Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 3 Part 2
Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 4 Part 1
Jin Wook
menggenggam tangan Yoo Mi kemudian menyeretnya keluar dari dapur. Teman-teman
Yoo Mi sontak langsung saling berbisik melihat kejadian itu. Sedang Hye Ri
hanya bisa tertunduk malu di depan kru dapur.
Yoo Mi
berusaha protes, tapi Jin Wook terus menyeretnya sambil meyakinkan kalau dia
tidak akan mengigit. Yoo Mi menampik tangannya, dia sibuk. Kesal, Jin Wook
langsung menggenggam tangannya lagi, memangnya Yoo Mi jauh lebih sibuk darinya?
Ikut saja. Hye Ri keluar tepat saat dia melihat Jin Wook membawa Yoo Mi pergi,
kontan dia mengepalkan tangannya dengan penuh amarah.
Jin Wook
baru melepaskan tangan Yoo Mi setibanya di lobi yang banyak orang. Gara-gara
Jin Wook tadi menyeretnya dadakan, Yoo Mi jadi tak sadar kalau dia masih
membawa nampannya. Jin Wook memperingatkannya untuk tidak coba-coba menyogoknya
dengan makanan tadi dan fokus saja pada tugasnya.
Dia lalu
membawa Yoo Mi ke sebuah restoran dan memesankan steak cincang untuk mereka
berdua. Yoo Mi bertanya-tanya kenapa Jin Wook membawanya kemari. Menurut Yoo Mi
kenapa orang paling sibuk di perusahaan seperti dirinya, meluangkan waktunya
yang berharga untuk membawa Yoo Mi kemari.
Ah, Yoo Mi
tersenyum mengerti. Tapi kemudian Jin Wook berkata kalau makanan di restoran
ini lebih sesuai seleranya dibandingkan tempat lain dan dia membawa Yoo Mi
kemari biar Yoo Mi bisa mempelajarinya. Jika Yoo Mi berpikir kalau dia membawa
Yoo Mi kemari karena punya alasan lain, maka Yoo Mi sudah salah paham.
Malu, Yoo Mi
berusaha menyangkal. Tapi Jin Wook sangat yakin dia sudah salah paham, jadi
sebaiknya dia singkirkan pikirannya itu. Yoo Mi pun buru-buru mengalihkan topik
dengan mencicipi steak cincangnya. Tapi dia penasaran, wanita tadi adalah
penyiar Joo Hye Ri, kan?
"Apa
kalian pacaran?"
"Jika
pria sedang bersama wanita, apakah itu artinya mereka pacaran?"
"Soalnya...
cara kalian berinteraksi terlihat agak tidak biasa."
"Imajinasimu
unik sekali," gumam Jin Wook. Tiba-tiba dia jadi ingat dengan novel er*tis-nya
Yoo Mi yang pernah jatuh menimpa hidungnya dulu. Judulnya saja sangat eksplisit
sampai dia mengingatnya sampai sekarang. Malu, Yoo Mi berusaha menyangkal dan
protes demi menyelamatkan harga dirinya.
"Dia
putrinya guru SMA-ku. Jadi tolong jangan berasumsi."
Baiklah.
Tapi apa maksud Jin Wook tadi, saat Jin Wook bilang kalau dia hanya akan makan
masakannya? Memangnya apa lagi maksudnya, tentu saja maksudnya yah hanya itu.
Yoo Mi adakah ahli gizi pribadinya, karyawan di perusahaannya. Sepertinya Yoo
Mi sering sekali salah paham.
Yoo Mi
protes menyangkalnya, Jin Wook lah yang begitu. Dulu saja Jin Wook sampai
memasukkannya ke ambulance. Mendengarnya, Jin Wook langsung meletakkan kembali
garpunya.
