.

Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 13 Part 1

Sinopsista.com - Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 13 Part 1

Setelah tim relawan Urk datang ke kota Seoul, Korsel. Semuanya masuk ke RS Haesung, yakni Sang Hyun (Si sunbae), Mo Yeon (Kepala tim), Ja Ae (Kepala Perawat), Min Ji (Asisten Perawat), serta Chi Hoon (asisten dokter). Sang Hyun,”Apa kalian semua tidur dengan nyenyak ?”. Sang Hyun tak menyangka di Urk, mereka semua harus menghadapi gempa bumi serta penyakit epidemik.

Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun

Saat berjalan lurus, hentakan kaki Sang Hyun terhenti karena ada banyak kumpulan dokter serta Chairman Han yang menghadang mereka. Chairman Han, tim dokter RS Haesung, serta Hee Eun (calon istri Chi Hoon) membawa karangan bunga serta spanduk yang bertuliskan “Tim relawan RS Haesung. Kami bangga kalian kembali setelah membagikan hati kalian dan bakat kalian”.

Meskipun sedikit berberat hati, Chairman Han pun bertepuk tangan untuk menyambut mereka semua. Akhirnya Sang Hyun mendekati Chairman Han, dia senang disambut oleh sang Chairman. Sang Hyun,”Anda rela turun ke bawah untuk menyambut kami semua”. Chairman Han,”Kalian enggak ada yang sakit kan ?”. Sang Hyun,”Yah, Kami baik2 saja..”.

Akhirnya Chairman Han melihat2 semua tim dokter, dan Chairman Han malah memanggil Lee Chi Hoon, maklumlah Chi Hoon anak chaebol (konglomerat). Sang Hyun kesal, Chairman Han lebih dulu memanggil Chi Hoon dibandingkan dirinya yang pertama kali menyambut si Chairman. Lalu Chairman Han berbincang dengan Chi Hoon, Chairman Han,”Kenapa enggak kembali saat kami menyuruhmu dan membuat kami menderita ?”. Chairman Han jengkel karena ibu Chi hoon setiap hari datang dan menggangunya. Chairman Han serasa seperti ingin memukul Chi Hoon.


Lalu Chariman Han menghadap kepada semua tim relawan dan memberitahukan bahwa mereka akan mendapat upah kenaikan hingga 100% atas kerja keras mereka di Urk. Chairman Han,”Setiap orang mendapat ujian comprehensif kesehatan. Itu saran dari ibunya”, sambil menunjukkan jarinya ke Chi Hoon. Lalu Chairman Han membubarkan semua tim RS Haesung agar kembali kerja, Chairman Han,”Semua orang bubar, kembali kerja. Bubar”.


Setelah semuanya bubar, Chi Hoon pun bertemu dengan calon istrinya Hee Eun untuk melepaskan kerinduan lama tak jumpa. Chairman Han memandangi Mo Yeon lalu hendak mendekatinya. Lalu Chairman Han memberikan karangan bunga kepada Mo Yeon dengan keras, Mo Yeon,”Omo…”. Lalu Sang Hyun berkomentar, Sang Hyun,”Itu adalah hati yang hangat melihat Kang Mo Yeon mendapat karangan bunga, meskipun saya hanya dapat sambutan formal”.


Chairman Han merasa tak nyaman membayangkan sudah mengirim Mo Yeon ke Urk. Mo Yeon heran saja melihat sikap Chairman Han lalu si Chairman pun pergi. Tak lama Ji Soo muncul. Mo Yeon menjadi sangat senang menyambut Ji Soo yang sudah lama tak bertemu, mereka berpelukan erat buat melepas rindu. Lalu Mo Yeon berbicang tentang semua pengalamannya ke Ji Soo. Mo Yeon,”pada saat itu, apa yang saya liat adalah sebuah ledakan seperti “Bam”!”. Jadi segalanya menjadi berantakan”.


