Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Criminal Minds Episode 5
Penyidik
mengintrogasi Min Young, kapan Min Young tahu jika Reaper mengincar Kang Hyung?
"sejak
Reaped mengancam Timjangnim dan Han Byul menghilang", jawab Min Young.
Penyidik
bertanya ke Lee Han, menurutmu kenapa Reaper mengincar keluarganya Kang Ki Hyung
ketimbang dirinya sendiri?.
Lee Han
menjawab, Reaper mengincar keluarganya karena dapat memberikan luka yang
mendalam pada Kang Ki Hyung, sebab Reaper memiliki mentalitas abnormal yang
merasa unggul ketika melihat orang lain kesakitan.
Nana
diminta menjelaskan apa yang terjadi pada 17 Mei. Nana bilang ia tidak begitu
mengerti situasinya, bukankah penyidik juga tahu tindakan Reaper pada Kang
Timjangnim?
“Apa hari
itu, Kapten Kang bersikap rasional?” Tanya Penyidik ke Sun Woo.
“Aku sudah
menulis terkait hal tersebut di laporan penyelidikan.”
“Baiklah.
Kali ini, pertanyaan yang lain. Jika Reaper kembali…, …bisakah Kapten Kang menyelidiki kasus ini secara rasional?”
“Izinkan
aku bertanya pada Anda. Kenapa Anda mencoba membingungkan tim kami atas kasus
yang sudah selesai?”
Penyidik
beralasan ini karena Reaper kabur dari penjara, suatu saat nanti kejadian
serupa bisa terulang kembali.
Baek San
memperhatikan jalannya interogasi dari ruang sebelah. Salah satu petugas denga
Baek San berkata akan mengambil tindakan karena Kim Hyun Joon berkali-kali
menolak untuk bekerja sama.
Sudah
sebulan insiden kejadian Reaper, polisi terkesan tidak melakukan apa-apa.
Sekarang situasi dinyatakan sebagai keadaan darurat.
Ada rekam
medis yang menyatakan Kim Young Chul sering meminum Tapazol, obat
hipertiroidisme. Dia juga banyak minum antibiotik penisilin eperti ampisilin
dan methicillin untuk mengobati luka
dalam.
“Karena
itu, aku memeriksa obat yang dijual di… semua apotek bulan ini. Ternyata ada
seorang pria yang memakai identitas palsu untuk membeli… obat-obat tersebut
dengan resep palsu. Wajahnya tak kelihatan jelas di CCTV, tapi pria itu mirip
Kim Yong Chul.”
Itulah
kenapa sekarang Hyun Joo mengejar seorang pria yang dicurigainya sebagai
Reaper.
Hyun Joon
berhasil menangkap pria itu, ia teringat penjelasan Nana sebelumnya. Nana
bilang pria itu juga membeli obat Oxycontin, yaitu narkotika pereda rasa sakit.
Oxycontin mengandung zat narkotika…, jadi kalau diminum berlebihan, bisa
menyebabkan halusinasi. Obat itu sangat adiktif, makanya ada regulasi
pemakaiannya.
Sayangnya
Hyun Joon menangkap orang yang salah.
Hyun Joon
mendapati Kang Timjangnim merenung,
Baek San
melihat hasil tes psikologis Kang Timjangnim, hasilnya Kang Ki Hyung mengalami
PTSD. Yaitu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan.
Baek San
yakin Sun Woo sudah mengetahui itu. Baek San memang mengizinkan Kang Ki Hyung
tetap bekerja, namun pihak berwenang sangat mengkhawatirkan kondisi Kang Ki
Hyung.
Sun Woo
bertanya kenapa membahas ini dengannya?. Baek San ingin Sun Woo melaporkan apa
saja tentang Kang Timjangnim. Kantor pusat sudang mempertimbangkan apakah akan
tetap mengizinkan Kang Ki Hyung ikut dalam penyelidikan atau tidak. Gejala PTSD
bisa menyusahkan seluruh anggota Tim.
Menurut
Sun Woo Kang Timjangnim cukup mampu menahan diri pada Reaper, jika Sun Woo
berada di situasi Kang Ki Hyung saat itu pasti juga hendak membunuh Reaper di
tempat. Namun Kang Ki Hyung bisa tidak menyerah demi Han Byul.
“Jangan
memberikan pendapat pribadimu, buatlah penilaian yang objektif dengan tim.”
Katanya ke Sun Woo, siapa tahu Sun Woo bisa menggantikan posisi Timjangnim di
tim menggantikan Kang Ki Hyung.
Kang Ki
Hyung mendengar pembicaraan keduanya.
Seorang
pria dengan pakaian serba hitam, mengecek rumput kemudian mengeluarkan kapsul
dan membiaskan isinya ke udara. Bulir-bulir kecil halusnya terbang dan
terkontaminasi dengan udara, masuk ke jaringan tubuh manusia mengifeksi
sel-sel.
10 jam
setelah kejadian, pukul 22:00
Orang-orang
yang terkena sebelumnya langsung mengalami gejala-gejala seperti kulit
ruam-ruam kemerahan. Beberapa datang ke apotek mencari obat, beberapa yang lain
terbatuk-batuk dan muntah darah.
Rumah
Sakit penuh dengan orang-orang sakit dengan gejala yang sama.
