.

Sinopsis My Secret Romance Episode 4 Part 1

Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Chicago Typewriter Episode 4 Part 1


Drama Korea My Secret Romance



Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 3 Part 2


Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 4 Part 1


Jin Wook menggenggam tangan Yoo Mi kemudian menyeretnya keluar dari dapur. Teman-teman Yoo Mi sontak langsung saling berbisik melihat kejadian itu. Sedang Hye Ri hanya bisa tertunduk malu di depan kru dapur.

Yoo Mi berusaha protes, tapi Jin Wook terus menyeretnya sambil meyakinkan kalau dia tidak akan mengigit. Yoo Mi menampik tangannya, dia sibuk. Kesal, Jin Wook langsung menggenggam tangannya lagi, memangnya Yoo Mi jauh lebih sibuk darinya? Ikut saja. Hye Ri keluar tepat saat dia melihat Jin Wook membawa Yoo Mi pergi, kontan dia mengepalkan tangannya dengan penuh amarah.

Jin Wook baru melepaskan tangan Yoo Mi setibanya di lobi yang banyak orang. Gara-gara Jin Wook tadi menyeretnya dadakan, Yoo Mi jadi tak sadar kalau dia masih membawa nampannya. Jin Wook memperingatkannya untuk tidak coba-coba menyogoknya dengan makanan tadi dan fokus saja pada tugasnya.

Dia lalu membawa Yoo Mi ke sebuah restoran dan memesankan steak cincang untuk mereka berdua. Yoo Mi bertanya-tanya kenapa Jin Wook membawanya kemari. Menurut Yoo Mi kenapa orang paling sibuk di perusahaan seperti dirinya, meluangkan waktunya yang berharga untuk membawa Yoo Mi kemari.

Ah, Yoo Mi tersenyum mengerti. Tapi kemudian Jin Wook berkata kalau makanan di restoran ini lebih sesuai seleranya dibandingkan tempat lain dan dia membawa Yoo Mi kemari biar Yoo Mi bisa mempelajarinya. Jika Yoo Mi berpikir kalau dia membawa Yoo Mi kemari karena punya alasan lain, maka Yoo Mi sudah salah paham.

Malu, Yoo Mi berusaha menyangkal. Tapi Jin Wook sangat yakin dia sudah salah paham, jadi sebaiknya dia singkirkan pikirannya itu. Yoo Mi pun buru-buru mengalihkan topik dengan mencicipi steak cincangnya. Tapi dia penasaran, wanita tadi adalah penyiar Joo Hye Ri, kan?

"Apa kalian pacaran?"

"Jika pria sedang bersama wanita, apakah itu artinya mereka pacaran?"

"Soalnya... cara kalian berinteraksi terlihat agak tidak biasa."

"Imajinasimu unik sekali," gumam Jin Wook. Tiba-tiba dia jadi ingat dengan novel er*tis-nya Yoo Mi yang pernah jatuh menimpa hidungnya dulu. Judulnya saja sangat eksplisit sampai dia mengingatnya sampai sekarang. Malu, Yoo Mi berusaha menyangkal dan protes demi menyelamatkan harga dirinya.

"Dia putrinya guru SMA-ku. Jadi tolong jangan berasumsi."

Baiklah. Tapi apa maksud Jin Wook tadi, saat Jin Wook bilang kalau dia hanya akan makan masakannya? Memangnya apa lagi maksudnya, tentu saja maksudnya yah hanya itu. Yoo Mi adakah ahli gizi pribadinya, karyawan di perusahaannya. Sepertinya Yoo Mi sering sekali salah paham.

Yoo Mi protes menyangkalnya, Jin Wook lah yang begitu. Dulu saja Jin Wook sampai memasukkannya ke ambulance. Mendengarnya, Jin Wook langsung meletakkan kembali garpunya.

"Mari memperjelas situasi diantara kita. Mari kita membedakan antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan. Masa lalu adalah masa lalu. Jangan memiliki perasaan padaku hanya karena kau menyiapkan makananku. Sama seperti yang pernah kau katakan..." Tak ingin didengar orang lain, Jin Wook pun menyuruh Yoo Mi mendekat lalu berbisik "Ini cuma... cinta satu malam."

Yoo Mi langsung tegang seketika sampai cegukannya kumat lagi.

Selesai makan, Jin Wook mengingatkan Yoo Mi untuk melakukan penelitian untuk menciptakan rasa yang sama seperti makanan tadi. Dia ingin sekali makan makanan yang enak.

Baik, jawab Yoo Mi lemah. Dia berbalik pergi dan hendak membuka pintu saat tiba-tiba saja Jin Wook menariknya kembali hingga dia menempel ke dadanya Jin Wook. Sontak keduanya jadi gugup satu sama lain. Yoo Mi sendiri sampai cegukan lagi.