Ji Soo malah tak mengerti maksud dari perkataan Mo Yeon. Seorang dokter menjelaskan Mo Yeon sedang menceritakan tentang kejadian gempa bumi, Ji Soo menanggapi,”Gempa bumi ? Bukannya itu kejadian saat kamu jatuh cinta ?”. Mo Yeon,”Oh itu benar, Hey, kamu menyebarkan berita di RS bahwa saya lagi kencan ?”, sambil menunjuk seorang teman dokternya. Dokter itu juga pernah sama2 menjadi relawan di Urk. Dokter,”Oh, saat saya tiba di Korea, beritanya sudah menyebar”.


Mo Yeon menjadi ingin tahu siapa yang menyebarkan gosipnya sudah punya pacar. Bagi Ji Soo itu tak penting, Ji Soo hanya ingin tahu seperti apa pria yang sudah meluluhkan hati Mo Yeon. Ji Soo penasaran bagaimana rasanya kencan dengan seorang prajurit pasukan khusus. Mo Yeon,”Apa yang dilakukan saat mobilmu bergelantungan di jurang… postur yang tepat sandera yang memakai rompi bom.. Kamu harus menemukan macam hal ini..”.


Mo Yeon menceritakan tentang kisah membahayakannya saat ditolong oleh Shi Jin di jurang dulu, namun sayang  Ji Soo tak mengerti maksud dari perkataan Mo Yeon. Mo Yeon,”bahkan aku enggak tahu hal macam ini akan mencampuri hidupku”. Mo Yeon dan Shi Jin saling berbicang di telepon, Shi Jin sendiri masih harus menunaikan tugas negaranya di Urk.

Mo Yeon,”Saya rindu sama Urk juga. Tidak ada merpati yang menyanyikan lagi militer disini setiap pagi”. Shi Jin bertanya yang mana dirindukan Mo Yeon dirinya atau merpati2 itu (maksudnya prajurit tamtama yang bisa lari longmarch di Urk). Mo Yeon mengaku hanya membicarakan kedamaian di Urk, tak lebih dari itu. Shi Jin lalu bertanya,”Apa kamu sibuk lagi memanjat posisi yang kamu raih sebelumnya ?”. Mo Yeon menjawab dia berpikir untuk keluar dari pekerjaanya, dan ingin membuka bisnisnya sendiri. Mo Yeon lalu ingin tahu gaji si Kapten Shi Jin. Mo Yeon bertanya apakah Shi Jin akan menafkahinya jika nanti Mo Yeon berhenti kerja dan tak punya uang.


Shi Jin langsung mengalihkan pembicaraaan, Shi Jin,”Halo3x…”Ah, ini aneh. Mengapa ini serasa sungguh jauh ?”. Mo Yeon,”Sepertinya hubungan menjadi jauh! Saya tutup teleponnya”. Akhirnya Shi Jin meminta Mo Yeon untuk jangan kuatir, karena kerjaan Shi Jin sebagai kapten  paskas tim Alpha bisa menafkahi Mo Yeon. Shi Jin tak menyangka Mo Yeon memiliki pengalaman lebih banyak di dunia nyata dari pada diri Shi Jin, yang seorang prajurit. Mo Yeon,”Transmisi diterima. Saya enggak akan punya uang jadi jangan kuatir. Saya seorang gadis yang sudah bahkan menyebrangi wilayah tambang”.


Lalu Mo Yeon pun bertemu dengan Chairman Han. Mo Yeon ingin langsung memulai pembicaraannya, namun Chairman Han langsung menyahut, Chairman Han mengaku khilaf dengan kejadiaan Mo Yeon di hotel dulu. Chariman Han,”Saya pikir saya adalah orang yang berhak melakukan itu. Namun itu tak bekerja bagi Mo Yeonku. Sesunguhnya saya sungguh bingung kerena itu”. Mo Yeon lalu bertanya apakah dia wanita pertama yang memukul Chairman Han saat itu. Mo Yeon,”Wow, kamu sungguh tak masuk akal. Bukankah saya membertahukanmu saya akan berhenti secepat mungkin bila saya kembali ke Korsel ?”.


