Sinopsista.Com - Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 2 Part 2
Baca Episode Sebelumnya Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 1
Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 2 Part 2
Di dalam
restoran Ji Tae dan pacarnya sedang makan bersama.
“Tentu
saja. Kita sudah berpacaran selama empat tahun.” Jawab Ji Tae.
“Empat
tahun? Kenapa kita masih bersama?” tanya Soo A.
“Aku tidak
tahu. Hubungan kita bertahan begitu lama.” Jawab Ji Tae.
“Kau tidak
akan bosan melihatku?” tanya Soo A.
“Jangan
bertele-tele. Langsung saja katakan apa yang mau kau katakan.” Pinta Ji Tae.
Soo A pun
mengajak Ji Tae ke klub malam ini, namun Ji Tae menolak dengan alasan punya
firasat Ji An gagal diangkat menjadi pegawai tetap, jadi ia harus ada di rumah
sebelum makan malam. Soo A kecewa, ia tanya apa yg mau dilakukan Ji Tae pada Ji
An.
“Berpura-pura.
Aku anak sulung. Harus bersamanya. Aku tidak bisa melakukan atau mengatakan apa
pun, tapi aku kakaknya.” Jawab Ji Tae.
Ji Ho
kerja part time di mall. Dia lagi melayani pelanggan yang mau beli sepatu. Si
pelanggan senyum2 karena wajah ganteng Ji Ho. Tak lama kemudian, Ji Ho dapat
telepon soal pekerjaan malam ini, tapi dia tolak karena punya firasat soal
kegagalan Ji An.
Ji Soo yg
masih nangkring di kafe Mr. Sun nya juga langsung pergi, pas sadar Ji An gak
menghubunginya. Uniknya, baik Ji Soo dan Woo Hyuk ngehubungin org yg sama di
waktu bersamaan, tapi sayang yang dihubungin malah mematikan ponselnya.
Sebelum
pergi, Ji Soo mengambil ponsel Woo Hyuk dan men-save nomornya di sana, karena
mereka gak bakal ketemu lagi. Ternyata, Woo Hyuk bukan lah pemilik kafe itu,
dia hanya seorang arsitek yang men-desain kafe itu dan ikut membantu di hari
pertama kafe itu buka.
Ji Soo akhirnya
tiba di rumah. Ia, Ji Tae dan Ji Ho pun cemas karena Ji An masih belum pulang.
Tak lama, Ji An pulang. Ji Soo kaget melihat Ji An memakai masker. Tanpa
berkata apa2, Ji An langsung masuk ke kamar sang ibu.
Sang ibu
nampak berbaring. Ia beralasan, sedang flu dan habis minum obat jadi mengantuk.
Ji An heran karena ibunya tidak menanyakan apapun soal pekerjaannya. Sang ibu
pun berkata, bahwa dirinya sudah tahu Ji An tidak mendapatkan pekerjaan itu
karena Ji An tidak mengabari mereka. Ji An jadi merasa, sang ibu sebenarnya
tengah kecewa. Namun Nyonya Yang meyakinkan Ji An kalau ia tidur karena demam,
bukan kecewa.
“Aku
mengundurkan diri, bukannya mereka tidak mempekerjakanku. Mereka ingin
menempatkanku ke kota lain. Di Masan pula. Ibu tahu aku membenci tempat itu.”
ucap Ji An.
“Ibu
tahu.” jawab Nyonya Yang.
“Jadi,
kubilang aku tidak akan menerima pekerjaan itu dan mereka menyiapkan pesta
perpisahan untukku.” Ucap Ji An lagi.
“Bagus.
Masih banyak perusahaan lain.” Jawab ibu.
Ji An
lantas beranjak keluar dari kamar ibunya dan langsung disambut oleh ketiga
saudaranya. Melihat baju Ji An yang kotor, Ji Tae pun cemas. Ji Tae makin cemas
karena tidak melihat tas Ji An. Ji An beralasan, karena terlalu banyak minum
jadi ia tersandung dan jatuh sementara tasnya tertinggal di mobil temannya.
Ji Ho
mengajak Ji An minum soju, tapi Ji An menolak dan memilih masuk ke kamar. Ji Ho
ingin menyusul Ji An, tapi dilarang Ji Tae supaya Ji An bisa menenangkan diri
dulu. Ji Ho pun kesal. Dia bersumpah akan menghancurkan Haesung Group besok.
Ji Soo
masuk ke kamar dan melihat sang kakak sedang mencari lowongan pekerjaan di
internet. Ji Soo menyuruh kakaknya berhenti.
“Kakak
sudah memberiku banyak uang selama bertahun-tahun. Jadi karena aku sudah
mendapatkan pekerjaan, aku akan memberikan kakak uang jajan.” Ucap Ji Soo.