Min Young
dengan keponakannya membuat kimbab bersama. Panggilan datang, Min Young
bergegas pergi. Ia meminta maaf pada Ha Eun karena ada urusan mendadak. Ha Eun
menghadangnya, marah karena Bibi tadi janji akan buat kimbab bersama.
Min Young
tidak enak hati, ia meminta Ajumoni untuk menjaga Ha Eun.
Seo Hye
Young dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menjelaskan. Semalam, 72
orang dilarikan ke RS di seluruh Seoul. Semua korban tersebut rupanya berada di
taman, siang hari kemarin. Dan 10 jam kemudian, pukul 22:00…, muncullah korban
pertama. Sekarang pukul 07:20 pagi…, telah dilaporkan bahwa jumlah korban
meninggal mencapai 17 jiwa.
Menurut
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit…, bakteri antraks telah ditemukan
pada darah korban.
“Bakteri
antraks?” Hyun Joon terkejut.
“Bakteri
biologis yang menyebabkan infeksi fatal. Jika kita terinfeksi oleh bakteri
antraks…, gejala awalnya mirip dengan flu. Jika infeksi makin parah, maka bisa
merenggut nyawa.”
Menurut
Sun Woo, sampai saat ini belum ada kasus serupa seperti itu di Korea…, namun di
Jepang sudah pernah terjadi insiden teror biokimia yang serupa. Dua kali pada
tanggal 27 Juni dan 2 Juli tahun 1993. Markas besar Aum Shinrikyu di Tokyo
membudidayakan bakteri antraks dan mendistribusikannya.
“Setelah
teror 11 September ’11 di AS…, setiap warga ketakutan oleh teroris… yang
menyebarkan bakteri antraks. Tapi orang yang terserang bakteri antraks, takkan
mati secepat itu. “ Selidik Lee Han.
“Apa
jangan-jangan ada variasi lain? Teroris biasanya mengubah virus agar proses
infeksinya lebih mudah. Mereka mungkin mengembangkan bakterinya agar bisa
terinfeksi di sistem pernapasan.” Kang Timjangnim memikirkan kemungkinan.
“Betul.
Mereka membuat variasi bakteri, sehingga orang akan terinfeksi … hanya lewat
bernapas saja.”
Hyun Joon
melihat luka di korbannya bisa berlipat ganda lebih sepat dalam hitungan menit.
Seo Hye Young menjelaskan bukan hanya lukanya, tapi paru-parunya juga parah.
Begitu zat racun masuk ke dalam paru-paru, tidak ada cara menyembuhkannya.
Nana ngeri
mendengarnya, berarti semua orang akan mati?
Kang
Timjangnim bertanya ke Min Young bagaimana persnya?. Min Young bilang ia sudah
menahan jangan sampai berita ini beredar ke massa.
Hyun Joon
tidak mengerti, ada baiknya masyarakat mengetahui tentang ini. Kang Timjangnim
menyergahnya, apa Hyun Joon tidak memikirkan betapa kacaunya masyarakat kalau
tahu mengenai ini?.
“Psikolog
Sosial Le Bon berkata, alasan dan kesadaran tiap orang… akan kalah dari
kesadaran kelompok. Artinya jika informasinya bocor, maka pasti ada golongan
masyarakat yang panik.”
Kata Lee
Han membenarka tindakan Kang Timjangnim.
“Jadi
maksudnya tak masalah membiarkan mereka mati tanpa tahu sebabnya?” Hyun Joon
masih tidak setuju.
Kang
Timjangnim menyudahi rapat mereka kali ini. Ia tetap akan menahan informasi ini
dan secepatnya mencari solusi mengatasi masalah ini. Kim Hyun Joon kembali
mencoba meyelanya,
“Timjangnim!”
“Kim Hyun
Joon-ssi, hentikanlah.” Sun Woo mencegahnya.
Kang Ki
Hyung pergi meninggalkan semuanya.
Di
beritakan banyak pasien penyakit paru-paru membludak di RS Seoul.
Si
penyebar bakteri menghubungi rekannya, ia butuh tambahan lagi. Rekannya sedang
membuat bakterinya, ia bilang sebentar lagi.
Baek San
khawatir jika ada keterlibatan teroris di insiden ini. Kang Ki Hyung sudah
memastikan kalau kasus kali ini tidak ada hubungannya dengan teroris luar,
entah Korea Utara atau IS.
“Jadi
maksudmu ini ulah orang dari negara kita sendiri?”
“Inilah
daftar orang-orang di Kementerian Pertahanan…, semua pejabat sekretaris di Blue
House dan surat kabar terkait penyelidikan.“
“Jika ada
yang salah…, orang-orang yang masuk daftar ini pasti akan meminta
pertanggungjawabanmu.”
“Kau tahu betul apa akibatnya nanti.”
“Posisiku
sekarang ini bukan untuk mengkhawatirkan hal itu.”
“Baiklah.
Akan kupastikan mereka sampai di sini dalam 30 menit.”
Kang Ki
Hyung tampak mengernyitkan dahinya seperti pusing. Baek San mengkhawatirkannya.
Kang Ki Hyung bilang tidak apa-apa, kemudian ia pamit pergi.
