Sinopsismu.blogspot.com - Sinopsis Drama Korea Descendants of The Sun Episode 13 Part 2
Mo Yeon yang lagi mabuk, mulai bicara ngelantur di depan Si Jin dan ibunya.
Kau kekasihku? Serius. Dia bilang dia adalah kekasihku. Dia sangat tampan, kan, ibu?”
Hanya saja Mo Yeon langsung dipukul oleh ibunya, dan kemudian memberitahu Si Jin bahwa Mo Yeon sebenarnya anak yang menyenangkan tapi dia tidak bisa mengendalikan minuman keras dengan baik.
Si Jin bisa memakluminya, dan menyebut Mo Yeon sangat imut.
Ibu Mo Yeon kemudian menginterogasi Si Jin dengan bertanya tentang pekerjaannya. Si Jin ingin menjawab, tapi omongannya terhenti karna MoYeon tiba-tiba saja ikut campur.
“Dia seorang prajurit dan dia adalah seorang kapten. Namun singkatnya kata rahasia menjelaskan posisinya. Semuanya harus menjadi sebuah rahasia hanya demi aturan.”
“Oh bulu kudukku baru saja. Memori apa barusan ini?,” ucap Mo Yeon yang lagi mabuk.
Di depan ibu Mo Yeon, Si Jin sempat salah tingkah alias gugup. Tapi Ibu Mo Yeon hanya tersenyum melihat sikapnya yang kikuk, dan menganggap Si Jin orang yang polos.
Ibu Mo Yeon kemudian membuka sedikit rahasia putrinya di depan Si Jin bahwa Mo Yeon bahkan tidak pernah memiliki seorang pria yang memegang tangannya.
Tapi Mo Yeon segera menyuruh ibunya berhenti membuka rahasianya, dan berbisik pada ibunya bahwa Si Jin juga tahu tentang Yoon Gi oppa dan juga Chairman.
Si Jin pamit ingin segera pulang karna melihat sepertinya Mo Yeon harus segera tidur. Hanya saja ibu Mo Yeon mengklarifikasi bahwa dia tidak sekuno itu sehingga akan segera pergi dan meninggalkan mereka berdua.
Tapi Si Jin balik memberitahu ibu Mo Yeon bahwa dia yang akan pergi, dan lain kali berjanji akan menyambutnya secara resmi.
Keesokan harinya, Si Jin tiba di sebuah kafe untuk ketemuan bersama Mo Yeon, tapi Mo Yeon tiba-tiba saja mengsms bahwa dia akan terlambat sepuluh menit sehingga menyuruh Si Jin untuk memesankan menu pilihannya.
Si Jin memberikan sandwich pesanannya, dan bertanya apa Mo Yeon sudah tidak mabuk. Mo Yeon menjawab tidak, dan mengaku tadi malam dia tidak minum banyak.
Tapi lain lagi menurut Si Ji, dia melihat Mo Yeon banyak minum dan saat dia mabuk Mo Yeon sepenuhnya menjadi orang yang berbeda.
Mo Yeon membatahnya, dan berkata pada Si Jin: “Itu benar-benar diriku. Saya mengingat semuanya.”
Si Jin kemudian bertanya apa yang dikatakan ibu Mo Yeon tentang dirinya, dan apakah ibunya menyukainya.
“Kau bertemu ibuku? Kapan?,” tanya Mo Yeon.
Si Jin jadi bingung sampai membuatnya jengkel karna Mo Yeon tidak memngingat apa-apa tentang kejadian semalam, tapi ternyata Mo Yeon hanya bercanda.
Tapi, kebersamaan mereka berdua harus terganggu karna Si Jin mendapat telpon dari kesatuannya. Dia minta maaf, dan memberitahu Mo Yeon harus segera kembali ke department store
Meskipun tidak berterus terang, kali ini Mo Yeon bisa memakluminya. Sebagai gantinya, Mo Yeon mengajak Si Jin untuk menonton bersama setelah dia kembali. Si Jin setuju dan mukanya dihiasi kebahagiaan karna sekarang Mo Yeon bisa memahami tuntutan profesinya
Si Jin mendatangi kantor Intelijen Nasional bersama Dae Young, dan sejenak dia meledek Dae Young yang mengenakan jas hitam.