Dengan berani Mo Yeon pun memperlihatkan surat pengunduran dirinya kepada Chairman Han dari RS Haesung. Chairman Han,”Apa kamu harus sejauh ini ?. Bagaimana seseorang sungguh keras ?”. Chairman Han tak menyangka Mo Yeon memiliki sifat yang keras, sambil meninggikan suaranya. Mo Yeon langsung berujuar,”Apa Anda Han Seok Won karena kamu tak melakukan apapun yang lebih baik ?”. Dalam seminggu, Mo Yeon memita Chairman Han untuk menerima pengunduran dirinya dari Rs Haesung. Chairman Han,”Ah, sesombong itukah! Saya sungguh menyukainya! Aish!”.


Lalu Mo Yeon pergi ke pihak perbankan. Pihak perbankan menolak pinjaman kredit Mo Yeon. Mo Yeon heran mengapa pinjaman kreditnya ditolak. Pihak bank menjelaskan dulu saat hendak meminjam kredit posisi Mo Yeon adalah seorang dokter VIP di RS ternama Haesung. Namun kini, Mo Yeon hanyalah seorang dokter tersertifikasi yang ingin membuka sebuah klinik baru. Pihak Bank,”Jadi kenyataanya, Anda pengangguran”. Mo Yeon bertanya jika dia sudah berhenti menjadi dokter RS Haesung, berarti tak bisa mendapat pinjaman. Pihak Bank,”Itu betul, pelanggan”. Mo Yeon,”Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang ?”.  Lalu Dae Young bertemu dengan Myeong-Joo di Medi Cube Urk.


Dae Young ingin Myeong-Joo bisa hidup dengan nyaman. Myeong-Joo,”Hanya karena kamu membuka klinik sendiri bukan berarti kamu akan hidup lebih nyaman. Apa kamu tahu berapa banyak RS gulung tikar sekarang ?”. Dae Young bertanya,”Jadi kamu tetap melanjutkan sebagai dokter bedah Militer ?”. Lalu Myeong-Joo menjelaskan untuk menjadi seorang dokter diperlukan keahlian khusus yang berbeda saat menjadi seorang prajurit. Bagi Myeong-Joo, hal yang paling penting dimiliki seorang dokter adalah diagnose yang tepat, sehingga penyakit pasien tidak menjadi semakin memburuk. Myeong-Joo,”Diagnosa cepat sebagai dokter; pertimbangan hangat sebagai prajurt; Saya sangat pandai pada keduanya”.


Myeong-Joo mengaku sangat suka menjadi dokter dan seorang tentara. Myeong-Joo,”Jika saya menjadi dokter bedah militer seperti saya meninggalkan kemiliteran. Itu sama adalah kehilangan warganegara”.  Akhirnya Dae Young mengerti keinginan dari Myeong-Joo. Tak lama Shi Jin masuk ke ruangan Myeong-Joo juga dan mengetuk pintu. Shi Jin meminta maaf menggangu kencan keduanya. Shi Jin memberikan Myeong-Joo sebuah berkas, Shi Jin,”Itu perintah pemindahan”.


Dae Young tak mengerti maksud Shi Jin. Shi Jin lalu menjelaskan Mo Yeon akan kembali ke Korsel bersama Dae Young. Myeong-Joo,”Apa ini yang ayahku lakukan ?”. Shi Jin,”Kenapa kamu bawa2 Komandan ? Ini adalah adalah perintah Letkol yaitu saya”, sambil menunjukkan dirinya sendiri. Myeong-Joo tak percaya Shi Jin melakukannya, apalagi Shi Jin tak memiliki koneksi militer yang cukup bahkan tak bisa menjaga dirinya sendiri. Mungkin karena sindiran Myeong-Joo itu, Shi Jin ingin membuktikan dirinya memiliki koneksi di dinas militer sehingga ingin membatalkan perintah pindah tugas Myeong-Joo.


Shi Jin ingin mengambilnya, namun Dae Young langsung mengambil berkas perintah itu, Dae Young,”pacarku suda menderita barusan karena sebuah penyakit epidemic, jadi dia enggak bisa berpikir jernih”. Lalu Shi Jin bertemu dengan Komandan Byung Soo. Shi Jin mengungkapkan keinginannya untuk memindahtugaskan Myeong-Joo ke Korsel, karena kondisi kesehatannya yang mungkin belum bisa beradaptasi di negara asing, setelah terserang virus M3. Byung Soo,”Jadi kamu pikir ini yang terbaik untuk mengirim letnan 1 Yoon ke Korsel ?”. Byung Soo tak mau mengirim letnan Yoon Myeong-Joo ke Korea. Akhirnya Shi Jin menyingung perkataan silam  Byung Soo saat Myeong-Joo sekarang diambang maut.


