.

Sinopsis My Secret Romance Episode 4 Part 2

Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Chicago Typewriter Episode 4 Part 2


Drama Korea My Secret Romance



Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 4 Part 1


Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 4 Part 2


Jin Wook masuk ke kamar dan ganti baju. Setelah itu ia turun ke meja makan, ia hanya makan sendirian. Padahal ia sudah membawa dua botol minuman. Sepertinya dia berencana minum dan makan bersama Yoo Mi. Dia nampak menahan kesal dan kecewa, kemudian dia membuang salah satu minumam itu di wastafel.

Yoo Mi sendiri sedang galau memikirkan apa yang harus dia lakukan kalau Jin Wook menuntutnya untuk mengganti rugi telah merusak kotak perhiasan. Mending dia pura-pura bodoh saja, tapi kotak itu kelihatannya mahal. Dasar bocah itu!

Saat dia kembali memperhatikan acara TV, dia melihat Hye Ri sedang mengisi program acara masak sambil menangis gara-gara ngiris bawang. Sang koki langsung meletakkan seiris roti ke mulutnya Yoo Mi dan memberi tips pada para penonton untuk mengigit roti saat mengiris bawang.

Hye Ri bertekad mau belajar masak biar dia bisa memasak makanan yang lezat. Demi siapa? Pacar? Rahasia, jawab Hye Ri dengan gaya malu-malu yang sontak mengundang tawa penonton.

Yoo Mi langsung berdecih sinis tidak mempercayai klaim Jin Wook tentang hubungannya dengan Hye Ri. Dia jadi yakin sekali kalau isi kotak perhiasan itu berlian, berlian yang sangat besar. Frustasi, dia langsung berbaring di lantai... sama sekali tidak melihat saat kamera acara TV beralih ke penonton yang salah satunya ternyata Ibu.

Masakannya Hye Ri akhirnya jadi dan Ibu langsung angkat tangan duluan untuk mencicipi masakannya Hye Ri. Awalnya terasa nikmat... tapi lama-lama mukanya berubah kecut. "Asin banget! Astaga! Aku juga buruk dalam memasak, tapi kurasa aku bisa membuatnya lebih baik daripada ini."

Keesokan harinya, Yoo Mi sengaja menghias makan siangnya Jin Wook jadi berbagai macam karakter hewan. Eun Bi dan Je Ni sampai heran sendiri melihatnya. Sepertinya ada motif tersembunyi dibalik makan siang kali ini.

Yoo Mi menyangkalnya, dia hanya membuatnya dengan sepenuh hati. Apa pendapat mereka tentang masakannya kali ini? Eun Bi memikirkannya sejenak, sepertinya Direktur Cha akan bilang...

"Memangnya aku anak kecil?" protes Jin Wook saat Yoo Mi menyajikan makanan itu padanya.

Bukan begitu, sangkal Yoo Mi. Terus apa? Apa yang ingin Yoo Mi katakan melalui makanan ini? Apa Yoo Mi ingin pacaran dengannya? Yoo Mi sampai bingung sendiri mendengarnya, kenapa Jin Wook malah mengatakan sesuatu yang random banget.

Tapi Jin Wook yakin sekali dugaannya benar. Yoo Mi tidak mungkin membuat makanan seperti ini untuk sembarang orang. Iya juga sih... "Ini bukan makan siang yang sama sekali tidak berarti, tapi juga tidak berarti lebih dari itu."

Bingung maksud Yoo Mi, Jin Wook menegaskan bahwa mulai sekarang makan siangnya tidak boleh ada mata, hidung, bibir dan telinganya. Dia kan sudah bilang untuk fokus dengan tugasnya jika dia punya waktu untuk melakukan hal tidak berguna ini. Baik, jawab Yoo Mi lemah.

"Kenapa kau bohong?" Tanya Jin Wook tiba-tiba. Yoo Mi langsung tegang mengira maksud Jin Wook adalah kotak perhiasannya. Tapi kemudian Jin Wook bilang jaketnya, katanya sudah Yoo Mi buang. Yoo Mi langsung lega mendengarnya. Soalnya jaket itu kelihatannya mahal, jadi dia tidak bisa membuangnya.

Jin Wook sepertinya agak kecewa mendengar jawaban Yoo Mi, cuma itu saja alasannya? Iya. Lalu apa ada lagi yang mau Yoo Mi katakan? Yoo Mi pun langsung menggumamkan kata maaf. Jin Wook memberitahunya kalau Yoo Mi bisa bertahan di pekerjaannya itu berkat dirinya. Kalau saja Yoo Mi salah pilih menu untuk disajikan pada para eksekutif, dia pasti sudah dipecat sekarang.