Sun Woo
dan Hyun Joon menemui salah satu korbannya. Jika dirasa korban merasa kesakitan
ia tidak perlu menjawabnya.
Sun Woo
mulai, korban sebelumnya di taman dengan sepeda. Sekarang, kami akan memulai
latihan prosesor ingatan. Ingatlah apa yang terjadi padamu semenjak dari taman
kemarin.
Ingatlah
perasaan saat sinar matahari menyentuh kulitmu dan angin bertiup. Suara apapun
yang kaudengar…, siapapun orang yang kaulihat, dan apapun yang mereka lakukan…,
kalau kau bisa mengingatnya, jelaskan padaku.
“Saat itu
cuacanya hangat. Anginnya sejuk. Ada yang berkumpul bersama keluarga. Mereka semua kelihatan
bahagia. Baiklah, sekarang apa yang kau lihat di sekitarmu? Pohon… dan hutan.
Ada anjing juga yang berkeliaran. Bukit.”
“Apa yang
ada disana?”
“Ada orang
yang berdiri di kejauhan. Seorang pria.”
“Pria
seperti apa?”
“Pria
berpakaian hitam. Pria itu… wajahnya tak kelihatan jelas.”
Zat
racunnya sudah memasuki lobus parietalis. Korban kesulitan berbicara,
kondisinya semakin parah. Sun Woo meminta Sung Yeon berusaha menjelaskan lagi.
Tapi Hyun Joon berkata ke Sung Yeon kalau sesinya sudah selesai dan Sung Yeon
bisa beristirahat sekarang.
Sun Woo
bersikeras, Hyun Joon memegangi pundak Sun Woo untuk berhenti memaksa korban.
Di luar
ruangan, Hyun Joon masih tidak mengerti apakah tindakan tidak memberitahukan ke
korban adalah tepat?. Sun Woo yakin yang terbaik sekarang adalah menemukan
pelakunya, antibodi yang pelaku miliki adalah solusi untuk menyelamatkan mereka
yang terinfeksi.
Sekarang
NCI akan memaparkan profil pelaku. Lee Han dan Kang Timjangnim memberikan hasil
kesimpulan pada semuanya yang hadir. Kasus ini bermula di suatu taman. Taman
biasanya tidak melambangkan sesuatu. Berarti, pasti ada alasan pribadi pelaku
memilih taman. Pelaku yang memedulikan perasaan pribadi mereka… biasanya orang
yang meyakini… kalau apa yang mereka lakukan itu sangatlah penting. Bisa
disimpulkan… serangan seperti ini bisa terjadi di Korea.
Orang-orang
di sekitarnya akan menganggap pelaku… sebagai orang yang tidak stabil,
paranoid, dan tertutup. Mereka tidak ingin mendekatinya. Dia rela bekerja
lembur beberapa minggu terakhir ini… untuk membuat variasi bakteri.
Dia juga
punya laboratorium sendiri untuk mengembangbiakkan bakteri antraks. Dia juga
diperkirakan menulis buku tentang perang bakteriologis. Penggunaan bakteri
dengan tujuan melumpuhkan daya tahan makhluk hidup. Lee Han yakin pasti pelaku
kesal karena tidak ada orang yang tertarik dengan perang bakteriologi.
Kang
Timjangnim mengatakan kalau kita tidak ada waktu lagi, pasti pelakunya adalah
orang-orang disekitar orang-orang yang datang di sini.
Taman
ditutup, pers menanyakan apa alasan taman in ditutup. Apa benar warga terkena
gas beracun?.
Hyun Joon
dan Sun Woo datang ke taman. Sun Woo menyusuri taman, Hyun Joon berdiri di
bukit tempat pelaku menyebarkan bakterinya.
Sun Woo
bergabung dengan Hyun Joon.
“Pada saat
kejadian, angin bertiup ke arah timur laut. Dia pasti berdiri di sini. Jika dia
menyebarkan serbuk di sini, angin… akan menebarkan serbuk ke arah sana.” Hyun
Joon menunjuk arah.
“Sebagian
besar korban… merupakan orang yang keluar untuk menikmati indahnya hari.”
“Jadi
menurutmu tersangka merasa gembira… saat memikirkan korban akan sekarat?”
“Jika
memang begitu, dia akan melakukan kejahatan yang akan memungkinkannya… untuk
menyaksikan langsung reaksi para korban. Pasti ada alasan lain.”
“Dia bisa
saja senang saat melihat proses para korban menghirup serbuknya. Kau lihat pria
itu?”
Hyun Joon
menoleh ke belakang, diantara kerumunan wartawan ada pria mengenakan serba
hitam-hitam. Sun Woo melirik ke belakang sekilas. Menurut Hyun Joon ini aneh,
padahal kita belum memberitahu media kalau ada penyebaran antraks… tapi dia
pakai penutup wajah. Dia juga pakai ransel dan sepatu kets, jadi dia bisa kabur
kapan saja.
Hyun Joon
dan Sun Woo sependapat, bisa jadi pria itu tersangkanya. Hyun Joon dan Sun Woo
berbalik santai. Kemudian Hyun Joon mengejar pria tersebut.
Di gang
sempit Hyun Joon berhasil menangkapnya, tapi kalah dan pria itu berhasil kabur.