Jin Wook cepat-cepat melepaskan diri sambil pura-pura ngomel, memangnya matanya Yoo Mi itu cuma untuk dekorasi apa? Apa dia tidak lihat pintu yang mau dia buka itu tidak bisa dibuka. Dia langsung membuka bagian pintu yang benar dan keluar duluan, tapi tetap saja cegukannya Yoo Mi tak kunjung berhenti.

Malam harinya, Jin Wook termenung memikirkan saat Direktur Maeng menelepon entah siapa dan berkata pada orang itu kalau dia berniat menyingkirkan staf dapur dan menggantinya yang baru bulan depan.

Jin Wook bergumam sendiri kalau dia tidak akan membiarkan itu terjadi, dia tidak akan membiarkan Direktur Maeng lepas dari pengaruh jahatnya semudah itu. Ini baru permulaan.

Dia lalu membuka kotak perhiasannya yang langsung membuatnya teringat kembali akan kejadian pagi hari di pantai 3 tahun yang lalu, saat dia mencengkeram sumpalan payudara itu dengan penuh amarah sambil jejeritan gaje kalau dia hebat dalam hal 'itu'. (Wkwkwk, sepertinya isinya sumpalan payudara)

Jin Wook langsung menutup kembali kotak itu sambil menggerutui dirinya sendiri. Kenapa dia masih menyimpan benda ini? Dia kan bukan orang cab*l.
         
Keesokan harinya, Direktur Maeng mengajak Jin Wook dan beberapa eksekutif makan siang di cafetaria. Direktur Maeng beralasan kalau dia hanya ingin mereka melakukan inspeksi sekaligus meningkatkan image mereka. Dia dengar masakan yang dibuat si ahli gizi itu tidak enak. Bukankah itu artinya orang itu tidak layak.

"Kurasa anda terlalu berlebihan. Tidak mudah untuk memenuhi standarku," ujar Jin Wook.

Kru dapur jelas kaget mendadak kedatangan para eksekutif. Kenapa tiba-tiba mereka kemari? Entahlah, mungkin mereka mau pura-pura jadi orang biasa. Para koki langsung ribut harus menyajikan makanan apa enaknya.

Yoo Mi berpikir sejenak lalu mengusulkan agar mereka menyajikan steak cincang saja. Tapi mereka tidak punya daging sapi. Tidak masalah, pakai saja daging babi yang tersedia, dia punya resepnya.

Beberapa saat kemudian, Yoo Mi bersama para koki menyajikan steak daging itu di hadapan para eksekutif. Begitu melihat menunya, seorang direktur langsung memuji pilihan menu yang Yoo Mi buat. Yoo Mi pun segera menjauh tapi tetap cukup dekat untuk melihat reaksi mereka.
Direktur Maeng menatap steak itu dengan sinis. Belum juga dia sempat mencicipinya, Jin Wook memanggilnya dan menanyakan apakah rasanya sesuai selera Direktur Maeng. Dia baru mau mencicipinya. Oke, silahkan. Tapi belum sampai daging itu ke mulutnya, Jin Wook ngomong lagi.

"Aku tidak menyangka kalau anda punya banyak ketertarikan terhadap sesuatu hal tidak penting seperti layanan makan perusahaan. Anda pasti sangat sibuk karena itu."

Direktur Maeng jadi tegang dan beralasan kalau dia hanya memikirkan kesejahteraan para karyawan. Jin Wook menyelanya dan memperingatkan Direktur Maeng untuk memikirkan promosinya sendiri saja dan perpanjangan kontraknya bulan depan daripada memikirkan masalah layanan makan perusahaan.

Direktur Maeng sontak tegang dan tiba-tiba saja sesak nafas (entah pura-pura atau beneran), dia pun buru-buru pergi dengan alasan asmanya kambuh. Sekretaris Jang sampai heran, apa Direktur Maeng selalu kena serangan asma?

Puas, Jin Wook pun mempersilahkan direktur yang lain untuk menikmati makan siang mereka. Jin Wook sendiri mulai mencicipi makanannya dan langsung kaget. Dia menoleh ke Yoo Mi dengan keheranan lalu berbalik kembali sambil memberi isyarat jempol. Yoo Mi tersenyum melihatnya.

Saat sedang bersih-bersih, kru dapur langsung menggosipkan hubungan Jin Wook dan Hye Ri. Yoo Mi langsung menyangkalnya. Dia sudah menanyakannya pada Jin Woo dan Jin Wook sendiri yang bilang kalau mereka tidak pacaran, Yoo Mi itu cuma putri guru SMA-nya Jin Wook.

"Sepertinya kau jadi dekat dengannya selama membuat makanan untuknya sampai bisa menanyakan itu padanya," komentar Je Ni.

