Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea Save Me Episode 1 Part 1
Sinopsis Drama Korea Save Me Episode 1 Part 1
Adegan
pertama kita disuguhkan sebuah papan yang bertuliskan "Selamat datang di
kota yang penuh dengan semangat dan cinta, Muji".
Di jalan
yang sepi, mereka memasuki kota Muji (atau bisa jadi Provinsi). Saat itu
tiba-tiba turun hujan disertai petir.
Mereka
adalah keluarga Im. Sang Ayah Im Joo Ho, Ibu Kim Bo Eun, Kakak Im Sang Jin, dan
adik Im Sang Mi.
Di tempat
lain, ada sekumpulan orang yang sedang menyembah pria berkonstum putih. Mereka
memanggil pria itu Bapa Rohani (Namanya Baek Jung Gi).
"Jangan
Takut! Yang Maha Kuasa akan selalu bersama kalian. Jangan meragukan iman
kalian. Yang Maha Kuasa akan jadi penyelamat kalian.
"Kami
percaya!" Seru mereka semua dipandu oleh asisten Bapa Rohani, wanita yang
memakai baju kuning, Kang Eun Sil.
"Mereka
yang mencintai Yang Maha Kuasa, akan dibebaskan dari penyakit dan rasa sakit
melalui kekuatan mutlaknya. Apa kalian percaya itu?"
"Ya,
kami percaya!"
Mobil
keluarga Im tiba-tiba mengalami pecah ban, ayah dan ibu keluar untuk
memeriksanya. Mereka bingung apa yang harus dilakukan, terlebih ditengah hujan
lebat begitu.
Bapa
Rohani membawa seorang bapak Paruh baya, ia menyebutnya Tuan Park. Tuan Park
menderita kanker perut stadium akhir dan dokter RS besar Seoul menolaknya,
mengatakan dia tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup.
"Bagi
seorang pasien yang ketakutan karena kematian, Mereka mengatakan tidak bisa
mengobatinya, dan dia tidak akan bisa bertahan dari kanker, lalu mengirimnya
kembali. Apa menurut kalian, mereka melakukan hal yang benar?"
"Tidak!"
Jawab mereka berkali-kali.
Saat Ayah
dan Ibu masih di luar, ada dua motor yang melewati mereka dan tiba-tiba dua
motor itu butar balik mendekati mobil mereka. Ayah dan Ibu tegang dibuatnya.
Ayah
melindungi Ibu, meminta Ibu masuk kedalam mobil dan tetap bersama anak-anak.
Pengendara motor turun, mereka berempat, saling berboncengan dan memakai jas
hujan warna hitam.
Kembali ke
Bapak Rohani, menjelaskan bahwa Yang Maha Kuasa tidak akan pernah berpaling
dari pasien yang meminta bantuan padanya, dengan mengatakan dia tidak bisa
disembuhkan, dan tidak memiliki kesempatan untuk bertahan hidup. Dia tidak akan
mengirimnya ke lembah kematian yang gelap.
"Kami
percaya! Kami percaya!"
Han Sang
Hwan & Woo Jung Hoon
Seok Dong
Cheol &Han Sang Hwan
Ternyata
pengendara motor itu hanyalah para siswa. Mereka adalah Han Sang Hwan
(Taecyeon-2PM), Seok Dong Cheol (Woo So Hwan), Woo Jung Hoon (David Lee) dan
Choi Man Hee (Ha Hwe Jung).
Sang Hwan
yang memulai bertanya, apa ban mobil ayah bocor dan ayah mengiyakannya.
Im Sang Mi
menurunkan kaca mobil, bertanya pada ibunya apa semuanya baik-baik saja. Ibu
mengiyakan dan menjelaskan kalau anak-anak itu hanya ingin membantu, lalu Ibu
menyuruh Sang Mi menutup kacanya lagi, nanti basah.
Ayah
bertanya, apa ada bengkel mobil dekat sana. Jung Hoon mengeluarkan ponselnya
untuk menelfon. Ibu jadi tidak enak sduah merepotkan.
Sang Hwan
menjawab tidak apa-apa dan sebagian besar tempat disini memang, tutup setelah
jam 7 malam, dan juga tidak akan ada orang lain yang datang dalam hujan begini.