Sun Woo
dan petugas yang lain datang. Hyun Joon menghubungi Nana, ingin Nana memeriksa
semua rekaman CCTV jarak 2km dari Taman Seoul.
Nana
kesulitan melacak pria itu karena mengenakan masker dan topi. Hyun Joon melihat
rekamannya, dalam benak Hyun Joon ia yakin pria yang dikejarnya pasti pernah
mendapatkan pelatihan sistematis khusus.
Kapten Cho
Seok Hoon menawarkan rekaman CCTV ke Kang Timjangnim. Ia yakin profil orang
tersebut cocok dengan pelaku.
Kapten Cho
Seok Hoon menerangkan bahwa ini rekaman CCTV sidang parlemen terkait “Jupiter
Program.”
Tampak
seorang pria membarikan pidato. Menurut pria itu… Pasukan militer AS telah
membawa sejumlah besar bakteri antraks yang bisa membunuh jutaan jiwa…basis
operasi mereka di Korea. Inilah situasi Korea sekarang. Tapi bagaimana jika ini
dilakukan oleh Korea Utara?
Jika
bakteri antraks menyebar di taman atau fasilitas umum… …sebagai serangan
terhadap suatu individu yang tak tentu…,
jutaan orang akan tewas. Jika kita tidak berbuat apa-apa…, masyarakat kita bisa
dibantai… tanpa perlawanan.
Orang-orang
yang menghadiri pertemuan tersebut tidak terlalu menghiraukan ucapan si pria.
“Cari tahu
apa keputusan dia sebelum hutan buatan itu dibentuk.” Kang Timjangnim menyuruh
Nana mencari infonya.
Nana
menemukan bahwa pria itu ingin membangun pusat penelitian biokimia memakai uang
dana pembentukan taman.
Sun Woo
pikir pria itu memiliki komplotan, lalu apa keputusan Dewan saat itu?. Kapten
Cho mengatakan kalau Anggota Dewan memutuskan tidak mempercayai perkataan DR.
Jang. DR. Jang juga diberhentikan dari Kementrian Pertahanan dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan maupun Lembaga penting yang dianggotainya.
Kabar
terbarunya, dia saat ini bekerja di “Fine” perusahaan farmasi multinasional.
“Jika dia
kerja di bidang farmasi…, dia bisa saja dengan mudahnya mengakuisisi bakteri
antraks.” Kata Lee Han.
Min Young
masuk ke ruangan dengan cemas, “Kapten Kang, sekarang sudah jam 12 dan sudah
ada 3 orang lagi yang meninggal.”
Kang
Timjangnim menyuruh Hyun Joon dan Lee Han menyelidiki komplotan DR. Jang. Ia
dan Sun Woo akan pergi ke Perusahaan Farmasi.
Bangsal RS
tampak kacau, korban dirawat dengan para petugas yang mengenakan pakaian
khusus.
Pria dari
perusahaan tersebut bertanya apa yang terjadi dengan DR. Jang?. Sun Woo
mengatakan ia tidak bisa menjelaskan rinciannya sekarang. Mereka lalu pergi ke
laboratorium DR. Jang.
Hyun Joon
dan Lee Han berkunjung ke suatu rumah. Lee Han pikir pemilik rumah sudah lama
tidak keluar. Hyun Joon menekan bel rumah, tidak ada tanggapan. Si pemilik
rumah mengawasi keduanya dari CCTV. Mereka berkeliling, Lee Han berhasil masuk
lewat pintu lain.
Di laborat hasilnya negatif, DR. Jang tidak
mengembangbiakkan bakteri antraks di sini. Kang Timjangnim meminta Sun Woo
menghubungi Lee Han dan Hyun Joon untuk tahu apa yang mereka temukan di sana.
Hyun Joon
juga berhasil masuk ke rumah. Sun Woo menghubungi Hyun Joon bertanya sudah
menemukan apa saja? Hyun Joon hanya menginfokan kalau ada yang tinggal di rumah
ini, tampak aneh karena pintu tidak dikunci. Ia akan menghubungi Sun Woo lagi
kalau sudah menemukan sesuatu.
“Lee Han,
kau sudah menemukan apa?” tanya Hyun Joon dari lantai atas. Lee Han tidak
terlihat lagi, sudah berkeliling.
Lee Han
memperhatikan susunan buku di rak, merasa aneh dengan buku berjudul wanita
diantara buku pengetahuan yang lain. Lee Han menariknya, rak tersebut rupanya
merupakan pintu rahasia ruang bawah tanah.
Ia masuk
ke dalam sana. Si penghuni rumah masih mengamati Lee Han dari CCTV. Lee Han melihat bercak darah di lantai.
Hyun Joon
menemukan pintu yang sama. Lee Han mengikuti jejak darah tersebut. Seorang pria
keluar langsung menusuk perutnya.
Hyun Joon menuruni
tangga. Terdengar suara alarm dari ruang bawah tanah. Ketika si pria serba
hitam hendak menghabisi Lee Han yang terkapar, alarm berbunyi lalu pria itu
membawa suatu kopor dan pergi berlalu sambil membantingkan tabung bakterinya.
Hyun Joon
berusaha membuka pintu ruang bawah tanah, namun Lee Han menyuruhnya menjauh.