"Mari
memperjelas situasi diantara kita. Mari kita membedakan antara kehidupan
pribadi dengan pekerjaan. Masa lalu adalah masa lalu. Jangan memiliki perasaan
padaku hanya karena kau menyiapkan makananku. Sama seperti yang pernah kau
katakan..." Tak ingin didengar orang lain, Jin Wook pun menyuruh Yoo Mi mendekat
lalu berbisik "Ini cuma... cinta satu malam."
Yoo Mi
langsung tegang seketika sampai cegukannya kumat lagi.
Selesai
makan, Jin Wook mengingatkan Yoo Mi untuk melakukan penelitian untuk
menciptakan rasa yang sama seperti makanan tadi. Dia ingin sekali makan makanan
yang enak.
Baik, jawab
Yoo Mi lemah. Dia berbalik pergi dan hendak membuka pintu saat tiba-tiba saja
Jin Wook menariknya kembali hingga dia menempel ke dadanya Jin Wook. Sontak
keduanya jadi gugup satu sama lain. Yoo Mi sendiri sampai cegukan lagi.
Jin Wook
cepat-cepat melepaskan diri sambil pura-pura ngomel, memangnya matanya Yoo Mi
itu cuma untuk dekorasi apa? Apa dia tidak lihat pintu yang mau dia buka itu
tidak bisa dibuka. Dia langsung membuka bagian pintu yang benar dan keluar
duluan, tapi tetap saja cegukannya Yoo Mi tak kunjung berhenti.
Malam
harinya, Jin Wook termenung memikirkan saat Direktur Maeng menelepon entah
siapa dan berkata pada orang itu kalau dia berniat menyingkirkan staf dapur dan
menggantinya yang baru bulan depan.
Jin Wook
bergumam sendiri kalau dia tidak akan membiarkan itu terjadi, dia tidak akan
membiarkan Direktur Maeng lepas dari pengaruh jahatnya semudah itu. Ini baru
permulaan.
Dia lalu
membuka kotak perhiasannya yang langsung membuatnya teringat kembali akan kejadian
pagi hari di pantai 3 tahun yang lalu, saat dia mencengkeram sumpalan payudara
itu dengan penuh amarah sambil jejeritan gaje kalau dia hebat dalam hal 'itu'.
(Wkwkwk, sepertinya isinya sumpalan payudara)
Jin Wook
langsung menutup kembali kotak itu sambil menggerutui dirinya sendiri. Kenapa
dia masih menyimpan benda ini? Dia kan bukan orang cab*l.
Keesokan
harinya, Direktur Maeng mengajak Jin Wook dan beberapa eksekutif makan siang di
cafetaria. Direktur Maeng beralasan kalau dia hanya ingin mereka melakukan
inspeksi sekaligus meningkatkan image mereka. Dia dengar masakan yang dibuat si
ahli gizi itu tidak enak. Bukankah itu artinya orang itu tidak layak.
"Kurasa
anda terlalu berlebihan. Tidak mudah untuk memenuhi standarku," ujar Jin
Wook.
Kru dapur
jelas kaget mendadak kedatangan para eksekutif. Kenapa tiba-tiba mereka kemari?
Entahlah, mungkin mereka mau pura-pura jadi orang biasa. Para koki langsung
ribut harus menyajikan makanan apa enaknya.
Yoo Mi
berpikir sejenak lalu mengusulkan agar mereka menyajikan steak cincang saja.
Tapi mereka tidak punya daging sapi. Tidak masalah, pakai saja daging babi yang
tersedia, dia punya resepnya.
Beberapa
saat kemudian, Yoo Mi bersama para koki menyajikan steak daging itu di hadapan
para eksekutif. Begitu melihat menunya, seorang direktur langsung memuji
pilihan menu yang Yoo Mi buat. Yoo Mi pun segera menjauh tapi tetap cukup dekat
untuk melihat reaksi mereka.
Direktur
Maeng menatap steak itu dengan sinis. Belum juga dia sempat mencicipinya, Jin
Wook memanggilnya dan menanyakan apakah rasanya sesuai selera Direktur Maeng.