Jung Hoon
bicara dengan suara keras, "Ada orang yang bannya bocor, tepat di luar
kota kita. Oh baiklah. Aku mengerti. Cepatlah kesini."
"kenapa?"
tanya Sang Hwan.
"Dia
sedang BAB sekarang."
Lalu Jung
Hoon menjelaskan pada Ayah kalau pihak bengkel butuh waktu 30 menit untuk
sampai ke sana. Ayah tersenyum senang dan Ibu mengucapkan banyak terimakasih.
"Aku
tidak tahu bagaimana harus membayar kebaikan kalian." Lanjut Ibu.
"Itu,
Anda bisa.."
Sang Hwan
menepuk pundak Jung Hoon menghentikannya, ia mewakili teman-temannya pamit.
Dong Cheol
menoleh kebelakang sebelum pergi.
Sang Mi
bertanya pada kakaknya yang tampak sedang melamun, "Oppa. Apa kau
baik-baik saja?"
"Ya,
aku baik-baik saja."
"Jangan
khawatir. Tidak akan terjadi apa-apa."
"Aku
tidak khawatir tentang itu."
Sang Mi
lalu menggenggam tangan kakaknya.
Bapa
Rohani menepuk perut Tuan Par sambil membaca mantera (?).
"Dibawah
nama penyelamat kita, Yang Maha Kuasa. Aku akan mengeluarkan penyakit jahat
yang membuat anakku tercinta, Park Doo Young, menderita kesakitan. Dengan api
penyelamatan yang membara, kanker kotor yang berasal dari roh jahat ini akan
disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa dan menjadi bersih kembali seperti
salju."
Tiba-tiba
tangan Bapa Rohani yang ia gunakan untuk menepuk perut Tuan Park itu berdarah,
ia lalu mengangkat tangannya dan menunjukkan potongan sel kanker yang berhasil
ia ambil dari perut Tuan Park secara ajaib.
Semua
orang kontan memuji-muji Bapa Rohani sebagai juru selamat mereka.
4 sekawan
nongkrong di sebuah restoran. Jung Hoon memulai pembicaraan dengan membahas
orang yang dari Seoul tadi, terutama sih Sang Mi yang katanya sangat cantik.
Sang Hwan
dan Dong Cheol berdebat kalau tadi Sang Mi menatap mereka. Mereka bahkan
taruhan 10 dolar. Jung Hoon ketawa, mengklaim kalau Sang Mi tadi menembakkan
laser ke sajahnya.
"Ketika
aku melihat laser tersebut, aku menatapnya. Mata kita dibutakan." Lanjut
Jung Hoon.
Sontak
teman-temannya mekemparinya dengan camilan, kebanyakan ngayal.
Dong Cheol
melihat poster Ayah Sang Hwan dipajang di dinding restoran itu. Ayah Sang Hwan
mencalonkan Guberbur. Dong Cheol bertanya, apa Sang Hwan pikir ayahnya akan
berhasil kali ini?
"Tentu
saja, dia akan berhasil. Tidak ada orang yang memenuhi syarat seperti
dia." Jawab Jung Hoon.
"Benar."
Kata Dong Chaeol setuju.
Jung Hoon
memanggil Bibi pemilik restoran, apa minuman mereka sudah siap. Dan Bibi dengan
wajah kesal membawakan 4 gelas cola.
"Imo,
apa ini? Mengapa ini sangat hitam?" Tanya Jung Hoon.
"Apa
kalian ingin ke kantor polisi lagi?"
"Saat
itu, aku dalam kondisi yang tidak baik, jadi aku membuat kesalahan kecil."
"Kondisi
yang tidak baik"? Omong kosong apa itu. Kau bisa pergi ke tempat lain jika
kau tidak mau ini."
Mau tak
mau mereka pun minum cola itu. Semua berunding untuk meminumnya saja, tapi Man
Hee malah sudah menghabiskan miliknya lalu bersendawa keras. Semuanya melongo.
Mobil
keluarga Im di derek menuju bengkel dan dalam perjalanan itu, tidak ada satupun
yang bicara. Sepertinya semua sibuk dengan pikiran masing-masing. Ibu melihat
wajah Ayah yang tampak sedih, ia lalu bicara pada Sang Mi bahwa semua akan
baik-baik saja mewakili Ayah.
