Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 4 Part 2
Sinopsis Drama Korea My Secret Romance Episode 5 Part 1
Jin Wook
menemui Yoo Mi di depan apartermennya. Jin Wook datang dengan membawa sebuah
boneka kelinci milik Do Goo. Awalnya Yoo Mi mengaku jika boneka itu milik
adiknya, tapi kemudian dia bilang boneka itu milik anjingnya.
Jin Wook
berkata jika menemukan boneka itu di ruang kerjanya, "apa kamu masuk ke
ruang kerjaku?", tanya Jin Wook kesal.
Kemudian Yoo
Mi langsung menyodorkan tas yang berisi kotak perhiasan dengan meminta maaf.
"ini
memang tak sebanding harganya dengan milikmu. Milikmu jauh lebih mahal. Tapi
sudah mencarikan yang mirip dengan milikmu", ucap Yoo Mi.
"apa
kau membuka isi kotak itu? ", tanya Jin Wook penasaran dan kesal.
"Aku
tahu ukurannya hanya dengan melihatnya," ujar Yoo Mi sambil membayangkan
isi kotak itu adalah sebuah kalung berlian besar. Jin Wook shock, mengira Yoo
Mi sedang membicarakan sumpelan payudara.
"Kalau
kau memakai sesuatu dengan ukuran segitu, kurasa lehermu bisa sakit."
"Jika
aku memakainya?"
"Yah,
makin besar makin bagus, kan?"
Jin Wook
langsung gelagapan bayangin sumpelannya tambah gede. wkwkwk. "Nih cewek
kalau ngomong nggak dipikir! Wah, kau menakutkan. Menurutmu lucu, yah? Kau
senang mempermainkanku?"
Tidak! Yoo
Mi menyadari kalau dia sudah menyentuh sesuatu yang tidak seharusnya disentuh,
tapi kan Jin Wook sendiri yang menyuruhnya datang ke rumahnya, pas weekend
lagi.
"Hentikan!"
jerit Jin Wook sambil menampik bayangan sumpelannya. Terus kenapa memangnya?
Peduli amat biarpun Yoo Mi melihatnya. Itu kan hal sepele!
"Tolong
hentikan!" teriak Hyun Tae.
Jin Wook
langsung kesal, siapa dia? Pergi sana! Hyun Tae menolak, Jin Wook saja yang
pergi sana. Jin Wook terus menuntut siapa si kunyuk ini? Hyun Tae pun langsung
memberinya jawaban dengan menarik Yoo Mi kedalam dekapannya dan tegas menyuruh
Jin Wook menduga sendiri.
Tercengang,
Jin Wook pun menanyakan kebenarannya pada Yoo Mi. Yoo Mi hendak menyangkal
dengan isyarat tangan. Tapi Hyun Tae buru-buru menggenggam tangan Yoo Mi dan
tegas meminta Jin Wook untuk membicarakan urusan mereka ini di kantor saja dan
sekarang dia pulang saja.
Dia langsung
menyeret Yoo Mi kembali ke cafe, meninggalkan Jin Wook yang masih shock dengan
situasi ini. Dia akhirnya menyetir pulang sambil menarik nafas dalam-dalam,
berusaha keras menahan emosi yang membuncah didalam dadanya.
Tenang!
Tenang! Tapi tetap saja pikirannya terus menerus kembali mengingat saat Yoo Mi
dalam dekapan Hyun Tae. Sampai rumah, Jin Wook meletakkan kotak perhiasannya
kembali ke meja dan berusaha melupakannya.
Di cafe, Yoo
Mi mengkonfrontasi perbuatan Hyun Tae tadi. Kenapa dia bersikap begitu tadi?
Hyun Tae ragu ingin mengatakan "Aku..."
Tapi pada
akhirnya dia mengurungkan niatnya dan hanya bertanya kalau tadi dia keren, kan?
Yoo Mi tersenyum garing dan langsung menabok Hyun Tae. Hyun Tae membela diri
kalau dia hanya ingin membantu Yoo Mi, dia kan berada dalam situasi yang
canggung tadi.
"Kalau
si brengs*k itu menganggumu lagi, bilang saja kau sudah punya pacar. Aku
bersedia membantumu," ujar Hyun Tae penuh arti. Yoo Mi menolaknya dengan
canggung lalu buru-buru pamit pulang dengan alasan sudah ngantuk.