Hyun Joon tidak mengerti kenapa Han seperti ini. Han mengatakan ruangan ini
sudah terpapar bakteri antraks.
Sun Woo
dan Kang Ki Hyung diberitahu Hyun Joon kalau Lee Han sudah terinfeksi antraks.
Kang Timjangnim terkejut dan mengarahkan mobilnya ke jalur lain.
Ha Eun
bersama temannya. Temannya mengobrol asyik dengan ibunya, sebentar lagi akan
pulang. Temannya menawakan Ha Eun untuk menelepon ibunya. Ha Eun meminjam
ponselnya, ia menelepon Min Young.
Berpura-pura
memanggilnya Ibu. Min Young agak geli “Sudah kubilang untuk memanggilku Bibi
kan?”
Ha Eun
beralasan ini karena temannya menyuruh Ha Eun menelepon ibunya sebelum bus
jalan.
Nana
datang dengan wajah panik, bagaimana ini? Han.. Han kita. Min Young dan Nana
lalu berpelukan.
Hyun Joon
marah besar, Lee Han kau keluar tidak!? Keluarlah jika tidak ingin kuhajar!.
Lee Han tetap tidak mau keluar, ia yakin tidak akan mati karena ia jenius.
IQ-ku 187. Aku ini jenius. IQ tinggi itu artinya aku bisa cari solusi sendiri.
Jika aku mencarinya di sini, antidote-nya pasti bisa kutemukan disini… begitu
juga aku pasti bisa tahu pelakunya.
Hyun Joon
pamit pergi dan akan segera kembali ke Lee Han.
Di luar
rumah polisi dan petugas lainnya sudah datang. Kang Ki Hyun dan Sun Woo juga
sudah berada di sana.
Perut Lee
Han sudah terluka. Di kondisi ini Lee Han pikir ini hanya luka luar karena usus
besar berukuran 5 cm. Ia harus menghentikan pendarahannya.
Hyun Joon
menghubungi Lee Han. Ia berencana mendatangkan petuga dengan pakaian khusus
untuk membawa Lee Han ke RS segera secepatnya. Tapi Lee Han menolak itu, ia
ingin menyelesaikan kasusnya di ruangan ini. Hyun Joon membentaknya “Hei kau!
Mau melihatku marah besar?!”
Sun Woo
menahan Hyun Joon, waktu korban tinggal 2 jam. Kalau kita tidak bisa menemukan
obatnya maka Lee Han ke RS pun akan sia-sia.
Hyun Joon
bersikeras tidak setuju, terus kalau Lee Han tidak menemukan petunjuknya
bagaimana?!. Hyun Joon meminta Kang Timjangnim yang menyuruh Lee Han keluar.
Hyun Joon tidak ingin melihat rekannya tewas kembali.
Kang
Timjangnim awalnya gamang, namun ia memutuskan untuk percaya pada Lee Han.
Karena tindakan itu bisa saja menyelamatkan semua orang.
CCTV
dihubungkan Nana ke layar utama. Sun Woo meminta Lee Han menginfokan apa yang
diketahuinya.
Lee Han
melihat jejak darah di ruang pembiakan. Ia menemukan DR. Jang Ji Ho meninggal.
Terlihat dari lukanya pasti ada orang yang telah memukulnya. Dilihat dari warna
ungu di tangannya Lee Han yakin pasti DR. Jang sudah meninggal beberapa hari
lalu.
Hyun Joon
pikir pasti DR. Jang meninggal sebelum serangan pertama, dibunuh oleh pria yang
Hyun Joon kejar tadi.
Di dalam
sana Lee Han mencari petunjuk siapa komplotan DR. Jang. Di sana ada dua meja
kerja, yang satunya rapi dan lainnya berantakan. Ada dua tulisan berbeda pula.
Lee Han
menemukan sesuatu dari dalam laci. Lee Seok Han lulusan Universitas Hankuk,
master di bidang mikrobiologi. Saat sedang melakukan tugas tesisnya, dosen
pembimbingnya adalah DR. Jang. Dari tulisan penelitiannya Lee Han bisa menilai
kepribadiannya Lee Seok Han.
Dia
menggunakan kalimat defensif dan gaya penulisannya sangat defensif. Dia bukan
orang yang berpengaruh, tapi sangat penurut. Dia selalu mempertahankan
pendapatnya.
“Jadi
maksudnya dia bukan tipe orang yang memimpin aksi kejahatan?” Tebak Kang
Timjangnim.
Nana
menemukan gambar Lee Seok Han. Ia mengirimkannya ke Lee Han apakah benar tadi
yang menyerangnya?. Lee Han menggeleng, bukan pria ini. Hyun Joon juga
berpikiran sama, bukan orang yang ia kejar tadi.
Lee Han
sudah kepayahan bergerak. Sun woo memintanya bertahan, pasti bisa menemukan
sesuatu di sana.
Ada
catatan uji coba. Hari ke-5, tikus. Hari ke-15, anjing. Hari ke-30, manusia.
Kalau kita melakukan proses uji klinis…, biasanya kita pertama kali
menguji tikus, lalu mamalia yang lebih
besar. Kemudian, ketika mencapai titik tertentu, pasti ada uji sederhana pada
manusia.
“Jadi
tersangka melakukan uji klinis dulu sebelum menyerang?” Kang Ki Hyung.
