Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Defendant Episode 4 Part 1
Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea Defendant Episode 3 Part 2
Sinopsis Drama Korea Defendant Episode 4 Part 1
Di dalam kamar tahanan Mong Chi, Bang Jang dan Woo Ruk main
Go-stop. Sementara Jung Woo membaca dokumen kasusnya.
Bang Jang yakin menang, ia mempertaruhkan Choco Pie miliknya. Woo
Ruk lebih yakin lagi, ia mempertaruhkan Choco Pie dan ramen juga. Tapi Mong Chi
malah paling yakin, ia mempertaruhkan semua miliknya. Semua pun ikut
mempertaruhkan miliknya.
Bang Jang membuka yang pertama. Ternyatakartu Woo Ruk lebih tinggi
nilainya, ia pun bersorak senang. Mong Chi memperingatkan, jangan begitu karena
nanti bisa bikin sial Jung Woo. Mereka berdua pun memandang Jung Woo. Hal itu
digunakan Mong Chi untuk menukar kartunya.
Mong Chi membuka kartunya dan nilainya paling tinggi. Mereka tak
percaya lalu menggeledah
Mong Chi dan menemukan kalau Mong Chi curang. Mereka memutuskan
untuk mengulagi lagi.
Mil Yang yang membaca buku bicara pada Jung Woo, apa ingatannya
sudah kembali. Jung Woo menjawab sedikit.
"Kudengar pertarungannya bakal sengit karena banyaknya barang
bukti."
Jung Woo menjawab kalau ada beberapa bagian yang mencurigakan
juga. Ia harus memeriksa beberapa hal sampai sidangnya tiba.
Kepala Penjara menelfon seseorang (kemungkinan besar Min Ho)
mengatakan kalau persidangannya sebentar lagi, jadi tidak perlu khawatir. Min
Ho menyuruhnya melakukan sesuatu dan Kepala setuju karena menurutnya itu ide
bagus.
Setelah menutup ponselnya, ia menelfon menggunakan telfon kantor.
Mong Chi, Bang Jang dan Woo Ruk melanjutkan permainan, kali ini
Mong Chi tidak diijinkan memakai baju karena takut curang. Bang Jang yang
memenangkan permainan. Tiba-tiba di luar petugas berteriak agar mereka bersiap
untuk inspeksi.
Mereka bertiga segera menyembunyikan snack di atas loker dengan
dibungkus selimut lalu berbaris rapi. Mereka hanya memeriksa loker Jung Woo dan
menemukan sebungkus rokok.
Jung Woo membantah itu adalah miliknya. Tapi petugas tidak
percaya, ia dibawa paksa menuju ruang hukuman. Ia meminta keringanan, ia akan
pergi tapi tolong ijinkan ia membawa buku catatannya karena sidangnya sebentar
lagi.
Jung Woo meronta saat dibawa masuk, ia terus membantah kalau rokok
itu bukan miliknya, juga mengingatkan kalau persidangannya sebentar lagi.
Tapi petugas tidak ada yang mendengarnya. Ia di kurung di sel
paling pojok.
Kepala Penjara menerima dokumen kasus dan buku catatan milik Jung
Woo lalu ia menyerahkannya pada Min Ho. Min Ho berterimakasih, ia ada kenalan
di Departemen Kehakiman, ia akan cari tahu apakah Kepala bisa dipindahkan ke
Seoul.
Kepala berterimakasih, tapi ia penasaran kenapa Min Ho (yang ia
tahu sebagai Seon Ho) melakukan hal kejam pada Jung Woo.
"Adikku memang suka membuat masalah, tapi kalau bukan karena
Jaksa Park, dia tidak akan jadi begini." Jawab Min Ho.
Kepala merasa itu masuk akal. Min Ho lalu menuangkan minuman
untuk`Kepala. Min Ho kemudian menyinggung soal Jung Woo yang kehilangan ingatan
sebelumnya, ia berharap Jung Woo menghadapi sidang kali ini tanpa tahu kenapa
dia ada di sana.