Yoo Mi sontak galau, memikirkan 'aku dipecat?', 'mampus aku', 'haruskah aku jujur?', 'kelihatannya itu mahal', 'haruskah aku ganti rugi?', 'bagaimana kalau aku tidak bisa mendapatkan pinjaman?'. Dia buru-buru menggeleng, mengenyahkan semua pikiran menakutkan itu dari kepalanya lalu meminta maaf sekali lagi sampai membuat Jin Wook heran.

Yoo Mi buru-buru mengoreksi, "Maksud saya, terima kasih."

"Apa kau melakukan kesalahan?"
"Tidak sama sekali. Maksud saya cuma, saya akan bekerja keras menyiapkan makanan anda mulai sekarang. Saya akan berusaha lebih keras."

Jin Wook menatapnya keheranan sebelum akhirnya menyuruhnya keluar. Menatap makanan-makanan dalam berbagai bentuk lucu itu, Jin Wook tak menyangka kalau Yoo Mi ternyata punya sisi cute yang tak cocok untuknya.

Hye Ri sendiri mengunjungi Ketua Cha dan berusaha menjilatnya dengan membawakan berbagai macam makanan yang kelihatannya enak. Semua ini Hye Ri buat sendiri? Hye Ri malu-malu mengiyakannya.

Senang Ketua Cha langsung memuji-mujinya, Hye Ri benar-benar gadis yang baik dan calon menantu yang sempurna. Ketua Cha pun mulai mencicipinya dan memuji rasanya enak... padahal mukanya kecut dan langsung minum air. wkwkwk.

Puas mendapat pujian Ketua Cha, Hye Ri langsung sok khawatir dengan Jin Wook. Jin Wook kan suka pilih-pilih makanan, entah apakah dia bisa makan makanan bungkus yang dibuat ahli gizi perusahaan.

Ketua Cha kaget mendengarnya, tak tahu kalau Jin Wook makan makanan bungkus. Tepat saat itu juga, Jin Wook datang. Ayah langsung mengkonfrontasinya perihal makan siang buatan si ahli gizi, kalau begitu lebih baik Jin Wook segera menikah saja. Hye Ri tentu saja langsung senang.

Jin Wook menolak, dia tidak harus menikah hanya untuk membuat seorang wanita memasak untuknya. Ayah bersikeras mau segera menimang cucu. Hye Ri langsung kegeeran, sampai Jin Wook stres sendiri melihatnya.

Keluar dari kantor Ketua Cha, Jin Wook menyuruh Hye Ri berhenti jadi penyiar saja. Hye Ri langsung antusias mengira Jin Wook mau menikahinya. Tapi maksud Jin Wook cuma menyuruhnya ganti profesi jadi aktris saja, aktingnya Hye Ri tadi bagus sekali.

Hye Ri benar-benar membuatnya takut. Jangan mendadak muncul dan mengagetkannya, dan jangan membuatnya kelihata aneh dengan bikin keributan di kafetaria. Hye Ri penasaran apakah Jin Wook ada hubungan dengan wanita itu. Jin Wook tidak bisa menipunya, dia bisa merasakan hal-hal ini, dia yakin ada sesuatu diantara Jin Wook dan wanita itu.

Jin Wook ingin mengatakan sesuatu. Tapi Hye Ri langsung menarik Jin Wook dan memperingatkannya. Dia tidak akan jual mahal, dia benar-benar menyukai Jin Wook 100%, jadi jangan pernah berpikir untuk memberitahu apa yang harus dia lakukan. Dia akan melakukan apapun yang dia mau. Semua orang tahu kalau Jin Wook adalah cowoknya, karena dia bilang begitu.

Mereka berpapasan di lobi dan Hye Ri langsung menghadang Yoo Mi. Mengira Hye Ri lah pemilik kalung didalam kotak perhiasan, Yoo Mi pun langsung menggumamkan maaf walaupun dia tidak bilang maafnya untuk apa. Hye Ri bertanya dengan tajam, apa Yoo Mi masih keluar masuk kantornya Jin Wook.

