Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 1 Part 2
Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 2 Part 1
Waktu sudah
pagi, Yoo Mi baru terbangun setelah tertidur semalaman di dalam mobil. Saat dia
membuka matanya, dia kaget karna dia tidak mengenakan pakaian, hanya berselimut
sebuah jaket dan di sampingnya ada seorang pria yang masih tertidur pulas tanpa
memakai baju, hanya berselimut jaket hitam. Yoo Mi nampak panik dan melongo
melihat keadaan di dalam mobil itu, kemudian terdengar suara orang dari sekitar
pantai. Yoo Mi makin bingung, kemudian dia mengambil baju yang ada di atas dada
pria itu, kemudian juga mengambil semua pakaiannya dan lari keluar meninggalkan
mobil itu. Warga yang ada disekitar pantai melihat Yoo Mi yang berlari sambil
membawa pakainnya dan menanyakan siapa perempuan itu dengan menunjuk ke arah
Yoo Mi.
3
tahun kemudian...
Pagi itu,
Jin Wook dan Yoo Mi mulai beraktivitas seperti biasanya. Bangun pagi, mandi dan
bersiap berangkat kerja. Yoo Mi mengejar bis sementara Jin Wook naik mobil
mewahnya bersama Sekretaris Jang yang hari ini berpakaian setelan jas hijau
dari atas sampai ke bawah.
Sekarang Jin
Wook sudah menjadi seorang direktur yang sangat workaholic di perusahaannya,
Daebok Group.
Setibanya di
kantor, dia langsung melihat ramai pegawai sedang menatap poster dirinya yang
menjadi model pakaian dalam. Sekretaris Jang melapor kalau respon publik sangat
bagus dibanding edisi sebelumnya.
"Tentu
saja," narsis Jin Wook.
Dia lalu
rapat bersama para eksekutif dimana dia mempresentasikan video iklan produk
pakaian dalam pria yang dimodelinya sendiri itu dan melaporkan peningkatan
penjualan produk pakaian dalam itu. Ketua Cha tampak begitu bangga dengan hasil
kerja putranya itu.
Semua orang
bertepuk tangan kecuali seorang direktur yang tampak jelas melakukannya dengan
setengah hati. Dengan nada agak sinis, Direktur itu bertanya-tanya siapa yang
sudah memberinya ide untuk menjadikan dirinya sendiri sebagai model.
"Sudah
seharusnya seorang pebisnis mengubah krisis menjadi sebuah kesempatan,"
jawab Jin Wook yang sontak membuat Direktur itu terdiam dan Ketua Cha langsung
bertepuk tangan dengan penuh kebanggaan.
Saat Ketua
Cha keluar dari ruang rapat, ia memuji Jin Wook dan mengaku bangga dengan hasil
kerjanya. Jin Wook dengan serius berkata kalau dia akan mengirimkan rencana
bisnis internasional akhir minggu ini. Tapi Ketua Cha tak peduli, lebih
penasaran kapan Jin Wook akan menikah.
Jin Wook
mengacuhkan pertanyaannya dan terus saja nyerocos tentang pekerjaan dan bisnis.
Ketua Cha juga tak mau kalah dan terus bertanya, kapan Jin Wook akan punya
bayi? Frustasi, Jin Wook menegaskan kalau dia tidak berencana punya anak, ada
banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.
"Kau
sudah berumur 32 tahun. Kapan kau akan menikah dan memberiku cucu? Aku
menyuruhmu untuk berhenti bermain-main, bukan untuk menjadikanmu seorang
biksu."
"Lalu
apa Ayah mau aku mendonasikan spermaku di suatu tempat biar Ayah bisa segera
menimang cucu?"
Ketua Cha
jelas kesal mendengarnya. Tapi Jin Wook cepat-cepat mengakhiri percakapan ini
sampai di sini dan kembali ke ruang meeting.
Semua orang
langsung berdiri begitu dia masuk. Jin Wook langsung menyuruh mereka semua
duduk. Tapi si Direktur sinis tadi, dengan sengaja menutup buku laporannya
dengan suara keras lalu beranjak bangkit dan mengajak timnya pergi, dia ada
urusan lain yang lebih penting jadi tidak perlu lama-lama di sini.