Tiba2
saja, Ji An teriak kalau ia sudah berhasil menemukan lowongan pekerjaan. Saat
itulah, Ji Soo menarik masker kakaknya dan terkejut melihat wajah kakaknya
lebam2. Ji Soo pun marah. Ji An menyuruh Ji Soo diam. Tak lama kemudian, ia
keluar kamar untuk mandi dan minta Ji Soo mengabari ayah mereka.
Terkejutlah
Tuan Seo mengetahui kegagalan Ji An. Ia heran sendiri, kenapa Ji An bisa gagal.
Keesokan
harinya, Ji An datang ke kantor untuk menyelesaikan tugasnya sekaligus
mengambil barangnya, namun kartu pegawainya sudah gak berlaku. Ji An pun
terkejut melihat barang2nya sudah ada di resepsionis. Ia gak menyangka,
teman2nya sudah mengepak barangnya dan menitipkan barangnya di resepsionis.
Hasil test
DNA akhirnya keluar. Salah satu dari sampel yang diuji terbukti sebagai anak
kandung Nyonya No. Tak lama kemudian, yang ngirimin paket soal Eun Seok menelpon.
Nyonya No mengerti, ia langsung tanya berapa yang orang itu inginkan.
Tuh kaan
bener, yg ngirimin paket soal Eun Seok adalah wanita yang ngasih masker ke
Nyonya Yang. Ia pun berjanji, akan mengirimkan nama dan alamat Eun Seok jika
Nyonya No mau memberinya satu juta dollar lebih. Nyonya No setuju dan mengaku
akan memberikan uangnya satu jam lagi. Wanita itu dan juga suaminya langsung
senang.
Do Kyung
kesal luar biasa karena Ji An gak bisa dihubungi.
Setelah
mendapatkan uangnya, wanita itu langsung mengirimkan nama Ji An dan Ji Soo
serta alamat mereka pada Nyonya No.
Setelah
mengirimkan pesan itu, wanita itu dan suaminya bergegas melarikan diri. Namun
ia pun terkejut ketika beberapa pria menerobos masuk ke rumahnya, dan makin
terkejut setelah melihat Nyonya No. Ia tidak menyangka No berhasil
menemukannya.
Ternyata
saat di rumah sakit, Nyonya No menyuruh seketarisnya membuntuti si pemeras. Ia
yakin, si pemeras akan langsung menghubunginya setelah hasil tes DNA keluar.
Begitu si pemeras menghubunginya, Nyonya No pun memastikan agar si pemeras
tidak mematikan ponsel supaya bisa dilacak.
“Jo Soon
Ok…” ucap Nyonya No sembari membaca KTP wanita itu.
“25 tahun
lalu, 19 Agustus 1992. Katakan alasanmu menculik putriku dan kenapa sekarang
putriku bisa bersama Seo Tae Soo?” tanya Nyonya No.
Nyonya No
juga menampar Soon Ok. Soon Ok pun ketakutan dan mengaku kalau ia hanya orang
suruhan. Setelah diancam Nyonya No, akhirnya Soon Ok pun menceritakan semuanya.
Nyonya No
menuju ke mobilnya. Seketaris Nyonya No ingin tahu apa Soon Ok sudah
menceritakan semuanya. Nyonya No diam saja. Seketaris Min pun sudah tau
jawabannya hanya dengan melihat sorot mata Nyonya No. Seketaris Min lantas
menyuruh Nyonya No cerita pada Tuan Choi. Nyonya No bilang ia akan
menceritakannya nanti.
Ji An yg
baru pulang bekerja dari restoran ayam, langsung merebahkan tubuhnya di kasur.
Ji Soo pun terkejut melihat tangan sang kakak yang melepuh, ditambah lagi
tangan kakaknya bau ayam. Ji Soo juga protes karena Ji An tidak menjawab
teleponnya. Ji Soo lalu menyuruh Ji An mandi.
Saat Ji An
mandi, Ji Soo pun memeriksa ponsel kakaknya. Ia curiga ponsel kakaknya tidak
rusak. Dan benar saja, ponsel kakaknya memang tidak rusak. Begitu ponsel sang
kakak nyala, Ji Soo mendapati pesan yang masuk dari grup chat kantor sang
kakak. Ji Soo pun kesal membaca pesannya. Ia tidak mengerti bagaimana bisa
mereka menagih pekerjaan setelah memecat sang kakak.
Ji Soo
juga menerima pesan suara. Terdengarlah suara Do Kyung yang meminta Ji An
segera membayar ganti rugi karena sudah merusak mobilnya. Do Kyung juga mengaku
tak peduli kalau itu bukan mobil Ji An.
Ji Soo pun
salah paham. Ia pikir, yang memukuli kakaknya adalah Do Kyung. Hahah…
Ji Soo
lantas meletakkan stiker di ponselnya ke ponsel Ji An dan meletakkan ponselnya
yang tak berstiker ke dalam tas Ji An.