Ayah
menunggu di kantor bengkel untuk mengurus pembayaran, bertepatan ada seorang
pengantar JJajangmyeon. Si pengantar itu menatap Ayah penuh selidik.
Lalu
pemilik bengkel masuk mengatakan kalau semua sudah selesai, ayah pun
mengulurkan uang. Pemilik itu bertanya, apa Ayah pindah dari Seoul dan ayah
mengiyakan.
"Astaga,
mengapa Anda pindah pada cuaca seperti ini? Tapi mereka mengatakan, kita akan
beruntung jika pindah pada cuaca hujan begini." Kata Pengantar dan
dibenarkan oleh pemilik bengkel.
Ayah
permisi tapi pengantar menyusulnya, untuk promosi restorannya.
Setelah
sesi pengobatan, ada pesta, kali ini yang mengkondisikan adalah Jo Wan Tae. Ia
menyumbang lagu sambil menyerukan jargon mereka.
Nyonya
Kang mengantar Tuan Park yang ingin berterimakasih pada Bapa Rohani, saat ini
Bapa Rohani sedang menatap sebuah pohon yang tampaknya sangat tua.
"Tuan.
Tidak, Bapak Rohani. Terima kasih banyak telah menyelamatkan hidupku. Aku
bertanya-tanya bagaimana aku harus membalas kebaikan yang aku terima darimu
hari ini. Dan saat aku datang ke sini, aku mendendengar sesuatu dari Nyonya
Kang. Aku dengar ANda akan membangun sebuah gereja. Aku akan, dengan senang
hati membantumu."
Tuan Park
mengulurkan amplop uang tapi Bapa Rohani hanya tersenyum.
"Saudara.
Anda tahu nama pohon ini? Kami menyebut pohon ini.. "Pohon kepercayaan".
Seperti yang Anda lihat, pohon ini terlihat lemah, tua, tapi telah hidup selama
lebih dari 500 tahun, dengan cabang kokoh itu. Ini semua, berkat kebaikan Yang
Maha Kuasa dan yang biasa kita kenal dengan keajaiban."
"Aku
percaya." SUara lirih Nyonya Kang.
"Saudara.
Aku hanya seorang hamba Yang Maha Kuasa. Jadi Anda tidak perlu berterima kasih
padaku. Yang perlu kau lakukan hanyalah berdoa kepada Yang Maha Kuasa karena
telah menunjukkan padamu sebuah keajaiban hari ini."
Bapa
Rohani pergi.
Jo Wan Tae
kelihatan tidak menikmati pesta itu ia terus celingukan mencari-cari seseuatu
atau lagi menunggu seseorang ya?
Nyonya
Kang meminta amplop itu pada Tuan Park.
Keluarga
Im sudah sampai di alamat yang dituju tapi rumahnya diluar perkiraan mereka.
Itu adalah rumah kosong yang tidak layak huni, ancur banget pokoknya.
Sang Mi
bertanya, apa benar alamatnya itu. Ayah membenarkan, lalu ia turun untuk
menelfon.
Ibu ikut
turun karena cemas, semuanya baik-baik saja kan. Ayah menjelaskan kalau Sung Ho
tidak mengangkat telponnya.
"Sayang,
bagaimana jika.."
"Tidak.
Sung Ho tidak akan melakukan hal seperti itu. Aku akan mencoba menelponnya
lagi."
Petugas
polisi Choi mendapat laporan bahwa ada seorang pria mabuk berusia 40-an,
menyebabkan kekacauan di depan terminal bus.
Petugas
Choi langsung membangunkan Sersan Woo yang tertidur di sampingnya. Karena
Sersan Woo tidak bangun-bagun juga, Petugas Choi terpaksa berteriak dan
memukulnya.
"Ah,
kulitku hampir saja terlepas. Mengapa? Apa yang terjadi?"
"Kita
mendapat telepon ada pria yang mabuk. Banyak orang mabuk di sini. Perutku
sangat sakit sekarang."
Sersan Woo
kembali tidur lagi tapi Petugas Choi tetap memaksanya bangun.
Pria mabuk
itu benar-benar brutal sampai naik ke mobil polisi dan mengencinginya. Sersan
Woo habis kesabaran ia turun untuk menyeret pemabuk itu tapi malah ia yang
dikencingi. Tapi Sersan Woo tidak menyeran sama sekali.