Setelah
mereka pergi, Jin Wook memperhatikan para pegawai yang lain duduk diam dengan
tegang. Apa mereka mengantuk? Ini bukan tempat formal jadi nikmatilah makan
siang mereka. Tapi saat para pegawai hendak melahap makanan mereka, Jin Wook
malah membahas pekerjaan lagi. Siapa yang mengusulkan stategi pemasaran musim
ini?
Seorang
pegawai langsung terbatuk-batuk mendengar pertanyaan itu. Dia berusaha menjawab
pertanyaan Jin Wook, tapi Jin Wook langsung menyelanya, mengkritik kinerjanya
dan menyuruhnya untuk membuat produk mereka diminati banyak orang.
Dia melihat
semua orang terdiam tegang. Dia langsung meminta maaf dan mengajak mereka
meneruskan makannya. Tapi lagi-lagi, belum juga makanan itu sampai mulut, Jin
Wook kembali menyinggung masalah pekerjaan lagi, marah-marah mengkritik kerja
buruk semua orang. Dialah yang menyelamatkan Daebok dari krisis, masa cuma dia
yang kerja di sini.
"Jangan
pernah berpikir untuk digaji kalau kalian kerjanya seperti ini! Buat kembali
seluruh strategi pemasaran dan serahkan padanya besok. Buat aku terkesan."
Perintahnya.
Baru saja
dia berbalik mau pergi, dia malah mendengar para pegawai menggumamkan berbagai
gerutuan. Dia langsung berbalik kembali, kenapa? Ada masalah? Sontak semua
pegawai serempak bilang tidak. Tapi begitu dia keluar, mereka semua langsung
mengeluarkan obat, bos mereka yang satu itu benar-benar membuat mereka stres.
Yoo Mi
sekarang bekerja di kantin sekolahan SD. Tampaknya dia cukup akrab dengan
murid-murid di sana. Menu hari itu adalah hotdog yang jelas kesukaan anak-anak
sampai mereka minta dibuatkan hotdog setiap hari. Tapi kemudian dia mengumumkan
kalau hari ini adalah hari terakhirnya bekerja di sini.
Seorang anak
tak percaya, mengira dia berbohong. Tapi Yoo Mi serius, mereka tidak akan
bertemu lagi mulai besok dan berpesan pada mereka, "Biarpun aku tidak di
sini, habiskan semua makanan kalian dan jangan pilih-pilih makanan. Kalian
harus makan semuanya, mengerti?"
Anak-anak
langsung protes, tak rela Yoo Mi pergi meninggalkan mereka sampai membuat Yoo
Mi jadi tak enak sendiri.
Malam
harinya, Yoo Mi berkumpul bersama teman-temannya. Tapi saat teman-temannya
minum bir, Yoo Mi hanya minum cola. Sepertinya kejadian waktu itu membuatnya
tak mau lagi minum alkohol.
Hari ini
mereka merayakan kesuksesan mereka semua yang akhirnya bisa bekerja jadi ahli
gizi di berbagai tempat yang berbeda. Ada yang bekerja di universitas, ada pula
yang dirumah sakit, sementara Yoo Mi bekerja di sebuah perusahaan... Daebok
Group. OMO! bakalan ketemu nih.
Sontak
ketiga temannya langsung iri. Itu kan perusahaan terkenal karena produk pakaian
dalamnya. Bekerja di perusahaan itu yang terbaik, apalagi dia bisa merayu cowok
di sana.
Saat dia
hendak menyeberang jalan, dia melihat sebuah mobil putih berhenti di zebra
cross yang mirip dengan mobil pria yang bersamanya waktu itu. Tapi saat Yoo Mi
melihat pengemudinya, ternyata dia seorang wanita. Tapi hal itu langsung
membuatnya kembali teringat pada pria itu dan malam mesra mereka.
