Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Defendant
Episode 1 Part 1
Sinopsis Drama Korea Defendant Episode 1 Part 1
Cerita
bermula dari seorang tahanan yang kabur dari rumah tahanan Waljeong. Suara
sirine berbunyi keras, pertanda jika ada narapidana yang telah kabur. Beberapa
polisi dan anjing pelacak berusaha mengejarnya. Ia berlari kencang masuk ke
dalam hutan. Hingga ahirnya narapidana itu jatuh tersungkur di tengah jalan
raya. Sebuah truk akan melintas, suara bel dan lampu truk menyorot tajam ke
arah narapidana itu. Ia hanya diam melihat truk yang semakin dekat melaju ke
arahnya. Narapidana itu ternyata Jung Woo.
Seorang
pria yang mengendarai sebuah mobil, tiba-tiba berhenti di lampu merah dan
kemudian menelpon Shin Cheol Sik. Pria itu marah pada Cheol Sik karena Cheol
Sik sudah menusuknya dari belakang. Dia dengar kalau Cheol Sik sudah membayar
orang untuk menabrak pria yang di panggil “bos” itu dengan menggunakan truk
atau dengan cara menenggelamkannya.
Dengan
santai Cheol Sik yang saat itu sedang bersama wanita menjawab kalau dia
mengatakan hal itu karena sedang merasa marah saja.
“Apa
kau benar-benar berpikir kau akan mendapatkan jalanmu sendiri? Akulah yang akan
mendapatkan mereka semua dibawah sayapku,” ucap si bos dengan kesal dan
langsung membanting ponselnya.
Saat
mobil pria itu masih berhenti di lampu merah, datang satu mobil yang sedang
antri di belakangnya. Tiba-tiba sebuah truk melaju kencang menabrak kedua mobil
itu dari belakang hingga kedua mobil itu terseret dan remek. Pengendara kedua
mobil itu tampak berdarah-darah pada bagian kepala.
Jung
Woo mengantar anaknya sekolah dan si anak berkata pada Jung Woo kalau dia
menginginkan kucing, namun Jung Woo menjawab kalau si anak masih belum
diperbolehkan punya kucing. Sebelum si anak masuk ke sekolah, Jung Woo berpesan
pada si anak untuk bersikap baik pada guru dan temannya. Jung Woo juga minta
cium dan melakukan tos dengan si anak. Mereka terlihat sangat kompak bersama.
Setelah
si anak masuk ke sekolah, Jung Woo mendapat telepon dari seorang detektif.
Cheol
Sik datang ke pemakaman dan anak buahnya langsung keluar untuk menyambutnya.
Ternyata Cheol Sik adalah bos dari kelompok mafia. Salah satu orang yang
berlari menyambut Cheol Sik, tidak mengunakan sepatu karena yang tersisa hanya
sedal kecil.
Cheol
Sik masuk dan disambut oleh semua anak buahnya. Ternyata itu adalah pemakaman
pria yang Cheol Sik panggil bos tadi, dia meninggal setelah ditabrak truk
dari belakang. Si Bos bernama Kim Yong Joo.
Pria
yang memakai sendal tadi, tiba-tiba mengeluh di tengah orang banyak. Dia
mengeluh karena sandalnya kekecilan. Selain mengeluh di depan orang banyak,
pria yang ternyata Jung Woo tadi juga tak menunduk dan memberi hormat pada
Cheol Sik seperti yang lain. Dia malah melakukan peregangan. Ketika orang yang
ada di sampingnya mengingatkan, Jung Woo menjawab kalau jaksa tidak harus
tunduk pada orang-orang seperti mereka. Mendengar kalau Jung Woo adalah seorang
jaksa, Cheol Sik terlihat tak senang.
Cheol
Sik kemudian melakukan penghormatan terakhir untuk Kim Yong Joo dan saat
melakukan penghormatan terakhir, dia pura-pura menangis. Selesai melakukan
penghormatan terakhir, Cheol Sik menghampiri anak buahnya dan menatap tak
senang ke arah Jung Woo.