Kala itu, komandan Byung Soo ingin mengirim Myeong-Joo ke rumah sakit militer US karena takut terjangkit. Shi Jin,”Jika dia tahu itu… Ah akankah dia merasa kecewa ?”. Byung Soo marah,”hey, Yoo Shin Jin! Berbicaralah yang benar! Apa kamu mengancamku sekarang ? Apa ini ancaman sekarang itu bekerja”.


Akhirnya karena takut pangkatnya diturunkan oleh Letnan Jenderal Yoon, Byung Soo pun menyetujui pemindahan tugas Myeong-Joo ke Korsel. Lalu Mo Yeon menelpon Shi Jin, Mo Yeon meminta Shi Jin untuk menyelamatkannya. Mo Yeon,”Mereka bilang saya enggak bisa dapat pinjaman.Saya melempar surat pengunduran diri ke muka Chairman”. Mo Yeon bingung apa yang harus dilakukannya. Shi Jin,”Saya kembali ke pengunduran diriku dalam sikap yang keren, namun gimana jika saya enggak bisa mendapat pinjaman ? Bukankah itu tantangan untuk dipikirkan?”. Shi Jin menyindir tindakan Mo Yeon yang gegabah ingin megundurkan diri dari RS Haesung. Mo Yeon,”Tidak bisakah kamu meminta perpanjangan masa tugas ?”.


Mo Yeon merasa Shi Jin  tak harus datang kembali ke Korsel untuk bertemu dengan dirinya yang berpandangan pendek. Mo Yeon,”Jangan kembali. Lanjutlah hidup disana dengan bahagia”.  Mo Yeon makan siang bersama teman2nya saat relawan di RS Haesung. Chi Hoon tak menyangka Shi Jin tak jadi pulang ke Korsel, apalagi dengan nasib Mo Yeon yang akan berhenti dari RS Haesung. Min Ji,”Teruskanlah dan membuat dalih”. Mo Yeon merasa dia kini tak bisa membuat dalih lagi untuk berhenti dari RS Haesung setelah apa yang dilakukannya, dengan memberikan surat pengunduran diri kepada Chairman Han.


Mo Yeon serasa pusing. Sang Hyun menyindir Mo Yeon bisa memanfaatkan gelar Profesornya dan muncul di TV. Tiba2 ada sebuah getaran yang dirasakan di meja makan siang kelimanya, karena terbiasa akan gempa kelimanya langsung bersembunyi di bawah meja. Ternyata getaran di meja hanyalah karena ada kerjaan dari tukang bor. Semua dokter yang melihat tingkah kelimanya menjadi heran, Dokter,”Apa ada sesuatu dibawah sini ?”. Sang Hyun,”Saya harap ada”. Mo Yeon,”Haruskah kita berpura2 tertawa seperti ini candaan ?”. Semuanya menjawab,”Tidak…”.


Setelah makan siang, Sang Hyun, Mo Yeon, serta Ja Ae jalan bersama. Sang Hyun berpikir agar semua tim relawan Urk perlu menjalani tes psikologi. Jae Ae,”Apa kamu menggunakan bencana sebagai alasan buat pikiranmu yang tak normal ?”. Mo Yeon tertawa mendegar sindirin Ja Ae itu. Sang Hyun lalu menyindir Mo Yeon untuk kerja sebagai tim relawan saja, Sang Hyun,”Kamu sungguh cantik dan cemerlang saat menjadi relawan”. Mo Yeon jengkel  mendengar sindiran Sang Hyun, Mo Yeon mengaku akan membuat keputusan setelah mendengar saran sunbae Sang Hyun itu. Akhirnya Mo Yeon pun bertemu dengan Chairman Han sambil membawa bunga kepada Chairman Han.