Yoo Mi langsung menyangkalnya dengan canggung, cuma kebetulan saja kok mereka membahas hal itu. Eun Bi langsung mengeluhg iri pada Yoo Mi. Mengalihkan topik, Yoo Mi usul agar mereka makan malam bersama malam ini. Kecuali Koki Wang, yang lain setuju.



Di diskotik, Hye Ri mengenakan topeng saat dia berjoget seksi bersama sekumpulan cowok yang mengerubunginya. Yoo Mi cs tiba di sana tak lama kemudian. Sementara yang lain joget-joget, Yoo Mi malah cuma tepuk tangan canggung. Je Ni sampai heran, apa ini pertama kalinya Yoo Mi masuk diskotik.

"Apa kau ada rasa dengan Direktur Cha?" Tanya Je Ni. Yoo Mi berusaha menyangkal, tapi Je Ni masih curiga karena Jin Wook bukan tipe orang yang akan turun ke kafetaria.

Lagi asyik menikmati suasana, Yoo Mi tiba-tiba melihat wanita bertopeng yang mirip Hye Ri sedang menggoyangkan tubuh seksinya. Perlahan dia mendekat untuk melihat lebih jelas. Tapi di tengah jalan, seorang pria asing bertopeng tiba-tiba menghadangnya. Yoo Mi kontan ketakutan dan buru-buru kabur.

Puas berdansa, Hye Ri melepas topengnya. Kesal teringat saat Jin Wook dengan sengaja menggenggam tangan Yoo Mi tepat di hadapannya, Hye Ri pun langsung menelepon seorang direktur (Hmm, Direktur Maeng?) dan berkata kalau dia dia mau melakukannya, dia akan melakukannya apapun yang terjadi.

Di rumah, Ibu menyuapi putra kecilnya lalu menyuruh Dong Goo untuk menunjukkan sisi imutnya pada noona. Dong Goo langsung ngedip-ngedip imut pada noona-nya. Tapi Yoo Mi acuh dan berkata pada Ibu kalau dia tidak mampu membiayai mereka bertiga.

"Aku tidak numpang gratis, aku akan memberimu biaya hidup."

"Bnear. Ibu bisa bekerja paruh waktu. Apa saja tidak masalah asalkan Ibu tidak syuting film lagi."

"Hei, Ibumu ini masih muda. Jika aku memutuskan..."

Yoo Mi langsung menggebrak meja dengan marah, awas saja kalau ibu sampai melakukannya, dia akan memutuskan hubungan dengan mereka. Ibu langsung kesal, dia kan aktris, tentu saja dia harus membuat uang lewat akting. Aktris er*tis bukan aktris yang sebenarnya!



Kesal, Yoo Mi langsung keluar dan melihat Hyun Tae hendak pergi dengan motornya. Yoo Mi langsung meminta Hyun Tae untuk memboncengnya. Nggak mau. PLAK! Yoo Mi langsung menepak kepalanya. Hyun Tae akhirnya menyerah dan membawanya berkendara.

Yoo Mi antusias banget sampai ngotot menyuruh Hyun Tae ngebut. Mereka lalu berhenti untuk menikmati pemandangan kota. Yoo Mi malas pulang, rumahnya sudah sempit tapi Ibunya malah bawa anak kecil. Hyun Tae dengan hati-hati mengajukan usul, bagaimana kalau Yoo Mi mau tinggal bersamanya saja? Dia akan kasih tempat tidur untuk Yoo Mi.

"Bagaimana kalau kau tampung Ibuku saja?" Usul Yoo Mi "Aku bahkan akan memberikan bonus anak itu secara cuma-cuma."

"Itu candaan kejam."

"Aku serius." Kata Yoo Mi dengan muka lempengnya.

Seorang wanita tiba-tiba mendekati Hyun Tae dan memperkenalkan dirinya sebagai pelanggan tetap di cafenya Hyun Tae. Dia ingin meminta nomor teleponnya Hyun Tae. Tapi Hyun Tae malah bilang kalau dia sedang kencan dengan Yoo Mi sekarang.

Saat Yoo Mi menyangkal, Hyun Tae langsung merangkul Yoo Mi dan berkata pada wanita itu kalau dia mengganggu acara kencan mereka. Wanita itu akhirnya pergi. Yoo Mi langsung menjewer kuping Hyun Tae dengan kesal, dia kan sudah bilang untuk berhenti memanfaatkannya. Hyun Tae balas protes, mereka kan bisa saling membantu sebagai teman.

"Dia cantik kok. Kenapa kau tidak mencobanya saja."

"Kau lebih cantik." Kata Hyun Tae. Sepertinya dia tulus, tapi Yoo Mi menuduhnya berbohong lagi. Dia berbalik tanpa menyadari tatapan Hyun Tae padanya.