Keduanya lantas tertawa, tapi Park Byung Soo tiba-tiba muncul di depan mereka.
Si Jin kaget melihat Park Byung Soo karna sepengetahuannya dia sedang dikirim untuk sebuah tugas administratif. Park Byung Soo kemudian menjelaskan bahwa dalam Rencana 1020 ini, dia yang akan menjadi ketuanya.
Si Jin, Dae Young kemudian berkumpul di sebuah ruangan bersama pasukan Tim Alpha lainnya dan mendengar arahan dari Park Byung Soo.
Park Byung Soo menginstruksikan Dae Young, Si Jin dan 3 anggota tim Alpha untuk segera memeriksa senjata mereka masing-masing, menyamakan saluran komunikasi untuk walkie talkie yang mereka pegang.
Mereka juga diberikan sebuah alat yang menyerupai polpen, dan dijelaskan jika mereka menembakkannya dekat arteri akan menyebabkan kematian yang menyakitkan dalam 10 detik.
Tim Alpha mempersiapkan diri untuk sebuah operasi penjagaan di Hotel Korea Pyeong Yang dimana dihadiri seorang pebajat penting Korea Selatan yang melakukan pertemuan dengan penjabat dari Korea Utara.
Dan di luar ruangan tersebut, ada Si Jin dan seorang komandan pasukan Korea Utara melalukan penjagaan. Si Komandan Korea Utara ini kemudian bertanya pada Si Jin, “Bagaimana luka pisau yang kuberikan padamu? Saya minta maaf tentang hal itu”
Flashback: Dalam sebuah operasi pembebasan seorang tentara Korea Selatan yang ditawan oleh pasukan Korea Utara, Si Jin dan Dae Young berhadapan dengan tentara Korea Utara.
Tapi Si Jin harus terluka karna terkena pisau sangkur Si Komandan di bagian perutnya.
Kembali ke masa sekarang, mengingat kejadian tersebut, Si Jin tertawa kecil, dan balik berkata pada Si Komandan Korea Utara: “Setelah kembali karna kalah dariku, apa kau ditunjuk sebagai pasukan pengawal. Maaf.”
Si Komandan Korea tak menyangka Si Jin punya kata-kata lain untuk membalasnya, dan kemudian melirik ke polpen yang terselip di jasnya.
“Maka tanpa polpen itu, apa kau ingin pergi di tempat lain lagi bersamaku di Korea Utara?”
“Saya pikir kau tidak memintaku untuk menulis laporan bersama-sama,” canda Si Jin.
Si Jin melakukan hal yang sama, diam-diam melirik ke polpen si Komandan Korea Utara yang terselip di jasnya.
Dia berbisik: “Saya juga bukan tipe orang yang membiarkanmu begitu mudahnya hanya karna saya tidak berada di tempatku.”
“Kau masih punya banyak keberanian,” ucap si Komandan.
“Kau bisa menganggap dirimu beruntung karna kita mempunyai arah yang sama sebagai seorang tamu. Bagi kita prajurit, berada diarah yang sama adalah sebuah gencatan senjata dan kedamaian.”
Si Jin lalu meminta sesuatu kepada si komandan. Dia memandangi si Komandan dengan tersenyum, dan mengungkapkan keinginannya untuk menyantap mie soba Pyong Yang untuk makan siang.
Si Jin bersama Dae Young dan ketiga tim Alpha lainnya berada di sebuah restoran mie Korea Utara dan di restoran tersebut mereka tidak hanya berlima tapi juga ditemani oleh Si Komandan Korea Utara bersama beberapa pasukannya yang duduk di tempat berbeda.