Dia baru mau mencicipinya. Oke, silahkan. Tapi belum sampai daging itu ke
mulutnya, Jin Wook ngomong lagi.
"Aku
tidak menyangka kalau anda punya banyak ketertarikan terhadap sesuatu hal tidak
penting seperti layanan makan perusahaan. Anda pasti sangat sibuk karena
itu."
Direktur
Maeng jadi tegang dan beralasan kalau dia hanya memikirkan kesejahteraan para
karyawan. Jin Wook menyelanya dan memperingatkan Direktur Maeng untuk
memikirkan promosinya sendiri saja dan perpanjangan kontraknya bulan depan
daripada memikirkan masalah layanan makan perusahaan.
Direktur
Maeng sontak tegang dan tiba-tiba saja sesak nafas (entah pura-pura atau beneran),
dia pun buru-buru pergi dengan alasan asmanya kambuh. Sekretaris Jang sampai
heran, apa Direktur Maeng selalu kena serangan asma?
Puas, Jin
Wook pun mempersilahkan direktur yang lain untuk menikmati makan siang mereka.
Jin Wook sendiri mulai mencicipi makanannya dan langsung kaget. Dia menoleh ke
Yoo Mi dengan keheranan lalu berbalik kembali sambil memberi isyarat jempol.
Yoo Mi tersenyum melihatnya.
Saat sedang
bersih-bersih, kru dapur langsung menggosipkan hubungan Jin Wook dan Hye Ri.
Yoo Mi langsung menyangkalnya. Dia sudah menanyakannya pada Jin Woo dan Jin
Wook sendiri yang bilang kalau mereka tidak pacaran, Yoo Mi itu cuma putri guru
SMA-nya Jin Wook.
"Sepertinya
kau jadi dekat dengannya selama membuat makanan untuknya sampai bisa menanyakan
itu padanya," komentar Je Ni.
Yoo Mi
langsung menyangkalnya dengan canggung, cuma kebetulan saja kok mereka membahas
hal itu. Eun Bi langsung mengeluhg iri pada Yoo Mi. Mengalihkan topik, Yoo Mi
usul agar mereka makan malam bersama malam ini. Kecuali Koki Wang, yang lain
setuju.
Di diskotik,
Hye Ri mengenakan topeng saat dia berjoget seksi bersama sekumpulan cowok yang
mengerubunginya. Yoo Mi cs tiba di sana tak lama kemudian. Sementara yang lain
joget-joget, Yoo Mi malah cuma tepuk tangan canggung. Je Ni sampai heran, apa
ini pertama kalinya Yoo Mi masuk diskotik.
"Apa
kau ada rasa dengan Direktur Cha?" Tanya Je Ni. Yoo Mi berusaha
menyangkal, tapi Je Ni masih curiga karena Jin Wook bukan tipe orang yang akan
turun ke kafetaria.
Lagi asyik
menikmati suasana, Yoo Mi tiba-tiba melihat wanita bertopeng yang mirip Hye Ri
sedang menggoyangkan tubuh seksinya. Perlahan dia mendekat untuk melihat lebih
jelas. Tapi di tengah jalan, seorang pria asing bertopeng tiba-tiba
menghadangnya. Yoo Mi kontan ketakutan dan buru-buru kabur.
Puas berdansa,
Hye Ri melepas topengnya. Kesal teringat saat Jin Wook dengan sengaja
menggenggam tangan Yoo Mi tepat di hadapannya, Hye Ri pun langsung menelepon
seorang direktur (Hmm, Direktur Maeng?) dan berkata kalau dia dia mau
melakukannya, dia akan melakukannya apapun yang terjadi.
Di rumah,
Ibu menyuapi putra kecilnya lalu menyuruh Dong Goo untuk menunjukkan sisi
imutnya pada noona. Dong Goo langsung ngedip-ngedip imut pada noona-nya. Tapi
Yoo Mi acuh dan berkata pada Ibu kalau dia tidak mampu membiayai mereka
bertiga.