“Kau
ingin aku melakukan apa? Belum terlalu terlambat,” tanya anak buah Cheol Sik
sambil menunjukkan senjata yang dia bawa, namun Cheol Sik menjawab jangan
sekarang karena bos besar mereka sedang mengawasi mereka.
Cheol
Sik kemudian menghampiri Jung Woo dengan ramah dan berkomentar kalau Jung Woo
berani juga datang menemui mereka sendirian. Jung Woo pun menjawab kalau mereka
tidak datang ke tempat itu secara berkelompok, karena mereka semua sibuk.
“Bos
Besar menderita selama bertahun-tahun karena kau. Kita lihat saja apa kau bisa
pergi hari ini dalam keadaan utuh,” ucap Cheol Sik dan Jung Woo menjawab kalau
hal itu sangat disayangkan, karena Jung Woo sudah berjanji akan pulang lebih
awal hari ini.
Cheol
Sik berkata kalau Jung Woo harus menelpon ke rumah dan mengatakan Jung Woo tak
bisa pulang. Dengan joroknya, Cheol Sik mengupil dan jempol bekas upilnya
memegang sup untuk Jung Woo. Dia juga mencuci jempol yang terkena upil dan sup
untuk Jung Woo di sebuah gelas dan bekasnya juga dia berikan pada Jung Woo.
“Baiklah.
Kita lihat saja… siapa yang akan menjadi pemenangnya. Coba sedikit. Aku kesini
minggu lalu dan makanannya enak,” ucap Jung Woo dan memakan semua sup tadi.
Melihat itu semua orang merasa jijik.
Selesai
makan, Ji Sung memberikan surat panggilannya pada Cheol Sik. Namun surat itu
langsung di sobek oleh Cheol Sik dan tepat disaat itu semua anak buah Cheol Sik
langsung berdiri. Ingin menghajar Jung Woo di tempat kosong, Cheol Sik pun
menyuruh anak buahnya untuk membawa Jung Woo ke sana.
“Apa
kau ingin menghajar seorang jaksa atau apa?” tanya Jung Woo.
“Bosku
merawat mereka dengan sangat baik. Mereka bahkan tidak tahu apa itu jaksa,”
jawab Cheol Sik dan anak buahnya langsung mencengkram baju Jung Woo. Jung Woo
yang masih belum kelar bicara, langsung minta di lepaskan. Dia bertanya pada
Cheol Sik, apa dia tidak akan menyesal? Tak menjawab Cheol Sik langsung
menyuruh anak buahnya untuk membawa Jung Woo pergi.
Saat
akan dibawa pergi, Jung Woo mengeluarkan sebuah rekaman dan menyalakannya.
Isinya adalah rekaman percakapan Cheol Sik dengan seseorang dimana Cheol Sik
menyuruh orang tersebut untuk menabrak atau menenggelamkan Kim Yong Joo.
Ternyata Cheol Sik tidak tahu kalau disaat dia menelpon orang tersebut, ada
perekam suara di mobilnya.
Mendengar
fakta itu, semua anak buahnya terlihat marah pada Cheol Sik, karena Cheol Sik
sudah membunuh big bos mereka. Setelah semuanya terungkap, Jung Woo kemudian
menunjukkan surat penangkapan untuk Cheol Sik atas tuduhan pembunuhan terhadap
Kim Yong Joo.
Cheol
Sik kemudian berbisik pada Jung Woo, “Apa kau benar-benat ingin melakukan ini?”
“Kau
mengatakan kalau kau melihat ruangan kosong disini,” jawab Jung Woo dengan
suara pelan juga.
“Dan
kau menyebut dirimu jaksa? Ikuti saja hukum yang ada.”
“Kau
mengatakan mereka tidak tahu apa itu jaksa.”
“Kau
juga tidak akan lolos,” ucap Cheol Sik dan para anak buahnya sudah siap untuk
menangkap mereka berdua. Menyadari hal itu, Jung Woo pun berkata kalau Cheol
Sik seharusnya bilang dari tadi. Jung Woo bertanya apa yang mau Cheol Sik
lakukan sekarang? dan Cheol Sik menjawab kalau mereka berdua bisa mati di
tempat itu. Jadi sebelum mereka di hajar, Jung Woo pun memberi kode untuk lari.