4 sekawan
selesai minum cola pada jam 11 malam. Jung Hoo mengajak yang lain ke suatu
tempat lagi berhubung ini weekend, tapi tiba-tiba mobil polisi tadi datang.
Sersan Woo
sepertinya ayahnya Jung Hoo. Jung Hoo takut gitu saat Sersan Woo memanggilnya.
"Kau
tidak membuat masalah, bukan?"
"Tentu
saja."
"Kau
tahu apa yang terjadi jika mengendarai sepeda motor dengan mabuk, bukan?"
"Aku
akan mati."
"Dan
kau harus menelepon ibumu jika terlambat pulang."
"Aku
baru saja mau menelpon Ibu. Ayah, apa yang terjadi pada wajahmu?"
"Banyak
bicara. Yang kau lakukan hanya banyak bicara. Dan juga kalian sekarang sudah
SMA, jadi belajarlah dengan serius. Mengerti?"
"ya."
Sersan Woo
bertanya pada Sang Hwan, apa ayah Sang Hwan baik-baik saja? Sang Hwan
mengiyakannya.
"Dia
satu-satunya orang hebat di kota ini. Aku tahu dia akan terpilih sebagai
Gubernur."
"Iya,
terima kasih."
Si pemabuk
itu ternyata ada di dalam mobil pilisi dan sekarang malah muntah disana. Sersan
Woo pun menyuruh Petugas Choi segera menjalankan mobil.
"Semuanya,
Yang Maha Kuasa akan menyelamatkan kita. Apa kalian semua percaya?" Ujar
Jo Wan Tae.
"Ya,
kami percaya!"
Wan Tae
tidak sendiri ia bersama seseorang yang namanya, Jo Wan Duk. Kayaknya mereka
saudara deh, menngingat nama mereka mirip.
Lalu mobil
polisi datang, sepertinya ini yang ditunggu Wan Tae sejak tadi, ia langsung
kode-kode pada Wan Duk.
Sersan Won
dan Petugas Choi disambut oleh Nyonya Kang. Nyonya kang menyajikan teh untuk
mereka. Sersan Choi sedikit gombal, katanya tiap ketemu Nyonya Kang, wajah
Nyonya kang semakin terlihat lebih muda.
"Di
sini, kami memiliki mata air yang membuat kau menjadi lebih muda." Jawab
Nyonya Kang.
"Maksudmu
Air Kehidupan?"
"Iya.
Yang Maha Kuasa telah menganugerahkannya kepada kami."
"Petugas
Choi. Kau harus meminumnya juga, bukan begitu?"
"Sersan,
hentikan." pinta Petugas choi.
Bapa
Rohani datang, Sersan Choi minta maaf karena sering mengganggu Bapa Rohani
seperti ini.
"Tolong
jangan berkata begitu. Kau membantu jiwa yang hilang untuk kembali ke Yang Maha
Kuasa lagi. Kami sangat berterima kasih."
"Aigoo,
tidak sama sekali. Sejak kau datang ke Muji-gun, Kota ini bersih dari orang
miskin dan tunawisma. Kami yang harusnya berterima kasih."
Won Tae
bergabung dengan mereka. Lalu Bapa Rohani bertanya pada Nyonya Kang, berapa
banyak sisa ekstrak tanduk rusa mereka?
"Kita
sudah memberikannya kepada orang tua hari ini, tapi kita masih punya sekitar 20
kotak." Jawab Nyonya Kang.
Bapa
Rohani minta maaf karena menawarkan barang sisa pada Sersan Woo. Sersan Woo
tidak masalah soalnya mereka juga dilarang menerima hadiah.
Won Tae
menjelaskan, ini bukan suap. Sersan Woo kan telah bekerja keras siang dan malam
demi keamanan kota ini. Mereka bahkan tidak menawarimu uang. Jadi tolong anggap
hadiah ini sebagai sesuatu yang ditawarkan kerabat.
Nyonya
Kang bicara pada Petugas Choi, ia mendengar punggung Ibu Petugas Choi terluka.
Petugas Choi kaget, lalu memandang Sersan Woo dan akhirnya mengatakan ya.
"Yang
Maha Kuasa mengatakan hal baik harus dibagi di antara tetangga. Ini bukan dari
kami. Yang Maha Kuasa yang memberikannya padamu. Jadi tidak apa-apa."
Jelas Nyonya Kang.