Mo Yeon ingin membujuk Chairman Han terkait  pengunduran dirinya. Mo Yeon lalu menjelaskan bagaimana RS Haesung sudah menjadi tempat bekerja Mo Yeon selama 8 tahun, hingga membuat Mo Yeon bisa meraih profesornya. Namun  Chairman Han menjadi bosan mendengar bualan Mo Yeon. Chairman Han,”Saya tebak pinjaman enggak mungkin bisa tanpa kerjaan tetap ?”.

Mo Yeon,”Saya minta maaf menggangumu, Chairman, jika kamu memberikanku kesempatan lain. Saya akan mencurahkan semuanya buat VIP RS Haesung”. Chairman Han meminta Mo Yeo melupakan tempat buat pasien VIP, dan kerja di bagian gawat darurat, Mo Yeon kaget,”Apa anda bilang gawat darurat ?”. Chairman Han mengaku memiliki kebanggaan dalam dirinya, sehingga tak ingin melihat Mo Yeon terus berada dalam keadaan nyaman.


Iklan
Chairman Han ingin Mo Yeon terus mendapat tugas jaga malam dan Mo Yeon akan selalu menjadi dokter bedah yang sering dipanggil.  Chairman Han,”Apa ? Ini juga balas dendam pribadiku, menyalahgunakan kekuasaanku ?”. Mo Yeon,”Aih, enggak. Kata2 anda terlalu ekstrim, Chairman”. Karena tak ingin kehilangan kerjaan, Mo Yeon pun mengaku senang berada di bagian gawat darurat layaknya bunga di RS haesung. Lalu Chairman Han memberikan kembali surat pengunduran diri Mo Yeon, Chairman Han,”JIka kamu enggak suka ini, datang saja padaku. Sebagai ganti dokter VIP, Saya akan menjadikanmu VIP”.


Lalu Mo Yeon merobek surat pengunduran dirinya, dan berterima kasih kepada Chairman Han atas rasa kasihnya  itu. Lalu Min Ji berada di ruangan gawat darurat dan sedang membawa pasien yang mengalami kecelakaan. Pasien itu ditolak oleh RS lain karena mereka tak bisa mengoperasinya. Ja Ae,”Kita perlu memesan sebuah ruangan operasi”. Tak lama Mo Yeon muncul dengan menangani pasien itu, Sang Hyun kaget dengan Mo Yeon yang tiba2 saja muncul, Sang Hyun,”Apa yang kamu lakukan disini tanpa gaun ?”. Lalu Mo Yeon memberitahukan dirinya yang sudah dipindah tugaskan di bagian gawat darurat.


Tak lama dokter umum datang dan memberitahukan bahwa ruangan operasi sudah siap, serta tim dokter anaestesinya juga sudah siap. Mo Yeon langsung ingin pasiennya dioperasi. Dokter,”Tanpa CT Scan ?”. Mo Yeon,”Pasien ini perlu pembedahan lebih daripada CT Scan”.
Lalu Jae Ae pun bertanya bagaimana dengan nasib Mo Yeon sebagai dokter yang menangani pasien VIP, Mo Yeon mengaku kini sudah dipecat dari bagian itu, dan harus bekerja keras. Tak lama dokter lain datang dan memberitahukan bahwa ada pasien kecelakaan lain yang datang dalam waktu 5 menit. Kerjaan Mo Yeon kini sungguh begitu sibuk sebagai dokter bedah bagian gawat darurat.


Lalu Hee Eun serta Chi Hoon berada di ruangan dokter spesialis kandungan. Dokter memeriksa janin yang ada di rahim Hee Eun. Dokter,”Waktunya tinggal dua minggu lagi kan ?”. Chi Hoon,”Yah kita memiliki 10 hari lagi”. Dokter itu senang melihat Chi Hoon dan Hee Eun kembali bertemu setelah lama tak jumpa. Namun dokter itu mengingatkan agar keduanya tak melakukan hubungan suami istri selama mendekati waktu persalinan Hee Eun. Keduanya bingung dan tak menjawab, Dokter,”Kenapa enggak ada jawaban ?”. Chi Hoon dan Hee Eun akhirnya menjawab,”Yah..”.