Si Jin berterima kasih karna telah mentraktir mereka ke tempat tersebut, dan berjanji dikonferesi berikutnya akan mentraktirnya. Tapi, si komandan memberitahu Si Jin bahwa dia tidak akan ikut pergi ke Korea Selatan dan akan digantikan oleh tim lain.
Usai tugasnya di Korea Utara, Si Jin mengunjungi Mo Yeon di rumah sakit Hae Sung. Dan tanpa sengaja dia bertemu di dalam lift dengan Chairman Han dan Sekertarisnya.
Dia berdiri di belakang mereka dan mendengar Chairman Han bertanya pada Sekertaris Kang apa dia telah mengirim bunga pada Mo Yeon. Sekertaris Kang menjawab mereka telah mengiriminya setiap hari, tapi kirimannya langsung di tolak.
Chairman Han kembali bertanya tentang informasi kekasih Mo Yeon, dan Seketaris Kang mengaku belum mendapatkan informasi apapun tapi yang ia dengar kekasihnya berasal dari pasukan khusus. Dia kemudian menunjukkan sebuah foto pada Chairman Han, tapi sayang Sekertaris Kang masih belum tahu siapa diantara pasukan itu yang ikut berfoto adalah kekasih Mo Yeon.
Sehingga Si Jin tiba-tiba menunjuk dirinya yang ada di foto tersebut sebagai kekasih Mo Yeon. Dia memberikan informasi data pribadinya kepada Chairman Han yang belum menyadari bahwa pria yang berdiri di sampingnya adalah kekasih Mo Yeon yang ada di foto tersebut.
“Lahir 1980. Namanya adalah Yoo Si Jin. Dia adalah tentara Korea, sodiaknya adalah Pisces, dan golongan darahnya A.”
Tapi, beberapa saat kemudian setelah melihat fotonya dengan seksama, akhirnya Chairman Han dan Sekertaris Kang menyadari bahwa pria yang berdiri disamping mereka ternyata adalah kekasih Mo Yeon.
Tapi, beberapa saat kemudian setelah melihat fotonya dengan seksama, akhirnya Chairman Han dan Sekertaris Kang menyadari bahwa pria yang berdiri disamping mereka ternyata adalah kekasih Mo Yeon.
Chairman Han bergegas mengejarnya sampai keluar lift. Dia mengajak Si Jin untuk berbicara, dan di depannya tanpa pikir panjang Chairman Han sampai berani menghinanya.
“Jika alasan Dr. Kang menolakku karna dirimu, itu melukai harga diriku. Ngomong-ngomong, kau kapten pasukan khusus kan? Apa kau berkelahi dengan baik?”
“Saya dengar kau membawanya ke hotel pada kencan pertama. Kekasihku. Hati-hati. Jaga tubuh dan kepalamu dengan baik. Saya berkelahi dengan baik,” ancam Si Jin.
Sementara itu, Eun Ji bertemu dengan Mo Yeon di lobby rumah sakit dan kemudian memintanya untuk menambahkan tugasnya di rumah sakit tapi Mo Yeon malah menolaknya mentah-mentah.
“Ya, saya tahu saya bisa menambahkan tugas-tugas, tapi saya tidak ingin menambahkan milikmu,” ucap Mo Yeon dengan ketus.
Dan tak lama, Si Jin datang menghampiri mereka untuk menjemput Mo Yeon. Eun Ji yang terpukau melihat ketampanannya dan belum tahu menahu siapa Si Jin sebenarnya tanpa rasa malu meminta Mo Yeon memperkenalkannya.
Mo Yeon mencoba untuk mengalihkan permintaannya dengan memberitahu Eun Ji bahwa dia sepertinya mendapat sms, tapi Eun Ji segera mengklarifikasi bahwa dia tidak sedang membawa ponsel.
Dia segera memperkenalkan dirinya di depan Si Jin dengan lembut, hanya saja dia harus menelan kekecewaan berat karna Si Jin langsung memperkenalkan dirinya sebagai kekasih Mo Yeon.