"Ah.. Itu karena aku ingin membalaskan dendamku padanya atas
penderitaan adikku." Jelas Min So karena sepertinya Kepala bertanya-tanya
melalui tatapannya.
"Dia sudah kehilangan ingatannya dua kali. Kalau kita
beruntung, itu mungkin akan terjadi lagi. Kalaupun tidak terjadi, dia tidak
akan ingat sudah mempersiapkan diri untuk sidang ini. Tidak ada yang perlu
dicemaskan." Jawab Kepala.
Jung Woo terus berteriak minta dikeluarkan, ia sampai
memukul-mukul pintunya. AKhirnya ia frustasi sendiri, ia memutuskan untuk
berhenti dan mulai berpikir.
"Sidangku akan digelar sebentar lagi. Sidangku.."
Gumamnya sedih.
Tiba-tiab ada suara dari luar, Yoon Tae Soo adik iparnya (adik
kandung Ji Soo yang mencari mayat Ha Yeon). Tae Soo mengatakan kalau Jung Woo
tidak akan bisa keluar.
Jung Woo mengatakan kalau rokok itubukan miliknya. Tae Soo juga
tahu hal itu membuat Jung Woo terkejut. Tae Soo menjelaskan kalau sipir dan
kepala keamanan membeci Jung Woo seperti ia membenci Jung Woo walaupun ia tidak
tahu kenapa.
"Sidangku akan digelar sebentar lagi. Aku harus
mempersiapkannya. Aku tidak bisa berdiri di persidangan dengan keadaan seperti
ini. Tolong aku, Tae Soo." Mohon Jung Woo.
Tae Soo kesal, apa Jung Woo masih mau bilang kalau tidak membunuh
kakak dan keponakannya. Jung Woo menangis mengatakan kalai ia
tidakmengingatnya, ia akan membuktikannya di pengadilan. Ia masih punya waktu.
Ia harus mencari jalan keluar dari semua ini.
Tae Soo diam saja dengan mata penuh kebencian kepada Jung Soo.
Jung Woo memastikan,
"Ya. Kalau aku melakukannya.. Kalau aku melakukannya, aku
akan membayar semua dosaku. Tapi untuk membuktikan itu, aku perlu dokumennya.
Tolonglah aku, Tae Soo."
"Waktu itu, kau hanya bisa keluar saat ingatanmu hilang. Kau
mungkin saja tidak bisa keluar.. sebelum kau kehilangan ingatanmu lagi."
Tae Soo pergi dari sana mengabaikan panggilan-panggilan Jung Woo.
Jung Woo hanya bisa berbaring lemas di sel hukuman. Setiap petugas
mengawasinya ia selalu berada di posisi sama.
Kepala Penjara (Kepala Sipir) ditegur Min Ho karena Jung Woo belum
juga kehilangan ingatannya. Kepala Sipir menyuruhnya bersabar, masih ada satu
hari lagi sebelum persidangan, jadi tunggu saja. Setelah menutup telfon, kepala
sipir marah-marah,
"Dasar anak muda. Kalau memang dia sebegitu hebatnya, kenapa
dia tidak coba saja sendiri? Memangnya aku bisa mengontrol semuanya? Dia kan
hilang ingatan sendiri."
Lalu sipir yang memeriksa Jung Woo tadi masuk, melapor kalau Jung
Woo masih belum kehilangan ingatannya. Kepala Sipir makin kesal, apa yang harus
mereka lakukan kalau begini, ia kan tidak mungkin bisa membuka isi kepala Jung
Woo.
"Tidak bisakah kita melakukan sesuatu?" Tanya Kepala
Sipir.
"Aku tidak yakin. Sepertinya kita tidak bisa melakukan
apa-apa. Kita tunggu saja."
"Astaga. Harusnya dia suruh saja aku membunuhnya.
Permintaannya itu sedikit aneh." Gumam Kepala sipir.
Jung Woo bangun, ia melihat tulisan "Ibu" di lantai.
Lalu ia mulai menulis di lantai dengan kukunya. Dan saat petugas datang, ia
berbaring seperti posisi sebelumnya.