Tapi tepat di hitungan ketiga, Jung Woo malah mendorong Cheol Sik dan dia lari
sendiri.
Tapi
karena tak mau mati di tangan anak buahnya sendiri, Cheol Sik pun berusaha
sekuat tenaga untuk bisa keluar dari tempat itu. Cheol Sik dan Jung Woo
berhasil keluar dan sambil lari, Cheol Sik bertanya kenapa Jung Woo tak datang
bersama detektif? Jung Woo menjawab kalau dia datang bersama detektif, Cheol
Sik pasti tidak akan datang.
“Tapi
kau tidak seharusnya datang ke sini sendirian. Ngomong-ngomong, aku tidak
membunuhnya. Sebelumnya aku sudah melihat tubuhnya, dan…,” ungkap Cheol Sik dan
Jung Woo menyuruhnya untuk bicara nanti saja. Cheol Sik mengikuti Jung Woo
menuju mobil yang di tunggu Tuan Ko. Jung Woo pun berteriak pada Tuan Ko agar
membuka pintu mobil supaya dia dan Cheol Sik bisa langsung masuk.
Cheol
Sik sudah dipenjarakan dan di dalam penjara dia terus berteriak kalau dia tidak
bersalah, dia juga mengaku tidak memberi si pembunuh uang. Dia bertanya dimana
jaksanya?
Kemana
Jung Woo? dia sudah sampai di kantornya dan Tuan Ko berkata kalau Jung Woo tak
seharusnya melakukan semua itu, karena hal itu berbahaya. Jung Woo selalu
melukai dirinya dan kali ini kakinya terluka karena dia lari tanpa sepatu.
Sampai
di ruangnya, Jung Woo sudah ditunggu seorang tamu. Dia adalah Yeo Seong Soo
dari Firma Hukum Lee & Park. Seong Soo datang untuk menawarkan pekerjaan
pada Jung Woo dan Seong Soo menjamin kalau Jung Woo menerima pekerjaan itu,
maka dia akan segera memiliki hidup yang berkualitas.
Dengan
alasan kalau hal itu bukan sesuatu yang bisa dia putuskan sendiri, jadi dia
menelpon seseorang yang bernama Ji Soo. Ji Soo adalah istri Jung Woo.
“Sebuah
firma hukum baru saja menawari aku pekerjaan,” ucap Jung Woo.
“Sebuah
firma hukum?” tanya Ji Soo.
“Iya.
Dia mengatakan mereka akan membayar dengan gaji tahunanku setiap bulannya.”
“Uang?
Kalau ini adalah tentang uang, aku juga bisa menghasilkan uang. Itu hanya
sekadar jumlah uang. Aku menikah karena aku ingin menjadi seorang istri jaksa.
Ini sama sekali bukan tentang uang. kau terlihat fantastis saat kau berada di
kantor kejaksaan. Bahkan jangan berpikir tentang hal itu. Benar. Jangan lupa
untuk mengambil kue dalam perjalanan pulang. Aku memesan satu dengan namamu.
Sampai jumpa,” ucap Ji Soo dan menutup telepon karena dia harus melayani
pembeli yang datang. Ji Soo bekerja sebagai pelayan di sebuah supermarket.
Tahu
jawaban Jung Woo atas tawarannya, Seong Soo pun memutuskan pergi. Namun sebelum
dia keluar, Jung Woo memanggilnya dan berkata kalau dia akan memeriksa kasusnya
dengan hati-hati.
Keluar
dari ruangan jaksa Jung Woo, Seong Soo langsung menelpon Presdir Cha dan
memberitahu semuanya. Presdir Cha kemudian diberitahu sekretarisnya kalau sudah
waktunya dan Presdir Cha mengiyakan. Presdir Cha menghampiri Yeon Hee dan
mengajaknya pergi. Melihat ekspresi wajah Yeon Hee yang tegang, tanpa senyum,
Presdir Cha pun bertanya kenapa? karena hari ini adalah hari yang baik.
Presdir
Cha menggandeng tangan Yeon Hee dan mengajaknya masuk ke sebuah ruangan
dimana semua orang sudah berkumpul untuk merayakan peresmian Cha Seon Ho
menjadi Presdir. Di depan para reporter Presdir Cha merangkul Yeon Hee dan Yeon
Hee terlihat merasa tak nyaman.