Yoo Mi menegaskan kalau itu adalah pekerjaannya, cuma itu. Baiklah, dia akan mempercayai omongan Yoo Mi dan memperingatkan Yoo Mi untuk tidak menganggap Jin Wook lebih dari sekedar 'Makan Tiga Kali Sehari'. Dia lalu pergi dan wajahnya seketika berubah penuh senyum palsu saat beberapa pria mendekatinya minta tanda tangan.

Malam harinya, Jin Wook akhirnya melihat sesuatu yang aneh dengan kotak perhiasannya. Melalui kaca pembesar, dia melihat tutup kotaknya agak mirip. Dia langsung memeriksanya dan mendapati salah satu engselnya terlepas. Dia langsung paham maksud ucapan Yoo Mi tadi siang. Dia berusaha menyangkal pikirannya. Itu tidak mungkin... tidak mungkin... TIDAK MUNGKIN!!!

Keesokan harinya, Yoo Mi baru saja selesai memasak makanannya Jin Wook saat tiba-tiba dia mendapat telepon yang memberitahu kalau Jin Wook tidak mau makan. Gara-gara itu, dia tidak fokus sampai tak sengaja menjatuhkan piring sampai pecah dan membuat firasatnya jadi semain tak enak.

Jin Wook tidak bisa konsen dalam rapatnya. Sementara karyawannya presentasi, Jin Wook malah ngomong sendiri. "Aku yakin dia tidak melihatnya."

Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri, tidak masalah kalaupun Yoo Mi melihatnya. Tapi kemudian dia berkhayal Yoo Mi melihat isinya dan langsung menertawainya. Kontan dia langsung menggeberak meja dengan marah sambil mengoceh sendiri, "Tidak mungkin! Tidak mungkin! Tidak mungkin!"

Mengira Jin Wook tidak menyetujui presentasinya, si karyawan pun kembali duduk dan berjanji akan mengulangnya. Baru saat itulah Jin Wook sadar dan mengira si karyawan belum presentasi.

Yoo Mi menatap ponselnya sambil berpikir heran, kenapa Jin Wook tiba-tiba tidak mau makan hari ini. Dia melihat profil chat-nya Jin Wook dan mendapati statusnya Jin Wook penuh amarah 'Kau Sangat Menghinaku!!!!'. Firasat Yoo Mi jadi semakin tak enak melihat semua tanda seru itu. Apa mungkin Jin Wook sudah mengetahuinya?

Di jam makan berikutnya, Yoo Mi memutuskan menitipkan makanannya ke Sekretaris Jang saja dengan alasan kalau dia sibuk. Saat hendak pergi, Sekretaris Jang berpapasan dengan Je Ni yang tak buang waktu untuk merayunya dengan muka datar.

Hari ini Sekretaris Jang tidak pakai baju polka dot lagi, dia seksi pakai itu. Dia penasaran sekali, apakah Sekretaris Jang juga pakai daleman yang seragam, dia ingin sekali melihatnya. Sekretaris Jang langsung tanya nomor ponselnya Je Ni dan Je Ni langsung memberikannya dengan senang hati.

Jin Wook menolak makan itu. Tapi karena Sekretaris Jang bersikeras, Jin Wook akhirnya membuka keranjangnya dan melihat sebuah pesan dari Yoo Mi. "MISTAKE (Kesalahan). 1: Keliru, salah. 2: Salah paham, Salah menilai."

Jin Wook kontan murka dan melampiaskannya pada Sekretaris Jang. Dia kan sudah bilang tidak mau makan, ngapain dibawa ke sini?! Ketakutan, Sekretaris Jang pun buru-buru membawa keluar keranjang makanan itu.

Begitu mengembalikannya ke Yoo Mi, Sekretaris Jang langsung marah-marah ke Yoo Mi. Apa yang Yoo Mi tulis di pesannya sampai Jin Wook semarah itu? Yoo Mi bingung sendiri, dia kan cuma bilang 'Steak' (daging panggang), maksudnya itu adalah kesalahannya (My mistake).

Malam harinya, Jin Wook mondar-mandir kesal memikirkan pesan Yoo Mi tadi. Oh, Yoo Mi pasti mengira sudah menemukan kelemahannya. Terus dia harus bagaimana? Ini kan cuma sumpelan... Augh! Kenapa dia musti menyimpannya di situ, sih?! Ini bahkan tidak layak ada di mejanya.

Dia hendak membuang kotak itu saat tiba-tiba dia melihat mata menyembul dari kolong lemarinya. Jin Wook mengeluarkan boneka kelinci itu dan langsung kesal.