“Berarti
harusnya ada pasien bakteri antraks setelah itu…, tapi tidak ada kasus serupa
sebelum ini.” Sun Woo heran.
“Mungkin
mereka tidak tahu mereka meninggal karena bakteri antraks. Saat penyakit MERS
marak…, tidak ada yang tahu kalau pasien pertama saat itu terjangkit MERS.”
Jelas Hyun Joon.
Hyun Joon
lalu meminta Nana mencari adakah pasien meninggal karena paru akut 3 hari ini?.
Nana
menemukan ada 3 pasien meninggal karena komplikasi paru-paru di UGD yang
berbeda. Nama kobannya Mi Joo Hee 30 tahun. Park Chang Sun 46 tahun, Joo Young
Guk 52 tahun. Mereka bekerja sebagai staf suatu acara di lokasi yang sama.
Suatu perusahaan keamanan swasta, Eagle Security… yang mengadakan acara
tersebut. CEO-nya Choi Ho Sung. Nana terkejut sendiri,
Dia pernah
bekerja dengan DR. Jang selama empat tahun dari 2009 – 2013 di Badan
Pengembangan, sebagai tentara.
Lee Han
membenarkan pria itu yang menyerangnya tadi. Tak lama kemudian Han diselamatkan
oleh tim medis.
Sebelumnya
Choi Hu Sung bersitegang dengan DR. Jang. Beliau mengatakan ia tidak pernah
bermaksud untuk membunuh manusia.
Choi Hu
Sung menagih ucapan DR. Jang di pertemuan saat itu. DR. Jang mengatakan Negara
ini butuh kekacauan untuk membuat masyarakatnya berpikir bahwa perang akan
terjadi. Bukankah DR. Jang membuat gen bakteri antraks itu karena alasan itu?
DR. Jang
berpendapat bahwa senjata nuklir hanya bisa dikalahkan oleh senjata nuklir yang
lebih kuat. Begitu juga dengan bakteri antraks. Aku ingin melindungi bangsa ini
dari bioterorisme.
Choi Hu
Sung tidak peduli dengan alasan konyol tersebut, ia menganggap DR. Jang
hanyalah pengecut. Ia lalu memukul DR. Jang dan rekannya.
Sun Woo
pikir pasti Lee Seok Han takut dan dimanfaatkan oleh Choi Hu Sung. Menurut info
yang Nana temukan, Choi Hu Sung orangnya pintar di kemiliterannya dan
diberangkatkan ke luar negeri saat usianya 20-an. Alasannya dikeluarkan dari
militer karena ia menghajar anggota lainnya yang tidak cakap bekerja.
“Berarti,
dia tipe orang suka bekerja, tapi sangat egois.” Simpul Sun Woo.
“Dia orang
yang bertekad melihat hasil setelah membuat keputusan.” Tambah Kang Timjangnim.
“Jika Choi
Ho Sung menyiapkan serangan teroris lagi…, dia mungkin tidak akan berhenti.”
Hyun Joon.
“Jadi
siapa kira-kira target terakhirnya?” Sun Woo bertanya-tanya.
Nana sulit
mengakses informasi Choi Hu Sung karena code black. Kang Timjangnim akan
mengurusnya. Ia menghubungi Baek San
agar bisa mengakses code black dari Choi Hu Sung. Baek San bertanya apa ini
satu-satu caranya?. Kang Ki Hyung memohon bantuannya.
Baek San
memasuki ruangan khusus, ia memasukkan sandinya. Kemudian iris matanya
dipindai, ia memasukkan usb di sana. Mulai mengetikkan sesuatu. Informasi Choi
Hu Sung terakses, Saat Choi Ho Sung masih remaja.., dia ikut berperang di
Afghanistan. Tapi semua rekannya meninggal karena serangan biokimia. Namun
rupanya itu hanya kecelakaan… yang disebabkan oleh kebocoran dari negara
serikat.
Semua
informasi terkait hal itu… telah dimusnahkan untuk merahasiakan fakta tersebut.
Dari
informasi Baek San, Kang Ki Hyung menyimpulkan bahwa teroris seperti Choi Hu
Sung pasti akan mencari lokasi yang simbolis, tempat umum, seperti Gedung
Majelis Nasional.
Nana
menerjemahkan kode enskripsi Choi Hu Sun, dan ada juga foto yang ditemukan.
Salah satunya foto kamera CCTV di dekat taman penyerangan, CCTV di Dongan-gu di
Cheonan.
Dongan-gu,
Cheonan. Perang. Tentara. Dan tempat simbolis. Min Young menebak tempat
selanjutnya adalah Gedung Kemerdekaan.
Eun Ha dan
teman-temannya sedang karya wisata. Eun Ha tanpa sengaja terjatuh menabrak Choi
Hu Sung yang menyamar. Choi Hu Sung dibantu Lee Seok Han dalam beraksi.
Hu Sun
meminta Seok Han jangan khawatir, dunia akan berubah sekarang.
Min Young
mengkhawatirkan Eun yang hari ini kunjungan ke gedung kemerdekaan. Ia hendak
menelepon supaya pihak TK pulang. Sun Woo melarangnya, apa Min Young tidak tahu
aturannya?.