Kenangan itu
membuatnya langsung cegukan sekaligus menyadarkannya dari lamunan. Lampu lalu
lintar mulai berbunyi, Yoo Mi pun buru-buru menyeberang jalan tanpa menyadari
layar di atasnya menampilkan iklannya Jin Wook dan bodi seksinya.
Jin Wook
baru sampai rumahnya tapi malah mendapati ada yang aneh dari kucingnya si
Blackey. Oh, ternyata si Blackey akan jadi Ibu. Wah, Jin Wook tak menyangka,
orang bilang kucing yang pendiam adalah kucing yang harus lebih diperhatikan.
Dasar! Dia lalu menaruh Blackey didalam sebuah kardus lengkap dengan makanan
dan minumannya.
Tapi begitu
masuk kembali ke dalam rumahnya, Jin Wook tampak begitu kesepian. Lagi-lagi dia
menciumi selimut kesayangannya dengan sedih, "Sekarang... baunya sudah
hilang," gumamnya.
Yoo Mi
ketiduran di meja sebuah cafe milik temannya, Jung Hyun Tae. Dia mencoba
membangunkan Yoo Mi, tapi Yoo Mi malah langsung menamparnya. Hyun Tae jelas
langsung protes, kenapa juga Yoo Mi tidur di sini padahal rumahnya ada di atas,
pakai acara mendengkur lagi.
"Aku
ketiduran saat sedang membaca."
"Mimpi
macam apa yang kau impikan setelah membaca buku ini?"
Terserah dia
dong mau mimpi apapun. Tapi ngomong-ngomong, usahanya Hyun Tae sepertinya
sedang bagus, dia masih punya pelanggan di jam selarut ini. Hyun Tae malah
mengeluh karena sebenarnya dia sudah capek. Sebaiknya Yoo Mi naik saja dan
istirahat, besok kan hari pertamanya kerja.
Yoo Mi pun
beranjak pergi tapi saking ngantuknya, dia sampai tidak lihat jalan dan
akhirnya nubruk pintu. Setibanya di kamarnya, Yoo Mi langsung berbaring sambil
memikirkan perusahaan barunya nanti. Sepertinya dia baru akan tahu apakah
perusahaan itu benar-benar hebat atau tidak saat dia bekerja di sana besok.
Kenangan itu
membuatnya langsung cegukan sekaligus menyadarkannya dari lamunan. Lampu lalu
lintar mulai berbunyi, Yoo Mi pun buru-buru menyeberang jalan tanpa menyadari
layar di atasnya menampilkan iklannya Jin Wook dan bodi seksinya.
Jin Wook
baru sampai rumahnya tapi malah mendapati ada yang aneh dari kucingnya si
Blackey. Oh, ternyata si Blackey akan jadi Ibu. Wah, Jin Wook tak menyangka,
orang bilang kucing yang pendiam adalah kucing yang harus lebih diperhatikan.
Dasar! Dia lalu menaruh Blackey didalam sebuah kardus lengkap dengan makanan
dan minumannya.
Tapi begitu
masuk kembali ke dalam rumahnya, Jin Wook tampak begitu kesepian. Lagi-lagi dia
menciumi selimut kesayangannya dengan sedih, "Sekarang... baunya sudah
hilang," gumamnya.
Yoo Mi
ketiduran di meja sebuah cafe milik temannya, Jung Hyun Tae. Dia mencoba
membangunkan Yoo Mi, tapi Yoo Mi malah langsung menamparnya. Hyun Tae jelas
langsung protes, kenapa juga Yoo Mi tidur di sini padahal rumahnya ada di atas,
pakai acara mendengkur lagi.
"Aku
ketiduran saat sedang membaca."
"Mimpi
macam apa yang kau impikan setelah membaca buku ini?"
Terserah dia
dong mau mimpi apapun. Tapi ngomong-ngomong, usahanya Hyun Tae sepertinya
sedang bagus, dia masih punya pelanggan di jam selarut ini. Hyun Tae malah
mengeluh karena sebenarnya dia sudah capek. Sebaiknya Yoo Mi naik saja dan
istirahat, besok kan hari pertamanya kerja.