"Aku
tidak numpang gratis, aku akan memberimu biaya hidup."
"Bnear.
Ibu bisa bekerja paruh waktu. Apa saja tidak masalah asalkan Ibu tidak syuting
film lagi."
"Hei,
Ibumu ini masih muda. Jika aku memutuskan..."
Yoo Mi
langsung menggebrak meja dengan marah, awas saja kalau ibu sampai melakukannya,
dia akan memutuskan hubungan dengan mereka. Ibu langsung kesal, dia kan aktris,
tentu saja dia harus membuat uang lewat akting. Aktris er*tis bukan aktris yang
sebenarnya!
Kesal, Yoo
Mi langsung keluar dan melihat Hyun Tae hendak pergi dengan motornya. Yoo Mi
langsung meminta Hyun Tae untuk memboncengnya. Nggak mau. PLAK! Yoo Mi langsung
menepak kepalanya. Hyun Tae akhirnya menyerah dan membawanya berkendara.
Yoo Mi antusias
banget sampai ngotot menyuruh Hyun Tae ngebut. Mereka lalu berhenti untuk
menikmati pemandangan kota. Yoo Mi malas pulang, rumahnya sudah sempit tapi
Ibunya malah bawa anak kecil. Hyun Tae dengan hati-hati mengajukan usul,
bagaimana kalau Yoo Mi mau tinggal bersamanya saja? Dia akan kasih tempat tidur
untuk Yoo Mi.
"Bagaimana
kalau kau tampung Ibuku saja?" Usul Yoo Mi "Aku bahkan akan
memberikan bonus anak itu secara cuma-cuma."
"Itu
candaan kejam."
"Aku
serius." Kata Yoo Mi dengan muka lempengnya.
Seorang
wanita tiba-tiba mendekati Hyun Tae dan memperkenalkan dirinya sebagai
pelanggan tetap di cafenya Hyun Tae. Dia ingin meminta nomor teleponnya Hyun
Tae. Tapi Hyun Tae malah bilang kalau dia sedang kencan dengan Yoo Mi sekarang.
Saat Yoo Mi
menyangkal, Hyun Tae langsung merangkul Yoo Mi dan berkata pada wanita itu
kalau dia mengganggu acara kencan mereka. Wanita itu akhirnya pergi. Yoo Mi
langsung menjewer kuping Hyun Tae dengan kesal, dia kan sudah bilang untuk
berhenti memanfaatkannya. Hyun Tae balas protes, mereka kan bisa saling
membantu sebagai teman.
"Dia
cantik kok. Kenapa kau tidak mencobanya saja."
"Kau
lebih cantik." Kata Hyun Tae. Sepertinya dia tulus, tapi Yoo Mi menuduhnya
berbohong lagi. Dia berbalik tanpa menyadari tatapan Hyun Tae padanya.
Keesokan
harinya, Yoo Mi sibuk mengecek isi kulkas. Je Ni heran melihatnya, apa dia
tidak akan mengantarkan makanan? Jin Wook sedang dalam perjalanan bisnis, jadi
bisa dibilang kalau ini adalah liburan untuknya.
Jin Wook
bersama para rekannya, makan siang bersama di sebuah restoran. Dia dan
Sekretaris Jang kompak mengibas serbet-serbet mereka dan mencicipi makanan yang
sama dan sama-sama menyukai rasanya.
Tapi dalam
perjalanan pulang, Jin Wook entah mengapa merasa ada sesuatu yang hilang.
Mangira Jin Wook masih lapar, Sekretaris Jang menawarkan untuk mampir di
restoran lain. Tidak, dia tidak selapar itu. Dia hanya menginginkan sesuatu
yang lebih simple.
"Apa
mungkin maksud anda adalah makanan perusahaan kita?"
Ah, betul.