Keesokan harinya, Yoo Mi sibuk mengecek isi kulkas. Je Ni heran melihatnya, apa dia tidak akan mengantarkan makanan? Jin Wook sedang dalam perjalanan bisnis, jadi bisa dibilang kalau ini adalah liburan untuknya.

Jin Wook bersama para rekannya, makan siang bersama di sebuah restoran. Dia dan Sekretaris Jang kompak mengibas serbet-serbet mereka dan mencicipi makanan yang sama dan sama-sama menyukai rasanya.

Tapi dalam perjalanan pulang, Jin Wook entah mengapa merasa ada sesuatu yang hilang. Mangira Jin Wook masih lapar, Sekretaris Jang menawarkan untuk mampir di restoran lain. Tidak, dia tidak selapar itu. Dia hanya menginginkan sesuatu yang lebih simple.

"Apa mungkin maksud anda adalah makanan perusahaan kita?"

Ah, betul. Jin Wook pun langsung menelepon Yoo Mi, sama sekali mengacuhkan Sekretaris Jang yang mencoba mengingatkannya kalau sekarang weekend. Tapi yang menjawabnya malah suara anak kecil yang memanggilnya, "Omma?" (wkwkwk)

Yoo Mi sendiri baru keluar dari kamar mandi dan mendapati Dong Goo sedang memegang ponselnya. Dia buru-buru merebutnya dan beralasan kalau barusan bangun tidur dan dia kira yang menelepon Ibunya. Ngomong-ngomong, kenapa Jin Wook menelepon.

"Aku belum makan," kata Jin Wook. Bohong banget. Sekretaris Jang sampai langsung meliriknya via spion. "Datanglah ke rumahku dan siapkan makanan."

Yoo Mi berusaha protes karena ini akhir pekan. Tapi Jin Wook tidak mau tahu, lagian Yoo Mi sudah punya beberapa hari bebas selama dia pergi. Jangan telat. Dia bahkan mengirim pesan kalau dia akan tiba dalam waktu 2 jam, jika Yoo Mi tidak datang maka dia akan menganggap Yoo Mi melalaikan tugas.

Yoo Mi jadi galau, masalahnya Ibunya pergi entah kemana. Terpaksalah akhirnya Yoo Mi membawa Dong Goo bersamanya ke rumah Jin Wook dan memberitahu Dong Goo untuk bersikap baik dan selalu berada di sisinya. Dong Goo dengan polosnya menjawab, "Iya, omma."

Di depan pintu, Yoo Mi keheranan melihat ada makanan hewan. Lebih heran lagi saat melihat bantal dan selimut di sofa. Apa Jin Wook tidur di sofa? Kenapa pewaris konglomerat malah sangat sederhana?

Dia lalu berkeliling membuka setiap kamar yang ada, tapi kebanyakan kosong. Hanya satu kamar yang terisi meja kerjanya Jin Wook dan berbagai koleksi aksesorisnya, tapi tanpa tempat tidur.

"Kurasa dia tidak punya kamar tidur," gumam Yoo Mi.

Dia lalu menyiapkan sandwich dan salad untuk Jin Wook. Tapi saat dia mencari lada, dia malah mendapati bupet-bupet di dapur itu kosong melompong. Astaga! Dia tidak menyangka kalau rumah ini cuma kelihatan bagus doang. Kenapa juga ahli waris seorang konglomerat tidak punya koki pribadi?
                                     
Tiba-tiba terdengar bunyi kelontangan dari kamar atas. Cemas, Yoo Mi buru-buru naik dan emndapati Dong Goo sedang duduk di meja kerjanya Jin Wook dan kotak perhiasannya Jin Wook terjatuh. Yoo Mi langsung kesal mengomeli Dong Goo, dia kan sudah bilang untuk diam saja.

Parahnya, salah satu engsel kotak itu rusak. Yoo Mi panik tak tahu harus bagaimana, cemas kalau-kalau barang didalamnya rusak juga. Perlu kah dibuka? Apa isinya cincin? Atau kalung? Tidak, tidak. Ini milik orang lain. Yoo Mi meletakkannya kembali ke meja dan berusaha meluruskannya biar tidak kelihatan rusak.

Jin Wook tiba di rumah tak lama kemudian dengan membawa dua gelas kopi, berharap Yoo Mi ada di sana. Tapi satu-satunya yang dia temukan cuma makanan buatan Yoo Mi di meja makan plus pesan yang  mengatakan "Misi selesai. Saya harus pergi. Selamat menikmati makanan anda."

Jin Wook kecewa, "Apaan dia? Pengantin siput? (cerita dongeng Korea)"

Dia hendak pergi saat kakinya tak sengaja menyandung sebuah tas yang tergeletak di lantai. Isinya ternyata jaketnya yang dulu dibawa lari Yoo Mi dan dia bilang sudah dia buang.