Yoo Mi pun
beranjak pergi tapi saking ngantuknya, dia sampai tidak lihat jalan dan
akhirnya nubruk pintu. Setibanya di kamarnya, Yoo Mi langsung berbaring sambil
memikirkan perusahaan barunya nanti. Sepertinya dia baru akan tahu apakah
perusahaan itu benar-benar hebat atau tidak saat dia bekerja di sana besok.
Keesokan
harinya, Yoo Mi akhirnya tiba di depan gedung Daebok dan tepat saat itu juga,
lagi-lagi dia menemukan uang koin 500 won.
Tepat saat
dia berjalan masuk, Jin Wook juga baru tiba bersama Sekretaris Jang yang hari
ini mengenakan pakaian serba coklat dan langsung nyerocos panjang lebar tentang
jadwalnya Jin Wook hari ini.
Tapi Jin
Wook tampak tidak sehat. Sekretaris Jang jadi khawatir, apa dia tidak tidur
lagi? Jin Wook meremehkannya, sudah biasa. Lalu bagaimana dengan makanan? Jin
Wook lagi-lagi meremehkannya, dia sendiri yang akan mengurus masalah itu.
"Tolong
jaga diri anda. Anda bisa pingsan kalau begini terus."
Tanpa mereka
sadari, mereka berdiri saling membelakangi, sama-sama menunggu lift. Jin Wook
penasaran melihat penampilan Sekretaris Jang, dia tidak mengenakan pakaian
dalam yang serasi juga, kan? Sekretaris Jang dengan santainya menawari Jin Wook
untuk melihatnya sendiri, tapi Jin Wook masa bodoh dan langsung masuk lift.
Mereka masuk
lift masing-masing secara bersamaan. Dan tepat sebelum pintu lift menutup, Jin
Wook melihatnya dan langsung mendelik shock mengenali wajah Yoo Mi. Saking
kagetnya, sakit kepalanya kembali kumat dan hampir saja pingsan.
"Apa
kau melihatnya?" tanyanya pada Sekretaris Jang. "Perempuan yang
mengenakan pakaian hitam, yang barusan masuk lift."
Sekretaris
Jang malah heran dan langsung menempelkan tangannya di dahi Jin Wook. Dia tidak
apa-apa, kan? Sepertinya tidak demam.
Yoo Mi
akhirnya sampai di kafetia kantor dan dapurnya yang sangat luas dan mewah. Tapi
tempat itu tampak sepi, sepertinya pegawai dapur belum ada yang datang. Dia
langsung masuk mencari kantor departemen gizi hingga akhirnya dia menemukan
meja kerja kecil di bagian pojok.
Didalam
kardus di atas meja itu, ada label nama ahli gizi sebelumnya. Jelas itulah meja
kerjanya. Tak apa lah, yang penting dia punya pekerjaan. Dia langsung memakai
jas putih yang tersampir di sana dan mengaca dengan senyu lebar, bangga pada
dirinya sendiri.
Tapi
kemudian saat para koki datang, mereka malah menatapnya dengan sinis. Dia
memperkenalkan dirinya dengan senyum ceria. Tapi diantara keempat koki itu,
hanya lee Eun Bi yang menyambutnya, yang lain terus saja mempelototinya dengan
dingin.
Kepala koki,
Wang Bok Ja, langsung menginterogasinya dan makin sinis saat tahu kalau Yoo Mi
sebelumnya kerja di kantin sekolah SD dan langsung menegaskan kalau makan siang
perusahaan sangat berbeda dari makan siang dia sekolah. Beda jumlah orang dan
porsinya dan itulah tidaklah mudah.
"Yah,
saya akan bekerja keras..."
"Tidak.
Jangan bekerja keras," sinis Koki Wang.
"Koki
kami ini benci dengan hal itu," ujar Lee Shin Hwa.
"Para
pekerja baru selalu ingin bekerja keras tapi malah mengacaukannya saja,"
timpal Kang Je Ni.
"Fokus
pada tugasmu dan kami yang akan menangani sisanya," tegas Koki Wang.