Waktunya
pulang dan semua pegawai Jung Woo menitipkan hadiah untuk Ha Yeon ( anak Jung
Woo ) karena Ha Yeon hari itu berulang tahun. Mereka semua merasa senang karena
berkat Ha Yeon, mereka bisa pulang kerja tepat waktu setahun sekali.
Sebelum
pulang, Jung Woo pergi ke toko kue untuk mengambil kue yang sudah Ji Soo pesan
atas namanya. Saat Jung Woo menyebutkan namanya, si penjaga toko berkata kalau
dia tak menemukan pesanan atas nama Jung Woo, yang ada di daftar pesanan
bernama Park Bong Goo. Mendengar itu, Jung Woo pun langsung meralat kalau
namanya adalah Bong Goo, dia memastikan pada si penjaga toko kalau namanya
adalah Park Bong Goo.
Jung
Woo pulang membawa kue dan ternyata benar, Ji Soo memang memesan kue dengan
nama Bong Goo. Di rumah juga sudah ada Tae Soo, dia datang untuk memberi hadiah
pada Ha Yeon.
“Kenapa
kau menyebut dirimu Bong Goo sebelumnya?” tanya Ha Yeon dan Jung Woo menjawab
kalau disaat dia dan Ji Soo berkencan, Ji Soo memanggilnya dengan panggilan
Park Bong Goo. Ji Soo menambahkan kalau alasan dia memanggil seperti itu karena
Jung Woo dulu terlihat kampungan.
Tae
Ho kemudian pamit pergi, karena dia harus bekerja malam ini. Sebelum pergi, dia
berjanji pada Ha Yeon akan mengajaknya ke taman bermain di hari Tae Ho libur.
Waktunya
menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun” dan meniup lilin. Saat menyanyikan
lagu ulang tahun, Jung Woo sempat salah menyebut umur Ha Yeon, jadi Ha Yeon pun
terlihat tak senang. Rasa tak senangnya bertambah ketika melihat semua hadiahnya
berupa boneka binatang, termasuk dari Jung Woo. Tapi karena di beri kode oleh
sang ibu untuk tidak cemberut, Ha Yeon pun langsung berkata senang dengan semua
hadiahnya.
Jung
Woo kemudian menina bobokan Ha Yeon. Ji Soo masuk dan ternyata Jung Woo ikut
ketiduran dengan Ha Yeon. Ji Soo membangunkan Jung Woo dan kemudian mengobati
luka di kakinya, ketika mereka sampai kamar.
Jung
Woo kemudian bertanya tentang ibu Ji Soo dan Ji Soo menjawab kalau ibunya
sangat merindukan Ha Yeon ketika dia berada di luar negeri. Mendengar itu, Jung
Woo langsung berjanji akan pergi ke sana bertiga, namun Ji Soo menanggapinya
dengan setengah hati, karena gaji Jung Woo tak bisa membiayai perjalanan mereka
bertiga. Mendengar tanggapan itu JUng Woo pun membahas kembali tentang tawaran
dari firma hukum untuknya tadi. Ji Soo tersenyum dan menyuruh Jung Woo tidur.
Ya, walaupun tak hidup mewah, Jung WOo dan Ji Soo bahagia dan merasa cukup.
Sebelum
memejamkan mata, Jung Woo meminta Ji Soo membangunkannya jam 6 pagi dan Ji Soo
menjawabnya dengan senyuman. Ketika Jung Woo tidur, Ji Soo mencium keningnya
dan bergumam kalau suaminya itu terlihat sangat kelelahan.
Jung
Woo terbangun dengan suara Ji Soo dan Ha Yeon. Namun ketika dia membuka mata,
dia sudah mengenakan pakaian narapidana nomor 3866 dengan dikelilingi pada
narapidana yang lainnya. Apa yang terjadi sebenarnya?
Ternyata
Jung Woo di penjara dengan tuduhan membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Namun Jung Woo
belum diputuskan bersalah, terlihat dari namanya yang masih merah. Jung Woo
sendiri terlihat bingung karena dia tak mengingat apa yang terjadi. Dia juga
tak tahu kalau waktu sudah berlalu selama berbulan-bulan, dia masih merasa kalau
hari ulang tahun Ha Yeon baru kemarin.