Jin Wook
tidak bisa tenang memikirkan Yoo Mi yang ternyata sudah punya kekasih. Dia
berusaha meyakinkan dirinya bahwa tidak ada alasan bagi Yoo Mi untuk tetap
menjomblo selama ini.
Yoo Mi
sendiri berjalan pulang sambil menggerutu cemburu, katanya Hye Ri itu cuma
putri gurunya dan menyuruhnya untuk tidak salah paham. Dia cepat-cepat
menyadarkan dirinya sendiri, mengingatkan dirinya sendiri kalau dia tidak ada
hubungan apa-apa dengan Jin Wook.
Melihat gereja
di depan, Yoo Mi berdoa dengan sinis "Semoga Joo Hye Ri dan Makan Tiga
Kali Sehari makan dengan baik dan... hidup bahagia berdua."
Hye Ri
sedang makan malam bersama dua rekannya. Sementara kedua rekannya menikmati
minuman mereka, Hye Ri sibuk sendiri mengirim pesan sok imut ke Jin Wook, minta
dijemput tapi langsung ditolak mentah-mentah. Yoo Mi sontak menggumam kesal,
tapi buru-buru mengubah ekspresinya jadi semanis madu.
Pak PD dan
Bu Penulis lalu membahas masalah interview bulan depan. Rencananya mereka mau
mengundang seorang CEO muda yang tampan, berbakat dan pandai bicara di depan
publik. Yang jadi masalah, jadwal itu super duper sibuk. Mendengar itu, Yoo Mi
langsung punya ide bagus dan meminta mengambil alih tugas ini. Dia mengenal
seseorang yang seperti itu, kenal sangat dekat malah.
Yoo Mi tidak
bisa tidur, teringat kenangannya bersama Jin Wook 3 tahun yang lalu, saat Jin
Wook berkata bahwa dia adalah wanita pertama yang tampak cantik saat sedang
menangis. Jin Wook pun terus termenung memikirkan kenangan malam mesra mereka 3
tahun silam.
Keesokan
harinya di kantor, Jin Wook sudah menunggu saat pintu ruangannya akhirnya
diketuk Yoo Mi yang datang membawakan sarapannya. Senyumnya sontak mengembang,
tapi dia cepat-cepat pasang muka cool sebelum mengizinkan Yoo Mi masuk.
Tanpa
basa-basi, dia mengembalikan boneka kelincinya Yoo Mi dan Yoo Mi pun
menyodorkan kotak perhiasannya. Tapi alih-alih mengambilnya, Jin Wook malah
sengaja menggenggam tangan Yoo Mi dan tegas menyuruh Yoo Mi untuk mengambil
bonekanya, cepetan!
Gugup,
cegukan Yoo Mi langsung kumat lagi. Jin Wook beranjak bangkit dengan masih
menggenggam tangan Yoo Mi dan memperingatkannya untuk tidak lagi membicarakan
masalah ini di hadapannya lagi. Yoo Mi mengerti, tapi sebaiknya Jin Wook
melepaskan tangannya sekarang. Baru saat itulah Jin Wook melepaskan
genggamannya.
Yoo Mi
hendak pergi, tapi Jin Wook penasaran siapa pria yang semalam itu? Dia dia
pacarnya Yoo Mi? Yoo Mi ragu teringat saran Hyun Tae semalam dan akhirnya hanya
menolak memberi jawaban apapun, dia kan tidak harus mengatakan apapun tentang
kehidupan pribadinya.
"Apa
kalian tinggal bersama?"
"Itu
juga pertanyaan pribadi, aku tidak harus menjawabnya, kan?"
Yah, memang.
Yoo Mi tidak harus menjawabnya. Tapi dia menilai standarnya Yoo Mi soal pria
itu rendah, pria semalam itu kelihatannya seperti seorang pemalas. Yoo Mi tidak
terima ejekan Jin Wook dan langsung membela Hyun Tae, dia itu populer karena
wajah tampannya, dia juga orang yang baik hati.
"Levelnya
beda dengan seseorang yang kukenal yang hanya bagus di luar," sindir Yoo
Mi.
Jin Wook
kontan melotot mendengarnya, siapa? Tapi sebelum dia sempat mengatakan apapun
lebih jauh, Yoo Mi langsung pamit kembali ke pekerjaannya. Jin Wook akhirnya
hanya bisa marah-marah sendiri, menyadari orang yang Yoo Mi sindir barusan adalah
dirinya.