Min Young
panik, aku tahu sunbae!. Kakakku dan suaminya meninggal karena kecelakaan, dan
dia masih kecil saat itu. Tidak bisa.. aku harus meneleponnya. Sun Woo mengerti
perasaannya Min Young, tapi jika Min Young melakukannya akan membuat anak-anak
dalam bahaya juga.
Sun Woo
meyakinkan Min Young kalau kita pasti bisa menyelamatkan mereka.
Di dalam
bus NCI Min Young masih tidak bisa tenang. SWAT datang ke lokasi, petugas
menyebar.
Choi Hu
Sung masih belum ditemukan keberadaannya.
Dari
pimpinan SWAT tidak sependapat dengan NCI, apakah mereka hanya akan berpangku
tangan sementara pelaku belum ditemukan?. Hyun Joon dan Sun Woo menegaskan
mereka tidak boleh gegabah demi keselamatan semua orang, pelaku sudah
memperkirakan diri mereka menjadi incaran.
Pandangan
mata Kang Ki Hyung mulai kabur, ia menjatuhkan berkas di tangannya. Semua orang
berbalik menoleh melihat apa yang terjadi. Sun Woo satu-satunya yang mengetahui
kondisi Kang Ki Hyung di sana, terngiang ucapan Baek San sebelumnya. Seperti
yang diketahui, orang tidak bisa cepat mengatasi gejala PTSD. Seluruh tim akan
kesulitan karena mengalami gejala tersebut.
Kang Ki
Hyung memungut kembali berkasnya. Bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Kepala
SWAT menghubungi timnya, ia memerintahkan pergerakan.
“Tidak
bisa. Harap bersiaga saja.”
“Jika ada
yang tak beres, menurutmu siapa yang harus bertanggung jawab? Kalian bisa
tanggung jawab?” kepala SWAT marah.
“Aku yang
akan bertanggung jawab penuh.” Kang Timjangnim siap bertanggung jawab.
Salah satu
agen NCI sedang berusaha memulihkan CCTV yang diretas. Jika kita mengetahui
rencana pelaku maka akan lebih mudah kita bergerak dan memprediksi tindakan
selanjutnya.
Nana
berhasil melihat CCTV yang diretas. Hyun Joon pergi ke Ruang Pameran. Kang Ki
Hyung berpesan ke Hyun Joon untuk meminta bantuan SWAT kalau dirasa situasinya
sulit.
Hyun Joon
akan ke lantai dua. Sun Woo ingin Hyun Joon menghubunginya kalau ada yang mencurigakan.
Min Young
sambil melihat di mana Eun ponakannya berada. Hyun Joon memikirkan tindakan
pelaku, kalau berencana membahayakan nyawa banyak orang di dalam gedung pasti
ia akan bertindak di luar gedung. Seperti misalnya saat Choi Hu Sun menebarkan
bakteri di taman, ia mengecek hembusan angin dengan menjatuhkan potongan rumput
terlebih dahulu sebelum bakterinya. Pelaku butuh bantuan angin.
Hyun Joon
membertitaju Sun Woo soal pemikirannya tersebut. Sun Woo lalu menghubungi Kang
Ki Hyung, pelaku menaruh serbuk bakteri antraks di kipas ventilasi. Sun Woo
menemukan bakterinya di sana.
Kipas di
Gedung kemerdekaan selalu dihidupkan 10 menit sekali, sekarang berarti 8 menit
lagi. Kang Ki Hyung memerintahkan untuk menghentikan kipas ventilasi sekarang juga.
Hyun Joon menuju ruangan pengendali.
Petugas
yang biasanya melakukannya diperintahkan untuk mematikan, ia mengiyakannya tapi
masih mengedumel dibelakang. Ketika hendak mematikan.. kepalanya dipukul oleh
Choi Hu Sung.
Hentikan!.
Singkirkan tanganmu dari sana sekarang juga. Choi Hu Sung melemparkan sesuatu
ke Hyun Joon, lalu ia menghidupkan kipasnya dan kabur. Hyun Joon mematikan
kipasnya. Choi Hu Sung menghubungi Lee Seok Han, menyuruhnya melakukan tahap
selanjutnya sekarang.
Karena
Choi Hu Sung kabur, pasti ada rencana B. Kemunginan akan membuat angin
sendiri. Kapten Kang dan yang lain
menemukan mobil yang sama dengan yang pernah ada di taman waktu itu. Kang
Timjangnim meminta tim lapangannya mencari bantuan.
Mobil
tersebut dikendarai Lee Seok Han, ia melaju asal memasuki pelataran gedung. Sun
Woo
Berkeliling,
ia melihat Ha Eun sedang bermain, ia iba melihatnya lalu pergi.
Lee Seok
Han dibekukkan dengan mudahnya. Hyun Joon berhasil menemukan Choi Hu Sung, ia
bertarung sebentar dan kini Choi Hu Sung terpojok. Hu Sung hendak ditembak Hyun
Joon, tapi Hu Sung mengeluarkan sesuatu yang jika ditekan pasti akan
membahayakan banyak orang.
Sun Woo
mengecek isi mobil. Di bagasi ada bom di dalamnya. Hu Sung hendak menekannya
namun peluru dari penembak jitu mengenainya terlebih dahulu dari seberang
gedung.