Semua
teman sekamarnya sudah sangat mengenal sifat Jung Woo, selama 3 bulan dipenjara
dia selalu mengamuk setiap bangun tidur. Dia selalu lupa dengan apa yang
terjadi setiap bangun tidur. Sung Gyu yang diberi tugas untuk memantau keadaan
di luar langsung memberitahu kalau polisi datang, jadi mereka harus duduk
berbaris.
Saat
melihat polisi, Jung Woo langsung berdiri dan menghampirinya. Dia minta untuk
diizinkan menelpon, tentu saja si polisi tak memberikannya. Tak mau Jung Woo
kembali mendapat hukuman, Sung Gyu pun menarik Jung Woo untuk duduk lagi. Si
polisi kemudian mengingatkan Jung Woo kalau sipir yang akan melakukan absen
malam ini, jadi dia harus menjaga perilakunya.
Sipir
yang di maksud datang. Dia mengawas pengabsenan para narapidana. Mereka
mengabsen dengan cara berhitung. Tepat disaat giliran Jung Woo, Jung Woo tak
menjawab, sehingga membuat Sung Gyu yang mengabsenkan untuknya, Sung Gyu
menyebut “lima” untuk Jung Woo dan “enam” untuk dirinya sendiri. Si sipir yang
tahu kalau Jung Woo yang tak menjawab absen, langsung menyuruh anak buahnya
untuk membuka pintu sel.
Si
sipir menghampiri Jung Woo dan bertanya apa Jung Woo hilang ingatan lagi? Dan
Jung Woo hanya menjawab kalau dia harus pulang ke rumah. Si sipir lalu
memberitahu Jung Woo kalau penjaralah rumah Jung Woo sekarang, jadi kalau Jung
Woo butuh sesuatu, dia tinggal bilang pada si sipir.
Karena
si sipir berkata seperti itu, Jung Woo pun berkata kalau dia ingin menelpon.
Tanpa ragu si sipir memberikan ponselnya, namun sebelum Jung Woo menelpon, si
sipir berkata kalau tak akan ada orang yang bisa dia telepon. Tak perduli, Jung
Woo langsung menghubungi nomor Ji Soo, namun nomornya tak aktif.
“Sekarang,
terima kenyataannya,” ucap si sipir dan langsung mengambil ponsel lalu pergi.
Masih tak terima dengan apa yang dikatakan si sipir, Jung Woo langsung
menyerang sisipir dan karena apa yang dia lakukan, Jung Woo pun di masukkan di
ruang isolasi.
“Kurasa
jaksa bukan sesuatu yang istimewa,” ucap si sipir ketika melihat Jung Woo
dibawa pergi oleh anak buahnya.
Di
ruang isolasi, Jung Woo terus berteriak-teriak memanggil nama Ji Soo dan Ha Yeon.
Dia juga minta dikeluarkan. Setelah sedikit tenang, Jung Woo berusaha mengingat
apa yang terjadi dan ingatannya masih berkata kalau kemarin jelas-jelas adalah
hari ulang tahun Ha Yeon, jadi tidak masuk akan kalau dia membunuh Ha Yeon dan
Ji Soo.
Jung
Woo melihat kakinya dan luka yang diobati Ji Soo sudah sembuh, padahal yang dia
ingat semalam Ji Soo baru saja mengobati lukanya dan memasangkan plester
disana.
“Itu
tidak masuk akal. Omong kosong,” ucap Jung Woo dan menangis memanggil nama Ji
Soo dan Ha Yeon.
Kita
kemudian mendengar suara Jung Woo bernarasi, “Rasanya seperti ulang tahun Ha
Yeon baru saja kemarin, tapi ternyata sudah empat bulan lalu. Aku menjadi
narapidana hukuman mati yang membunuh Ji Soo dan Ha Yeon. Dan aku tidak
memiliki ingatan tentang itu… sama sekali.”
Baca episode selanjutnya Sinopsis Drama Korea Defendant Episode 1 Part 2