Yoo Mi jadi
bingung, lalu apa yang harus dia lakukan. Eun Bi berniat mengajaknya keliling,
tapi Je Ni langsung merebut tugas itu lalu menyeret Yoo Mi keluar. Sepertinya
dia cuma memanfaatkan Yoo Mi untuk bisa bolos kerja.
Dalam
perjalanan keliling kantor, Je Ni memberitahu Yoo Mi kalau dia harus emmbawa
sendiri bahan makanannya ke dapur. Yoo Mi penasaran dengan Koki Wang yang
tampak tidak ramah itu, lama-kelamaan dia akan bersikap lebih baik, kan? Je Ni
menyangkalnya, tidak usah berharap Koki Wang akan seperti itu. Ahli gizi yang
sebelumnya, berhenti gara-gara Koki Wang.
Tepat saat
itu juga, Sekretaris Jang lewat. Dia melirik Je Ni sebentar lalu pergi. Je Ni
langsung mendesah, Sekretaris Jang itu seksi sekali, matching mulai dari atas
sampai ke bawah. Dia siapa? tanya Yoo Mi.
"Dia
sekretaris direktur."
"Ah,
dia punya style yang unik. Kupikir semua sekretaris memakai pakaian dominan
hitam."
Itu cara
Sekretaris Jang menghilangkan stres. Sifat direktur di perusahaan ini sangat
keras. Dia suka sekali menggunakan timer yang biasanya dipakai di dapur untuk
meeting. Mereka menyebutnya bom waktu. Yoo Mi jadi merinding mendengarnya.
Apa Direktur
makan di kafetaria? Tidak, Je Ni sudah setahun bekerja di sini dan tidak pernah
sekalipun melihat Direktur makan di kafetaria. Dia dengar kalau Direktur cuma
makan roti dan ramen karena tidak punya waktu untuk makan.
"Itu
kan tidak sehat," gumam Yoo Mi cemas.
"Tapi,
otot dan tubuhnya masih saja tetap fit. Aku ingin sekali menelanjanginya suatu
hari." Desah Je Ni.
Jin Wook
termenung mengingat melihat wajah Yoo Mi didalam lift tadi. Tapi lamunannya
buyar saat Sekretaris Jang datang, mengabarkan kalau dia harus rapat.
Di dapur,
Yoo Mi menanyakan masalah kartu akses pada Eun Bi dan Eun Bi pun menyuruhnya
untuk mengambilnya di Departemen Akuntan. Tapi saat Yoo Mi turun di suatu
lantai, dia malah baru sadar kalau dia salah lantai gara-gara tadi melamun
didalam lift. Dia hendak balik ke lift tapi terlambat.
Sambil
menunggu lift, dia melempar koinnya tapi meleset saat hendak menangkapnya. Koin
itu langsung menggelinding entah kemana. Sebuah lift terbuka saat itu, tapi Yoo
Mi masih mencari koinnya dan akhirnya menyuruh orang didalam lift untuk duluan
saja.
Yang tidak
diketahuinya, uang koin itu sekarang sudah berada di tangan Jin Wook yang
membawanya ke ruang rapat. Dia langsung menyetel timernya dan menyindir sebutan
mereka pada benda itu, "Kudengar kalian menyebut ini 'Bom Waktu'. Aku
ingin memberikan hadiah pada pemberi nama itu, aku menyukai nama itu."
Dia lalu
memulai rapatnya, mari kita selesaikan sebelum waktu habis. Semua pegawai mulai
bergantian mengutarakan ide-ide mereka. Tapi semuanya ide konyol, ada yang
mengusulkan diadakan sebuah event, bahkan ada pula yang mengusulkan untuk
mengundang astronot.
Waktu habis dan tak ada satupun yang berhasil
mengutarakan ide yang bagus. Jin Wook langsung menggeberak meja dengan penuh
amarah. Dia bangkit sambil marah-marah, tapi tiba-tiba saja kepalanya pening
dan telinganya berdengung lalu terjatuh pingsan.
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 2 Part 2