Baca Episode sebelumnya Moon Lovers - Scarlet Heart Ryeo Episode 4
Hae
Soo yang menyadari hal tersebut tak dapat membendung air matanya. Dia menangis
tersedu-sedu. Namun, pangeran Wook melaranganya. “Ssst… jangan bangunkan dia,”
kata pengeran Wook dengan tetap menggendong istrinya. Dia tetap berjalan ke
depan dengan Nona Hae di punggungnya. Suasana duka semakin terasa ketika salju
turun menghujani mereka bertiga.
Baca episode selanjutnya Moon Lovers - Scarlet Heart Ryeo Episode 6
Episode 5
Pangeran ke-4 yang telah diterima di
istana dan memulai hari-hari barunya dengan image baru. Banyak hal yang harus
dia pelajari dan dia sesuaikan. Sementara itu, Hae Soo sudah mulai nyaman
dengan kehidupan di kerajaan Goryeo. Dia mulai menemukan kesibukan dan hobbi
yang membuat dia betah di istana.
Kali ini dia membuat sebuah sabun
garam untuk ratu Hwangbo, ibu pangeran ke-8. Di sebuah gasibu, dia sangat asyik
mencetak sabun. Sedangkan tidak jauh dari tempat tersebut pangeran ke-8
mengamatinya diam-diam. Sesekali dia tersenyum melihat Hae Soo yang menemukan
kesukaannya.
Nona Hae, istri pangeran ke-8
menghampirinya perlahan. Dia melihat raca cinta di mata pangeran Wook. Dia
mulai menyadari jika suaminya menemukan cinta yang baru. Dia berdehem untuk
menyadarkan suaminya.
Di suatu malam, dia meminta Hae Soo
untuk menggiling tinta di ruang baca. Namun, ketika Hae Soo ke ruangan itu dia
hanya menemukan pangeran Wook sedang menulis surat. Ternyata ini adalah rencana
Nona Hae, untuk menyatukan mereka berdua.
Hae Soo merasa sangat kaku dengan
pangeran Wook. Dia berusaha pergi tapi pangeran Wook memintanya untuk tetap
menggiling tinta untuknya. Mereka saling bercakap-cakap, hingga pangeran Wook
memberikan sebuah puisi untuknya. “Aku akan memberikanmu puisi,” mendapat puisi
dari pangeran Wook, Hae Soo sangat gembira. Dia membawa pulang puisi tersebut.
Namun, dia tidak dapat membacanya karena ditulis bukan menggunakan huruf korea.
Keesokan harinya, dia berdiri di
taman dan tetap berusaha membaca puisi dari Wook. Hingga pangeran ke-13
melihatnya. Dia menggoda Hae Soo dengan membacakan bait pertama dari puisi
tersebut. Tidak lama kemudian Nona Hae menghampirinya dan melanjutnya puisi
itu. Setelah mengetahui isi dari puisi itu, Hae Soo meninggalkan pangeran ke-13
dan Nona Hae. Pangeran ke-13 sangat terkejut, ketika mengetahui bahwa puisi itu
adalah pemberian pangeran Wook.
“Kau merubah kalimatnya di frasa
terakhir agar menunjukkan hal itu. Apakah Hyungnim sudah gila?,” kata pangeran
ke-13 bernada tinggi kepada Nona Hae. Nona Hae sudah menyadari jika
pernikahannya dengan pangeran Wook adalah kontrak politik. Pangeran Wook tidak
benar-benar mencintai Nona Hae.
Pagi itu, Hae Soo berkesempatan
untuk menginjakkan kakinya ke istana untuk pertama kali. Dia bersama pangeran
Wook dan Nona Hae berkunjung untuk menemui Ratu. Dia telah menyiapkan garam mandi untuk
baginda ratu. Di kesempatan itu pula untuk pertama kalinya dia melihat raja.
Nona Hae mempunyai tujuan khusus
menemui ratu Hwangbo. Dia menyadari jika kondisi kesehatannya terus saja
menurun. Oleh karena itu, dia berencana mencarikan istri untuk suaminya.
“Terimalah Hae Soo sebagai istri suamiku. Kau tahu hidupku tidak panjang
lagi,”pinta Nona Hae kepada ratu Hwangbo penuh harap.
Sementara itu, Hae Soo yang sedang
berjalan-jalan dengan pangeran Wook berkeliling istana bertemu dengan ahli
perbintangan istana, Ji Mong. Hae Soo menyadari jika Ji Mong sangat mirip
dengan lelaki yang dia jumpai di masa kini. Akan tetapi, Ji Mong bersikap
dingin seolah tidak mengenal Hae Soo. Dia pun menyerah untuk kembali ke
kehidupan masa kini.
Sepulang dari istana, Hae Soo sibuk
membalas puisi dari pangeran Wook. Dia berusaha menyalin puisi yang telah ia
temukan sebelumnya, namun selalu gagal. Hingga dia memutuskan untuk menggambar
sebuah ekspresi bahagia untuk pangeran Wook.
Keesokan harinya, dia menyerahkan
gambar tersebut kepada pangeran Wook, sayangnya kali ini pangeran Wook tak
sendiri. Dia bersama pangeran yang lain. Pangeran ke-13 yang mengetahui
perasaan pangeran Wook segera mengejar Hae Soo yang telah meninggalkan tempat
tersebut. Dia memarahi Hae Soo karena telah berada di tengah-tengah pangeran
Wook dan Nona Hae. “Teganya kau begitu kepada kakak Myung? Kau tau perasaannya
kepada Wook Hyungnim,” pangeran ke-13 memarahi Hae Soo.
Pangeran Wook mendengar semua
perkataan pangeran ke-13, dia merasa kasihan kepada Hae Soo karena perasaannya.
Dia mengajak Hae Soo pergi ke sebuah taman untuk membicarakan hal tersebut.
Mereka berdua saling meminta maaf karena saling menyukai.
Setibanya di rumah, Hae Soo melihat
Nona Hae sedang batuk berdarah. Dia berusaha mencari bantuan tapi Nona Hae
melarangnya. Dia malah meminta Hae Soo untuk meriasnya agar tampak cantik. Hae
Soo memoles wajah cantik Nona Hae Soo. Air matanya tak terbendung ketika
melihat wanita yang paling baik itu, terlihat sangat pucat.
Dia berlari mencari pangeran Wook
dan memintanya untuk menemani Nona Hae. Pangeran Wook dan Nona Hae saling
begandengan menapaki jalanan bersalju. Mereka mengingat masa muda mereka saat
mereka pertama bertemu. Tak lama kemudian, tubuh Nona Hae terjatuh, tubuhnya
tak kuat lagi menahan dinginnya udara kala itu. Melihat istrinya kelelahan
pengeran Wook menggendongnya.
Pangeran Wook sangat ingin
mengungkapkan perasaannya kepada Nona Hae. Namun, Nona Hae melarangnya. “Kau
tidak perlu memberitahuku, aku bisa mencintaimu lebih lagi, maka itu sudah
cukup,” tangan Nona Hae terjatuh. Tubuhnya melemas dan matanya terpejam. Nona
Hae meninggal di gendongan suaminya. Pangeran Wook tak kuasa menahan tangis,
matanya terbelalak seolah tak percaya melihat istrinya menginggalkan dirinya
untuk selama-lamanya.
Baca episode selanjutnya Moon Lovers - Scarlet Heart Ryeo Episode 6