Bapa
Rohani menengahi, "Jangan terima jika ini membuat kalian merasa tidak
nyaman. Kami menawarkannya kepada kalian dengan niat baik, tapi kami tidak
ingin membuat kalian tidak nyaman."
"Benar
begitu? Astaga, banyak mata yang sering melihatku. Aku tidak ingin ada yang
bergosip tentang ini. Makan sesuatu yang tidak baik saja bisa menyebabkan
cegukan." Jawab Sersan Woo senang.
Tapi
sepertinya Won Tae merasa tidak puas.
4 sekawan
melanjutkan acara malam mereka dengan pergi ke pemandian umum.
Sepertinya
di pemandian umum itu juga keluarga Im bermalam. Ibu tidak makan, katanya
perutnya sedikit tidak enak. Sang Mi lalu menanyakan dimana ayah.
Ayah
menyendiri di tangga untuk menelfon Sung Ho dan ternyata benar, Sung Ho
menipunya dan saat ini Sung Ho ada ditempat judi.
Ayah
mencoba menghubungi Sung Ho lagi karena tiba-tiba telfonnya diputus tapi ponsel
Sung Ho mati.
Sang Mi
tiba-tiba memanggil ayahnya. Ternyata daritadi Sang Mi ada disana mendengar
semuanya.
4 sekawan
main tembak-tembakan, dimana sepertinya itu dikhususkan untuk anak-anak karena
dibelakang mereka ada beberapa anak yang mengantri.
Mereka
melihat Sung Mi dan ayahnya lewat, mereka langsung membuntuti. Mereka heran
kenapa Sang Mi ada disana padahal mau pindah (tadi mereka melihat barang-barang
bawaan keluarga Sung Mi).
Mereka
mendorong Jung Hoon untuk mencaritahu tapi saat Jung Hoon keluar dari tempat
persembunyian mereka, keluarga Sung Mi malah tidak ada.
Ayah
mencari pekerjaan di peternakan sapi disana. Tapi setiap orang yang ia tanya
bilang tidak membutuhkan tenaga.
Kebetulan,
disana sedang ada kampanye ayah Sang Hwan.
"Semuanya,
aku Han Yong Min, kandidat nomor dua!"
Disana
Ayah Sang Hwan sepertinya mempunyai banyak pendukung, mereka berharap ayah Sang
Hwan terpilih sekali lagi.
"Terima
kasih atas dukunganmu. Seperti yang sudah kalian ketahui, sapi Muji adalah yang
terbaik di negara kita. Jika kalian mendukungku saat ini, aku berjanji secara
aktif akan mendukung kalian dalam mempromosikan kota ini untuk menarik
wisatawan."
Ayah Sang
Hwan lalu menyalami Ayah Sang Mi, berjanji akan membuat Muji-gun menjadi kota
bagi orang-orang pengangguran bisa terus menjalani hidupnya. Dan tiba-tiba
setelah Ayah Sang Hwan pergi, seseorang memanggil Ayah Sang Mi untuk memberinya
pekerjaan.
Bapa
Rohani kembali melakukan sesi pengobatan.
"Tubuh
kalian yang sakit akan disembuhkan, dan menjadi tubuh yang sehat dan baru. Atas
nama Yang Maha Kuasa, tubuhmu yang sakit akan menjadi sehat lagi seperti tubuh
yang baru."
Nyonya
Kang dan Wan Tae gencar mendekati orang-orang. Mereka memberikan minuman yang
dicampur oleh sesuatu.
==Rumah
Perlindungan untuk Orang Tua==
Bapa
Rohani tersenyum berdiri di depan gedung itu, tak tahu apa yang ia lihat atau
pikirkan.
4 sekawan
akan menyebabkan masalah lagi seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini sasarannya
adalah motor.
4 sekawan
mengecat salah satu motor yang terparkir rapi, tapi mereka ketahuan jadi segera
kabur.
Pemilik
motor itu adalah siswa SMA juga.
"Hei,
aku sudah tandai wajah kalian! Aku sudah melihat wajah kalian." Peringatan
pemilik motor itu lalu mengejar 4 sekawan yang naik motor.
Pengantar
JJajangmyeong kebetulan melihat kejadia itu, ia melongio, "Astaga, mereka
luar biasa."
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea Save Me Episode 1 Part 2