Do Kyung
yang baru nyampe di ruangannya menerima pesan dari ponsel Ji An. Ia pun terkejut dan tertawa
tidak percaya Ji An mengajaknya ketemuan di sebuah taman.
Sampe di
taman, Do Kyung nyari2 Ji An. Karena gak menemukan Ji An, ia pun menghubungi Ji
An. Tiba2 saja, Ji Soo nongol dan memotret Do Kyung. Ji Soo juga ngomelin Do
Kyung yang sudah mengancam kakaknya, tapi dia ngomelnya kayak lagi ngapalin
teks. Ji Soo mengancam akan menyebarkan foto2 Do Kyung jika Do Kyung masih
berani mengancam kakaknya. Tapi Do Kyung dengan mudahnya merebut ponsel Ji An
di tangan Ji Soo. Do Kyung bilang Ji Soo salah orang, tapi Ji Soo yakin Do
Kyung lah yg mengganggu kakaknya.
Setelah Do
Kyung menjelaskan apa yang terjadi, Ji Soo pun malu setengah mati sudah salah
menuduh org. Ji Soo lalu memberitahu Do Kyung kalau kakaknya sudah berhenti
bekerja. Do Kyung pun kaget.
Cerita
lalu beralih ke Nyonya No yang melihat Ji Soo bekerja di toko roti.
“Seo Ji An
dan Ji Soo adalah putri kembar Tae Soo. Dia pergi ke Timur Tengah pada Agustus
1992. Tetangga lamanya bilang salah satu putri kandungnya tewas. Mereka tidak
tahu putri yang mana. Golongan darah keduanya O.” ucap Seketaris Min pada
Nyonya No.
Dan
sekarang, Nyonya No sudah berada di depan restoran ayam Ji An.
“Belum
lama ini, Ji An bekerja di Tim Pemasaran Perusahaan Haesung.” Ucap Seketaris
Min.
Nyonya No
pun kaget. Ia tidak menyangka Ji An pernah bekerja di perusahaannya.
Sementara
itu, Nyonya Yang lagi telponan sama suaminya. Tuan Seo marah tau Ji An kerja
part time. Ia pun meminta Nyonya Yang menyuruh Ji An istirahat dulu. Nyonya
Yang bilang, Ji An tidak mau mendengarnya.
Tak lama
kemudian, Hae Ja pun datang dan langsung melengos ke kamar mandi. Nyonya Yang
pun menyudahi pembicaraannya dengan Tuan Seo karena Hae Ja datang. Setelah itu,
masuklah Nyonya No.
Nyonya No
memberikan kartu namanya. Nyonya Yang terkejut tahu Nyonya No CEO Perusahaan
Hae Sung.
“Mungkin
kau memang CEO, tapi aku tidak mengundangmu masuk.” Ucap Nyonya Yang.
“Aku harus
meminta izin dari orang yang menculik putriku?” ketus Nyonya No.
Nyonya
Yang bingung, apa maksudmu?
“Seo Ji
An, Seo Ji Soo. Aku tahu salah satunya bukan putri kandungmu. Aku tahu, jadi,
katakan. Mana yang bukan putri kandungmu?” tanya Nyonya No.
Nyonya
Yang pun tercengang, namun ia tidak mau mengaku dan mengatakan Ji An dan Ji Soo
adalah putri kembarnya.
“Salah
satu putrimu meninggal. Pada tahun 1992. Beraninya kau menculik putriku dan
bersikap seakan-akan dia putri kandungmu!”
“Apa
buktinya? Kenapa kau menuduh kami menculik putrimu? Bisa kamu buktikan?”
“Aku sudah
melakukan tes DNA. Aku tahu salah satu dari dua gadis itu adalah putriku. Sudah
25 tahun. Setiap pagi, aku bangun dan meyakinkan diriku bahwa dia sudah
meninggal. Aku melakukannya selama 25 tahun. Karena kecerobohanmu. Kau
menemukannya di jalan? Beraninya Kau membawanya pulang dan membesarkannya!’
“Ji An dan
Ji Soo adalah putri kembarku. Kau keliru!”
“Lantas
aku aku harus menghubungi dan meminta sampel DNA mereka.” Ancam Nyonya No.
“Untuk apa
kau melakukan itu? Apa hakmu?” tanya Nyonya Yang.
“Karena
aku seorang ibu. Aku ibu salah satu gadis itu. Yang mana? Jangan menyiksaku
lebih lama, Mi Jung-ssi. Putriku yang
mana? Yang mana? Putriku yang mana?”
“Ji An!”
teriak Nyonya Histeris.
Nyonya No
tercengang, Ji An?
Baca Episode Selanjutnya Sinopsis Drama Korea My Golden Life Episode 3