Sambil masih
kesal, dia membuka keranjang makannya dan menemukan makanan yang tak kalah imut
dari yang sebelumnya dan dia jadi tambah kesal gara-gara itu.
"Kenapa
Dosirak-nya makin imut?!" Gerutunya dan akhirnya malah heboh sendiri
memotreti makanan itu.
Yoo Mi
menggerutu kesal saat masak. Koki Wang yang mendengar gumamannya, sontak kesal
dan marah-marah mengkritiki Yoo Mi yang tadi mengantar makanannya lama sekali
padahal pekerjaan mereka banyak sekali di sini. Dia kan bukan pacarnya Direktur
Cha.
"Punya
asrama di kantor pasti seru," ujar Je Ni penuh arti. Tapi Eun Bi langsung
mengklaim Jin Wook adalah miliknya.
Yoo Mi
keheranan saat melihat Shin Hwa mengiris bawang sambil menggigit roti. Shin Hwa
berkata kalau ini rekomendasi dari Hye Ri, mau coba? Beneran bisa menghentikan
air mata loh. Yoo Mi jelas kesal, tidak usah. Koki Wang makin emosi
mendengarnya dan akhirnya memarahi semua orang.
Jin Wook melihat
Sekretaris Jang membawa sebuah buku, dia penasaran itu buku apa? Penasaran, dia
mengambil buku itu dan melihat foto Hyun Tae di bagian sampulnya. Jadi cowok
ini seorang penulis. Sekretaris Jang heran, apa Jin Wook mengenalnya?
Dia lalu
nyerocos memberikan jadwal meeting dan reservasi makan malamnya Jin Wook hari
ini. Tapi Jin Wook langsung menyuruhnya untuk membatalkan reservasi hari ini.
Dia mau kembali ke kantor usai meeting, dia mau makan dosiraknya. Dia langsung
pergi sambil membanting buku itu dengan kesal. Sekretaris Jang refleks
menggumamkan umpatan kesal pada bosnya itu.
Jadilah Yoo
Mi sibuk lembur menyiapkan makan malamnya Jin Wook. Ji Ne yakin kalau makan
malam cuma alasan yang digunakan Jin Wook untuk memenuhi tujuannya yang
sebenarnya. Koki Wang masih kesal mengomeli Yoo Mi yang belakangan tidak fokus
kerja.
Eun Bi
sampai heran, ada apa dengan Koki Wang seharian ini. Shin Hwa menduga pasti
hernia-nya Koki Wang kumat lagi. Dia sibuk dengan pekerjaannya sampai tidak
bisa operasi dan sebagai ketua dapur, dia tidak boleh tidak masuk kerja. Karena
itulah, Shin Hwa memohon agar Yoo Mi mau memahami Koki Wang.
Beberapa
saat kemudian, Yoo Mi memabawakan nasi goreng Indonesia ala Korea (nasi goreng
kita terkenal yah di sana. wkwkwk) yang sudah dia modifikasi biar sesuai dengan
seleranya Jin Wook. Jin Wook cuma menatapnya sejenak lalu mengusirnya dengan
sok cuek. Padahal begitu dia pergi, Jin Wook langsung melahapnya dengan rakus.
Begitu
kembali ke kantor, Yoo Mi di-sms Hyun Tae yang mengajaknya jalan ke Sungai Han
bersama Dong Goo. Yoo Mi setuju, mengira pekerjaannya usai. Tapi sedetik
kemudian, chat Jin Wook masuk, mengeluh karena porsinya makanannya tadi terlalu
sedikit. Buatkan makanan lain.
Yoo Mi
mendesah kesal dan terpaksa harus mencari resep lain, bingung harus buat apa,
mana dia kekurangan bahan lagi. Akhirnya dia datang kembali membawakan bola
nasi dengan daging cincang. Dia hendak menjelaskan alasannya memasak makanan itu,
tapi Jin Wook lagi-lagi menyelanya dan mengusirnya dengan cuek. Kayaknya dia
sudah kenyang, tapi dia tetap memaksakan diri dengan meminum sebotol obat dulu.
Tak lama
kemudian, Yoo Mi sudah mengganti seragamnya dan terduduk lemas di meja kantin.
Hyun Tae meneleponnya saat itu. Yoo Mi langsung menggerutu mengeluhkan Jin Wook
yang hari ini aneh sekali, dia sudah makan malam 2 kali, apa dia itu manusia?