Jin Wook pun langsung menelepon Yoo Mi, sama sekali mengacuhkan Sekretaris Jang
yang mencoba mengingatkannya kalau sekarang weekend. Tapi yang menjawabnya
malah suara anak kecil yang memanggilnya, "Omma?" (wkwkwk)
Yoo Mi
sendiri baru keluar dari kamar mandi dan mendapati Dong Goo sedang memegang
ponselnya. Dia buru-buru merebutnya dan beralasan kalau barusan bangun tidur
dan dia kira yang menelepon Ibunya. Ngomong-ngomong, kenapa Jin Wook menelepon.
"Aku
belum makan," kata Jin Wook. Bohong banget. Sekretaris Jang sampai
langsung meliriknya via spion. "Datanglah ke rumahku dan siapkan
makanan."
Yoo Mi
berusaha protes karena ini akhir pekan. Tapi Jin Wook tidak mau tahu, lagian
Yoo Mi sudah punya beberapa hari bebas selama dia pergi. Jangan telat. Dia
bahkan mengirim pesan kalau dia akan tiba dalam waktu 2 jam, jika Yoo Mi tidak
datang maka dia akan menganggap Yoo Mi melalaikan tugas.
Yoo Mi jadi
galau, masalahnya Ibunya pergi entah kemana. Terpaksalah akhirnya Yoo Mi
membawa Dong Goo bersamanya ke rumah Jin Wook dan memberitahu Dong Goo untuk
bersikap baik dan selalu berada di sisinya. Dong Goo dengan polosnya menjawab,
"Iya, omma."
Di depan
pintu, Yoo Mi keheranan melihat ada makanan hewan. Lebih heran lagi saat
melihat bantal dan selimut di sofa. Apa Jin Wook tidur di sofa? Kenapa pewaris
konglomerat malah sangat sederhana?
Dia lalu
berkeliling membuka setiap kamar yang ada, tapi kebanyakan kosong. Hanya satu
kamar yang terisi meja kerjanya Jin Wook dan berbagai koleksi aksesorisnya, tapi
tanpa tempat tidur.
"Kurasa
dia tidak punya kamar tidur," gumam Yoo Mi.
Dia lalu
menyiapkan sandwich dan salad untuk Jin Wook. Tapi saat dia mencari lada, dia
malah mendapati bupet-bupet di dapur itu kosong melompong. Astaga! Dia tidak
menyangka kalau rumah ini cuma kelihatan bagus doang. Kenapa juga ahli waris
seorang konglomerat tidak punya koki pribadi?
Tiba-tiba
terdengar bunyi kelontangan dari kamar atas. Cemas, Yoo Mi buru-buru naik dan
emndapati Dong Goo sedang duduk di meja kerjanya Jin Wook dan kotak
perhiasannya Jin Wook terjatuh. Yoo Mi langsung kesal mengomeli Dong Goo, dia
kan sudah bilang untuk diam saja.
Parahnya,
salah satu engsel kotak itu rusak. Yoo Mi panik tak tahu harus bagaimana, cemas
kalau-kalau barang didalamnya rusak juga. Perlu kah dibuka? Apa isinya cincin?
Atau kalung? Tidak, tidak. Ini milik orang lain. Yoo Mi meletakkannya kembali
ke meja dan berusaha meluruskannya biar tidak kelihatan rusak.
Jin Wook
tiba di rumah tak lama kemudian dengan membawa dua gelas kopi, berharap Yoo Mi
ada di sana. Tapi satu-satunya yang dia temukan cuma makanan buatan Yoo Mi di
meja makan plus pesan yang mengatakan
"Misi selesai. Saya harus pergi. Selamat menikmati makanan anda."
Jin Wook
kecewa, "Apaan dia? Pengantin siput? (cerita dongeng Korea)"
Dia hendak
pergi saat kakinya tak sengaja menyandung sebuah tas yang tergeletak di lantai.
Isinya ternyata jaketnya yang dulu dibawa lari Yoo Mi dan dia bilang sudah dia
buang.