misi terakhir.
"Aku tak akan terluka. Aku tak akan mati. Aku pasti akan kembali. Aku berjanji padamu."
Tangisan Mo yeon semakin deras,,"Kenapa kau tega membohongiku?"
Shi Jin: Aku mencintaimu.
Mo Yeon terus saja teringat Shi Jin, ia sudah lelah,,"Jangan melucu lagi, aku tak percaya padamu."
Panggilan walkie-talkie dari masrkas. Mo Yeon masih menggunakan istilah Beauty (Ippeunie). Seseorang dari markas memanggilnya.
"Tolong bawa lidocaine saat kau pulang nanti."
"Ini adalah Beauty. Aku akan segera kembali. Over."
Mo Yeon mencoba meletakkan batu putih yang diambilnya bersama Shi Jin di pantai kapal karam. Tapi batunya nakal, jatuh mulu saat diletakkan. sampai tiga kali.
"Jangan bergerak, oke?"
Walkie-talkie Mo Yeon bunyi, kresek-kresek kemudian.... "Big Boss memanggil."
Mo Yeonmenjatuhkan walkie-talkinya, ia bingung,
lalu ia mengambil ponselnya, mengecek pesan yang ia kirim untuk Shi Jin. Mo Yeon melihat kesekitar, ia tak percaya kalau ia selalu saja mendengar hal-hal yang aneh belakangan ini.
tapi secara ajaib, pesan yang selama ini ia kirimkan untuk Shi Jin ternyata berubah dari 'belum dibaca' menjadi 'dibaca'.
"Big Boss memanggil." Walkie-talkie kembali berbunyi, itu jelas suaranya Shi Jin.
Mo Yeon mendengar suara helikopter.
"Ippeunie, tolong berbalik. Over." Perintah Shi Jin melalui walkie-talkie.
Mo Yeon pun berbaik, disana tak ada siapa-siapa tapi lama-lama terlihat lah sosok laki-laki familiar dari ujung bukit.
"Tidak mungkin. Tidak mungkin. Tidak mungkin." Gumam Mo Yeon.
Mo yeon mendekat ke arah Shi Jin, awalnya ia berjalan namun ia tak sabar dan memutuskan untuk berlari.
Mo Yeon terjatuh. Shi Jin menjatuhkan bawaannya, ia berlari menuju Mo Yeon lalu membantunya bangun.
Shi Jin berkaca-kaca,,"Sudah lama tak berjumpa, ya?"
"Kau... Kau masih hidup?" Mo Yeon masih sulit percaya.
"Aku sempat kesulitan menjaga janjiku untuk tetap selamat."
Lalu Shi Jin memeluknya. Mo Yeon menagis di pelukan Shi Jin,,"Kau masih hidup. Kau masih hidup."
Shi Jin minta maaf, Maafkan aku...
***