“Saya Yoo Si Jin. Saya kekasih Dr. Kang. Senang berjumpa dengan anda,” sapa Si Jin dengan ramah.
Iklan
“Jangan terlalu senang,” ucap Mo Yeon kepada Si Jin dengan ketus.
Dia segera membawa pergi Si Jin dari hadapan Eun Ji — meninggalkannya dengan perasaan yang merana. Eun Ji sudah mendengar rumor yang beredar tentang kekasih Mo Yeon yang adalah seorang prajurit, tapi tak menyangka dia setampan itu.
Mo Yeon masih dibuat kesal dengan sikap Si Jin yang tadi di rumah sakit begitu ramah didepan musuh bebuyutannya.
“Apa kau sedang cemburu sekarang? Seandainya kau tahu siapa yang baru saja kutemui, kau tidak akan bisa seperti ini denganku,” balas Si Jin.
Si Jin kemudian mengkonfirmasi bahwa dia telah bertemu dengan Chairman Han, sehingga Mo Yeon segera mengalihkan pembicaraannya dengan bergegas mengajaknya untuk makan malam.
Mo Yeon berjalan mengelilingi air mancur yang ada di depannya untuk mengalihkan pembicaraan tentang Chairman Han. Tapi, Si Jin menyuruh Mo Yeon untuk berhenti berbicara dan kemudian memperlihatkan sebuah kotak hadiah kecil untuknya.
Si Jin memakaikan kalung pemberiannya di leher Mo Yeon sebelum bertemu dengan Dae Young dan Myung Ju karna merasa aneh jika harus memperlihatkannya di depan mereka.
Double date untuk pertama kalinya di sebuah kafe, tapi Myung Ju dan Mo Yeon sempat kaget setelah mendengar ucapan si pelayan restoran:
“Sudah sangat lama semenjak terakhir kali kalian datang kemari. Tapi saya lihat kalian mengubah pacar kalian.”
“Kalian datang dengan seekor serigala dan seekor kelinci terakhir kali. Boneka.”
Untungnya kata terakhir si pelayan meredakan kecurigaan mereka. Dae Young memegang tangan Myung Ju, dan berkata: “Ini adalah kekasih sungguhanku.”
Sementara Si Jin memperkenalkan Mo Yeon sebagai kawannya. Mo Yon sempat bingung, sehingga Si Jin menjelaskan “Kita berkelahi bersama di Urk dan menang,” dan melihat keromantisan mereka Myung Ju sedikit iri.
Myung Ju kemudian bertanya kapan Si Jin dan Dae Young datang ke tempat ini, dan bingung dengan boneka yang dimaksudkan oleh pelayan restoran.
Sehingga Si Jin menjelaskan: “Kekasihmu mencari ponselnya yang ada fotomu. Dia hampir mati saat mencari fotomu. Itu adalah pertarungan terberat dalam hidupku.”
Myung Ju kemudian mencari fotonya di ponsel Dae Young, tapi betapa kecewanya ia karna tak mendapati satupun fotonya karna yang ia temukan hanyalah plat nomor mobil taksi.
Dae Young memberitahu mereka bahwa baginya foto-foto itu adalah foto Myung Ju.
“Saya tidak tahu bagaimana berkencan. Jadi dimanapun saya melihat Myung Ju, saya hanya minum. Saya tidak bisa mengantarnya ke rumah. Dan saya hanya menaikkannya di sebuah taksi. Ini adalah plat nomor taksi-taksi itu.”
Dae Young lanjut menambahkan ketika putus dengan Myung Ju, dia menghapus foto mereka berdua, tapi dia merasa bisa tetap menyimpan foto plat nomor taksi-taksi itu karna bukan foto Myung Ju.
Kali ini Myung Ju dibuat terpukau dengan keromantisannya, dan begitu juga dengan Mo Yeon yang kagum mendengar ceritanya yang menakjubkan. Lain lagi dengan Si Jin yang merasa iri.