Sun Woo
meminta Nana membuat semua jaringan diblokir. Semua alat elektronik mati,
termasuk ponsel para pengunjung. Sun Woo berhadapan dengan bomnya sekarang.
Pelaku
berencana menyebarkan bakteri dengan bom. Sebelum tim pembersihan menangani
bakteri antraksnya…, semua orang akan dalam bahaya.
“Kita bisa
menghentikan ledakan untuk sementara waktu…, tapi kita tidak bisa menghentikan
ledakan berikutnya. Ini akan terhubung ke kantor terdekat lima menit lagi. Lalu
jaringan akan aktif lagi. Kau harus keluar.” Jelas Nana
Sun Woo
tidak mau keluar dari mobil, Nana memarahinya. Sun Woo mengemudikan mencari
tempat teraman dari sini.
Jalanan
terblokir karena ada kecelakaan di sana. Sun Woo keluar dari mobil, ia membuka
bagasinya kembali. Memotreti bomnya.
Hyun Joon
menghubungi Sun Woo. Kalau salah tekan bom itu akan meledak. Waktunya tinggal
30 detik lagi.
“Kita
masih punya waktu, apa yang harus kulakukan?”
“Kau harus
menyingkirkan bahan peledak yang terhubung ke receiver dulu. Kalau kau salah
sentuh, itu akan meledak. Kabel merah” Perintah Hyun Joon
“Potong
kabel merah”.
Sun Woo
mengikuti instruksinya. “Kemudian kabel putih” Hyun Joon menuntun Sun Woo..
“Setelah
itu …potong kabel listrik yang tebal itu.”
“Sudah”
“Setelah
itu, …singkirkan semua kabel yang terhubung ke detonator dan bahan peledak.”
Sun Woo
sedikit ragu-ragu. “Kau bisa, kan?” Hyun Joon memastikan
Sun Woo
tanpa ragu memotonginya dengan cepat. 10 detik lagi.
“Sudah”
“Ambil
bahan peledaknya dari mobil. Cepat!”
Sun Woo
mengambilnya keluar.
“Halo. Ha
Sun Woo-ssi?” Hyun Joon panik karena Sun Woo tidak menanggapinya.
Vaksinnya
sudah ditemukan di rumah DR. Jang. Semua pasien bisa terselamatkan. Seo
memberikan keterangan pada media mengenai panyakit paru akut yang menggegerkan
baru-baru ini. Disebabkan oleh virus hemorrhagic (pendarahan) baru.
Han sudah
diberi vaksinnya, namun karena pendarahannya cukup dalam kita hanya bisa
menunggu perkembangannya.
Dua minggu kemudian…
Eun
lari-larian, pengasuhnya heran kenapa Eun suka dengan kimbab. Min Young bilang
ini karena dulu sehari sebelum meninggalnya orang tua Eun, mereka pernah janji
akan pergi piknik membawa kimbab.
Pengasuhnya
terperangah, dibalik cerianya Eun dengan kimbab ternyata ada cerita sedihnya.
Tim NCI
bersama Ha Eun dan dan Han Byul pergi piknik. Min Young membuat kimbab banyak
sekali. Nana berkomentar kalau Min Young menikah nanti harusnya punya anak
perempuan.
Kang Ki
Hyung tersenyum melihat Han Byul bermain dengan Hyun Joon, Nana dan Ha Eun. Min
Young mengomentari sudah lama Timjangnim tidak tersenyum seperti ini.
“Apa iya?”
“Hyun
Joon-ssi sepertinya dia pria yang baik. Gurunya Ha Eun bilang padaku… kalau
orang yang bawa radio menyuruh mereka keluar dari gedung…, dan orang itu bilang
dia ingin memeriksa mesin.”
” Hyun
Joon pasti akan melakukan hal serupa… jika ia ada di sana.”
“Apa
maksudnya?” Min Young tidak mengerti kemana arah pembicaraannya.
“Kim Hyun
Joon saat itu… ada di lantai dua”
“Berarti,
itu… orang yang menyuruh mereka keluar itu Sun Woo Sunbae?”
Saat itu
Sun Woo bilang ke gurunya Eun untuk keluar segera karena ada pemeriksaan mesin.
Terlalu berbahaya di sini.
Min Young
salah mengira yang mengatakannya ke guru Eun adalah Hyun Joon.
Sun Woo meletakkan
karangan bunga di dekat tiang listrik. Hyun Joon mendekatinya “Kau disini…”
“Keluarga
mereka pun… tidak tahu kenapa mereka harus dikorbankan. Seseorang tentu harus
mengingatnya.”
“Coba saja
kalau Han bisa datang.”
“Syukurlah
sebentar lagi dia boleh pulang dari RS.”
“Kenapa
kau tidak memberi tahu Min Young?”
“Memang
itu tugasku. Kau juga pasti akan begitu.” Jawab Sun Woo santai.
Lalu Sun
Woo meninggalkannya.
“Anginnya
sejuk sekali. Ayo jalan sama-sama.” Hyun Joon mengikuti Sun Woo.
Kim Hyun
Joon: “Keyakinan… adalah musuh kebenaran yang lebih berbahaya daripada
kebohongan.” Friedrich Nietzsche.
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea Criminal Minds Episode 6