Lalu Mo Yeon kembali makan di kantin RS Haesung, Chi Hoon mengajak Mo Yeon untuk makan bersamanya. Tak lama Eun Ji muncul dan menyindir Mo Yeon yang sudah bekerja keras, sambil menunjuk jas dokter Mo Yeon yang ada noda darahnya. Eun Ji menyinggung tentang Mo Yeon yang kencan dengan seorang tentara. Eun Ji,”Waktunya sudah sungguh lama semenjak skandal dengan Chairman. Kamu menjadi sukarelawan dan bertemu dengan pria sungguh cepat”.

Lalu Eun Ji menyinggung tentang  Mo Yeon yang sudah dipecat untuk menangani pasien VIP. Akhirnya Mo Yeon angkat bicara, selama Mo Yeon menjadi tenaga sukarela dia menyadari beberapa hal, Mo Yeon,”Kami semua bahagia. Kamu bahagia juga yah. Saat kamu bahagia, asahlah ketrampilanmu juga”. Mo Yeon menyindir skil bedah Eun Ji yang hampir mal praktik pada pasiennya dulu.

Lalu Eun Ji mengikuti dari belakang Mo Yeon dan menyindir tentang diri Mo Yeon yang sengaja berperan layaknya Dokter Albert Schweitzer. Mendengar nama dokter itu, Sang Hyun, Ja Ae, Min Ji, serta Chi Hoon kaget dan tiba2 berhenti makan.Eun Ji,”Opps, apa yang terjadi dengan setiap orang ?”. Sang Hyun,”Saya tahu apa yang semua pikirkan”. Min Ji,”Itu adalah hal yang paling menyedihkan dalam hidupku”. Sindiran Eun Ji itu membuat Mo Yeon kesal, dia tak tahu apa yang harus dilakukan pada tangannya sebagai ganti untuk menarik rambut Eun Ji.


Jae Ae kesal serasa ingin memainkan tangannya memukul Eun Ji yang menyinggung mereka. Lalu Ja Ae dan Sang Hyun minum bersama di atas RS Haesung, Sang Hyun bingung dengan sikap Eun Ji yang tak bersikap seorang yang dewasa. Ja Ae menjelaskan semuanya hanyalah keberuntungan Eun Ji dengan posisinya karena terlahir dari keluarga kaya berpengaruh. Ja Ae berandai2 ingin menjadi seperti Eun Ji, dan bertingkah tak dewasa sepanjang hidupnya. Sang Hyun,”katakan padaku ? Seharusnya saya terlahir sebagai apa ?”, sembari melirik Jae Ae.


Jae Ae,”Kamu akan terlahir kembali sebagai pria yang pernah kujumpai. Hiduplah sepanjang hidupmu tanpa tahu aku”. Lalu Jae Ae menyinggung tentang uang yang sudah dideposit di akun banknya.  Jae Ae berterima kasih atas bantuan Sang Hyun  karena biaya anak sekolah mereka akhirnya bisa terselesaikan. Sang Hyun bertanya,”kapan gadis itu akan tamat ? Dia tidak cari kerja ?”. Jae Ae,”Jangan kuatir. Kami akan membayar kembali uangmu”.


Di Urk, sersan Choi masuk ke barak militer prajurit tamtama Korsel. Sersan Choi kaget melihat ada banyak prajurit tamtama yang mengenakan masker di wajah mereka. Sersan Choo,”Apa sih yang kalian lakukan ?”. Prajurit lain menjelaskan para tamtama sedang memberikan melakukan “photoshopping” (bersih2 wajah) saat sebelum kembali ke Korsel. Sersan Choi marah, namun Dae Young membuka masker wajahnya, Dae Young,”Kamu membicarakanku ?”. Sersan Choi lalu takut melihat Dae Young.


Kemudian Dae Young pun melanjutkan untuk mengenakan masker di wajahnya, Dae Young,”Ini belum 10 menit”. Dae Young menyuruh sersan Choi untuk mengenakan juga masker wajah sebelum bertemu dengan istrinya karena tugas negara. Sersan Choi,”Kecerahan wajah lelaki yang sudah menikah enggak penting. Segalanya akan baik saat cahaya sendiri keluar”, semua tamtama riuh mendengar perkataan sersan Choi ini. Dae Young pun hendak mengganti tugas patrol anak buahnya, dan memberikan masker wajahnya kepada sersan Choi, yang tak tahu cara memakainya, maklumlah tentara.