Usai makan malam berempat, Myung Ju masih dibuat terpesona dengan cerita Dae Young tadi di restoran sehingga menyentuh pipinya, “Kau sangat imut.”
Di tengah perjalanan tiba-tiba saja ponsel Myung Ju berbunyi, tapi dia langsung mematikannya. Karna curiga Dae Young mengaktifkan kemudi otomatis mobilnya untuk melihat telpon dari siapa. Telpon itu ternyata dari Sersan Kim Beom Rae, dan Dae Young kemudian balik menelponnya dan mengaktifkan loudspeaker ponsel Myung Joo sehingga dia mendengarnya memberikan laporan segala rutinitas yang dilakukan Dae Young sore ini.
Selama beberapa saat, keduanya terdiam di dalam mobil tapi Dae Young tiba-tiba saja mendekatkan wajahnya kepada Myung Ju.
Myung Ju menutup matanya karna mengira akan dicium oleh Dae Young tapi tak ia sangka Dae Young berkata: “Saya tidak akan melakuannya. Ini adalah hukumannya.”
Myung Ju seketika itu sedikit merasa kecewa, tapi Dae Young pada akhirnya menciumnya.
Dae Young tiba di markasnya, dan mengancam Sersan Kim Beom Rae untuk berada dipihaknya. Sehingga pada akhirnya Sersan Kim Beom Rae melaporkan kepada Myung Ju di telpon sesuai tulisan yang tertera di papan whiteboard.
Tapi, raut wajah Dae Young sedikit tegang setelah mendengar Sersan Kim Beom Rae memberitahu Myung Ju bahwa Komandan (ayah Myung Ju) akan kembali besok.
Keesokan harinya, Dae Young datang menemui Letjen Yoon di ruangannya, dan kebetulan Myung Ju juga sedang bersama ayahnya.
Dae Young kemudian mengatakan bahwa dia bersedia melepaskan pakaian seragamnya sebagai keputusan yang telah ia ambil. Myung Ju begitu terkejut mendengarnya, dan protes pada ayahnya karna mengabaikan permintaannya waktu itu.
LetjenYoon kemudian memberitahu Dae Young bahwa Myung Ju telah mengetahui perjanjian mereka sehingga saat Myung Ju terbaring di tempat tidur karna virus mematikan, dia mempertaruhkan hidupnya sebagai jaminan untuk tetap mempertahankan pekerjaan Dae Young.
Sayangnya, Dae Young berkata itu adalah janji antara Komandan dan Myung Ju, bukan janjinya.
Dengan tegas Dae Young berkata: “Pilihan pertamaku adalah Letnan Satu Yoon. Jika ada harga untuk membayar pilihanku maka saya akan dengan bahagia membayarnya,” dan dia bersedia melepaskan seragamnya.
Tapi Myung Ju dengan lantang bertanya, “Atas izin siapa?,” dan kemudian mengajak Dae Young untuk berbicara diluar
“Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku? Bagaimana kau membiarkanku mengetahuinya dengan cara seperti ini?” tanya Myung Ju dengan kecewa.
Hanya saja Dae Young menjawab bahwa dia membuat keputusan ini karna tidak ingin putus dengan Myung Ju.
“Apa kau pikir ini mudah bagiku untuk membuat keputusan ini?,” ucap Dae Young.
“Tidak mudah. Saya tahu. Tapi bagaimana denganku? Apa kamu pikir itu mudah bagiku? Itu adalah sebuah janji yang kudapat setelah mengancam ayahku dengan hidupku. Apa kau pikir itu mudah bagiku untuk tampak memalukan seperti itu?”
“Jadi kenapa kau melakukannya,” teriak Dae Young.
“Karna kau terus melarikan diri. Kau ada dimana ketika saya bertengkar dengan ayahku? Apa saya terlihat sepeti orang bodoh? Bagaimana bisa kau, bahkan tanpa sepatah katapun … bagaimana kau bisa, tanpa membicarakannya denganku?”