Hyun Tae sedang meninabobokan Dong Goo sambil menonton acara masak Ibunya Yoo Mi di TV. Yoo Mi datang tak lama kemudian. Hyun Tae pun buru-buru menyembunyikan ponselnya sebelum Yoo Mi melihatnya dan berbohong kalau Ibunya Yoo Mi sedang keluar sebentar. Tapi, apa dia lihat boneka kelincinya Dong Goo.

Yoo Mi akan mencarinya besok. Dia hendak mengambil alih Dong Goo saat ponselnya berbunyi dari Jin Wook. Sambil berusaha menahan kesal dan meremas boneka kelincinya, dia menyuruh Yoo Mi menemuinya sebentar, ada yang harus dia katakan. Sekarang! Yoo Mi menolak, sekarang bukan waktu yang tepat, lebih baik besok saja di kantor.

"Baiklah. Aku yang akan pergi ke sana." Ujar Jin Wook.

Yoo Mi langsung lemas mendengarnya. Hyun Tae penasaran, siapa yang meneleponnya? Malaikat Kematian yang datang untuk mencabut nyawanya.

Yoo Mi sudah menunggu di depan rumahnya saat Jin Wook datang tak lama kemudian. Jin Wook tahu alamatnya dari mana? tentu saja dari resumenya Yoo Mi. Saat pertama kali melihat Yoo Mi di kantor, dia langsung menyelidiki Yoo Mi. Jadi apa yang mau Jin Wook katakan padanya?

Jin Wook langsung mengeluarkan boneka kelincinya. Yoo Mi langsung pura-pura polos. Oh, ternyata di situ rupanya. Itu... bukan punya adiknya, tapi punya anjingnya. Jin Wook menemukan benda itu di ruang belajarnya. Apa Yoo Mi masuk ke ruangan itu? Langsung jawab aja. Apa yang Yoo Mi lihat di sana?

Ketakutan, Yoo Mi langsung menyodorkan sebuah tas berisi kotak perhiasan untuk menggantikan yang sudah dirusaknya. Yah, dia tahu kalau harga yang ini tidak sebanding dengan yang itu. Tapi tolong terimalah.

Kau membukanya dan melihat isinya, kan?"

"Aku bisa tahu hanya dari ukurannya."

Jin Wook kontan mendelik membayangkan dua buah sumpelan payudara itu. wkwkwk. Yoo Mi sendiri memikirkan ukuran kalung berlian. Jadilah mereka nggak nyambung.

"Jika kau menggunakan ukuran sebesar itu, aku merasa lehermu bisa sakit."

"Apa? Aku menggunakannya?"

"Lebih besar, lebih baik." Ujar Yoo Mi sambil membayangkan kalung berlian yang lebih besar dan Jin Wook membayangkan ukuran sumpelan yang lebih besar. LOL! Wah, Jin Wook tak menyangka kalau Yoo Mi ternyata sangat menakutkan. Apa dia senang bisa mempermainkannya?

Tidak. Dia juga punya banyak pikiran dan kesulitan karenanya. Yah, dia menyadari kalau dia sudah menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya dia sentuh. Tapi kan Jin Wook sendiri yang menyuruhnya datang ke rumahnya. CUKUP! sentak Jin Wook sambil menyingkirkan bayangan sumpelan itu.

"Memang kenapa? Kau pikir aku peduli jika kau melihatnya. Itu tidak penting!"

"Tolong hentikan!" Sela Hyun Tae.

Jin Wook langsung kesal, siapa si kunyuk ini? Hyun Tae menjawabnya dengan menarik Yoo Mi kedalam dekapannya.


PREVIEW :

Pagi hari di pantai 3 tahun yang lalu, Jin Wook meremas sumpelan itu sambil jejeritan histeris mengklaim kalau dia hebat dalam hal itu. Dia berlari ke laut, mungkin mau menceburkan diri. Tapi baru ujung kakinya, menyentuh air dia malah langsung mundur. Dingin! hahaha.

Jin Wook sekarang sudah berubah. Saat makan siang di restoran bersama para rekan kerja, dia nikmat banget makan sampai mencobai semua menu di hadapannya.


Begitu Yoo Mi keluar setelah memberikan makan siang lucunya, Jin Wook yang tadinya memprotes makanan yang bentuknya kayak makan siang anak kecil itu, malah langsung heboh memotreti semua makanan itu sampai bingung bagian mana yang musti dimakan duluan.