Jung Woo mencoba kembali saat petugas pergi, tapi menulis dengan
kuku tidak mudah, kukunya terus berdarah, ia sesekali berhenti karena
kesakitan. Pertama ia menggunakan jari telunjuk, lalu jari tengah sampai semua
jarinya berdarah. Jung Woo teringat perkataan Tae Soo kalau ia mungkin
saja tidak akan bisa keluar sebelum ingatannya hilang lagi.
"Bagaimana kalau.. Aku tidak.. mengenali mereka." Gumam
Jung Woo.
Dengan semanat itu, ia terus menulis tidak peduli dengan tangannya
yang terluka dan akhirnya ia berhasil menulis sebuah nama, Park Bong Goo.
--
Masa Kini --
Jung Woo yang kehilangan ingatan akan tulisan itu meminta penghuni
sel pojok untuk untuk membacakan tulisan yang ada di sana. Pnghuni sel itu
adalah Shin Cheol Sik. Cheol Sik menjawab ada tulisan disana "Park Bong
Gu."
Jung Woo menanyakan lagi, apa ada tulisan lain. Cheol Sik
membenarkan, memang ada tulisan lain. Jung Woo meminta Cheol Sik untuk membaca
tulisan itu.
Cheol Sik menjawab kalau ia tidak bisa membaca. Jung Woo tidak
percaya karena barusan Cheol Sik membaca nama "Park Bong Goo".
"Itu.. kebetulan saja, Jaksa Park Jung Woo." Jawab Cheol
Sik.
Jung Woo membantak, siapa Cheol Sik. Cheol Sik kecewa karena Jung
Woo tidak mengingatnya, ia mengatakan kalau mereka hampir mati gara-gara Jeong
Woo.
Jung Woo mengingat kata-kata itu, itu adalah kata-kata Cheol Sik,
ia juga ingat bagaimana mereka berdua bisa lolos dari maut. Ia jugalah yang
memenjarakan Cheol Sik atas tuduhan pembunuhan terhadap Kim Yong Joo.
Cheol Sik tersenyum karena Jung Woo mengingatnya. Ia bersikeras
kalau ia bukan pelakunya. Jung Woo berpikir sejenak tapi ia tidak punya cara
lain selain memohon pada Cheol Sik untuk mengatakan apa isi tulisannya.
Sementara itu Kepala Sipir bersama beberapa sipir menuju sel hukuman.
Jung Woo menyadari hal itu tapi Cheol Sik tetap diam saja,
akhirnya ia berhenti meminta tolong dan duduk diam.
Kepala Sipir membuka sel Cheol Sik dan menyuruhnya keluar. dua
sipir yang diajaknya diminta untuk menggeledah sel tapi mereka tidak menemukan
apa-apa. Kepala sipir lalu bertanya pada Cheol Sik, apa Cheol Sik melihat
sesuatu.
"Apa? Aku cuma makan.. dan baru saja mau tidur siang."
Jawab Cheol Sik dan hal itu membuat Kepala Sipir jengkel,
"Katakan kalau kau melihat sesuatu. Aku akan mengirimmu ke
sel gabungan."
Cheol Sik akan mengatakan sesuatu. Kepala sipir menantikannya dan
Jung Woo sudah was-was. Tapi Cheol Sik hanya mengatakan kalau ia melihat 3 lalt
disana. Kepala Sipir membalasnya dengan meninju perutnya lalu menyuruh sipir
bawahannya memasukkan Cheol Sik kembali kedalam sel.
Setelah semuanya pergi, Jung Woo bertanya kenapa Cheol Sik
berbohong. Vheol Sik tersenyum karena hanya ia yang tahu rahasia Jung Woo
sekarang. Jung Woo kesal, ia membenturkan kepalanya ke dinding.
Keluarga besarCha makan bersama karena hari ini ulang tahun Madam
Myung, Yeon Hee yang menyiapkan semua makanannya tapi ia tidak yakin akan
sesuai selera ibu mertuanya. Madam Myung mengatakan kalau semuanya enak.
"Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Apa ada yang kau
inginkan?" tanya Yeon Hee.
Min Ho menyarankan agar Yeong Hee pergi belanja dengan ibunya. Eun
Soo yang mendengar saran ayahnya berkata ingin ikut. CEO Cha memuji cucunya
yang sudah besar. Yeon Hee mengatakan kalau Eun Soo sudah mulai ikut kelas
sepak bola. CEO Cha senang, anak-anak memang harus banyak bermain di luar.
"Dasar. Kau ini mirip sekali dengn ayahmu."
Yeong Hee memandang Min Ho yang tersenyum. Madam Myung tiba-tiba
menanyakan Min Ho yang tidak datang, kenapa melakukan perjalanan lama sekali?
"Apa kau berhubungan dengannya terus, Seon Ho?"
Min Ho tersenyum menjawab iya. Madam Myung mengangguk mengerti.
Madam Myung kasihan pada Min So, ia minta Seon Ho menjaga dia baik-baik kalau
dia pulang nanti, supaya dia juga bisa merasa tenang.
Aku akan melakukannya. Jangan mencemaskan Min Ho." Jawab Min
Ho dengan senyum.
Sementara Yeon Hee hanya diam mendengarkan. CEO Cha lalu mengajak
Min Ho bicara berdua.
CEO Cha mengatakan bahwa "dia" memenangkan mendali emas
di Pertandingan Dunia. Min Ho tidak mengerti apa maksud ayahnya.
"Aku bicara soal Lee Chan Young. Chamyung adalah sponsornya.
Kau adalah kepala asosiasinya. Bagaimana bisa kau tidak tahu?"
Min Ho pura-pura mengerti setelah melirik seragam Anggar yang
dipajang di samping, ia minta maaf. CEO Cha menyuruh Min Ho mengatur pertemuan
untuk merayakan kemenangannya. Min Ho akan menggelar malam pesta untuk para
pendukung. CEO Cha merasa itu ide bagus, ia setuju.
"lalu... Kenapa kau tidak bertanding dengan Lee Chan Young
malam itu sebagai perayaan spesial?"
"Pertandingan?"
"Kau bisa melakukannya sebagai kepala asosiasi."
"Ayah itu.."
"Apa kau takut?"
Min Ho tidak bisa menolaknya. CEO Cha akan mentikannya lalu
keluar.
Min Ho memandangi seragam Anggar milik kakaknya. Tiba-tiba kepala
Sipir menelfon mengatakan kalau Jung Woo menolak menyerah untuk sidangnya. Min
Ho kesal, tapi ia tidak bisa marah-marah pada Kepala sipir, ia mengatakan ia
mengerti dan menutup telfon.
Min Ho melampiaskan kekesalannya dengan merubuhkan seragam Anggar
kakaknya itu. Ia kesal, "kanepa semua orang melakukan ini padaku?"
Joon Hyuk kembali ke ruangannya dan disana sudah ada Eun Hye yang
menunggunya. Joon Hyuk bertanya, aoa apa lagi. Eun Hye menanyakan apa yang
terjadi pada Jung Woo.
"Tentang apa? Dia membuat kekacauan dengan pulpen yang kau
bawa? Atau soal dia yang mengurungkan niat untuk membatalkan bandingnya? Jung
Woo... merasa cukup bingung dengan masalahnya sendiri.. bahkan kalau itu bukan
untukmu."
Eun Hye menjawab, ia hanya mencoba menolong Jung Woo. Joon Hyuk
mempertanyakan apa yang bisa Eun Hye bantu untuk Jung Woo. Jung Woo akan lebih
baik daripada Eun Hye di persidangan. Jung Woo akan menyampaikan pendapatnya
jauh lebih baik dari diri Eun Hye. Jadi bagaimana Eun Hye akan membantu Jung
Woo?
"Dia kehilangan ingatannya." Bantah Eun Hye.
"Bisa kau kembalikan lagi ingatannya itu?"