Dae Young duduk disebuah taman Urk, dan merenung di tengah teriknya matahari Urk. Dae Young mengingat perkataan Letjen Yoon dimana Dae Young harus melepaskan dinas militernya dan belajar bisnis dari keluarga ibu Myeong Joo, agar bisa nikah dengan Myeong Joo. Maklumlah pangkat militer keduanya sangat  berbeda, Letjen Yoon meminta Dae Young untuk memikirkan hal itu sebelum kembali ke Korsel.


Apakah  Dae Young ingin menjadi pria bagi Myeong Joo, atau harus melepas Myeong Joo. Tak lama Myeong Joo muncul dan menebak Dae Young sedang memikirkannya, Dae Young,”Saya selalu memikirkanmu”. Myeong Joo,”Apa ? Itu semacam yang manis”.  Myeong Joo bosan terus berada di Medi Cube. Akhirnya Dae Young mengangkat tubuh Myeong Joo untuk duduk di sebuah batu. Myeong Joo,”Saya kehilangan berat badan setelah sakit beberapa hari”.

Lalu Dae Young memegang tangan Myeong Joo dan menaruhnya di lututnya. Dae Young berdiri di depan Myeong Joo, Myeong Joo,”Pindahlah. Wajahmu enggak setampan itu. Jika seorang melihat dia pasti berpikir kamu sungguh mencintaiku”. Lalu Dae Young mengungkapkan cintanya, Dae Young,”Aku cinta sama kamu, Yoon Myeong Joo”. Myeong Joo,”Apa kita akan putus ? Apa kita sungguh putus ?”. Dae Young terus berkata,”Saya cinta kamu. Saya sungguh cinta kamu. Dan akan mencintaimu dalam waktu yang sangat lama”.


Myeong Joo curiga dia akan putus dari Dae Young karena ungkapan cinta Dae Young itu. Dae Young,”Kita enggak akan putus. Saya akan melakukan itu mulai dari sekarang”. Mata Myeong Joo  berkaca2, dan menyuruh Dae Young pindah dari hadapannya karena serasa membuat Myeong Joo akan buta. Dae Young tersenyum. Dae Young dan Myeong Joo sama2 mencabut papan yang pernah dibuat oleh Mo Yeon serta Shi Jin untuk daerah rawan ranjau di Urk.


Lalu Dae Young mengulurkan tangannya kepada Myeong Joo. Myeong Joo pun menyambut tangan Dae Young. Lalu keduanya pun jalan bersama. Akhirnya Dae Young, Shi Jin, serta prajurit lainnya kembali ke pangkalan militer mereka di Korsel.


Shi Jin dan semua pasukan Korsel sudah menyelesaikan tugas negara mereka untuk bertugas di Urk. Shi Jin,”Saya merima perintah untuk kembali ke pasukan khusus dan ke tim Alpha”. Lalu semua pasukan inti melapor ke komandan mereka sambil memberi salam militer. Komandan tim alpha menyinggung tentang latihan Byukho (persiapan tim mengawal pejabat Korsel ke Korut). Komandan,”Selama waktu libur selama 3 hari 4 malam, tim Alpha akan mengambil langkah buat strategi darurat”.


Lalu Dae Young berada di  kantornya dan sedang gundah gulana apakah akan menandatangani surat pemberhentian diri dari dunia militer. Lalu Dae Young mengisi namanya di formulir itu.

Lalu Dae Young serta Shi Jin  minum soju bersama di kedai, Dae Young,”Ini tepatnya 72 jam mulai dari sekarang. Saya enggak ada keberatan”. Shi Jin,”Kamu seharusnya tak mencoba lari tiba2. Tak ada malam 3 hari”, sambil bersulang. Keduanya minum banyak Soju selepas masa tugas, Dae Young,”Apa anda baik2 saja pak ?”. Shi Jin,”Saya ngerasa baik2 saja”. Keduanya melanjutkan banyak minum Soju. Shi Jin mulai mabuk, Shi Jin,”Tak ada dari mereka yang menjawab teleponku. Gimana bisa tak ada yang menjawab seperti ini ?”.