“Saya sudah membicarakannya denganmu. Berkali-kali. Semua pelarianku sama dengan ratusan kata-kataku. Saat-saat itu ketika saya tidak menjawab telponmu adalah siksaan untukku, tapi kau membuat Komandan menjanjikan itu? Saya pikir kita sama-sama memperlakukan satu sama lain seperti orang bodoh.”
Myung Ju tak habis pikir mengapa perjanjiannya bersama ayahnya sampai membuat Dae Young marah karna dia telah berusaha membuat ayahnya mengerti, tapi Dae Young kemudian mempertegas bahwa hal itu malah membuatnya malu.
“Saya tidak membutuhkan pengertian, tapi penerimaan. Bukan karna “putriku menginginkannya,” tapi karna saya. Saya berharap Komandan memilihku karna saya.”
“Tapi jika izin Komandan adalah sebuah harapan untuk memenuhi putrinya yang hampir mati, saya tidak akan memulainya denganmu.”
“Baiklah. Jangan. Mari kita berhenti,” dan Myung Ju pergi meninggalkan Dae Young dengan berurai air mata.
Sementara itu, Si Jin dan Mo Yeon menonton film yang telah lama ingin mereka tonton bersama.
“Meskipun membutuhkan waktu yang lama. Saya bahagia kembali untuk pertama kalinya. “
“Meskipun membutuhkan waktu yang lama. Kita harus pastikan kita bisa kembali kesana lagi. Pantai itu. Karna kita juga membawa batunya,” ucap Mo Yeon.
Dan Si Jin setuju dengan idenya. Tapi kebersamaan mereka harus terganggu karna Mo Yeon tiba-tiba saja mendapat sms panggilan untuk segera kerumah sakit sehingga malam itu mereka kembali batal menonton filmnya.
Sebuah acara khusus yang dilaksanakan di Hotel Seoul dan Si Jin, Dae Young dan beberapa tim Alpha lainnya ditugaskan sebagai penjaga VIP Blue House.
Park Byung Soo menjelaskan dengan seksama pembagian tugas tim dari tiga tim 707 Alpha, Bravo dan Charlie yang akan bergabung sebagai cadangan yang akan ikut mengamankan gedung. Sementara Si Jin diperintahkan akan bertanggung jawab selama latihan.
Si Jin berada di tempat parkiran bersama Dae Young, dan pasukan penjaga lainnya. Dia memberitahu tim lainnya untuk istirahat selama lima menit sampai kendaraan latihan tiba.
Si Jin melihat Dae Young makan coklat sendirian sehingga Dae Young akhirnya menjelaskan bahwa untuk saat ini dia lagi butuh makan yang manis-manis karna sedang depresi.
Si Jin penasaran hal apa yang membuatnya depresi, dan Dae Young menjelaskan bahwa dia telah putus dengan Myung Ju.
“Saya yang dicampakkan, tapi tidak bisa memberitahumu alasannya.”
Tapi, disela-sela perbincangan mereka, si Komandan Korea Utara tiba-tiba saja muncul ditempat parkiran. Dia berjalan mendekati Si Jin dan Dae Young.
Sementara Min Ji bergegas memberitahu Mo Yeon tentang mobil ambulance yang telah tiba di rumah sakit.
Mo yeon dan tim medis lainnya bergegas keluar untuk mengambil pasien. Petugas ambulance menjelaskan bahwa pasien mendapat luka tembak, dan tim medis lainnya bergegas membawanya masuk untuk memberikan pertolongan, dan sepertinya pasien pertama yang terluka adalah si Komandan Korea Utara.
Sementara sebuah ambulance kembali datang, dan betapa terkejutnya Mo Yeon saat pintu ambulance itu di buka — dia melihat Si Jin terbaring tak sadarkan diri dengan berlumuran darah.
Dan flashback: Si Jin ditembak bertubu-tubi di tempat parkiran sampai dia akhirnya terjatuh tergeletak dan berlumuran darah karna luka tembakan.
Lanjut episode 14