"Aku tidak bisa mengembalikan ingatannya, tapi aku bisa
menolongnya.. lebih dari yang sudah kau lakukan selama ini. Biarkan aku
menanyakan satu pertanyaan padamu. Tidak, dua pertanyaan. Apa kau membawa Park
Jung Woo yang sedang hilang ingatan ke persidangan.. sebagai jaksa, atau
sebagai temannya? Kedua, kalau Park Jung Woo kehilangan ingatannya lagi, apa
kau tetap akan menyeretnya ke persidangan tanpa mencoba
menangguhkannya?"
Jun Hyuk akan menjawab semuanya dalam satu jawaban. Bagaimana
kalau.. Jung Woo tidak kehilangan ingatannya? Eun Hye terkejut mendengarnya.
Jun Hyuk menjelaskan kalau Jung Woo kehilangan ingatan selalu di
waktu yang penting. Pertama, Di hari pemeriksaan TKP. Kedua, satu bulan
kemudian Jung Woo ingatannya lagi. Ketiga, di hari persidangan pertama Jung Woo
kembali kehilangan ingatannya.
"Itu terjadi lagi pada tanggal 31 Desember. Dan sehari
sebelum dia kehilangan ingatannya, dia mengatakan sesuatu padaku."
Jung Woo mengakui kalau ia yang melakukannya. Disana juga ada pengacaranya
yang dulu. Ia senang karena Jung Woo akhirnya mengakuinya. Sebelum pergi, ia
berpesan pada Joon Hyuk agar bermurah hati, toh mereka berdua adalah teman.
"Mungkin.. itu bukanlah yang terakhir. Dia mungkin akan
kehilangan ingatannya lagi dan lagi. Dia kehilangan ingatannya di hari-hari
penting. Dalam keadaan seperti ini, menurutmu seberapa besar aku bisa
mempercayainya? Apa itu cukup menjawab pertanyaanmu?"
Tapi Eun Hye masih merasa ada yang aneh, kalau benar Jung Woo
sengaja melakukannya, apa gunanya semua itu bagi Jung Woo, toh dia akan tetap
menghadapi hukuman mati.
"Hanya Jung Woo yang tahu jawabannya." Jawab Joon Hyuk.
Eun Hye berjalan sampai ke lobi gedung kejaksaan, ia melihat
tempat dimana ia dan Jung Woo dulu berdebat. Ia juga mengingat apa yang mereka
perdebatkan.
Waktu itu Jung Woo menasehati Eun Hye, Jika ingin menang harusnya
tidak boleh mempercayai terdakwa.
"Kau tahu kenapa kau selalu kalah? Karena kau selalu
mengambil kasus yang sudah jelas akan membuatmu kalah."
Eun Hye jadi ragu, apa Jung Woo benar-benar kehilangan ingatannya.
Joon Hyuk juga mengingat pertemuan terakhirnya dengan Jung Woo,
dimana Jung Woo sampai menangis mengatakan kalau ia tidak ingat apapun.
"Ulang tahun Ha Yeon masih terasa begitu hangat di ingatanku,
tapi aku tidak bisa mengingat hal lain."
Ia juga ragu, apa benar Jung Woo tidak bisa mengingat apa-apa?
Joon Hyuk lalu mengeluarkan foto dari dalam laci. Foto hari
pengangkatannya dan Jung Woo. Saat itu Ji Soo merangkul merea berdua.
#Kilas balik...
Mereka bertiga minum-minum di tempat Ji Soo untuk merayakan
kelulusan pengangkatan mereka menjadi jaksa. Ibu Ji Soo mendekat, ia tidak
mengerti kenapa putrinya kuat sekali minum.
"Aigoo.. Siapa yang akan menikahinya kalau dia begini?"
"Kenapa? Maksudku.. bukankah aku.. adalah wanita yang
lumayan."
Kedua pria itu menjawab kalau Ji Soo memang cukup lumayan, tidak
buruk tapi agak aneh. Ji Soo tidak mengerti apa maksudnya. Ibu menjelaskan
kalau maksud kedua pria itu adalah tidak puas dengan wanita seperti Ji Soo.