Dia harus pulang malam cuma gara-gara mengurus makanannya Jin Wook, jadi
sebaiknya rencana ke Sungai Han dibatalkan saja.
Cemas, Hyun
Tae menawarinya untuk menjemputnya. Tapi sebelum Yoo Mi sempat menjawab, tepat
saat itu juga dia merasakan feeling aneh. Dia berpaling ke belakangnya dan
langsung kaget mendapati Jin Wook sedang mengintipnya dari balik tiang. Yoo Mi
pun langsung mematikan teleponnya.
"Ada
yang mau menjemputmu?"
"Ti-tidak.
Tapi, kenapa anda kemari?"
"Aku
lapar."
"Hah?!"
"Aku
mau ramen." Ujar Jin Wook. Yoo Mi melongo tak percaya mendengarnya.
Hyun Tae
gelisah menatap ponselnya saat Ibu datang dan menanyakan Yoo Mi yang belum
pulang. Ibu usul agar mereka minum bersama saja setelah kafe tutup nanti. Tapi
Hyun Tae beralasan kalau dia mau cari udara segar dan langsung keluar dengan
emmbawa bola basketnya. Ibu penasaran, apa kedua orang itu punya hubungan.
Hyun Tae
bermain sendirian sambil memarahi dirinya sendiri dengan kesal. Seharusnya dia
tidak boleh membiarkan jika temannya diganggu, masa yang bisa dia lakukan hanya
itu saja!
Terpaksalah
Yoo Mi musti memasakkan ramen sambil menggerutui keanehan Jin Wook seharian
ini. Padahal sebelumnya Jin Wook bahkan berusaha membuatnya dipecat, tapi
sekarang seolah ada pengemis didalam perutnya.
Saat dia
membawa ramennya, dia langsung menyindir halus selera makan Jin Wook yang
sangat tidak biasa hari ini. Ah, tapi Yoo Mi lupa bawa tatakan. Jin Wook santai
mengeluarkan bukunya Hyun Tae jadi tatakan untuk panci ramennya.
Yoo Mi jelas
tercengang melihatnya. Saat Yoo Mi tak segera meletakkan pancinya, Jin Wook
langsung menariknya mendekat sampai panci itu mendarat di atas buku itu dan
sengaja tak segera melepaskan tangan Yoo Mi sampai Yoo Mi sendiri yang harus
melepaskan tangannya.
Dia mau
menanyakan buku itu, tapi Jin Wook menyela dan mengklaim kalau buku ini milik
Sekretarisnya. Tebalnya pas jadi tatakan panci. Duduklah, tunggu sampai dia
selesai. Yoo Mi tidak mau, dia mau pulang saja. Tolong kembalikan sendiri ke
bak cuci piring setelah selesai nanti.
"Duduklah,"
tegas Jin Wook.
Terpaksalah
Yoo Mi menurutinya. Begitu dia duduk, Jin Wook sengaja meniup ramennya ke Yoo
Mi sementara Yoo Mi gelisah menatap jam tangannya terus. Sepertinya Yoo Mi ada
kencan, yah? Apa dia sudah mengacaukan kencannya Yoo Mi?
Yoo Mi lebih
penasaran lagi, apa Jin Wook minta makan malam sampai 3 kali itu gara-gara
orang yang bukunya Jin Wook jadikan tatakan ini? Jin Wook kontan tersedak
mendengarnya, tapi tentu saja dia sok jaim, memangnya dia kelihatan kayak orang
kurang kerjaan apa?
Dia menatap
Yoo Mi lekat-lekat sebelum kemudian berkata bahwa ada hal yang ingin dia
pastikan. Dia beranjak bangkit lalu mendekatkan wajahnya sangaaaaat dekat ke
wajah Yoo Mi sampai Yoo Mi gugup dan cegukannya kumat.
Jin Wook
langsung tersenyum puas melihat reaksinya. Yoo Mi berusaha menghindar tapi Jin
Wook menariknya kembali.
"Kebiasaan
cegukanmu itu, kurasa aku tahu apa artinya." Teringat setiap kali Yoo Mi
cegukan setiap kali berdekatan dengannya, Jin Wook semakin mempersempit jarak
diantara mereka, mencengkeram kedua bahu Yoo Mi lalu berkata "Cegukanmu
itu... hanya untukku, kan? Kenapa? Aku membuatku gugup?"