Shi Jin bicara ngawur terhadap teleponnya. Sersan Choi pun menemani keduanya minum bersama. Keesokan paginya, Mo Yeon datang ke kedai itu sambil mendapati Myeong Joo, juga Dae Young, Shi Jin, serta sersan Choi yang mabuk berat. Mo Yeon,”Kekacauan apa ini ? Kapan semua lelaki ini disini ?”. Myeong Joo,”Kenapa kamu sungguh terlambat ?”. Mo Yeon tak menyangka reuni pertemuannya dengan para tim pasukan unit Taebak Urk begitu kacau.


Padahal Mo Yeon sudah membeli baju baru dan melakukan facial pada wajahnya. Tak lama Myeong Joo minta pamit karena harus menjalankan tugasnya di pangkalan militer. Akhirnya Mo Yeon yang harus menamani Shi Jin, Dae Young, serta prajurit lain yang dalam keadaan mabuk. Shi Jin,”Gadis itu yang baru saja datang sungguh cantik”.


Keduanya yang mabuk bertengkar tentang kecantikan Mo Yeon serta Myeong Joo. Dae Young,”Jangan liat dia”. Selamat liburan dari tugasnya, Dae Young serta Shi Jin menghabiskan waktunya dengan minum2 bersama para anggota marinir lainnya. Namun Shi Jin dan Dae Young yang paling tahan minum soju di kedai, Shi Jin,”Kita akan tetap menjaga janji itu tak ada malam dan 3 hari”. Dae Young,”Apa yang kamu bicarakan ? Saya enggak tidur”. Shi Jin,”Dua botol Soju lagi, tolong”. Tak lama Mo Yeon muncul membawa Soju, Mo Yeon,”Inilah dua botol Soju yang kalian minta”.


Ternyata Sang Hyun juga ikut minum Soju bersama Shi Jin dan Dae Young. Mo Yeon,”Sunbae, kenapa disini”. Sang Hyun,”Saya tahu, kan ? Kenapa sih saya disini ?”. Sang Hyun minum Soju sambil makan kacang almond.

Sang Hyun tak tahan menyanggupi kemampuan minum Soju Shi Jin dan Dae Young. Kemudian Mo Yeon mencicipi kacang almond yang ditawarkan oleh Sang Hyun. Dae Young,”Itu wanita yang kemarin yang kita lihat disini”. Lalu Shi Jin yang mabuk mendekati Mo Yeon, Shi Jin,”huh, apa kamu tahu saya ?”. Sang Hyun langsung menyahut wanita disamping Shi Jin adalah pacarnya. Shi Jin,”Daebak… Apa kamu pacarku ?”. Karena kesal, Mo Yeon pun ikut minum Soju, dan Shi Jin pun pingsan.


Sebaliknya pada tengah malam, Mo Yeon yang mabuk berat, dan Shi Jin mengantarkan Mo Yeon ke rumahnya. Mo Yeon,”Saya bukanlah tipe wanita yang makan ramen di rumah orang  lain”. Lalu Shi Jin menyinggung tentang Alzheimer, namun Mo Yeon mengira Shi Jin akan menyajikan ayam serta bir. Mo Yeon berteriak seperti orang gila, dan melompat diatas sofa, Mo Yeon,”Cepatlah. Apa yang kamu lakukan ? Ayo cepatlah”.

Tak lama Mo Yeon dan Shi Jin mendengar suara aneh. Shi Jin pun hendak memeriksa suara itu, dan insting Shi Jin sebagai tentara pun muncul. Shi Jin dan Mo Yeon mengendap2. Mo Yeon,”Ibu? Pakaian ibuku, dompet ibuku, dan ibuku”. Lalu muncullah ibu Mo Yeon dari bawah meja dapur. Ibu Mo Yeon,”Siapa pria muda ini ?”. Shi Jin,”Senang bertemu dengan anda. Saya adalah pacar dari Dr Kang. Namaku Yoo Shi Jin”.


Lanjut Part 2