"Tidak, Bu." Jawab keduanya bersamaan.
Jung Woo melanjutkan kalau Ji Soo itu wanita yang keren tapi hanya
seujung kuku. Joon Hyuk lebih murah hati lagi, ia menilai Ji Soo keren sebayak
2 ruas jari.
Ji Soo mengerti, lalu ia menuang segelas penuh soju, barang siapa
yang menghabiskan isi gelas itu lebih dulu akan jadi menantu ibunya.
Joon Hyuk melihat Jung Woo, ia lalu akan mengambil gelas itu tapi
keduluan oleh Jung Woo yang langsung menenggaknya tuntas. Dan dengan begitu
Jung Woo menjadi menantu Ibunya Ji Soo.
#Kilas balik
selesai...
Joon Hyuk mendesah mengingatnya karena i terlambat sedetik saja
dari Jung Woo waktu itu.
Cheol Sik terus memaksa Jung Woo untuk mengabulkan permintaannya
jika memang ingin tahu apa tulisan di lantai sel pojok.
"Kau sudah membuat banyak masalah kan agar bisa dikirim ke
ruang hukuman?"
"Bagaimana bisa aku melakukan itu?!" Bentak Jung
Woo."
"Tepat sekali. Kita harus mencari cara. Apa kau berencana
mengeluarkanku, begitu? Aku hanya mau dikeluarkan dari sini. Kalau aku di sini
terus pikiranku rasanya jadi kosong. Coba lihat. "Aku tidak bisa
mengingat.. apa yang tertulis di lantai. Aku adalah orang bodoh". Kau dan
aku sama saja, dasar idiot!"
Jung Woo berdiri kesal, menegaskan kalau mereka tidak dalam sepatu
yang sama (senasib). Cheol Sik balik membentak, menegaskan kalau ia bukan
pelakunya! Ia dijebak dan bisa dalam masalah ini karen Jung Woo.
"Lakukan apa yang kau mau. Pikirkan dengan baik, Jaksa Park.
Siapa yang sangat putus asa di sini?"
Jung Woo meninju dinding saking kesalnya. Cheol Sik tertawa, pasti
sakit tuh!
Min Ho menghubungi seseorang (atasan kepala jaksa), menanyakan
kenapa Jung Woo mengajukan banding. Orang itu menjawab karena Jung Woo pasti
sudah gila.
"Apa?" Tanya Min Ho tak mengarti.
"Ha Ha Ha... Aku hanya bercanda. Hampir semua kejahatan
kekerasan berakhir di Mahkamah Agung. Jangan mencemaskan itu, Presdir Cha."
Min Ho mengerti. Ia kemudian menonton video Seon Ho tanding Anggar
dengan Lee Chan Young. Tapi ia tidak bisa berlama-lama.
Untuk mengurangi gugupnya, ia mencuci muka di toilet, dan saat ia
kembali ke ruangannya. Di mejanya sudah ada surat. Ia membukanya dan isinya
adalah rekam medis miliknya.
Min Ho kesal, ia cepat-cepat keluar mencari sipelaku dan ia
melihat sosok pria memakai jas hitam melarikan diri lewat tangga darurat. Min
Ho mengejarnya sampai ke lobi.
Ia disana berlarian mengejar pelaku sampai membuat para pegawainya
heran. Min Ho lalu berteriak menyuruh semuanya berhenti, Semua pun menurut dan
Min Ho melihat si pelaku berdiri di depan pintu keluar. Min Ho perlahan
berjalan ke arah si pelaku.
Saat Min Ho berjalan mendekati pria yang berdiri di pintu keluar,
tiba-tiba CEO Cha datang menghampiri Min Ho. "ada apa ini?", tanya
CEO Cha pada Min Ho. "tidak ada apa-apa, jawab Min Ho sembari menutupi
kegugupannya".
Min Ho melirik ke arah pintu, ternyata pria itu sudah tidak ada di
depan pintu keluar.